Anda di halaman 1dari 64

Bulan Kitab Suci Nasional 2019 - Keuskupan Surabaya

MENGHIDUPI
SEMANGAT KENABIAN
SEBAGAI MURID KRISTUS YANG MEMASYARAKAT

Pendalaman Kitab Suci


KATEGORI ORANG MUDA
(O M K)
Menghidupi Semangat Kenabian
Sebagai Murid Kristus Yang Memasyarakat

Disusun oleh Tim Komisi Kerasulan Kitab Suci


Keuskupan Surabaya - 2019

Nihil Obstat :
R.D. Alexius Kurdo Irianto, Kepala KKP Keuskupan Surabaya
Surabaya, 30 Juni 2019

Imprimatur :
R.D. Yosef Eko Budi Susilo, Vikaris Jendral Keuskupan Surabaya
Surabaya, 4 Juli 2019

Bahan ini boleh diperbanyak sendiri untuk kepentingan pertemuan kelompok umat
di wilayah Keuskupan Surabaya.
Kata Pengantar

Gereja Keuskupan Surabaya kembali akan mengadakan Musyawarah


Pastoral (MuPas) pada bulan Oktober 2019 nanti. Sudah sejak tahun
lalu pelbagai kegiatan umat diarahkan untuk mempersiapkannya.
Tema besar MuPas 2019 adalah : “Dengan Semangat Arah Dasar
Mendewasakan Paroki yang Berakar pada Lingkungan di Tengah
Masyarakat”.
Dengan semangat mempersiapkan MuPas tersebut, tema dan bahan
Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) di Keuskupan Surabaya disusun
dengan berpangkal pada rumusan Arah Dasar. Tema BKSN 2019
adalah : “Menghidupi Semangat Kenabian Sebagai Murid Kristus
Yang Memasyarakat”.
Gagasan pokok tema tersebut pertama-tama hendak mengajak umat
Keuskupan Surabaya merefleksikan semangat kenabian yang
selayaknya senantiasa dihidupi oleh setiap orang kristiani. Kesadaran
akan tugas kenabian adalah hal mendasar untuk menghidupi
semangat kenabian sebagai seorang murid Kristus. Pada dasarnya
setiap murid Kristus diutus untuk mewartakan kehendak Allah dalam
hidup keseharian. Inilah salah satu bentuk keterlibatan murid dalam
tri tugas Kristus : Sang Nabi, Imam, dan Raja.
Hal kedua yang hendak direfleksikan adalah konteks hidup kita
sebagai murid Kristus. Seorang murid Kristus ada dan hidup di tengah
dunia bersama masyarakat sekitarnya. Dalam konteks Asia, termasuk
secara khusus di Keuskupan Surabaya, realitas hidup murid Kristus
kerap langsung berjumpa dengan persoalan kemiskinan serta
pluralitas agama dan budaya. Inilah medan konkret para murid
Kristus dalam menghidupi semangat kenabiannya. Seorang nabi tidak
boleh berdiam diri saat berhadapan dengan keprihatinan dan
harapan masyarakat jika ia mau setia pada penghayatan iman
kristianinya sebagai murid Kristus. Menghidupi semangat kenabian di
tengah masyarakat berarti menghidupi panggilan dan perutusan
sebagai murid. Itu berarti kita diundang untuk berani mewartakan
dan mewujudkan kehendak Allah di tengah situasi dan persoalan
kemiskinan, pluralitas agama serta budaya.
Untuk mengolah tema BKSN ini, bahan bacaan dan refleksi atas Kitab
Suci diambil dari kisah Nabi Yunus. Dengan membaca seluruh kisah
Nabi Yunus, semoga kita dapat memperoleh inspirasi untuk
merefleksikan, membangun kesediaan, dan menghidupi tugas
kenabian kita sebagai murid-murid Kristus yang hidup di tengah
masyarakat. Seluruh isi kisah dalam Kitab Yunus akan dibagi dalam
empat pertemuan dengan sub-tema :
Pertemuan I : Panggilan Kenabian Yunus (1:1-17)
Pertemuan II : Pergulatan Iman Yunus (2:1-10)
Pertemuan III : Buah Kenabian Yunus (3:1-10)
Pertemuan IV : Kesadaran Baru Yunus (4:1-11)
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mempersiapkan bahan pertemuan pendalaman ini, khususnya para
anggota Komisi Kerasulan Kitab Suci Keuskupan Surabaya. Bahan
pertemuan disiapkan untuk kategori dewasa, kaum muda, remaja,
dan anak-anak. Sesuai kategori kelompok, metode pertemuan juga
sudah dicantumkan di dalamnya untuk membantu para pemandu.
Akhirnya, semoga bahan pendalaman Kitab Suci selama BKSN 2019
ini dapat membantu kita untuk mendengarkan Sabda Tuhan dan
memahami kehendak-Nya. Segala aktifitas berkaitan dengan BKSN
2019 di Keuskupan Surabaya dapat dibagikan pula lewat media sosial
dengan mencantumkan hashtag :
#bksn19ksby
#bksn19ksby_omk
#bksn19ksby_rekat
#bksn19ksby_biak
Adalah kegembiraan kita bersama, umat Keuskupan Surabaya, bila
kita boleh menikmati kehidupan bersama dengan Allah dan
menghidupi perutusan kenabian masing-masing sebagai murid
Kristus yang memasyarakat.

Surabaya, 29 Juni 2019


Komisi Kerasulan Kitab Suci - Keuskupan Surabaya
Daftar Isi

Kata Pengantar 3

Gagasan Pendukung 7
Nabi Yunus; Berlari untuk Kembali 8
1. Nabi Dalam Tradisi Kitab Suci 8
2. Warta Kenabian Kitab Yunus 11
3. Menghidupi Semangat Kenabian 15

Bahan Pendalaman KS 19
Metode 7 Langkah 20
Pertemuan 1
Panggilan Kenabian Yunus (Yunus 1:1-17) 25
Pertemuan 2
Pergulatan Iman Yunus (Yunus 2:1-10) 36
Pertemuan 3
Buah Kenabian Yunus (Yunus 3:1-10) 45
Pertemuan 4
Kesadaran Baru Yunus (Yunus 4:1-11) 54
MENGHIDUPI
SEMANGAT KENABIAN
SEBAGAI MURID KRISTUS YANG MEMASYARAKAT

“Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu,


dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu.”
(Yunus 3:2)

Gagasan Pendukung
Nabi Yunus
Berlari untuk Kembali

Berlari untuk kembali… Mungkin itu frase yang menggambarkan


pengalaman kenabian Yunus. Jika Allah telah memanggil seseorang
untuk menjadi nabi, ke mana pun ia lari… tak ada lagi tempat untuk
bersembunyi. Ia kembali... dan tunaikan tugasnya selaku seorang
nabi, utusan ilahi.
Dalam pendalaman Kitab Suci selama kegiatan BKSN 2019 kita akan
membaca dan merefleksikan Sabda Tuhan dengan bercermin pada
kisah Nabi Yunus.

1. Nabi Dalam Tradisi Kitab Suci


Tema Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) 2019 yang dilaksanakan di
Keuskupan Surabaya mengacu pada kata kunci : kenabian. Kata ini
merujuk pada istilah atau sebutan nabi dalam tradisi Kitab Suci.
Bagian pertama ini disajikan untuk membantu pemahaman kita
tentang kata kunci ini.

A. JATI DIRI NABI

Dalam kerangka perjanjian antara bangsa Israel dan Allah, sosok nabi
hadir sebagai bentuk penyertaan dan bimbingan Allah bagi umat-Nya
dalam sejarah. Berkat kasih-Nya, Allah tidak mau membiarkan Israel
berjalan tanpa arah, apalagi tersesat. Saat Israel menyimpang dari

8
jalan yang dikehendaki-Nya, bahkan meninggalkan perjanjian-Nya,
Allah mengingatkan mereka. Ketika Israel dirundung kesedihan, Ia
menghibur mereka; ketika umat kehilangan semangat, Ia
membangkitkan semangat dan harapan mereka.
Bagaimana Allah menyampaikan kehendak-Nya dan melakukan itu
semua? Tentu saja Ia tidak langsung berbicara kepada mereka. Allah
mengangkat orang-orang tertentu menjadi juru bicara. Mereka inilah
yang kita kenal sebagai sosok nabi. Nabi adalah utusan Allah di tengah
umat untuk menyampaikan pesan-Nya kepada mereka.

B. PILIHAN ALLAH

Nabi adalah orang pilihan Allah. Karena Allah yang memilih, seorang
nabi menjadi hamba-Nya. Seluruh diri dan hidupnya diabdikan bagi
tugas yang dipercayakan Allah kepadanya (bdk. Hos 1-3; Yeh 24:15;
Yes 8:1; 7:3).
Allah pun bisa memilih siapa saja yang dikehendaki menjadi utusan
atau juru bicara-Nya. Amos adalah peternak dan pemungut buah ara
di hutan. Yeheskiel dan Yeremia adalah golongan imam (Yeh 1:3; Yer
1:1). Yesaya berasal dari golongan atas dalam masyarakat (Yes 7:3).

C. TUGAS NABI

Sebagai juru bicara Allah, seorang nabi menyampaikan Firman Allah


kepada manusia (bdk Yer 1:9; Kel 4:14-17). Ia tidak bisa berbicara
sesukanya, melainkan hanya menyampaikan apa yang dikehendaki
Allah dan berbicara sejauh Allah menghendakinya. Kalau Allah tidak
menghendaki seorang nabi berbicara, ia akan diam, sampai Allah

9
mengutusnya untuk berbicara lagi (bdk Am 3:8; Yes 8:11; Yer 20:7;
Yeh 3:12).
Firman Allah disampaikan oleh para nabi dengan pelbagai cara. Cara
yang paling umum adalah melalui bibir mereka dalam bentuk
pewartaan lisan. Namun hidup para nabi pun dapat dipakai oleh Allah
untuk menyampaikan kehendak-Nya (bdk Yer 16:1-9; Hos 1:2).

D. NABI SEJATI & NABI PALSU

Tak jarang saat masih hidup dan berkarya para nabi mengalami
penolakan. Orang pun bingung membedakan antara nabi sejati dan
nabi palsu. Para nabi palsu biasanya berusaha agar apa yang mereka
katakan diterima oleh banyak orang sehingga mereka mendapatkan
keuntungan pribadi. Sebaliknya, nabi sejati mengatakan apa yang
dikehendaki oleh Allah tanpa peduli apakah kata-katanya didengar
atau tidak.
Kesejatian panggilan dan pewartaan nabi dapat dikenali dari pelbagai
hal. Pertama, nabi sejati menerima panggilan dari Allah. Kata-katanya
tidak berasal dari pikirannya sendiri, melainkan berasal dari Allah
yang menyampaikan firman kepadanya.
Kedua, nabi sejati kerapkali tidak dengan mudah dan sukarela
menerima panggilan itu. Tak jarang, panggilan kenabian
bertentangan dengan kehendak pribadinya (bdk Yes 6; Yer 1).
Perasaan tak pantas atau tak mampu pun kerap dijumpai.
Ketiga, nabi sejati menyampaikan pesan berdasar iman akan Allah
yang telah mengadakan perjanjian dengan Israel, namun dengan
makna yang sesuai dengan jamannya. Pewartaanya tidak mengulang-

10
ulang kalimat lama atau meminjam kata-kata orang lain, tetapi
berbicara secara kreatif sesuai situasi baru yang dihadapi bangsa
Israel. Tak jarang pewartaan itu terasa tidak mengenakkan dan
menyenangkan, sebagaimana diharapkan oleh kebanyakan orang
Israel. Karena itu, banyak nabi harus menderita dalam karya
pewartaan mereka.
Keempat, pewartaan nabi sejati sebelum masa pembuangan kerap
ditandai dengan ajakan pertobatan yang disertai ancaman dan
peringatan yang akan berujung pada hukuman atas Israel.
Kelima, pesan dan kehidupan pribadi nabi sejati diwarnai dengan
perhatian besar pada moralitas. Mereka mengingatkan bahwa Allah
tidak dapat dibodohi dengan agama dan ibadat formalitas atau
institusional. Allah meminta keadilan dan kekudusan dari umat-Nya.

2. Warta Kenabian Kitab Yunus


Kitab Yunus sebenarnya tidak termasuk kitab kenabian. Kisahnya
ditulis untuk menyampaikan pesan religius tertentu. Sekarang kitab
ini dimasukkan dalam kelompok kitab para nabi karena tokoh utama
dalam cerita ini adalah seorang nabi bernama Yunus. Dalam Kitab 2
Raja 14:25, kita bisa menemukan tokoh nabi bernama Yunus bin
Amitai dari Gat-Hefer yang berkarya pada jaman pemerintahan
Yerobeam bin Yoas di Kerajaan Israel.
Kisah Nabi Yunus yang singkat sebagai sebuah kitab akan dibaca dan
direnungkan dalam empat sub tema ini :
1. Panggilan Kenabian Yunus (1:1-17)
2. Pergulatan Iman Yunus (2:1-10)
3. Buah Kenabian Yunus (3:1-10)

11
4. Kesadaran Baru Yunus (4:1-11)

A. LATAR BELAKANG KITAB YUNUS

Kitab ini ditulis di Palestina sekitar abad V SM, saat orang-orang


Yahudi masih memulihkan diri dari pembuangan Babel. Tahun 538
SM, Koresy, Raja Persia yang mengalahkan Babel, mengijinkan orang-
orang Yahudi kembali ke Yerusalem untuk membangun kembali Bait
Suci.
Orang-orang Yahudi yang kembali ini yakin bahwa mereka telah
menderita pembuangan karena ketidaksetiaan mereka kepada
Tuhan. Sebagai akibatnya, mereka mengembangkan sikap ekslusif
dan kaku dalam menaati hukum Taurat sebagai warisan yang telah
diberikan Allah kepada nenek moyang mereka. Mereka menghindari
segala hal yang dapat menjauhkan mereka dari Tuhan.
Dalam ketaatan pada Hukum Taurat, hidup keagamaan mereka
berpusat di Bait Allah, tempat Allah hadir di tengah umat-Nya. Orang
Israel yang merasa diri sebagai umat Allah yakin bahwa orang benar
di Israel sajalah yang mendapatkan belas kasih-Nya. Mereka tidak
dapat menerima bila Allah juga mengasihi orang-orang di luar bangsa
mereka. Tak heran bila kita dapat membaca bagaimana mereka
mengusir para perempuan asing atau menolak kebiasaan asing (bdk.
Ezr 9:1-3; 10:10-14; Neh 13:23-30). Ini adalah gambaran keyakinan
mereka bahwa Allah hanya berkenan pada orang-orang baik di
kalangan bangsa Israel saja.

12
B. MAKSUD PENULISAN KITAB YUNUS

Penulis Kitab Yunus mewakili pandangan yang melawan sikap


ketertutupan seperti itu. Apakah benar Allah hanya mengasihi orang
benar di Israel? Bukankah Dia adalah pencipta seluruh umat
manusia? Tidakkah ia memperhatikan orang-orang benar dari bangsa
mana pun? Kitab Yunus jelas ditulis untuk mengungkapkan gagasan
tandingan atas pemahaman sikap Allah terhadap orang benar
sebagaimana dihayati sebagian besar orang Yahudi masa itu.

C. ISI KITAB YUNUS

Dalam kitab ini dikisahkan bahwa Yunus diutus Allah untuk


menyerukan pertobatan kepada penduduk Niniwe, ibukota Asyur,
yang sangat dibencinya. Tidak hanya harus bergaul dengan bangsa
kafir penyembah berhala dari kota itu, tetapi Yunus dipanggil menjadi
alat yang digunakan Allah untuk menunjukkan belas kasihan-Nya.
Yunus menolak panggilan ini dan melarikan diri ke Tarsis dengan naik
sebuah perahu (Yun 1:3). Ia tidak ingin orang Niniwe bertobat dan
selamat dari hukuman Allah.
Pelarian itu toh sia-sia. Kapal yang ditumpanginya dilanda badai
sehingga hampir tenggelam. Lewat undian, para penumpang yang
lain mengetahui bahwa Yunus adalah penyebab bencana yang
sedang mengancam hidup seluruh penumpang kapal. Atas
permintaan Yunus sendiri, ia pun dilemparkan ke dalam laut. Ikan
besar pun menelannya. Tiga hari tiga malam ia berada dalam perut
ikan. Pengalaman itu membawa Yunus pada sebuah kesadaran baru.
“Aku tahu bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang,

13
yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal
karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya” (Yun 4:2)
Allah akhirnya memang kembali mengutus Yunus pergi ke Niniwe
untuk menyerukan pertobatan. Yunus merasa kesal dan sebenarnya
memilih mati daripada harus menjalankan panggilan itu. Tetapi Allah
menasehati Yunus agar berbelaskasih seperti diri-Nya. Yunus pun
berangkat menyerukan pertobatan kepada orang-orang Niniwe.
Mereka mendengarkan pewartaan Yunus lalu bertobat sehingga
terbebas dari hukuman Allah.

D. POKOK PEWARTAAN KITAB YUNUS

Lewat kisah Nabi Yunus, penulis kitab mewartakan kepada


pembacanya bahwa belas kasih Allah meliputi seluruh umat manusia,
tidak hanya terbatas pada orang Israel saja. Allah bahkan mengasihi
orang-orang Asyur, musuh utama Israel, yang telah menghancurkan
Kerajaan Israel (Utara).
Kasih Allah ternyata tidak terbatas hanya untuk kelompok orang
tertentu. Kasih-Nya menjangkau seluruh umat manusia karena
mereka semua adalah ciptaan Allah dan menampilkan wajah-Nya.
Kepada semua manusia, Allah menawarkan keselamatan.
Ancaman Allah terhadap Niniwe bukanlah kehendak untuk
menghancurkan tanpa belas kasihan. Ancaman Allah selalu
bersyarat. Jika syarat yang diminta-Nya terpenuhi, Allah tidak akan
menjatuhkan hukuman. Yang dikehendaki Allah adalah pertobatan.
Ia menantikan bukti pertobatan untuk segera memberikan
pengampunan.

14
Dalam perspektif itulah, Yunus dipanggil untuk menjadi pewarta
belas kasih Allah dan meninggalkan sikap tertutupnya terhadap
bangsa lain.

3. Menghidupi Semangat Kenabian


Kisah Nabi Yunus amat menarik sebagai teks penuntun yang
membantu kita mengolah topik kenabian. Cerita ini memberikan
inspirasi tentang dinamika panggilan Allah dan tanggapan manusia
atas panggilan kenabian itu.
Kita menyebut bentuk kisah Yunus ini sebuah cerita (kenabian). Hal-
hal seperti badai, ikan besar yang menelan manusia, atau hal dahsyat
lainnya lazim muncul dalam cerita-cerita rakyat. Umat Israel memakai
banyak cerita yang sudah lazim dikisahkan, lalu menceritakannya
kembali sesuai dengan pandangan mereka tentang Allah, manusia,
makhluk lain, dan dinamika relasi di antara mereka.
Cerita tentang Yunus adalah kisah yang disusun sebagai cerita iman
untuk merefleksikan kebaikan Allah dan ajakannya kepada manusia;
tentang sikap manusia yang kerap membatasi kebaikan Allah dengan
pikirannya sendiri; tentang kejahatan manusia sekaligus
kemungkinan pertobatan yang selalu ditawarkan; dan tentang
inisiatif Allah untuk memilih siapa pun yang dihendaki sebagai
pewarta kerahiman-Nya. Maka tak perlu kita mempersoalkan
bagaimana mungkin ini dan itu terjadi. Dalam cerita rakyat semuanya
mungkin! Yang perlu kita tanyakan adalah : bagaimana relasi antara
Allah dan manusia dikembangkan sebagaimana diungkapkan dalam
cerita iman ini?

15
A. RAHMAT PEMBAPTISAN

Dengan membaca kisah Nabi Yunus, kita dihantar pada dinamika


hidup kemuridan dan perutusannya (bdk. misioner) yang menjadi
salah satu frase kunci dalam ArDas Keuskupan Surabaya. Semangat
kenabian adalah hal yang tetap relevan untuk direnungkan kalau kita
sungguh ingin menghidupi kemuridan kita secara kristiani.
Melalui Sakramen Baptis, kita telah diselamatkan dan dikuduskan
(disendirikan) menjadi murid-murid Kristus. Kita sungguh dibebaskan
dari dosa karena buah penebusan Kristus, diangkat sebagai anak-
anak Allah, dan diterima sebagai warga keluarga Allah, yaitu Gereja.
Dengan sakramen Baptis, kita, para murid Kristus ini, diangkat dalam
kehidupan imamat, kenabian, dan rajawi Kristus untuk berpartisipasi
di dalamnya. Partisipasi ini mengandung konsekuensi perutusan pada
diri setiap murid Kristus: menguduskan kehidupan di dunia ini agar
berkenan pada Allah, mewartakan keselamatan Kristus kepada segala
bangsa, dan membawa komunitas manusia dan kehidupannya
semakin erat bersekutu dengan Allah.

B. MURID KRISTUS YANG MEMASYARAKAT

Konsili Vatikan II dalam konstitusi pastoral Gaudium et Spes


menegaskan: “Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan
orang jaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang
menderita merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan
kecemasan para murid Kristus juga. Tiada sesuatu pun yang sungguh
manusia yang tidak bergema di hati mereka. Sebab persekutuan
mereka terdiri dari orang-orang yang dipersatukan dalam Kristus,

16
dibimbing oleh Roh Kudus dalam peziarahan mereka menuju
Kerajaan Bapa, dan telah menerima warta keselamatan untuk
disampaikan kepada semua orang. Maka persekutuan mereka itu
mengalami dirinya sungguh erat berhubungan dengan umat manusia
serta sejarahnya” (GS 1).
Pernyataan para bapa konsili di atas mengingatkan kita bahwa
Gereja, sebagai persekutuan murid-murid Kristus, tidak hidup bagi
dirinya sendiri saja. Persekutuan para murid haruslah memasyarakat.
Dalam ziarahnya di dunia, Gereja memiliki tugas menyampaikan
warta keselamatan yang telah diterimanya. Keberadaan Gereja yang
sedang berziarah di dunia ini tidak dapat dilepaskan dari umat
manusia dan sejarahnya. Ini berarti terlibat dalam kehidupan
masyarakat dan turut aktif menciptakan kebaikan bagi semua yang
ada di sekitar.
Dengan membaca seluruh kitab Nabi Yunus, semoga BKSN 2019
menjadi kesempatan bagi kita, umat Keuskupan Surabaya, untuk
merenungkan, menegaskan, dan menghidupi semangat kenabian
sebagai murid-murid Kristus di tengah masyarakat.

17
Catatan Pribadi

18
MENGHIDUPI
SEMANGAT KENABIAN
SEBAGAI MURID KRISTUS YANG MEMASYARAKAT

“Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu,


dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu.”
(Yunus 3:2)

Bahan Pendalaman Kitab Suci


Kategori Orang Muda
Metode 7 Langkah

Pertemuan pendalaman Kitab Suci dalam rangka Bulan Kitab Suci


Nasional 2019 di Keuskupan Surabaya, khususnya bagi kelompok
umat dewasa, OMK, dan REKAT dilakukan dengan metode 7 langkah.
Untuk membantu persiapan para pemandu sebelum mendampingi
pertemuan pendalaman umat, di bawah ini diuraikan dengan lengkap
langkah yang dimaksud beserta maksud setiap langkah.

A. PENGERTIAN

Pendalaman Kitab Suci 7 Langkah adalah sebuah cara untuk


membaca dan mendalami pesan Kitab Suci yang dilakukan dalam 7
langkah secara berurutan dan sebagai sebuah kesatuan.
Dengan langkah bertahap ini diharapkan agar kita dapat membaca,
menggali kekayaan teks Kitab Suci, meresapkan dan merenungkan
perlahan-lahan dalam pikiran dan hati, tanpa tergesa-gesa atau
prasangka atas teks Kitab Suci dan pesannya.
Secara lengkap, seluruh langkah tersebut mengajak kita untuk
menyadari kehadiran Tuhan dalam pertemuan, membaca dan
merenungkan teks, membagikan penemuan pribadi atas sentuhan
teks pada pengalaman iman sendiri, sampai akhirnya bersyukur atas
kekayaan sabda Tuhan dalam doa bersama.

20
B. LANGKAH PERTEMUAN

Pertemuan dilaksanakan dalam kesatuan 7 langkah dengan urutan


sebagai berikut:

1. Pembuka, Doa
Langkah pertama ini mengundang kita untuk menyadari kehadiran
Tuhan dalam pertemuan, secara khusus lewat sabdaNya, dan
membuka hati kita atas kehadiranNya.
 Pertemuan dapat diawali dengan Lagu Pembuka, dilanjutkan dengan Tanda
Salib dan Salam seperti kebiasaan dalam ibadat. Selanjutnya Pemandu bisa
memulai dengan Pengantar Pertemuan.
 Setelah Pengantar, Pemandu mengajak umat untuk menyadari kehadiran
Tuhan lewat sabda yang akan direnungkan selama pertemuan. Salah seorang
umat bisa diminta untuk membacakan doa Pembuka yang sudah disiapkan
untuk setiap pertemuan.

2. Membaca Teks Kitab Suci


Langkah kedua dimaksudkan agar teks Kitab Suci dibacakan dan
didengarkan dengan tenang sehingga teks itu dapat diresapkan
dalam hati.
 Pemandu menyebut teks Kitab Suci yang menjadi bahan pertemuan
pendalaman Kitab Suci hari.
 Selanjutnya pemandu meminta kesediaan satu atau beberapa peserta untuk
membacakan teks Kitab Suci tersebut (menurut pembagian peran). Selama
pembacaan, peserta yang lain dimohon untuk mendengarkan dalam suasana
hening.
 Selesai pembacaan pertama, beri jeda sejenak untuk hening. Selanjutnya
pemandu mempersilakan satu peserta (lain) untuk membacakan seluruh teks
yang sama sekali lagi. Sementara itu, semua peserta yang lain menutup Kitab
Sucinya, fokus dengan mendengarkan apa yang sedang dibacakan.

21
3. Merenungkan Teks Kitab Suci
Langkah ketiga memberi kesempatan kepada setiap peserta untuk
merasakan dan menikmati kehadiran Tuhan secara pribadi lewat
sabdaNya.
 Pemandu mengajak peserta masuk dalam suasana hening, mempersilakan
mereka membaca sekali lagi dalam hati masing-masing.
 Pemandu mengajak peserta untuk memilih salah satu kata atau kalimat
singkat yang menantang, menggugah, atau menyentuhnya.
 Selanjutnya, pemandu mengundang setiap peserta untuk mengungkapkan
kata atau kalimat singkat yang telah dipilih oleh peserta secara bergiliran
tanpa komentar apa pun dari peserta yang lain.
 Kata/kalimat yang menggugah itu diucapkan tiga kali secara perlahan-lahan
dengan suara lantang dan dalam suasana berdoa.

4. Mendengarkan Teks Kitab Suci


Langkah keempat membantu peserta untuk lebih masuk dan tinggal
dalam suasana atau situasi teks Kitab Suci.
 Pemandu mengajak peserta untuk hening. Pemandu menyebutkan secara pasti
berapa waktu hening yang disediakan [misalnya: kita hening selama 5 menit].
 Pemandu mempersilakan setiap peserta membaca sekali lagi dalam hati teks
Kitab Suci sambil membiarkan Tuhan menyapa dan berbicara kepada masing-
masing peserta.
 Dalam keheningan, pemandu dapat membantu peserta untuk dapat
mencari/menemukan pengaruh teks bagi diri masing-masing. Apakah teks itu,
misalnya:
 Menambah pengetahuan tentang Allah ?
 Menunjukkan kesalahan/dosa ?
 Menjadi teguran/nasehat untuk memperbaiki kelakuan ?
 Memberi penghiburan/peneguhan ?
 Mendidik dalam kebenaran ?
22
 Memberi kejelasan akan janji-janji Tuhan ?

5. Sharing Iman tentang Teks Kitab Suci


Langkah kelima merupakan saat berbagi pengalaman iman, bukan
cerita pribadi. Setiap orang mempunyai pengalaman iman yang unik
tentang bagaimana Allah berkarya dalam dirinya. Kesediaan untuk
berbagi pengalaman iman akan membantu dan memperkaya peserta
lain agar juga dapat bertumbuh dalam iman.
 Pemandu mempersilakan peserta secara bergantian membagikan hasil
perenungannya.
 Yang dibagikan bukanlah cerita pribadi, tetapi kata atau kalimat yang
ditemukan peserta dan pengalaman rohani berdasar kata atau kalimat
tersebut. Sejauh mana kata, ungkapan atau kalimat Kitab Suci yang ditemukan
itu menggugah, menantang, atau menegur diri peserta.
 Pemandu hendaknya membimbing proses sharing peserta agar apa yang
diungkapkan tidak terkesan menggurui, mengajar, atau mengkhotbahi orang
lain. Juga perlu dihindari terjadi diskusi atau bantahan atas apa yang
diungkapkan oleh peserta sebagai pengalaman imannya.
 Ciptakanlah suasana agar setiap orang merasa aman untuk mengungkapkan
pikirannya, hasil perenungannya tanpa takut dikritik/dipersalahkan. Oleh
karena itu, dalam sharing sebaiknya yang digunakan ialah kata “saya” dan
bukan kata “kita” atau “kami”.

6. Menegaskan Pesan Teks Kitab Suci


Langkah keenam melengkapi hasil renungan para peserta dengan
informasi tentang teks Kitab Suci sebagaimana diwartakan dalam
ajaran Gereja. Dapat juga menjadi kesempatan untuk menentukan
tindakan konkret sebagai tindak lanjut atas pembacaan Sabda Tuhan.
 Pemandu bisa membacakan bahan penegasan yang sudah disediakan untuk
setiap pertemuan.
 Pemandu dapat melanjutkan dengan ajakan kepada para peserta untuk
membangun komitmen bersama secara khusus bagi kelompok/lingkungan

23
yang didampingi sesuai pesan sabda Tuhan yang relevan untuk dilakukan atau
ditindaklanjuti bersama-sama.

7. Penutup, Doa Syukur


Langkah ketujuh merupakan ungkapan syukur atas sabda Tuhan dan
pengalaman iman yang didapatkan berdasar sabda itu dalam
pertemuan.
 Pemandu mengajak peserta untuk menyampaikan doa-doanya secara spontan
sebagai tanggapan atas Sabda Tuhan yang telah direnungkan bersama. Sabda
Tuhan, pengalaman akan Tuhan, atau komitmen bersama dapat menjadi
bahan doa.
 Doa-doa spontan diakhiri dengan doa Bapa Kami.
 Selanjutnya Pemandu menutup pertemuan dengan Doa Penutup dan diakhiri
dengan memohon berkat, membuat tanda salib bersama-sama.
 Setelah itu bisa dinyanyikan Lagu Penutup.

24
1 Panggilan Kenabian Yunus
Yunus 1:1-17

Tujuan :
1. Orang muda membaca dan dapat merasakan awal kisah kenabian
Yunus
2. Orang muda memahami esensi/hakikat tugas kenabian
3. Orang muda menyadari tugas yang melekat dalam dirinya

Gagasan Pokok :
Tugas kenabian melekat dalam diri setiap orang beriman melalui
pembaptisan. Melalui sakramen Baptis kita semua menerima rahmat
penghapusan dosa, diangkat menjadi anak-anak Allah, serta digabungkan
dalam komunitas Gereja. Berkat karunia Roh Kudus, Rahmat yang melekat
dalam diri kita sebagai orang beriman mengandaikan adanya TUGAS dan
PERUTUSAN yaitu ikut serta dalam TRI TUGAS KRISTUS (Imam, Nabi dan
Raja).
Sebagai imam bergulat dengan rahmat pengudusan pribadi maupun
komunal, sebagai nabi mewartakan Kabar Gembira serta sukacita Injil yang
bersumber pada pribadi Allah Tri Tunggal, serta sebagai Raja memberikan
diri untuk pelayanan. Sebagai orang muda yang telah dibaptis kita pun
dipanggil untuk tugas perutusan ini.

Waktu : 90 menit

Metode : Pendalaman KS 7 Langkah


A. PEMBUKA

1. Lagu Pembuka
Panggilan Tuhan

Panggilan Tuhan bagi umatNya di atas bumi ciptaanNya


Api cintaNya nyala kasih-Nya sumber semangat bagi kita
Wartakan semangat cinta-Nya pada orang yang dambakan kasihNya
Terpujilah Tuhan Allah yang telah mengutus putra-Nya

Sungguh berlimpah kasih Sang Bapa kita dikurniai rahmat


Kita semua ‘tlah dibangkitkan dan disatukan dalam Tuhan
Kita akan diberi tempat dalam surga mulia bersamaNya
Terpujilah Tuhan Allah karna kasih karuniaNya

2. Pengantar
Setelah lagu pembuka, tanda salib dan salam, pemandu menyampaikan pengantar.

Teman-teman muda Katolik yang terkasih, salam jumpa. Pada hari ini
kita mengawali perjumpaan kita untuk mendalami Sabda Tuhan
dalam pertemuan-pertemuan Bulan Kitab Suci Nasional dengan tema
besar : Menghidupi Semangat Kenabian sebagai Murid Kristus
yang Memasyarakat. Dalam setiap pertemuan nanti, kita diajak
untuk bergumul bersama Yunus dengan seluruh pergulatan
kenabiannya.
Pada pertemuan pertama ini kita diajak untuk belajar dari pribadi
Yunus yang menerima “karunia” panggilan dan perutusan kenabian.
Sebelum mendengarkan firman Tuhan marilah kita hening sejenak.
Kita siapkan hati untuk mendengarkan firman Tuhan dengan doa.

26
B. PENDALAMAN KITAB SUCI 7 LANGKAH

1. Mengundang Kehadiran Allah


Pemandu mengajak salah satu peserta untuk memimpin doa pembuka,
mengundang kehadiran Tuhan supaya membuka hati masing-masing peserta.

Allah Bapa yang MahaKasih, kami bersyukur atas setiap anugerah dan
berkat yang kami terima. Bukalah hati dan pikiran kami untuk mampu
mendalami sabdaMu pada hari ini. Ajarilah kami untuk bersedia
memberikan diri bagi tugas dan panggilanMu dalam hidup kami
sehari-hari. Seperti Yunus yang memberikan diriNya menjadi saluran
warta gembira bagi sesama. Semua doa ini kami haturkan kepadaMu
dengan perantaraan Kristus,Tuhan kami. Amin.

2. Membaca Teks Kitab Suci


Pemandu menunjuk teks kitab suci yang menjadi bahan pertemuan hari ini.
Beberapa teman ditunjuk untuk membacakan teks kitab suci sesuai dengan
pembagian perannya: N: Narator, T: Tuhan, Y: Yunus, P: Penumpang, NK: Nahkoda.
Selama teks dibacakan peserta yang lain membuka kitab sucinya dan
mendengarkan dengan suasana hening. Berilah jeda (3 menit) setelah teks selesai
dibacakan agar peserta dapat meresapkan firman.
Setelah itu Pemandu dapat membacakan teks sekali lagi dengan lebih jelas dan
perlahan. Selama pemandu membacakan Kitab suci, semua peserta menutup kitab
sucinya.

Panggilan Yunus (1:1-17)


1
N. Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian:
2
T. "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah
terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku."
3
N. Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari
hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah

27
kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya
perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama
dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN.
4
Tetapi TUHAN menurunkan angin ribut ke laut, lalu terjadilah
badai besar, sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur.
5
Awak kapal menjadi takut, masing-masing berteriak-teriak
kepada allahnya, dan mereka membuang ke dalam laut segala
muatan kapal itu untuk meringankannya. Tetapi Yunus telah turun
ke dalam ruang kapal yang paling bawah dan berbaring di situ, lalu
tertidur dengan nyenyak.
6
Datanglah nakhoda mendapatkannya sambil berkata:
NK. "Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Bangunlah,
berserulah kepada Allahmu, barangkali Allah itu akan
mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa."
7
N. Lalu berkatalah mereka satu sama lain:
P. "Marilah kita buang undi, supaya kita mengetahui, karena siapa
kita ditimpa oleh malapetaka ini."
N. Mereka membuang undi dan Yunuslah yang kena undi.
8
Berkatalah mereka kepadanya:
P. "Beritahukan kepada kami, karena siapa kita ditimpa oleh
malapetaka ini. Apa pekerjaanmu dan dari mana engkau datang,
apa negerimu dan dari bangsa manakah engkau?"
9
N. Sahutnya kepada mereka:
Y. "Aku seorang Ibrani; aku takut akan TUHAN, Allah yang empunya
langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan."
10
N. Orang-orang itu menjadi sangat takut, lalu berkata kepadanya:
P. "Apa yang telah kauperbuat?"
N. --sebab orang-orang itu mengetahui, bahwa ia melarikan diri, jauh
dari hadapan TUHAN. Hal itu telah diberitahukannya kepada
mereka.

28
11
Bertanyalah mereka:
P. “Akan kami apakan engkau, supaya laut menjadi reda dan tidak
menyerang kami lagi, sebab laut semakin bergelora."
12
N. Sahutnya kepada mereka:
Y. "Angkatlah aku, campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan
menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu,
bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu."
13
N. Lalu berdayunglah orang-orang itu dengan sekuat tenaga untuk
membawa kapal itu kembali ke darat, tetapi mereka tidak
sanggup, sebab laut semakin bergelora menyerang mereka.
14
Lalu berserulah mereka kepada TUHAN, katanya:
P. "Ya TUHAN, janganlah kiranya Engkau biarkan kami binasa karena
nyawa orang ini dan janganlah Engkau tanggungkan kepada kami
darah orang yang tidak bersalah, sebab Engkau, TUHAN, telah
berbuat seperti yang Kaukehendaki."
15
N. Kemudian mereka mengangkat Yunus, lalu mencampakkannya
ke dalam laut, dan laut berhenti mengamuk.
16
Orang-orang itu menjadi sangat takut kepada TUHAN, lalu
mempersembahkan korban sembelihan bagi TUHAN serta
mengikrarkan nazar.
17
Maka atas penentuan TUHAN datanglah seekor ikan besar yang
menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari
tiga malam lamanya.

3. Memperhatikan Teks Kitab Suci


Pemandu mengajak peserta masuk dalam suasana hening dan membaca sekali lagi
teks Kitab Suci dalam hati. Selanjutnya pemandu mengajak peserta memilih satu
kata atau kalimat singkat yang mengugah atau menyentuh hatinya. Secara
bergiliran peserta diminta menyebutkan kata/kalimat pilihannya tanpa perlu
menyebutkan alasannya. Peserta yang lain mendengarkan tanpa mengomentari.

29
Teman-teman terkasih, setelah kita membaca teks ini, marilah kita
hening sejenak merenungkan sabda. Mari kita memilih satu
kata/atau kalimat yang mengugah dan menyentuh bagi teman-teman.
Mari kita sebutkan satu kata atau kalimat itu secara bergantian tidak
perlu dijelaskan alasannya dan juga tidak perlu ditanggapi oleh yang
lain.

4. Mendengarkan Teks Kitab Suci


Pemandu mengajak peserta hening (3 menit). Selanjutnya mengajak peserta
membaca Teks Kitab Suci sekali lagi dalam hati sambil membiarkan Tuhan
menyapa. Dalam keheningan itu, peserta diminta untuk mencari pengaruh
kata/kalimat tersebut dengan bantuan pertanyaan. Misal:

 Seperti Yunus, apakah aku pernah mendapatkan “panggilan


Tuhan”? Bagaimana tanggapanku terhadap panggilan tersebut?
 Kalimat atau kata-kata yang kupilih memberikan teguran, atau
nasehat apa bagiku?
 Apakah teks ini mengingatkan bahwa Tuhan memanggilku juga
untuk menjadi seorang pewarta “keselamatan” bagi banyak
orang?
 Adakah aku menghindar, atau menyambut baik panggilan ini dan
bekerja sama dengan rahmat Allah untuk menjalankan perutusan
itu?

5. Sharing Iman
Pemandu mempersilahkan peserta mensharingkan pengalaman iman yang
ditemukan setelah merenungkan pertanyaan di atas. Mohon selalu diingat bahwa
yang disharingkan adalah pengalaman rohani berdasarkan dengan kata atau
kalimat yang mengugah atau menyentuh tadi. Karena pengalaman pribadi maka
yang digunakan untuk sharing adalah “saya” bukan “kami”.
Sharing tidak perlu ditanggapi apalagi sampai didiskusikan. Hindari juga sharing
yang terlalu panjang dan bertele-tele.

30
Contoh:
Ayat yang menyentuh bagi saya adalah “Yunus bersiap untuk
melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN”.
Kerapkali ketika “tawaran” perutusan Allah datang pada saya, saya
biasanya menolak dengan berbagai alasan yang bisa saya ungkapkan.
Saya kerap merasa tidak layak dan tidak mampu untuk tugas
tersebut.

6. Mencari Pesan
Pemandu memberikan beberapa penegasan

Datanglah firman Tuhan kepada seseorang bernama Yunus. Firman


Tuhan itu memerintahkan Yunus untuk menyampaikan warta
tentang Kota Niniwe yang segala kejahatannya telah sampai pada
Allah. Yunus sebagai seorang yang mengetahui latar belakang kota
Niniwe yang begitu “jahat” merasa berat hati ketika diutus Allah
menyerukan warta pertobatan bagi Niniwe. Yunus begitu membenci
orang-orang Niniwe, sehingga dia melarikan diri dari panggilan
Tuhan.
Penolakan Yunus sungguh beralasan. Ia berada dalam satu dilema
yang luar biasa. Di satu sisi ia menginginkan kehancuran Niniwe
karena kejahatannya telah diketahui oleh Allah. Di sisi lain dia begitu
yakin bahwa Allah pasti menyelamatkan semua orang. Yunus
menolak menjadi pembawa warta kebenaran bagi orang-orang
Niniwe karena menurut pandangan Yunus Niniwe sudah terlalu jahat.
Mereka dianggapnya tak layak untuk mendapatkan kemurahan hati
Allah. Kebencian menutup rahmat Allah untuk berkarya melalui
dirinya. Namun, saat Yunus memberikan diri pada Allah, tugas
kenabiannya dijalankan, seruan pertobatan dikumandangkan,

31
bertobatlah Niniwe dari segala perbuatannya, dan kasih Allah
ditampakkan.
Tugas seorang nabi adalah menyerukan warta keselamatan Tuhan,
bukan mewartakan diri sendiri. Setiap orang yang telah dibaptis
adalah seorang “nabi”. Sebagai orang muda kita pun dipanggil untuk
menyampaikan warta Tuhan bagi semua orang.
Sebagai pewarta apa yang harus kita miliki? Hati yang penuh kasih
dan ketulusan dalam melayani. Pandangan kita terhadap
seseorang/sesuatu terkadang mempengaruhi cara berpikir dan cari
kita bersikap. Mari kita buka hati dan pikiran seluas-luasnya untuk
melihat dunia di sekitar kita. Hati dan pikiran yang positif inilah yang
mampu membuka jalan bagi rahmat Tuhan bagi hidup kita.
Aksi Nyata
Setelah memberi penegasan pemandu mengajak peserta untuk membuat aksi
nyata dengan cara:

a. Pilihan pertama
 Tulislah refleksi singkat (2-5 kalimat) di sebuah kertas
berkaitan dengan Pergulatan Panggilan Kenabian Yunus yang
kamu temukan pada pertemuan hari ini. (Pemandu dapat
menyiapkan kertasnya)
Contoh:
Yunus melarikan diri dari panggilan Tuhan sehingga ia tak
tenang. Apakah aku sudah mendengarkan panggilan Tuhan?
Aku kerap lari menghindar sehingga hidupku justru terasa tak
tenang.
 Bawalah tulisan refleksi tersebut pada pertemuan selanjutnya
untuk dibagikan atau ditukarkan dengan teman yang lain.

32
b. Pilihan Kedua
 Buka aplikasi sosial mediamu (Instagram, Whatsapp, FB,
Twitter, dll)
 Buatlah sebuah konten singkat berkaitan dengan Pergulatan
Panggilan Kenabian Yunus yang kamu refleksikan pada
pertemuan hari ini.
 Cantumkan hashtag #bksn19ksby_omk dalam postingan itu.
Contoh :
Tuhan berkehendak menyelamatkan manusia. Maukah kita
jadi penyalur kasihNya di dunia? #bksn19ksby_omk
 Jangan lupa! Ini bukan semata-mata demi popularitas di
media sosial. Nilai yang hendak dikembangkan adalah
keberanian untuk mewartakan pesan keselamatan melalui
media sosial.

7. Mengungkapkan dalam Doa


Pemandu menghantar peserta untuk mengungkapkan rasa syukur atas Sabda
Tuhan dalam doa spontan.

Teman-teman terkasih Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita akan


panggilan dan perutusan kenabian kita sebagai murid-murid Kristus.
Mari kita ungkapkan rasa syukur kita atas sabda ini dalam doa
spontan.

Doa spontan diakhiri dengan Doa Bapa Kami.

33
C. PENUTUP

1. Doa Penutup
Pemandu mengajak salah satu peserta untuk memimpin doa penutup sebagai
ungkapan syukur karena pertemuan hari ini telah selesai.

Marilah kita berdoa,


Allah Bapa Mahakasih, kami bersyukur telah dapat menyelesaikan
pertemuan pertama pendalaman Bulan Kitab Suci Nasional. Semoga
lewat permenungan kisah Nabi Yunus, kami semakin mampu dan
mau menanggapi panggilanMu melalui seruan kenabian kami dalam
laku hidup sehari-hari. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin

2. Lagu Penutup
‘Ini Aku Utuslah Aku’ atau lagu lain yang sesuai.
Link lagu : https://youtu.be/2xjOs1dPdrs

Ini Aku Utuslah Aku

Ini aku Tuhan, utuslah aku


Walau aku tak pantas, utuslah aku
Pakailah hidupku menjadi berkat
Bagi semua orang yang kau kasihi

Pergilah dan jadikanlah semua bangsa muridKu


Baptislah mereka dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus
Ini aku Tuhan, ini aku utuslah aku

Ini aku Tuhan, utuslah aku

34
Walau aku tak pantas, utuslah aku
Jadikanlah aku cahaya kasih
Bagi semua orang yang mendambakan

Ajarkanlah cinta kasih yang kubrikan padamu


Aku slalu besertaMu sampai selama-lamanya
Ini aku Tuhan, ini aku utuslah aku

35
2 Pergulatan Iman Yunus
Yunus 2:1-10

Tujuan :
1. Orang muda membaca dan menangkap pergulatan Yunus saat
menerima panggilan kenabiannya.
2. Orang muda memahami dasar penerimaan Yunus atas tugas
kenabiannya
3. Orang muda menyadari sumber kekuatan tugas kenabiannya.

Gagasan Pokok :
Pertobatan mengubah seluruh orientasi hidup Yunus. Pertobatan membawa
Yunus kembali pada kesempatan yang kedua yang diberikan Allah untuk
menjadi seorang pewartaNya.
Kesediaan menjawab tugas kenabian kerapkali diwarnai pergulatan karena
kelemahan manusiawi kita. Kita dipanggil untuk percaya penuh kepada
Allah Sang sumber keselamatan agar kita siap menjalankan tugas kenabian
di dalam hidup kita.
Tidak mudah menjalankan tugas kenabian itu. Seperti Yunus yang
mengalami pergulatan besar, begitu juga dengan perutusan kita. Berkat
Sakramen baptis kita menerima rahmat pengudusan yang memberikan
kekuatan.

Waktu : 90 menit

Metode : Pendalaman KS 7 Langkah

36
A. PEMBUKA

1. Lagu Pembuka
‘Doa Mengubah Segala Sesuatu’ (Vania Larissa) atau lagu lain yang sesuai.
Link lagu : https://youtu.be/pC03BfM-gdE

Doa Mengubah Segala Sesuatu

Saat keadaan sek'lilingku


ada di luar kemampuanku
Kuberdiam diri mencari-Mu
doa mengubah segala sesuatu

Saat kenyataan di depanku


mengecewakan perasaanku
Ku menutup mata memandang-Mu
S'bab doa mengubah segala sesuatu

Doa orang benar


bila di doakan dengan yakin besar kuasanya
Dan tiap doa yang lahir dari iman
berkuasa menyelamatkan

S'perti mata air di tangan-Mu


mengalir ke manapun Kau mau
Tiada yang mustahil di mata-Mu
doa mengubah segala sesuatuTanda Salib

2. Pengantar
Setelah lagu pembuka, tanda salib dan salam, pemandu menyampaikan pengantar.

37
Teman-teman kaum muda yang terkasih, hari ini kita memasuki
pertemuan kedua dalam Bulan Kitab Suci Nasional 2019 dengan tema
“Pergulatan Iman Yunus”.
Pada pertemuan pertama kita telah diajak untuk belajar dari pribadi
Yunus yang menerima “karunia” panggilan dan perutusan kenabian.
Dalam pertemuan kedua ini kita akan mendalami pergulatan iman
yang dialami Yunus dalam menjalankan tugas perutusan kenabian
dari Allah.
Di dalam perut ikan, Yunus menghadap Tuhan dan berdoa kepadaNya
dengan bermazmur. Dia merasa sudah berada di tengah-tengah
dunia orang mati dan berteriak kepada Tuhan karenanya.
Kerinduannya kepada Tuhan, hadirat-Nya dan bait kudus-Nya timbul
kembali. Dia mulai mengucap syukur bahwa Tuhan menyelamatkan
dia dan mengaku, “Keselamatan adalah dari TUHAN!
Marilah kita siapkan hati kita untuk mendengarkan firman Tuhan
dengan doa.

B. PENDALAMAN KITAB SUCI 7 LANGKAH

1. Mengundang Kehadiran Allah


Pemandu mengajak salah satu peserta untuk memimpin doa pembuka,
mengundang kehadiran Tuhan supaya membuka hati masing-masing peserta.

Marilah kita berdoa,


Allah Bapa penuh kasih, kami mengucap syukur atas segala kasih,
rahmat dan anugerah yang boleh kami terima hingga saat ini.
Terimakasih atas berkatMu sehingga kami boleh bertemu kembali
untuk memperdalam sabdaMu. Semoga dengan belajar dari

38
pergulatan iman Yunus, kami dapat sampai kepadaMu, sumber
kekuatan kami bagi perutusan kenabianMu. Demi Kristus, Tuhan
kami. Amin.

2. Membaca Teks Kitab Suci


Pemandu menunjuk teks kitab suci hari ini dan dapat menunjuk salah satu teman
untuk membacakan teks tersebut. Selama teks dibacakan peserta lain membuka
kitab sucinya dan mendengarkan dengan suasana hening.
Berilah jeda (3 menit) setelah teks selesai dibacakan agar peserta dapat
meresapkan firman. Pemandu dapat membacakan teks sekali lagi dengan lebih
jelas dan perlahan. Selama pemandu membacakan Kitab suci, semua peserta
menutup kitab sucinya.

Doa Ucapan Syukur Yunus (2:1-10)


1
Berdoalah Yunus kepada TUHAN, Allahnya, dari dalam perut ikan itu,
2
katanya:
"Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku,
dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan Kaudengarkan
suaraku.
3
Telah Kaulemparkan aku ke tempat yang dalam, ke pusat lautan, lalu aku
terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu melingkupi
aku.
4
Dan aku berkata: telah terusir aku dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah
aku memandang lagi bait-Mu yang kudus?
5
Segala air telah mengepung aku, mengancam nyawaku; samudera raya
merangkum aku; lumut lautan membelit kepalaku
6
di dasar gunung-gunung. Aku tenggelam ke dasar bumi; pintunya
terpalang di belakangku untuk selama-lamanya. Ketika itulah Engkau
naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya TUHAN, Allahku.
7
Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan
sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus.

39
8
Mereka yang berpegang teguh pada berhala kesia-siaan, merekalah
yang meninggalkan Dia, yang mengasihi mereka dengan setia.
9
Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban
kepada-Mu; apa yang kunazarkan akan kubayar. Keselamatan adalah dari
TUHAN!"
10
Lalu berfirmanlah TUHAN kepada ikan itu, dan ikan itupun
memuntahkan Yunus ke darat.

3. Memperhatikan Teks Kitab Suci


Pemandu mengajak peserta masuk dalam suasana hening dan membaca sekali lagi
teks Kitab Suci dalam hati. Selanjutnya pemandu mengajak peserta memilih satu
kata atau kalimat singkat yang mengugah atau menyentuh hatinya. Secara
bergiliran peserta diminta menyebutkan kata/kalimat pilihannya tanpa perlu
menyebutkan alasannya. Peserta yang lain mendengarkan tanpa mengomentari.

Teman-teman terkasih, setelah kita membaca teks ini, marilah kita


hening sejenak merenungkan sabda. Mari kita memilih satu
kata/atau kalimat yang mengugah dan menyentuh bagi teman-teman.
Mari kita sebutkan satu kata atau kalimat itu secara bergantian tidak
perlu dijelaskan alasannya dan juga tidak perlu ditanggapi oleh yang
lain.

4. Mendengarkan Teks Kitab Suci


Pemandu mengajak peserta hening (3 menit). Selanjutnya mengajak peserta
membaca Teks Kitab Suci sekali lagi dalam hati sambil membiarkan Tuhan
menyapa. Dalam keheningan itu, peserta diminta untuk mencari pengaruh
kata/kalimat tersebut dengan bantuan pertanyaan. Misal:

 Belajar dari pengalaman Yunus apakah aku juga pernah


mengalami titik balik dalam pertobatan?
 Apakah teks ini mengingatkanku bahwa “Keselamatan adalah dari
TUHAN!"?

40
 Apakah aku pernah meminta maaf setelah menyakiti sesama dan
memohon ampun kepada Tuhan?
 kalimat atau kata-kata yang kupilih memberikan teguran, atau
nasehat apa bagiku?

5. Sharing Iman
Pemandu mempersilahkan peserta mensharingkan pengalaman iman yang
ditemukan setelah merenungkan pertanyaan di atas. Mohon selalu diingat bahwa
yang disharingkan adalah pengalaman rohani berdasarkan dengan kata atau
kalimat yang mengugah atau menyentuh tadi. Karena pengalaman pribadi maka
yang digunakan untuk sharing adalah “saya” bukan “kami”.
Sharing tidak perlu ditanggapi apalagi sampai didiskusikan. Hindari juga sharing
yang terlalu panjang dan bertele-tele.

Contoh:
Ayat yang menyentuh bagi saya adalah "apa yang kunazarkan akan
kubayar".
Teks ini memberikan teguran bagiku karena seringkali aku melupakan
kebaikan Tuhan dalam hidupku dan menyia-nyiakan kesempatan
kedua yang diberikan Tuhan untuk bertobat.

6. Mencari Pesan
Pemandu memberikan beberapa penegasan.

Di dalam perut ikan, Yunus menghadap Tuhan dan berdoa kepada-


Nya dengan bermazmur. Di sana Yunus merasa bahwa dirinya sudah
berada di tengah-tengah dunia orang mati dan berteriak kepada
Tuhan karenanya (Yunus 2:2). Situasi pergulatan iman yang dialami
oleh Yunus digambarkan secara jelas dalam doa yang disampaikan
Yunus kepada Allah. Di tengah pergulatan yang dialami Yunus muncul
kerinduannya kepada Tuhan. Bayangan hadirat dan bait kudusNya

41
timbul kembali. ”Mungkinkah aku memandang lagi baitMu yang
kudus?”.
Apa yang dialami Yunus membawanya pada ”PERTOBATAN”. Sebuah
titik balik. Sebelumnya Yunus menolak panggilan dan perutusan
kenabian. Ia bahkan melarikan diri ke tempat yang jauh dari Allah. Di
tengah pergulatan iman yang dialaminya, muncul kesadaran dalam
pribadi Yunus untuk bertobat dan menerima tugas perutusan
kenabian Allah. Bahkan ia telah mengatakan kepada Tuhan
sebuah ”janji” bahwa ”apa yang kunazarkan akan kubayar....”. Dia
mulai mengucap syukur bahwa Tuhan menyelamatkan dia dan
mengaku, ”Keselamatan adalah dari TUHAN”!.
Yunus tidak dengan mudah menjawab perutusan kenabian dari Allah.
Tetapi dari peristiwa pergulatan iman itulah Yunus akhirnya
menyadari bahwa sumber kekuatan untuk menjalankan tugas
perutusannya adalah percaya kepada Allah sebagai sumber
keselamatan.
Aksi Nyata
Setelah memberi penegasan pemandu mengajak peserta untuk membuat aksi
nyata dengan cara:

a. Pilihan pertama
 Tuliskan jawabanmu di kertas atas pertanyaan ini: Menurut
pemahamanmu, “PERTOBATAN” itu apa sih?
 Buatlah jawaban semenarik mungkin, tidak lebih dari 3
kalimat pendek.
 Hiaslah jawabanmu dan tukarkan jawabanmu dengan peserta
yang lain.

42
b. Pilihan kedua
 Buka aplikasi sosial mediamu (Instagram, Whatsapp, FB,
Twitter, dll) dan buatlah sebuah posting kutipan pendek (2-3
kalimat) sebagai jawaban atas pertanyaan : Menurut
pemahamanmu “PERTOBATAN” itu apa sih?
 Cantumkan hashtag #bksn19ksby_omk dalam postingan itu.
Contoh:
Pertobatan ibarat main bola. Tendanglah dosa ke gawang
setan agar hidupmu tak berantakan. #bksn19ksby_omk
 Tag juga temanmu yang lain agar semakin banyak orang yang
berani menyerukan pertobatan.

7. Mengungkapkan dalam Doa


Pemandu menghantar peserta untuk mengungkapkan rasa syukur atas Sabda
Tuhan dalam doa spontan.

Teman-teman terkasih Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita


bahwa hanya pada Allah ada keselamatan. Mari kita ungkapkan rasa
syukur kita dalam doa spontan.

Doa spontan diakhiri dengan Doa Bapa Kami.

C. PENUTUP

1. Doa Penutup
Pemandu mengajak salah satu peserta untuk memimpin doa penutup sebagai
ungkapan syukur karena pertemuan hari ini telah selesai.

Marilah kita berdoa,

43
Tuhan Yesus Kristus, lewat permenungan bulan Kitab suci hari ini
Engkau kembali mengingatkan kami betapa besar kuasaMu atas diri
kami. Semoga dalam menghadapi pergumulan hidup sehari-hari kami
tidak putus asa dan lari dari padamu. Seperti Yunus kami mau kembali
bertobat dan siap menjadi utusanMu. Tuhan dengarkanlah doa kami
dan jangan pernah tinggalkan kami. Sebab Engkaulah Tuhan kami,
kini dan sepanjang masa. Amin.

2. Lagu penutup
‘O Rahmat yang Mengagumkan’ (PS 600) atau lagu lain yang sesuai.

O Rahmat yang Mengagumkan

O Rahmat yang mengagungkan penolong hidupku


’Ku tlah sesat didapatkan, ’ku buta pun sembuh

Rahmat membuatku takwa, membuatku lega


Besar nian rahmat Tuhan di awal hidupku

Kudapat janji yang teguh, kuharap sabdaNya


Dan Tuhan lah perisaiku, tetap selamanya

44
3 Buah Kenabian Yunus
Yunus 3:1-10

Tujuan :
1. Orang muda membaca dan merenungkan buah tindakan kenabian
Yunus.
2. Orang muda memahami maksud baik Allah dalam perutusan kenabian
Yunus.
3. Orang muda menyadari kebaikan Allah yang harus diwartakan kepada
semua orang.

Gagasan Pokok :
Berkat Sakramen Pembaptisan, kita diangkat menjadi anak-anak Allah dan
digabungkan ke dalam Gereja. Dengan demikian kita mempunyai tugas
yang sama dengan anggota Gereja yang lain yakni sebagai imam, nabi, dan
raja (TRITUGAS KRISTUS).
Tugas nabi adalah mewartakan Allah bukan hanya dengan kata-kata tetapi
terlebih dengan kesaksian hidup agar Kristus dan ajaranNya diimani semua
orang sehingga banyak orang menuruti kehendaknya. Kehendak Allah
adalah untuk menyelamatkan umatNya. Kita dipanggil untuk menjadi nabi
pertobatan itu agar makin banyak orang kembali kepada Allah.

Waktu : 90 menit

Metode : Pendalaman 7 Langkah

45
A. PEMBUKA

1. Lagu Pembuka
‘Aku Berubah’ atau lagu lain yang sesuai.
Link Lagu : https://www.youtube.com/watch?v=OVggrKIHB_Q

Aku Berubah
(Things Are Different Now)

Aku berubah, sungguh ‘ku berubah,


waktu ‘ku s’rahkan hatiku.
Aku berubah, sungguh ‘ku berubah,
waktu ‘ku s’rahkan semua.

Yang kukasihi kini lenyap,


Yang lebih baik, aku dapat.
Aku berubah sungguh ‘ku berubah,
Waktu ‘ku s’rahkan semua.

2. Pengantar
Setelah lagu pembuka, tanda salib dan salam, pemandu menyampaikan pengantar.

Teman-teman OMK yang terkasih dalam Kristus, hari ini kita


mengadakan pertemuan BKSN yang ketiga. Pada pertemuan pertama
kita sudah belajar dari sosok Yunus yang menerima “karunia”
panggilan dan perutusan kenabian. Pada pertemuan kedua kita telah
mendalami pergulatan iman Nabi Yunus dalam menjalankan tugas
perutusan kenabian itu. Hari ini kita akan diajak memahami buah
tindakan kenabian Yunus.
Kita mau belajar bahwa tidak ada hal yang sia-sia di dalam nama
Tuhan, sekalipun banyak tantangan yang harus dihadapi. Tantangan
46
itu bisa berasal dari luar (orang lain), misalnya kata-kata orang lain
yang melemahkan semangat kita. Tantangan juga bisa berasal dari
dalam diri kita sendiri, bisa berupa rasa putus asa, sia-sia, perasaan
berjasa, kesombongan, dll. Marilah kita siapkan hati untuk berdoa.

B. PENDALAMAN KITAB SUCI 7 LANGKAH

1. Mengundang Kehadiran Allah


Pemandu mengajak salah satu peserta untuk memimpin doa pembuka,
mengundang kehadiran Tuhan supaya membuka hati masing-masing peserta.

Marilah kita berdoa,


Allah Bapa yang maha kuasa, kami bersyukur atas anugerah dan
rahmat yang telah Engkau limpahkan kepada kami. Kami mohon,
kiranya Engkau berkenan mencurahkan rahmat Roh Kudus-Mu atas
kami semua pada pertemuan BKSN hari ini. Tuntunlah akal budi kami
agar mampu meresapi dan memahami sabda-Mu yang akan kami
dengarkan. Buatlah kami mampu untuk menjadi pewarta kasih-Mu
bagi orang-orang di sekitar kami. Semua doa ini kami persembahkan
kepada-Mu dengan perantaraan Yesus Kristus, Tuhan dan Juru
selamat kami. Amin.

2. Membaca Teks Kitab Suci


Pemandu menunjuk teks kitab suci yang menjadi bahan pertemuan hari ini.
Beberapa teman ditunjuk untuk membacakan teks kitab suci sesuai dengan
pembagian perannya: N: Narator, T: Tuhan, Y: Yunus, O: Orang.
Selama teks dibacakan peserta yang lain membuka kitab sucinya dan
mendengarkan dengan suasana hening. Berilah jeda (3 menit) setelah teks selesai
dibacakan agar peserta dapat meresapkan firman.

47
Setelah itu Pemandu dapat membacakan teks sekali lagi dengan lebih jelas dan
perlahan. Selama pemandu membacakan Kitab suci, semua peserta menutup kitab
sucinya.

Pertobatan Niniwe (3:1-10)


1
N. Datanglah firman TUHAN kepada Yunus untuk kedua kalinya,
demikian:
2
T. "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan
sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu."
3
N. Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah.
Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari
perjalanan luasnya.
4
Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya,
lalu berseru:
Y. "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan."
5
N. . Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan
puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak,
mengenakan kain kabung.
6
Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari
singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain
kabung, lalu duduklah ia di abu.
7
Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang
memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian:
O. "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh
makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum
air.
8
Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung
dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-
masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan
yang dilakukannya.

48
9
Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta
berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita
tidak binasa."
10
N. Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana
mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah
Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap
mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya.

3. Memperhatikan Teks Kitab Suci


Pemandu mengajak peserta masuk dalam suasana hening dan membaca sekali lagi
teks Kitab Suci dalam hati. Selanjutnya pemandu mengajak peserta memilih satu
kata atau kalimat singkat yang mengugah atau menyentuh hatinya. Secara
bergiliran peserta diminta menyebutkan kata/kalimat pilihannya tanpa perlu
menyebutkan alasannya. Peserta yang lain mendengarkan tanpa mengomentari.

Teman-teman terkasih, setelah kita membaca teks ini, marilah kita


hening sejenak merenungkan sabda. Mari kita memilih satu
kata/atau kalimat yang mengugah dan menyentuh bagi teman-teman.
Mari kita sebutkan satu kata atau kalimat itu secara bergantian tidak
perlu dijelaskan alasannya dan juga tidak perlu ditanggapi oleh yang
lain.

4. Mendengarkan Teks Kitab Suci


Pemandu mengajak peserta hening (3 menit). Selanjutnya mengajak peserta
membaca Teks Kitab Suci sekali lagi dalam hati sambil membiarkan Tuhan
menyapa. Dalam keheningan itu, peserta diminta untuk mencari pengaruh
kata/kalimat tersebut dengan bantuan pertanyaan. Misal:

 Seperti Yunus, apakah aku bersedia menjadi pembawa pesan


Allah bagi orang lain?
 Apakah aku pernah memberikan kritik atau saran yang
membangun dengan motivasi demi kebaikan banyak orang? Atau
selama ini aku hanya memberikan kritik yang bersifat
menjatuhkan kepada orang lain?
49
 Belajar dari kisah pewartaan Yunus yang membuat orang Niniwe
bertobat, apakah buah pewartaanku juga pernah dirasakan oleh
orang-orang yang berada di sekitarku?

5. Sharing Iman
Pemandu mempersilahkan peserta mensharingkan pengalaman iman yang
ditemukan setelah merenungkan pertanyaan di atas. Mohon selalu diingat bahwa
yang disharingkan adalah pengalaman rohani berdasarkan dengan kata atau
kalimat yang mengugah atau menyentuh tadi. Karena pengalaman pribadi maka
yang digunakan untuk sharing adalah “saya” bukan “kami”.
Sharing tidak perlu ditanggapi apalagi sampai didiskusikan. Hindari juga sharing
yang terlalu panjang dan bertele-tele.

Contoh:
Ayat yang menyentuh bagi saya adalah "Bangunlah, pergilah ke
Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan
yang Kufirmankan kepadamu."
Ayat tersebut mengingatkan saya bahwa sebagai orang muda saya
harus “bangun” dan mau berbagi hal positif kepada sesama saya, agar
lebih banyak orang muda mengikuti Tuhan.

6. Mencari Pesan
Pemandu memberikan beberapa penegasan.

Yunus dipanggil kembali oleh Tuhan untuk menyampaikan ajakan


pertobatan kepada Niniwe, sekalipun hatinya masih berontak. Orang
Niniwe ternyata menerima pewartaan Yunus. Mereka percaya bahwa
mereka akan binasa kecuali bertobat. Sebagai ungkapan lahiriah dari
pertobatan dan kerendahan hati yang sungguh-sungguh, mereka
berpuasa dan memakai kain kabung. Bukan hanya orang dewasa

50
tetapi juga anak-anak dan bahkan seluruh hewan ternak juga
berpuasa.
Yunus yang membenci bangsa Niniwe, menjadi alat Allah untuk
pertobatan bangsa Niniwe. Belajar dari pewartaan Yunus, kita
sebagai orang muda juga dipanggil menjadi pewarta bagi orang lain
di sekitar kita. Melalui tindakan sederhana, kita bisa menjadi saksi
Allah dan pewarta bagi orang lain. Menjadi seorang pewarta tidak
cukup hanya berdiam dalam kelompok kita saja, tetapi juga bagi
kelompok lain dalam masyarakat. Kita sebagai orang muda harus mau
“bangun” dan bergerak menuju kelompok lain, agar buah pewartaan
bisa dirasakan oleh banyak orang. Seperti Yunus, buah pewartaannya
berbuah pertobatan bagi bangsa Niniwe.
Aksi Nyata
Setelah memberi penegasan pemandu mengajak peserta untuk membuat aksi
nyata dengan cara:

a. Pilihan pertama
 Buatlah gambar yang menceritakan bahaya sampah plastik.
 Ajaklah orang di sekitarmu untuk mengurangi pemakaian
gelas plastik dengan membawa botol minum kemana pun
pergi.
 Fotolah orang-orang yang berhasil kamu ajak dan tunjukkan
foto itu kepada temanmu pada pertemuan berikutnya.
b. Pilihan Kedua
 Buka aplikasi sosial mediamu (Instagram, Whatsapp, FB,
Twitter, dll) dan buatlah sebuah posting foto/video yang
mengarah pada ajakan perubahan.
Contoh:
51
 Mengambil sampah yang berserakan untuk dimasukkan
ke tong sampah
 Mengurangi pemakaian gelas plastik dengan membawa
botol minum kemana pun.
 Cantumkan hashtag #bksn19ksby_omk dalam postingan itu.
 Tag juga teman-temanmu agar semakin banyak orang yang
melakukan perubahan.

7. Mengungkapkan dalam Doa


Pemandu menghantar peserta untuk mengungkapkan rasa syukur atas Sabda
Tuhan dalam doa spontan.

Teman-teman terkasih Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita


bahwa kasih Allah tertuju kepada semua orang yang mau bertobat.
Mari kita ungkapkan rasa syukur kita dalam doa spontan.

Doa spontan diakhiri dengan Doa Bapa Kami.

C. PENUTUP

1. Doa Penutup
Pemandu mengajak salah satu peserta untuk memimpin doa penutup sebagai
ungkapan syukur karena pertemuan hari ini telah selesai.

Marilah kita berdoa,


Allah Bapa yang Maharahim, syukur dan terimakasih atas
penyertaan-Mu sepanjang pertemuan kami hari ini. Semoga melalui
pendalaman Bulan Kitab Suci Nasional hari ketiga ini, kami semakin
Kau sadarkan dan Kau dorong untuk sungguh mau menjadi pewarta

52
Sabda-Mu bagi orang-orang di sekitar kami. Semoga pewartaan
keselamatan-Mu sungguh menghasilkan buah yang berlimpah demi
kemuliaan nama-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Amin.

2. Lagu penutup
‘Keheningan Hati’ atau lagu lain yang sesuai.
Link: https://www.youtube.com/watch?v=cneno3kXmQI

Keheningan Hati

Di sela hening hati ini kudengar sabda-Mu ya Tuhan


Menggema lembut dalam kalbu membuka mata hatiku

Reff:
Ku ingin melangkah seturut sabda-Mu
Agar ku selalu dekat dengan-Mu
Kan ku wartakan sabda-Mu Tuhan
Ke seluruh penjuru dunia

Ajarku tuk selalu setia, menjadi saksi dan pewarta,


Hingga di seluruh dunia, memuji-Mu, Alleluya

53
4 Kesadaran Baru Yunus
Yunus 4:1-11

Tujuan :
1. Orang muda membaca dan memahami kegusaran Yunus atas kebaikan
Allah pada penduduk Niniwe.
2. Orang muda memahami kebaikan Allah yang ditawarkan kepada
semua orang.
3. Orang muda menyadari bahwa setiap orang kristiani dipanggil untuk
terlibat mewartakan kebaikan Allah bagi semua orang.

Gagasan Pokok :
Nabi adalah orang pilihan Allah. Karena Allah yang memilih, seluruh diri dan
hidupnya diabdikan bagi tugas yang dipercayakan Allah. Sebagai hamba,
seorang nabi harus belajar untuk semakin terbuka pada kehendak baik
Allah, melepaskan diri dari ego dan keterbatasan pikirannya sendiri.
Yunus diutus Allah menyerukan pertobatan ke Niniwe, negeri yang sama
sekali tidak ia inginkan. Seorang nabi harus siap diutus kemana pun dan
kepada siapapun. Seorang Nabi harus mampu melihat bahwa kehendak
baik Allah ditawarkan kepada semua orang dan dapat terwujud bagi siapa
pun yang mendengarkan-Nya. Sebagai orang kristiani kita diajak untuk
semakin terbuka dan terlibat dalam mewujudkan keselamatan Allah yang
ditujukan bagi semua orang.

Waktu : 90 menit

Metode: Pendalaman 7 langkah

54
PEMBUKA

1. Lagu Pembuka
‘Hidup Ini adalah Kesempatan’ atau lagu lain yang sesuai.
Link lagu : https://www.youtube.com/watch?v=dSUEq1k-P2E

Hidup Ini Adalah Kesempatan


Hidup ini adalah kesempatan
Hidup ini untuk melayani Tuhan
Jangan sia-siakan waktu yang Tuhan bri
Hidup ini hanya sementara
Oh Tuhan pakailah hidupku
Selagi aku masih kuat
Bila saatnya nanti u tak berdaya lagi
Hidup ini sudah jadi berkat
Hidup ini adalah kesempatan
Hidup ini untuk melayani Tuhan
Jangan sia-siakan waktu yang Tuhan bri
Hidup ini harus jadi berkat

2. Pengantar
Setelah lagu pembuka, tanda salib dan salam, pemandu menyampaikan pengantar.

Teman-teman kaum muda yang terkasih, salam jumpa. Hari ini adalah
pertemuan terakhir Bulan Kitab Suci Nasional 2019. Tema pertemuan
kali ini: “Kesadaran Baru Yunus”. Pada pertemuan pertama kita diajak
belajar dari pribadi Yunus yang menerima “karunia” panggilan dan
perutusan kenabian. Dalam pertemuan kedua kita sudah mendalami

55
pergulatan iman Nabi Yunus dalam menjalankan tugas perutusan
kenabian. Pada pertemuan ketiga kita diajak memahami buah
tindakan kenabian Yunus. Pada pertemuan terakhir ini kita akan
membaca dan merenungkan bagaimana seorang nabi belajar
semakin terbuka pada kehendak baik Allah dan melepaskan segala
kebencian pada sesama yang tidak diinginkannya.
Allah bersabda melalui Nabi Yunus bahwa Ia akan selalu memberi
pengampunan pada siapapun yang mau bertobat. Kisah Yunus
semoga menyadarkan kita bahwa kita tidak mempunyai hak untuk
menghukum sesama. Mari kita siapkan hati kita untuk mendengarkan
firman Tuhan dengan doa.

A. PENDALAMAN KITAB SUCI 7 LANGKAH

1. Mengundang Kehadiran Allah


Pemandu mengajak salah satu peserta untuk memimpin doa pembuka,
mengundang kehadiran Tuhan supaya membuka hati masing-masing peserta.

Marilah kita berdoa,


Allah Bapa yang Mahakasih, kami bersyukur atas setiap anugerahmu,
untuk setiap rejeki, kesehatan, serta nafas kehidupan yang masih
kami hirup hingga saat ini. Terimakasih Tuhan, hari ini kami boleh
menimba kekuatan lewat sabda-Mu. Lewat nabi Yunus kami ingin
membuka mata kami bahwa semua orang punya hak yang sama
untuk mendapat kebaikan dan kesempatan. Bukalah hati kami, ya
Tuhan, untuk menghidupi sabda-Mu dalam pergaulan dan pelayanan
kami. Amin.

56
2. Membaca Teks Kitab Suci
Pemandu menunjuk teks kitab suci hari ini dan dapat menunjuk salah satu teman
untuk membacakan teks tersebut. Selama teks dibacakan peserta lain membuka
kitab sucinya dan mendengarkan dengan suasana hening.
Berilah jeda (3 menit) setelah teks selesai dibacakan agar peserta dapat
meresapkan firman. Pemandu dapat membacakan teks sekali lagi dengan lebih
jelas dan perlahan. Selama pemandu membacakan Kitab suci, semua peserta
menutup kitab sucinya.

Kesadaran Baru Yunus (4:1-11)

Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia.
2
Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya:
"Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku?
Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu,
bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang
sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka
yang hendak didatangkan-Nya.
3
Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik
aku mati dari pada hidup."
4
Tetapi firman TUHAN:
"Layakkah engkau marah?"
5
Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah
timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah
naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu.
6
Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak
melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada
kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu.
7
Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah
datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu.

57
8
Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah
angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala
Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya:
"Lebih baiklah aku mati dari pada hidup."
9
Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus:
"Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?"
Jawabnya:
"Selayaknyalah aku marah sampai mati."
10
Lalu Allah berfirman:
"Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau
tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh
dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula.
11
Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu,
yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya
tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya
yang banyak?"

3. Memperhatikan Teks Kitab Suci


Pemandu mengajak peserta masuk dalam suasana hening dan membaca sekali lagi
teks Kitab Suci dalam hati. Selanjutnya pemandu mengajak peserta memilih satu
kata atau kalimat singkat yang mengugah atau menyentuh hatinya. Secara
bergiliran peserta diminta menyebutkan kata/kalimat pilihannya tanpa perlu
menyebutkan alasannya. Peserta yang lain mendengarkan tanpa mengomentari.

Teman-teman terkasih, setelah kita membaca teks ini, marilah kita


hening sejenak merenungkan sabda. Mari kita memilih satu
kata/atau kalimat yang mengugah dan menyentuh bagi teman-teman.
Mari kita sebutkan satu kata atau kalimat itu secara bergantian tidak
perlu dijelaskan alasannya dan juga tidak perlu ditanggapi oleh yang
lain.

58
4. Mendengarkan Teks Kitab Suci
Pemandu mengajak peserta hening (3 menit). Selanjutnya mengajak peserta
membaca Teks Kitab Suci sekali lagi dalam hati sambil membiarkan Tuhan
menyapa. Dalam keheningan itu, peserta diminta untuk mencari pengaruh
kata/kalimat tersebut dengan bantuan pertanyaan. Misal:

 Apakah kisah Yunus ini mengingatkanku pada suatu


tugas/pelayanan yang tidak sesuai dengan keinginanku?
 Bagaimana aku menjalankan tugas itu? Dengan sepenuh hati atau
ogah-ogahan?
 Kalimat yang kupilih memberikan teguran atau nasehat apa?
 Apakah teks ini mengingatkanku bahwa tidak semua yang
kuinginkan bisa terkabul?

5. Sharing Iman
Pemandu mempersilahkan peserta mensharingkan pengalaman iman yang
ditemukan setelah merenungkan pertanyaan di atas. Mohon selalu diingat bahwa
yang disharingkan adalah pengalaman rohani berdasarkan dengan kata atau
kalimat yang mengugah atau menyentuh tadi. Karena pengalaman pribadi maka
yang digunakan untuk sharing adalah “saya” bukan “kami”.
Sharing tidak perlu ditanggapi apalagi sampai didiskusikan. Hindari juga sharing
yang terlalu panjang dan bertele-tele.

Contoh:
Ayat yang menyentuh bagi saya adalah "Layakkah engkau marah?".
Teks ini memberikan teguran bagi saya karena tidak jarang saya
menjadi cepat marah bila menghadapi situasi yang sulit dan tidak
sesuai dengan harapan saya.

6. Mencari Pesan
Pemandu memberikan beberapa penegasan.

59
Teks ini berkisah tentang kemarahan Yunus dan belas kasih Allah.
Kemarahan Yunus didasarkan pada ketidakrelaannya kalau Allah
menyelamatkan bangsa yang kafir dan jahat. Meskipun berangkat ke
Niniwe, Yunus sangat ingin mereka dihancurkan. Bagi Yunus, mereka
bukan hanya orang non Israel, tetapi juga merupakan musuh orang
Israel.
Orang-orang Niniwe ternyata mendengarkan pewartaan Yunus.
Mereka bertobat sehingga terbebas dari hukuman Allah. Yunus
menjadi marah karena Allah memutuskan untuk mengampuni orang-
orang Niniwe. Yunus demikian kecewa dan bingung secara emosi
sehingga ia mau mati saja. Yunus merasa Allah telah memusuhi
dirinya dan bangsanya dengan menyelamatkan Niniwe.
Allah dengan belas kasihan berusaha meyakinkan Yunus lewat
kehadiran pohon jarak yang tumbuh dengan cepat. Jika Yunus saja
bisa mengasihi pohon jarak yang pagi hari ada dan siang hari layu,
apalagi Allah terhadap penduduk Niniwe yang begitu besar
jumlahnya. Allah sangat mengasihinya dan juga mengasihi semua
bangsa. Belas kasih Allah meliputi seluruh manusia, baik orang Israel
atau orang Asyur, musuh utama Israel, yang telah menghancurkan
Kerajaan Israel (Utara). Kasih Allah nyatanya tidak dapat dibatasi
untuk kelompok orang tertentu saja. Kasih-Nya menjangkau seluruh
umat manusia karena kita semua adalah ciptaan-Nya. Allah
menawarkan keselamatan bagi semua orang yang mau datang
kepadanya.
Kebencian dan kemarahan membutakan hati dan cinta kasih kepada
sesama. Hati yang buta membuat Yunus tidak mampu melihat
kesalahan diri sendiri. Allah menasehati Yunus agar berbelaskasih
seperti diri-Nya. Tidak jarang kita pun seperti Yunus. Dengan mudah

60
kita melihat kesalahan orang lain dan merasa diri paling baik. Dengan
mudah kita menjadi marah bila apa yang menjadi harapan kita tidak
terwujud. Seperti kepada Yunus, Allah pun memberikan nasehat
kepada kita untuk senantiasa berbelaskasih.
Aksi Nyata
Setelah memberi penegasan pemandu mengajak peserta untuk membuat aksi
nyata dengan cara:

a. Pilihan pertama
 Buatlah pembatas buku yang berisi “SERUAN PERDAMAIAN”
Contoh: Tersenyumlah kepada semua orang maka kedamaian
akan datang.
 Berikan hiasa (pita, bunga, dll)
 Bagikan hasil karyamu kepada orang-orang disekitarmu
b. Pilihan Kedua
 Buka aplikasi sosial mediamu (Instagram, Whatsapp, FB,
Twitter, dll) dan buatlah sebuah posting foto/video yang
berisi “SERUAN PERDAMAIAN” (bisa tulisan atau video).
 Cantumkan hashtag #bksn19ksby_omk dalam postingan itu.
Contoh: Terseyumlah kepada semua orang maka kedamaian
akan datang #bksn19ksby _omk
 Tag teman-temanmu juga agar gerakanmu lebih memiliki
daya “ubah” yang lebih luas.

7. Mengungkapkan dalam Doa


Pemandu menghantar peserta untuk mengungkapkan rasa syukur atas Sabda
Tuhan dalam doa spontan.

61
Teman-teman terkasih Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita
bahwa kasih Allah tertuju kepada semua orang yang mau bertobat.
Mari kita ungkapkan rasa syukur kita dalam doa spontan.

Doa spontan diakhiri dengan Doa Bapa Kami.

C. PENUTUP

1. Doa Penutup
Pemandu mengajak salah satu peserta untuk memimpin doa penutup sebagai
ungkapan syukur karena pertemuan hari ini telah selesai.

Marilah kita berdoa,


Allah Bapa yang Mahakasih, kami bersyukur bahwa kami telah
menyelesaikan pendalaman Bulan Kitab Suci Nasional hingga
pertemuan keempat ini. Semoga lewat permenungan kisah Nabi
Yunus, kami mampu memberikan diri secara total kepada semua
orang tanpa pilih-pilih. Semoga pertemuan ini semakin membuka hati
dan pikiran kami untuk berani mengampuni siapa pun dan berani
menjadi pelopor perdamaian sehingga keselamatan-Mu semakin
terwujud bagi semua orang. Demi Kristus Tuhan dan pengantara
kami. Amin

2. Lagu penutup
‘Kauberi Kesempatan’ atau lagu lain yang sesuai.
Link Lagu : https://www.youtube.com/watch?v=9FDpb_eLBxE

62
Kauberi Kesempatan (Nikita)

Kauberikan kesempatan
Untuk belajar dari kesalahanku
Di masa yang telah lalu
Kauberikan ku iman untuk mencoba lagi
Sampai ku jadi sempurna sepertiMu

Meskipun ku jatuh berulang kali


Namun oleh kasihMu kubangkit kembali
Ku tak dapat sungguh menyia-nyiakan
kepercayaanMu terhadapku Tuhan

Kauberikan ku iman untuk mencoba lagi


sampai ku jadi sempurna sepertiMu

63
Catatan Pribadi

64

Anda mungkin juga menyukai