Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KITAB YUNUS 3:1-4:10

DISUSUN OLEH:

Nama : Mispan

Nim : 86.3194

Prodi : Pak

Tkt/Sem : I / II

M.Kuliah : PPPL II

Dosen : Dr Ruben Nesimnasi, M.Th

SEKOLAH TINGGI THEOLOGI “IKAT”

JAKARTA TAHUN 2023


Kata Pengantar

Puji syukur kepada TUHAN YESUS KRISTUS, sehingga penulis dapat


menyusun makalah ini baik dalam bentuk maupun isinya meskipun sederhana. Makalah
ini sebagai salah satu syarat untuk dapat melulusi salah satu mata kuliah yaitu
“Pembimbing Pengantar Perjanjian Lama II”. Dalam makalah ini dijelaskan tentang
kitab Yunus.

Penulis berharap agar makalah ini dapat menjadi acuan atau petunjuk bagi para
pembaca serta masukan-masukan yang membangun dari pembaca dan dosen
pengampu yaitu bapak Dr. Ruben Nesimnasi, M.Th. Penulis akui bahwa dalam
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan karena itu penulis sangat
mengaharapkan saran dari setiap pembaca.

Hormat Saya

Mispan’
Daftar isi
HALAMAN SAMPUL...........................................................................................................

KATA PENGANTAR...........................................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar
Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan
masalah...................................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................

BAB II Isi

A. Gambaran umum kitab


Yunus................................................................................................................
B. Studi
hermeneutik........................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketaatan adalah sesuatu yang sangat dituntut Tuhan. Baik hubungan dengan
Tuhan, orang Tua, maupun yang lainnya. Dalam melakukan sesuatu, sesorang dituntut
untuk selalu menaati apa yang telah di beritahukan kepadanya atau yang telah dibuat
untuk menjadi petunjuk baginya. Hanya sedikit orang yang mampu atau memiliki
‘ketaatan’. Akan tetapi, kita sebagai orang yang percaya kepada Tuhan dituntut untuk
taat kepada Tuhan.

Yunus sebagai seorang nabi, di panggil oleh Allah untuk pergi ke Niniwe namun ia
malah pergi ke tempat lain. Disini Yunus tidak taat terhadap perintah Tuhan. Meskipun
demikian, Yunus masih diberi kesempatan kedua untuk pergi ke Niniwe. Niniwe dikenal
sebagai kota yang sangat durhaka kepada Tuhan. Segala macam pelanggaran
terhadap kehendak Tuhan telah mereka lakukan, sehingga mmembuat Tuhan murka
kepada mereka. Namun, Tuhan masih mau melepaskan mereka dari murkanya,
dengan mengutus Yunus untuk pergi kepada mereka agar mereka dapat bertobat dan
kembali kepada Tuhan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kitab Yunus ?
2. Bagaimana Latar belakang penulis?
3. Kapan penulisan kitab Yunus?
4. Bagimana garis besar kitab Yunus?
5. Apa Tujuan kitab Yunus?
6. Bagimana Kedudukan Kitab/teks?
7. Apa Tema-tema utama?
8. Bagaimana Konteks kitab Yunus?
9. Bagaimana Hermeneutik kitab Yunus?
10. Bagimana Implikasi kitab Yunus?
C. Tujuan
1. Mengetahui isi dan latar belakang kitab Yunus.
2. Mengetahui penulis.
3. Mengetahui waktu penulisan.
4. Mengetahui garis besar kitab Yunus.
5. Mengetahui tujuan kitab Yunus.
6. Mengetahui kedudukan kitab Yunus.
7. Mengetahui tema-tema kitab Yunus.
8. Mengetahui konteks kitab Yunus.
9. Mengetahui hermenutik kitab Yunus.
10. Mengetahui implikasi dari kitab Yunus.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gambaran kitab Yunus


a. Kitab Yunus

Ketika orang-orang Yahudi masih memulihkan diri dari pembuangan Babel, suatu
ancaman serius bagi keberadaan mereka. Selama abad IX dan VIII SM, kekuasaan-
kekuasaan besar telah melepaskan diri dari wilayah-wilayah yang dahulu direbut oleh
raja Daud dan Salomo. Pada tahun 722 SM Asyur telah mengalahkan kerajaan utara,
Israel mengangkut para pemimpin mereka ke pembuangan dan menempatkan orang-
orang dari bangsa lain di Palestina utara. Kerajaan kecil Yehuda masih bertahan
sampai abad berikutnya, tetap hidup di tengah pergantian kekuasaan di Mesopotamia
dari Asyur kepada Babel, tetapi tidak dapat lepas tanpa batas. Pada tahun 587
Nebukadnezar dan pasukan Babel menghancurkan Yerusalem dan membawa raja
yangg buta serta kebanyakan penduduk ke pembuangan di babel. Lima puluh tahun
kemudian, pada tahun 583 SM< Koresy, raja Perisa, sesudah mengalahkan babel,
mengeluarkan suatu dekrit. Ia mengizinkan orang- orang Yahudi kembali ke Yerusalem
untuk membangun kembali Bait Suci. Peperangan antara yang kembali dari
pembuangan dengan yang tetap tinnggal, serta kemiskinan dan sedikitnya tenaga yag
perlu untuk membangun kembali tanah yang di tinggalkan dan dihancurkan. Dalam
Pelayanan awalnya, Yunus bisa dikatakan terkenal karena ia menubuatkan kejayaan
Israel serta ekspansi wilayahnya sampai ke berbagai perbatasan sebelumnya. Maka
dari itu, Tuhan menunda hukumannya bagi Israel, Tuhan mengizinkan bangsaNya
sendiri mendapati dan merasakan kemakmuran yang dasyat di bawah Yerobeam II
seperti yang dikatakan dalam 2 Raja-raja 14:24, akan tetapi Israel dan juga Yehuda
malah menganggap bahwa anugerah Allah yang mereka dapat adalah hal yang
lumrah. Ketika Yunus melayani, perhatian Asyur sangat dipusatkan kepada suku-suku
Urartu yang beradadi pegunungan sehingga Asyur tidak melanjutkan kampanye
kemiliterannya ke arah Barat sampai pada masa Tiglat-Pileser III memerintah yaitu
pada tahun 750 SM, akan tetapi keadaan ini membuat orang Israel bersyukur karena
peralihan Asyur ini. Israel secara agresif melakukan berbagai kebijakan pertahanan
dengan cara memperkuat kota-kota yang kubu, membangun tentara serta melakukan
diplomasi secara internasional. Andai kata orang Israel mengetahui misi keberangkatan
Yunus ke Niiwe, bukan tidak mungkin mereka akan menjadikan Yunus sebagai
pahlawan nasional mereka. Akan tetapi, orang israel tidak menyadari bahwa Allah
bebas untuk bermurah hati kepada siapapun termasuk Asyur lalu justru menumpahkan
penghakiman-Nya bagi Israel. Namun, hal ini mungkin dapat dirasa bahwa tidak adil.
Kitab Yunus mengisahkan panggilan sang nabi untuk pergi ke Ninniwe dan
tanggapannya. Pasal 1 (Yun. 1:1-17) menceritakan ketidaktaatan Yunus pada mulanya
serta hukuman Allah sesudah itu. Yunus tidak pergi ke timur laut ke Niniwe, malah naik
kapal yang berlayar ke barat Tarsis (di Spanyol), tujuan terjauh yang mungkin ke arah
yang berlawanan dengan kehendak Allah. Tidak lama kemudian Yunus menghadapi
tindakan balasan Allah dalam bentuk badai besar di Laut Tengah, dipermalukan karena
ketahuan para pelaut sehingga dibuang ke laut. Dengan takdir Tuhan telah tersedia
seekor “ikan besar” yang siap menyelamatkan hidupnya. Pasal 2(Yun. 2:1-10)
mengisahkan doa Yunus dari ruangan unik di dalam perut ikan, ketika ia bersyukur
kepada Allah karena menyelamatkan hidupnnya, beriktiar untuk menaati panggilan
Allah, lalu dimuntahkan oleh ikan itu ke darat. Pasal 3 (yun 3:1-10) mengisahkan
kesempatann kedua bagi Yunus untuk pergi ke Niniwe dan pemberitaan amanat Allah
kepada penduduk kota itu. dalam peristiwa kebangunan rohani satu kota yang palinng
mengesankan dalam sejarah, raja Niniwe menyerukan agar seluruuh kota berpuasa
dan bertobat, sehingga mereka diselamatkan dari hukuman Allah. Pasal 4 (Yun 4:1-11)
berisi keluhan Yunus kepada Allah karena meluputkan kota yang memusuhi Israel ini.
dengan menggunakan pohon jarak, seekor cacing dan angin timur, Allah mengajarkan
nabi-Nya yang marah-marah bahwa Dia senang menyediakan kasih karunia-Nya bagi
setiap orang bukan hanya bagi Israel dan Yehuda. Kitab Yunus menegaskan
kebebasan Allah, kedaulatan dan kuasaNya. Ia adalah pencipta segala sesuatu (1:9)
dan sebagai Sang Pencipta, Ia bebas memerintah. KuasaNya meliputi semua ciptaan
dan penebusan. Allah tidak pernah dapat diikat baik oleh pemahaman konfesional,
defenisi theologis atau praktik agama.

Kitab ini tidak historis, karena di dalamnya terdapat peristiwa yyang tidak pernah
terjadi. Tetapi tokoh Yunus sendiri adalah seorang yang pernah hidup, sebab namanya
terdapat dalam II Raja 14:25. Dia adalah seorang nabi yang hidup pada masa
Yerobeam II (kira-kira tahun 750 seb.Kr.), dan bekerja di Kerajaan Utara. Dia adalah
seorang nabi nasionalis yang mengabarkan kemenangan bangsa Israel dalam perang
melawan Aram. Walaupun Yunus hidup kira-kira pada tahun 759 seb.Kr., itu tidak
berarti bahwa kitab Yunus sendiri berasal dari waktu tersebut. Kitab Yunus ditulis kira-
kira pada tahun 350 seb.Kr. jadi 400 tahun sesudah Yunus sendiri hidup. Hal ini dapat
disimpulkan karena didalam kitab ini terdapat :

1. Pengaruh bahasa Aram,


2. Bahasa Ibrani yang dipakainya adalah bahasa Ibrani yang muda,
3. Kitab ini rupa-rupanya mau memprotes partikularisme di Yehuda pada
masa sesudah pembuangan di Babylon.

Partikularisme di Yehuda sesudah pembuangan di Babylon menjadi kuat sekali,


sebab pengalaman pahit yang dialami Yehuda dengan bangsa-bangsa lain.
pembuanga ke Babylon dilihat dan diakui sebagai hukuman Allah karena dosa
bangsaNya, terutama dosa sinkretisme. Sinkretisme ini adalah hasil dari pergaulan
Israel dengan bangsa-bangsa kafir. Oleh karena itu, sesudah masa pembuangan di
Babylon, mereka berusaha mencegah agar bangsa Yehuda tidak jatuh kembali ke
dalam sinkretisme itu. dengan demikian maka sejak saat itu mereka bersifat tertutup
dan partikularistis dan menarik diri dari pergaulan dengan bangsa-bangsa lain.
makanya dapatlah kita lihat bahwa kitab Yunus ditulis dengan maksud untuk
memprotes partikularisme yang berlebih-lebihan ini dengan menekankan universalisme,
bahwa Allah Israel adalah sekaligus Allah seluruh dunia dan semua bangsa.

b. Penulis

Kitab Ini bukanlah ditulis oleh nabi Yunus, melainkan adalah kitab yang
menceritakan kitab yang menceritakan mengenai seorang nabi yang bernama Yunnus,
Nama Yunus dalam bahasa Ibrani berbunyi “YONA” yang berarti “merpati”. Nama
lengkapnya adalah Yona bin Amittai. Yunus yang namanya berarti merpati
diperkenalkan sebagai putra Amitai seperti yang sikatakan dalam kitab Yunus 1:1.
Sebab di dalam 2 Raja-raja 14:25, Yunus disebut sebagai (1) Nabi kepada kerajaan
utara Israel semsa pemerintahan Yerobeam II (793-753SM) serta (2) yunus berasal dari
Gat-Hefer, tiga sampai lima kilometer utara Nazaret di Gallilea. 2 Raja-raja 14:25
adalah satu-satunya pasal lain yang menyebut-nyebut nabi ini. dan itu berarti Yunus
hidup sekitar pertengahan abad 8 sM. Kota Niniwe, ibu kota Asyur yang adalah musuh
Israel yang sedang berkuasa dan menjadi pokok utama kitab ini, dihancurkan oleh
bangsa Babel pada tahun 612 sM. Jika bukan Yunus sendiri penulisnya, barangkali
kisah ini ditulis setelah tahun tersebut di atas. Yunus sepertinya berasal dari Periode
Ptolemik (abad ke-3 sM). Bukti-bukti meliputi ciri tertulis diseluruh kitab, demikian juga
pertalian-pertalian dengan mitologi Yunani. Keduanya dapat diterangkan secara
singkat: Kitab Yunus merupakan narasi yang dikonstruksikan dengan terampil di mana
sejumlah besar referensi-referensi Alkitab telah diintegrasikan untuk menciptakan suatu
makna yang lebih dalam. Tema sentral mengenai pertobatan kepada Allah dan
kemungkinan rasa sesal-Nya yang mengikuti jelaslah dipinjam dari Yeremia seperti
dalam Yeremia 18:7-8;26;36 juga dalam Yoel. Bahkan ada beberapa ayat yang
terdapat dalam Yoel diproduksi dalam per kalimat oleh Yunus seperti Yoel 2:13b/Yunus
4:2b; Yoel 2:14a/Yunani 3:9b. Serta juga, mazmur Yunus dalam Yunus 2 tak salah lagi
menggabungkan bahasa dan teologi Mazmur seperti dalam Yunani 2:2 di produksi dari
Mazmur 120:1, Yunus 2:2;4 diprosuksi dari Mazmur 31:22; Yunani 2:6 diproduksi dari
Mazmur 18:5;116:3; serta dalam Yunani 2:7 yang diproduksi dari Mazmur 103:4.
Protagonis Yunus, anak Amitaii, disebutkan dalam 2 Raja-raja 14:25, yang mungkin
merupakan sumber dari mana kitab ini meminjam nama pahlawannya. Kitab Yunus
tidak berisi ucapan-ucapan nubuat dan tidak mnegindikasikan kepenulisan. Sekalipun
Yunus adalah nabi abad ke delapan, pertimbangan-pertimbangan lain lebih mendukung
penanggalan yang lebih lambat untuk menyusun kitabnya. Menurut Ellison, seorang
nabi Yehuda telah menyusun kitab itu untuk memberi semangat kepada Yehuda yang
akan mengalami pembuangan. Craigie menyimpulkan bahwa kitab itu mungkin disusun
dalam masa atau setelah masa Pembuangan. Terlepas dari penanggalan nubuat pada
audiensi aslinya, Yunus adalah nabi Allah yang bagi Niniwe dan kitab ini adalah kitab
profetis Allah. Nama pengarang kitab Yunus tidak diketahui lagi. Kitab Yunus tidak
memberi keterangan tentang nama pengarang berasal dari kalangan kenabian. Kitab
Yunus mempersoalkan panggilan dan tugas seorang nabi.
c. Waktu penulisan

Kitab Yunus ini ditulis di Palestina sekitar abad V sM, ketika orang-orang Yahudi
masih memulihkan diri dari pembuangan Babel, suatu ancaman serius bagi keberadaan
mereka. Alkipedia menuliskan bahwa waktu penulisan kittab ini yaitu sekitar ± 760 SM.
Pelayanan Yunus yang bersejarah (untuk membedakan tanggal pelayanannya dan
tanggal kitab ini di tulis) pada umumnya ditempatkan dalam salah satu dari dua
kerangka waktu; masa pemerintahan raja Asyur Adad-nirari II (771-754 SM). Kitab ini
mungkin telah disusun pada waktu apa saja antara pertengahan abad kedelapan dan
kanonisasi kedua belas nabi pada akhir abad ke lima. Sejumlah besar sarjana
menetapkan tanggal penulisan kitab ini pada masa antara pembuangan dan zaman
Ezra-nehemia, dan Julius A. Bewer bahkan menempatkannya antara 400 dan 200 sM.
Tanggal yang belakanngan ini didasarkan pada ketegangan antara universalisme dan
nasionalisme dalam kitab ini. dari isi kitab Yunus jelaslah bahwa pengarang mengenal
riwayat tentang Elia dalam kitab Raja-raja (bnd. Yun 4:3,8) dan kitab Yeremia juga (bnd.
Yunus 3:8). Oleh karena kedua kitab tersebut baru dibulatkan selama zaman
pembuangan (586-538 sM), maka kitab Yunus menunjukkan juga kepada zaman
setelah pembuangan. Dalam Yunani 3:9a ditemui kutipan dari kitab Yoel 2:14a.
Diterima bahwa kitab Yoel di karang sekitar tahun 400 Sm. Jika demikian, maka kitab
Yunus di karang setelah kitab Yoel. Karena itu, disimpulkan bahwa kitab Yunus di
karang setelah pembuangan, yaitu menjelang akhir zaman Persia dan agaknya tidak
lama setelah kitab Yoel.

d. Garis besar
I. Pangilan Alah yang pertama kepada Yunus (Yunus 1:1-2:10)
a. Panggilan Yunus: Pergi ke Niniwe (Yunus 1:1-2)
b. Ketidaktaatan Yunus (Yunus 1:3)
c. Dampak ketidaktaatan Yunus (Yunus 1:4-17)
1. Terhadap orang lain (Yunus 1:4-7)
2. Terhadap dirinya sendiri (Yunus 1:12-17)
d. Doa Yunus ditengah malapetaka (Yunus 2:1-9)
e. Pembebasan Yunus (Yunus 2:10)
II. Panggilan Allah yang kedua kepada Yunus (Yunus 3:1-4:11)
a. Panggilan Yunus: pergi ke Niniwe (Yunus 3:1-2)
b. Tugas ketaatan Yunus (Yunus 3:3-4)
c. Dampak ketaatan Yunus (Yunus 3:5-9)
A. Orang Niniwe bertobat (Yunus 3:5-9)
B. Orang Niniwe selamat dari Hukumann Allah (Yunus 3:10)
d. Keluhan Yunus (Yunus 4:1-3)
e. Teguran dan pelajaran bagi Yunus ( Yunus 4:4-11).
Struktur
1. Panggilan Yunus dan Pelariannya, dalam Yunus 1:1-2:10
a). Panggilan Yunus, 1:1-2
b). Yunus di kapal menuju Tarsis, 1:3
c). Dilema dan doa para pelaut, 1:4-8
d). Proklamasi Yunus, 1:9
e). Respon dan penyelamatan, 1:10-16
f). Yunus di dalam perut ikan, 1:17-2:1

Doa Yunus, 2:2-9

g). Yunus di darat, 2:10

2. Yunus berada di Niniwe, 3:14:11

a). Panggilan Yunus, 3:1-2

b). Yunus di Niniwe, 3:3

c). Pemberitaan Yunus, 3:4

d). Dilema, respons, serta penyelamatan Niniwe, 3:5-10

Ratapan yang disampaikan Yunus, 4:1-4

1). Yunus berada dibwawah naungan, 4:5-7

2). Dilema dan respons Yunus, 4:8-9

3). Pemberitaan Allah, 4:10-11.

e. Tujuan kitab

Tujuan kitab Yunus ini, tidak dapat dimengerti apabila tanpa menetapkan genre
kesastraan Yunus. Banyak proposal telah di buat dan sebagian di antaranya sudah
meyakinkan. Apakah genre kitab ini historis, didaktis, alegoris satir, midras, atau
parabolis? Bagi penulis buku penginterpretasian kitab para Nabi, kitab ini bersifat
historis dengan penekanan yang parabolis. Suatu perumpamaan tidak harus tidak
historis dengann tujuan yang terletak pada perspektif yang ditawarkan bagi kehidupan
yang bijaksana. Pertama, sang nabi mewakili umat Allah yang dalam ketidaktaatannya
kepada Tuhan gagal untuk menerima berkat-berkat Allah. Kedua, Tuhan bebas
memerintah atas ciptaan-Nya dan menyelamatkan bangsa non-Yahudi dari kemalangan
mereka, namun umat Allah mungkin buta terhadap kebesaran dan kebebasan-Nya.
Yuus gagal menghargai bahwa Tuhan bisa sama panjang sabarnya terhadap bangsa-
bangsa itu. Yahweh, yaitu sang Raja Agung adalah yang bebas memberkati, bermurah
hati, serta sabar terhadap bangsa-bangsa itu. Lebih dari itu, Allah dapat menunjukkan
belas kasih-Nya kepada bangsa-bangsa kafir dan bukan hanya memperhatikan
margasatwa, Ia mengatakan bahwa :” bagaimana tidak Aku sayang kepada Niniwe,
kota besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang yang
semuanya tidak tahu membedakan yang mana tangan kanan dan yang mana tangan
kiri, beserta ternaknya yang begitu banyak?. Ketiga, Yunus secara negatif mengikuti
pola Elia. Ia seperti Elia, diutus untuk sebuah misi, ketika misinya seakan gagal, ia pun
siap untukk mati. Namun, berbeda dengan Elia, Yunus tidak mempunyai alasan untuk
kemurungannya . di dalam Kitab Ini Yunus tampak bodoh, seperti yang telah
disimpulkan Allen bahwa “Yunus dimunculkan sebagai figur yang menggelikan yang
tidak akan dibela oleh siapa pun”. Kitab merupakan amsal profetis yang diarahkan pada
kebodohan Yunus dan mendorong munculnya respons yang bijaksana dari orang-orang
yang selama ini merasa dirinya sendiri yang paling benar. berpenduduk Kitab ini
memiliki tiga tujuan, yaitu:

1. Menunjukkan kepada Israel dan bangsa-bangsa lainnya bahwa betapa besar


dan luasnya kasih sayang serta tindakan Allah yang menyelamatkan mereka
melalui pemberitaan pertobatan
2. Menunjukkan melalui pengalam Yunus betapa jauhnya Israel yang telah jatuh
dari panggilan misioner yang semula untuk menjadi terang penebusan bagi
orang-orang yang tinggal dalam gelap seperti dalam Kejadian 12:1-3; Yesaya
42:6-7 serta dalam Yesaya 49:6
3. Memperingatkan Israel yang murtad bahwa Allah dalam kasih dan
kemurahanNya telah mengutus bukan hanya satu tetapi banyak nabi setia
yang menyampaikan berita pertobatan-Nya agar menghindarkan hukuman
atas dosa yang tak dapat dielakkan.

B.S. Child benar ketika ia mengatakan bahwa tujuan kitab ini adalah masalah
yang sangat penting dan membingungkan dari kitab ini. pandangan-pandangan
mengenai tujuan ini sangat berbeda. Smith menyimpulkannya sebagai pemelihara Allah
dan ketetapan firmanNya kepada orang-orang bukan Yahudi, dan saran yang lebih
baru dan lebih menarik bahwa kitabb Yunus menegaskan kemungkinan pertobatan bagi
manusia, dan dimana hal ini terjadi. Juga bertujuan untuk menceritakan kisah dari
yunus sendiri bahwa Yunus adalah penulisnya atau kisah nabi-nabi abad kedelapan
yang mempunyai reputasi bahwa ia paling banter enggan menaati panggilan kenabian.

e. Kedudukan teks

Kitab Yunus adalah salah satu dari Kitab-kitab keduabelas nabi kecil. Oleh karena
kitab-kitab keduabelas nabi itu aslinya dituliskan di satu gulungan, maka kalangan
Yahudi menganggapnya sebagai satu kitab saja; bandingkanlah sebutan dalam bahasa
Yunani: dodekapropheton, yaitu kitab keduabelas nabi. Biasanya kita menyebutkan
nabi-nabi itu keduabelas nabi kecil. Gulungan atau kitab keduabelas nabi kecil itu tidak
dikarang sekaligus, tetapi merupakan hasil pertumbuhan yang cukup lama. Sejarah
terjadinya kitab nabi-nabi kecil itu tidak dapat ditentukan secara terperinci. Kitab Yunus
menduduki tempat khusus dalam kitab keduabelas nabi kecil. Sebabnya ialah karena
kitab Yunus tidak memuat nubuat seorang nabi, namun justru tentang seorang nabi,
bernama Yunus. Dari ketiga bentuk sastra, yang lazim terdapat terdapat dalam kitab-
kitab kenabian, yaitu nubbuat, pengakuan (confessiones, dalam bentuk aku) dan berita
(historis), hanya bentuk sastra terakhir saja terdapat dalam kitab Yunus: kitab Yunus
dengan berita tentang nabi Elia dan Elisa dan tentang nabi Yesaya.

Berdasarkan garis-garis besar yang telah di paparkan di atas maka kedudukan teks
Yunus 3:1-4:11 yaitu sebelum Doa Yunus dan setelah Panggilan Yunus yang pertama.

f. Tema-tema utama dalam kitab Yunus


1. Pangilan Yunus
2. Doa Yunus
3. Ratapan Yunus
g. Konteks kitab Yunus

Kitab Yunus berisi sebuah narasi kenabian daripada berisi proklamasi dari Nabi
Yunus sendiri. Oleh karena itu, kitab ini lebih dekat pada narasi-narasi yang ada dalam
Yesaya khususnya Yesaya 36-39 serta Yeremia 26-29, 36-45. Narasi yang terdapat
dalam kitab Yunus ini dapat di bagi menajdi dua bagian yang bersesuaian dalam hal
bentuk (1-2”laut”; 3-4 “daratan”): pada pasal 1 dan 3 Allah, Yunus, dan para awak kapal
atau penduduk Niniwe masing-masing melakukan tindakan, sementara dalam pasal 2
dan 4 Allah dan sang nabi sendirian. Kedua bagian itu telah dikonstruksi dengan
keseimbangan tertentu sedemikian rupa sehingga hasilnya didasarkan pada suatu
perintah YHWH kepada Yunus dan ketidaktaatan atau ketaatannya (1:1-3/3:1-3a), yang
masing-masing perkara diikuti oleh penggambaran tentang takut pada Allah (para awak
kapal) atau pertobatan dari orang-orang kafir (penduduk Niniwe, 1:4-16/33:3b-4:5).
Masing-masing bagian ditutup dengan reaksi dari sang nabi sendiri (2:1-10) atau sang
nabi dan Allah (4:6-11).

B. Studi Hermeneutik

Di dalam Yunus 3:1-3a, Tuhan tidak mau melepaskan rencana-Nya untuk


menyampaikan firman hukuman kepada orang Niniwe. Sekalipun nabi Yunus tidak
bersedia, Tuhan meneruskan usahaNya, Dia memanggil Yunus untuk kedua kalinya.
Manusia dapat menghambat pekerjaan Tuhan di dalam dunia ini, tetapi tidak dapat
meniadakannya. Apa yang Tuhan rencanakan, dilaksanakanNya juga. Yunus harus
pergi ke Niniwe untuk menyampaikan firman Tuhan. Walaupun Yunus sudah berusaha
untuk mengingkari panggilan kenabiannya namun Tuhan masih dapat memakai Yunus.
Dalam Yunus 3:3b-10 berisi tanggapan orang Niniwe terhadap nubuat yang diucapkan
oleh nabi yunus yang sangat menarik perhatian. Pada pertama kalinya, setelah Yunus
memasuki kota Niniwe selama sehari perjalanan, nubuat yang diucapkan yunus telah
jatuh ke tanah yang subur artinya bahwa orang Niniwe telah menerima nubuat yang
sampaikan Yunus sebagai firman Allah. Hal itu pertama bahwa mereka menerima
hukuman Allah dan mengakui bahwa tingkah laku mereka jahat. Oleh karena itu
mereka bertobat dan mengubah cara hidupnya secara total, baik secara lahiriahyaitu
berpuasa dan berkabung, maupun secara batiniah dengan cara mereka berbalik dari
tingkah lakunya yang jahat lalu mereka percaya kepada Allah. Pertobatan orang Niniwe
adalah hal yang sangat radikal dan menjadi sangat jelas juga dari fakta bahwa bintang-
bintangpun diikutsertakan dalam perbuatan mereka. kepercayaan orang Niniwe
mengungkapkan diri dalam harapan ‘siapa tahu’ Allah mneyesal dan batal melakukan
rencanaNya terhadap mereka. orang Niniwe percaya bahwa Allah tidak terikat pada
prinsip-prinsip namun Allah dapat mengubah keputusanNya demi kehidupan manusia.
Allah hanya terikat kepada kasih karunia-Nya kepada manusia. mereka meyakini
bahwa nubuat yang disampaikan nabi Yunus bukanlah sebuah ultimum, akan tetapi
ultimatum, bukan pemberitaan melainkan tuntutan yang terakhir untuk mereka. Nubuat
yang disampaikan Yunus mereka lihat sebagai nubuatan yang bersyarat; apabila
mereka tidak bertobat maka niniwe akan ditunggangbalikkan. Akan tetapi, jika mereka
bertobat maka Allah akan merubah rencanaNya untuk menunggangbalikkan Niniwe.
Kepercayaan orang Niniwe ini, sangat memalukan bagi Yunus. Sama seperti awak
kapal yang takut kepada TUHAN, maka seperti itu jugalah orang Niniwe percaya
kepada Allah. Tuhan tidak perlu memanggil mereka sampai dua kali, seperti yang
dilakukanNya kepada Yunus. Dalam pasal 4 kitab ini, membicarakan tentang
hubungan Tuhan dengan nabiNya. Sifat hubungan tersebut menjadi nyata yang
terdapat dalam pasal ini. Nabi Yunus sangat marah karena Tuhan menyesal atas
malapetaka yang telah dirancangNya sebelumnya kepada Niniwe. Yunus tidak marah
karena Tuhan menyelamatkan orang Niniwe, seakan-akan Yunus mengkhususkan
keselamatan itu hanya bagi orang Israel sera nabi Yunus tidak menghendaki apabila
bangsa-bangsa lain juga mendapat bagian di dalamnya. Namun, Yunus justru marah
kepada Tuhan sebab Tuhan menyesal. Nabi Yunus tidak mempersoalkan keselamatan
untuk Niniwe, akan tetapi ia justru mempersoalkan TUHAN yang telah merubah
rencanaNya. Kitab Yunus termasuk kitab kenabian yang paling muda dalam perjanjian
Lama. Yang menarik adalah justru kitab Yunus ini malah memperdengarkan
kekritisannya tentang tugas kenabian. Bagi kitab Yunus, yang terpenting bukanlah
nubuat yang diucapkan seorang nabi, nnamun kasih karunia Tuhan, yang darinya
mausia hidup. Yunus setelah dikembalikan kedarat atas perintah Yahweh, ditugaskan
untuk kedua kalinya. Dihajar oleh pengalamannya, ia taat sekalipun ia nyatanya tidak
lebih bersikap toleran terhadap Niniwe daripada sebelumnya. Seruan yang Ku
firmankan kepadamu, menekankan bahwa si pengkhotbah tidaklah berbicara dari
dirinya sendiri, melainkan firman Allah (1 Pet. 4:11). Apa yang benar tentang Kristus
Sang Anak, Firman yang kekal itu, tak dapat tidak benar juga tentang semua hamba-
Nya, ‘Siapa yang diutus Allah, Dia-lah yang menyapaikan firman Allah’. Yunus telah
mengtahui dari awal bahwa ia harus mengkhotbahkan khotbah yang diperintahkan
Allah kepadanya; ia adalah seorang nabi yang tidak taat bukan nabi yang palsu. Ayat 3
berisi catatan yang mendapatkan perhatian dari orang Niniwe yang juga berkitan
kepada tugas Yunus. Mengagumkan besarnya, secara harfiah adalah ‘besar bagi Allah’
atau dikatakan ‘besar dihadapan Allah’, dan hal itu merupakan cara yang biasa untuk
menyatakan superlatif. Tetapi hal ini juga menimbulkan dua kesulitan untuk beberapa
orang dengan dua alasan. Alasan yang pertama ialah kata adalah yaitu bentuk
perfektum yang dalamm bahasa Ibrani dan dianggap dianggap untuk menyatakan
bahwa Niniwe lama dari itu telah binasa. Alasan yang kedua, yaitu tidak 100 persen
kuatnya hasil penyelidikan arkeologi modern yang menuatkan besarnya ukuran Niniwe.
Kesukaran pertama tidak menjadi penentu, karena ceritera tersebut telah dituangkan
sejak masa lampau, maka pernyataan bahwa Niniwe adalah sebuah kota yang
mengagumkan besranya, tidak perlu menyatakan bahwa beginilah caranya ketika nabi
Yunus pergi ke sana. Secara alternatif, catatan tersebut merupakan komentar yang
disisipkan oleh seorang nabi tulis untuk menjelaskan ayat berikutnya. Keseukaran
kedua dapat dipecahkan dengan cara yang sama. Dalam ayat 4-7 pembertiaan Yunus
tentang hukuman yang sudah dekat (satu-satunya nubuat yang sebenarnya dalam kitab
ini) menghasilkan sebuah pertobatan yang segera dan meluas. Dalam pasal 3:10-berisi
sebuah satu dalil asasi untuk Yunus bahwa Allah menyesal karena malapetaka yang
telah dirancangNya itu. tetapi pada saat mencapai inti hakekat persoalan Yunus. Yunus
menyatakan dengan tegas alasan yang meskipun sampai sekarang tidak dijelaskannya,
untuuk usahanya yang pertama untuk menghindari perintah Yahweh. Ayat2-3, karena
Yunus telah mengetahui bahwa Allah akan melindungi Niniwe jika Niniwe bertobat,
karena itu ia melarikan diri ke Tarsis. Setelah Niniwe bertobat, Yunus telah mengetahui
bahwa penghukuman tidak akan dijatuhkan atas mereka, dan hal itu tidak dapat
dihadapinya. Ia tidak menerima apa yang telah ia kenal sebagai sifat Allah yang tidak
dapat berubah. iapun kembali mencari kematian lebih baik daripada melihat wajah Allah
dan ia akan hidup. cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati daripada aku
hidup. Ayat 4, tetapi dengan segera Allah menentang permintaan Yunus itu,
pertanyaannya dapat dibaca sebagai ‘apakah pada tempatnya engkau marah?’ atau
apakah engkau sangat marah?’ dari kedua pertanyaan itu mempunyai daya kekuatan
tidaklah berbeda benar. Yang pertama yaitu tantangan yang bersifat tegas terhadap
benarnya tiindakan Yunus itu. dan yang kedua adalah lebih bersifat seruan terkejut
bahwa Yunus akan berbeda pikiran dengan Allah. Dalam ayat 5-11, Yunus menantikan
dengan pengharapan yang tipis berlalunya dari keempat puluh hari pemberitaannya.
Kembalimerupakan sasaran persiapan-persiapan Allah. Sekarang yang dipekerjakan
ialah sebatang pohon jarak, seekor ulat dan angin timur yang panas terik. Dalam
kemurunganya itu Allah memperlakukan dia sebagai berikut. Pertama, ia meringankan
kesedihan yang sedang dialami Yunus dengan cara memberikan tempat bernaung
tambahan dalam dedaunan lebat pohon jarak negeri panas itu. Keesokan hariinya Allah
membalikkan keadaan itu dan Ia mengizinkan Yunus menderita kesukaran fisik yang
genting dengan jalan membinasakan pohon jarak tersebut. Yunus menjadi marah
karena pohon jarak itu binasa. Walaupun itu sama sekali bukan kepunyaannya, dan
menurut alamnya sangat singkat hidupnya, akan tetapi Yunus begitu menyayanginya
sebab hal itu membawa kesenangan baginya. Ayat 11, bagaimana tidak Aku akan
sayang kepada Niniwe? Apakah Yunus tidak dapat melihat sesuatu alasan belas
kasihan terhadap 120.00 orang bebal dan bintang-bintang dungu di dalamnya? Orang
yang sebenarnya tak tahu tangan kanan dari tangan kiri, barangkali menunjuk kepada
kebodohan mereka, dibandingkan dengan orang Israel, tentang taurat Allah, kebebalan
orang-orang dan tak berdayanya ternak, tentu saja bukanlah merupakan satu-satunya
alasan dalam pelaksaan kemurahan hati Yahweh. Namun hal itu disebutkan untuk
menunjukkan betapa keeksklusifan agamawi Yunus membuatnya tidak memiliki
kemurahan hati, bahkan peri kemanusiaan pun tidak ia miliki. Kata yang terkahir ialah
pada Allah yang selalu mempunyai belas kasihan dan Yunus adalah suatu papan
penunjuk jalan yang lain kepada pernyataan sepenuhnya keselamatan yang dari
Allahyang dalam kemurahan hati dan kasih karuniaNya yang berdaulat, merupakan
terang yang telah menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain. Amanat injili Kitab
tersebut bisa dikatakan diungkapkan dengan menggunakan perkataan Paulus, jika
demikian apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil sebab ia
berfirman kepada Musa, Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau
manaruh belas kasihan dan aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah
hati.

I. Implikasi
 Kitab Yunus khususnya Yunus 3:1-4:11 memberikan kita pengetahuan bahwa
di dalam PL Yunus yang diutus Tuhan untuk pergi ke Niniwe menyampaikan
firman Tuhan, dan di dalam PB rasul Petrus meskipun telah menyangkal
Tuhan Yesus samapi tiga kali (Matius. 26:69-75), namun ia itu menjadi batu
karang yang diatasnya Yesus mendirikan jemaatNya. Tuhan melaksanakan
kehendakNya di dalam dunia dengann memakai orang yang lemah dan
berdosa.
 Orang Niniwe mmenjadi teladan bagi orang Kristen juga. Orang Kristen
sering percaya bahwa Tuhan tidak dapat mengubah rencanaNya dan Tuhan
itu terikat pada prinsip. Atas dasar itu, kita mengorbankan manusia kepada
prinsip-prinnsip seperti keadilan, hukum, serta ketertiban. Seperti halnya
orang Mesopotami, orang Niniwe juga percaya tentang peredaran bintang-
bintang bahwa itulah yang akan menentukan nasib serta kehidupan manusia
yang disebut sebagai agama astral. Namun, meskipun orang Niniwe
menganut kepercayaan seperti itu, mereka tetap percaya bahwa Allah dapat
mengubah rencanaNya.
 Kita sebagai orang kristen kadang kala atau sering mempunyai sikap yang
sama seperti pekerja-pekerja kebun anggur dalam Luk. 15:11-32. Sikap
seperti itu menimbulkan bahaya karena kita membatasi kebebasan Tuhan,
KarunniaNya serta kesetiaanNya kepada sesama kita manusia. kita
mempunyai kecenderungan untuk mengikat Tuhan kepada aturan serta
prinsip kita. Sama seperti nabi Yunus, maka haruslah kita belajar bahwa kita
harus mengutamakan pohon yang memberi naungan kepada kita daripada
keselamatan kota besar seperti Niniwe.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Meskipun Yunus telah lari dari perintah Tuhan untuk pergi ke Niniwe, namun
Tuhan tetap memilih Yunus untuk di utus ke Niniwe. Ketika Yunus memberitakan
Firman Tuhan di Niniwe, hal itu membuahkan hasil, semua orang Niniwe mau bertobat
dan kembali kepada Tuhan. Disini memberi contoh kepada orang percaya bahwa
Tuhan mengampuni setiap umatNya yang mau bertobat dan kembali kepadaNya.

Anda mungkin juga menyukai