Anda di halaman 1dari 21

KITAB KELUARAN

RISTA CHRISTIN FLORENZA

1020230112

Program Studi Pendidikan Agama Kristen

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN KRISTEN

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) TORAJA

2023

I
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah yang Maha Kuasa

oleh karena berkat dan penyertaan-Nya oleh karena berkat dan penyertaan-Nya

sehingga penulis bisa menyelesaikan mini paper ini yang berjudul “Kitab

Keluaran”. Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada dosen

mata kuliah Pembimbing dan Pengantar Perjanjian Lama yang telah memberikan

UTS berupa mini paper. Di dalam penyusunan makalah singkat ini penulis

sangat menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan di dalamnya, baik dari

segi materi, dari segi penulisan atau tata bahasa yang masih perlu untuk

diperbaiki. Untuk itu penulis meminta saran dan kritik dari pembaca agar

kedepannya makalah singkat ini dapat lebih baik lagi. Dan penulis berharap

bahwa makalah singkat ini dapat berguna bagi kita yang ingin mempelajari

secara singkat isi Kitab Keluaran.

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................II

DAFTAR ISI.....................................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2

A. Arti Nama Kitab Keluaran Dan Kanonnya.........................................................2

B. Penulis Kitab Keluaran Dan Tujuan Penulis.......................................................2

C. Latar Belakang Kitab Keluaran.............................................................................3

D. Tema-Tema Utama Dalam Kitab Keluaran.........................................................4

E. Garis- Garis Besar Kitab Keluaran......................................................................10

F. Uraian Peristiwa Bangsa Israel Saat Keluar Dari Mesir...................................11

G. Hubungan Kitab Keluaran Dengan Pendidikan Agama Kristen...................15

BAB III PENUTUP..........................................................................................................17

A. Kesimpulan...........................................................................................................17

B. Saran.......................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................18

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mini paper Kitab Keluaran dibuat untuk memenuhi Ujian Tengah

Semester mata kuliah Pembimbing dan Pengantar Perjanjian Lama berupa mini

paper dan saya menyadari bahwa kurangnya pengetahuan akan isi Kitab

Keluaran karena Kitab Keluaran hanya dicap sebagai keluaran bangsa Israel dari

Mesir tanpa meninjau makna teologis yang terdapat pada Kitab Keluaran

sehingga saya mengangkat mini paper ini dengan judul Kitab Keluaran.

B. Rumusan Masalah

1. Apa arti nama Kitab Keluaran dan bagaimana kanonnya?

2. Siapa penulis Kitab Keluaran dan apa tujuan penulisannya?

3. Apa latar belakang Kitab Keluaran?

4. Apa saja tema-tema utama dalam Kitab Keluaran?

5. Apa garis-garis besar Kitab Keluaran?

6. Bagaimana uraian peristiwa bangsa Israel saat keluar dari Mesir?

7. Apa hubungan Kitab Keluaran dengan Pendidikan Agama Kristen?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui arti nama Kitab Keluaran dan kanonnya.

2. Untuk mengetahui penulis Kitab Keluaran dan tujuan penulisannya

3. Untuk mengetahui latar belakang Kitab Keluaran.

4. Untuk mengetahui tema-tema utama dalam Kitab Keluaran.

5. Untuk mengetahui garis-garis besar Kitab Keluaran.

6. Untuk mengetahui uraian peristiwa bangsa Israel saat keluar dari

Mesir.

7. Apa hubungan Kitab Keluaran dengan Pendidikan Agama Kristen.

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Arti Nama Kitab Keluaran Dan Kanonnya

Kata “Keluaran” adalah terjemahan dari bahasa Yunani exodus ‘keluar’

(Kel.19.1), nama yang diberikan kepada kitab Keluaran dalam Septuaginta.

Meskipun tidak seluruhnya mengambarkan isinya, namun nama ini tepat untuk

kitab itu, karena salah satu bagian terpenting adalah peristiwa “Keluaran dari

Mesir”. 1

Kitab keluaran dalam kanon Ibrani adalah taurat (torah) dan dalam

kanon Yunani pula kitab Keluaran tetap saja taurat. Dalam segi

perkembangannya disimpulkan bahwa taurat erat berkaitan dengan kisah-kisah

sejarah permulaan Israel. Oleh karena itu taurat di kanon Ibrani tidak berpindah

pakai sekarang.2

B. Penulis Kitab Keluaran Dan Tujuan Penulis

Menurut tradisi Yahudi dan Kristen, Musa menulis Kitab Keluaran atas

perintah Allah dalam hubungannya dengan pengalaman perjanjian Israel

bersama Yahweh di Sinai. Ketika penulis membaca buku referensi sekaitan

dengan Kitab Keluaran semua buku itu setuju bila Musa yang menulis Kitab

Keluaran itu meskipun ada pandangan yang mengatakan bahwa Yosua ataupun

Eleazer sebagai pengganti Musa tetapi semua pandangan itu mengakui bahwa

Musa adalah sumber dari dokumen tertulis yang mencatat peristiwa Keluaran

dari Mesir. Penulis mengambil kesimpulan bahwa peranan penting Musa inilah

yang membawa bangsa Israel keluar dari Mesir, bisa dikaitkan memang benar

bahwa Musa lah yang menulis Kitab Keluaran.

Tujuan Kitab Keluaran dibagi menjadi 3 bagian, yaitu tujuan historis,

tujuan teologis, dan tujuan didaktik.


1
W.S Lasor, D.A Hubbard, and F.W Bush, Pengantar Perjanjian Lama (Jakarta: Gunung
Mulia, 2019), 190.
2
ANDREW E.HILL & JOHN H.WALTON, SURVEI PERJANIAN LAMA (Malang: Gandum
Mas, 2021), 103.

2
1. Tujuan historinya adalah pelestariaan kisah-kisah yang menjelaskan

bagaimana umat Israel sampai menjadi budak di Mesir,kelepasan mereka,dan

kehadiran mereka di padang gurun Sinai.

2. Tujuan teologisnya adalah pernyataan diri Allah, tidak hanya mengingat

janji-janji dalam perjanjian-Nya kepada para leluhur Ibrani, tetapi sekarang

sudah menyatakan diri-Nya juga kepada Israel sebagai Yahweh (6:2-3).

Mesikpun penyataan Yahweh ini terjadi dalam berbagai manifestasi, hasil

akhirnya adalah bahwa Ia akan mengambil Israel sebagai umat-Nya dan Ia akan

menjadi Allah mereka (6:7).

3. Tujuan didaktiknya adalah meliputi petunjuk-petunjuk mengenai

pentingnya memelihara hubungan perjanjian (covenant) dengan Yahweh dan

pentingnya taurat-Nya sebagai sarana untuk membentuk dan memelihara jati

diri Israel sebagai umat Yahweh (23:20-23).

C. Latar Belakang Kitab Keluaran

Mungkin kita sering bertanya mengapa di Kitab Kejadian, keluarga

Yakub di Mesir hidup makmur sedangkan pada pasal pertama Kitab Keluaran

orang Israel menjadi budak di Mesir oleh Firaun?. Perlu kita ketahui Firaun

bukanlah nama seseorang, tetapi raja di Mesir di namakan Firaun. Peristiwa-

peristiwa dalam Kitab Keluaran terjadi sesudah zaman para Bapa Leluhur dalam

Kitab Kejadian. Pada akhir Kitab Kejadian mereka tinggal di tanah Gosyen

sebagai gembala-gembala yang cukup kaya dan dihormati orang Mesir.

Sedangkan pada permulaan Kitab Keluaran, mereka ditindas sebagai budak-

budak di Mesir dan terpaksa membangun kota-kota pertahanan bagi raja.

Meskipun orang Israel tinggal di Mesir selama beberapa generasi sebelum

mereka ditindas, kematian Yusuf serta orang-orang yang sezaman menjadi tanda

pertama bahwa hak khusus dan keamanan orang-orang Israel itu akan berakhir.

Firaun baru tidak mengingat bahwa Yusuf melayani Mesir secara baik. “ Orang-

orang Israel beranak cucu dan tak terbilang jumlahnya; mereka bertambah

3
banyak dan dengan dahsyat berlipat ganda, sehingga negeri itu dipenuhi

mereka (Kel.1:7). Ayat ini juga berkaitan dengan ayat yang disediakan dalam

Kitab Kejadian. Kita bisa melihatnya dalam Kejadian 1:28, pada hari keenam

Allah berfirman “ Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan

taklukkanlah itu”.3 Namun, mereka masih bertambah banyak dan Firaun

menjadi semakin takut (1:6, 8-12), memaksa mereka untuk mendirikan kota kota

perbekalan yakni Pitom dan Raamses. Sebaliknya, dia menganggap umat Israel

sebagai ancaman terhadap negerinya. Firaun berpikir bahwa ia bertindak

bijaksana terhadap orang-orang Israel jika dia membinasakan semangat mereka

dengan memaksa mereka menjadi pekerja rodi, sekaligus menghentikan

pertambahan jumlah mereka. Tetapi makin umat Israel ditindas, semakin

bertambah banyak jumlah mereka. Dalam ayat 19-22, penindasan umat Israel

oleh Firaun menjadi lebih keras. Namun, usahanya tidak berhasil. Firaun

membayangkan bahwa dia kuat dan bijaksana, tetapi dia sesungguhnya lemah

dan bodoh. Dia tidak mampu mengalahkan rencana Allah atas umat-Nya.

D. Tema-Tema Utama Dalam Kitab Keluaran

1. Yahweh

Penyataan nama "Yahweh" (atau Yehova) kepada Musa sebagai pelepas

Israel yang ditetapkan oleh Allah menandai satu tahap baru dalam penyataan

diri Allah pada umat Ibrani yang terjadi secara bertahap. Nama Allah biasanya

diterjemahkan "AKU ADALAH dan menunjukkan semua aspek pribadi, abadi,

dan memadai dari hakikat dari karakter Allah” 4. Sifat-sifat Allah yang lain

berhubungan dengan penyataan nama Yahweh termasuk kekudusan-Nya (3:5),

kecemburuan-Nya(20:3-5; 34:14), moral-Nya yang tinggi (20:2, 12-17; 34:7b), dan

kasih setia-Nya( 34:6, 7a).

4
Dennis Green, Pembimbing Pada Pengenalan Perjanjian Lama (Malang: Gandum Mas, 2012),
51.

4
Kelihatannya Allah mengungkapkan namaNya ini pada Musa.

Sebenarnya, nama ini kurang dari apa yang kita dengar semula kecuali sebagai

indikasi dari kehadiranNya. Kita tak tahu bagaimana mengucapkannya. Sebagai

tanda hormat, orang-orang Yahudi tidak pernah mengucapkan nama Ilahi ini.

Mereka menulis keempat huruf mati itu: YHWH, tapi mereka membacanya

Adonay, karena nama itu sangat suci dan kudus. Kelompok Masorat

menempatkan huruf hidup Adonay pada huruf mati Yahweh, menghasilkan

ucapan Yehovah yang sering kita jumpai dalam terjemahan lama, dalam

nyanyian dan doa.5

2. Pengutusan Musa

Dalam Keluaran 3 dan 4, Allah datang kepada Musa, sang gembala dan

buronan dari keadilan dan Dia memanggil Musa untuk berperan sebagai

pembebas suatu bangsa. Ketika berbicara dengan Musa dari semak yang

menyala dan tidak terbakar, Allah menantangnya dan memerintahnya untuk

kembali ke Mesir. Pada awalnya, Musa sedang menyatakan kerendahan hatinya

tentang ketidakmampuannya. Namun, ketika Allah berjanji untuk menyertai

Musa dan ia masih memprotes ketidakmampuannya. Ketika Musa

mempertanyakan kemampuan Allah untuk menjadi kekuatannya, kemarahan

Allah menyala terhadapnya. Itu adalah kebenaran yang baik untuk diingat,

setiap kali Allah menantang kita untuk menunaikan suatu tugas di dalam nama-

Nya.6 Mungkin kita sering bertanya-tanya berapa kali Musa diutus Allah untuk

menghadap Firaun, menurut penulis 10 kali, seringkali kita mengaitkannya

dengan 10 tulah tetapi Allah mengutus Firaun bukan hanya melalui sepuluh

tulah. Kita bisa melihatnya di Keluaran 3:10, 6:10, 7:14, 8:1, 8:20, 9:1, 9:8, 9:13,

10:1, 10:21.

3. Sepuluh Tulah

5
Gary Edward Schnittjer, The Torah Story (Malang: Gandum Mas, 2015), 222.
6
Ray Stedman, Petualangan Menjelajah Perjanjian Lama (Jakarta Barat: Duta Harapan Dunia,
2014), 90.

5
Ketika penulis membaca buku Pengantar Perjanjian Lama Taurat &

Sejarah Oleh W.S. Lasor dkk, tulah-tulah itu adalah rangkaian sebab akibat

kecuali hujan es. Tulah pertama yaitu air menjadi darah, darah yang berarti kotor

sehingga menimbulkan pencemaran air yang menyebabkan ikan-ikan mati bisa

dilihat di Keluaran 7:14-25. Ikan-ikan yang membusuk membuat katak-katak

meninggalkan tepi sungai Nil sehingga bermunculan di tanah Mesir itulah tulah

kedua yaitu katak bisa dilihat di Keluaran 8:1-15. Tulah ketiga adalah nyamuk

dan tulah keempat adalah lalat pikat, mereka berkembang biak dengan pesat

dikarenakan genangan air yang tak mengalir akibat banjir sungai nil, bisa dilihat

di Keluaran 8:16-19 dan juga Keluaran 8:20-32. Tulah kelima adalah penyakit

sampar pada ternak dikarenakan katak-katak mati yang membusuk, bisa dilihat

di Keluaran 9:1-7. Tulah keenam adalah barah atau yang biasa kita sebut bisul,

barah ini disebabkan karena nyamuk yang berasalnya dari debu hinggap pada

manusia dan binatang sehingga menyebabkan gelembung atau bisul, bisa dilihat

dalam Keluaran 9:8-12. Tulah ketujuh ialah hujan es pada musim ketika

peristiwa itu terjadi akan menghancurkan tanaman rami dan jelai tetapi tidak

merusak gandum dan sekoi, bisa dilihat dalam Keluaran 9:13-35. Tanaman

gandum dan sekoi ini kemudian diserang oleh belalang yang sangat banyak

jumlahnya inilah tulah kedelapan, bisa dilihat dalam Keluaran 10:1-20. Karena

hujan yang yang luar biasa tersebut mengakibatkan gelap gulita yaitu tulah

kesembilan, bisa dilihat dalam Keluaran 10:21-29. Tulah kesepuluh ini tidak

dapat diterangkan menurut gejala alam tetapi tentang kehidupan atau nyawa.

Bencana dahsyat ini dilukiskan dalam bagian yang rumit dan juga mengisahkan

dan memberikan peraturan-peraturan untuk makan Paskah, hari raya Roti Tak

Beragi. Dan tulah kesepuluh ini adalah kematian anak sulung yang merenggut

nyawa anak sulung Firaun, tulah kesepuluh inilah yang melunakkan hati Firaun

sehingga memerintah Musa untuk pergi bersama bangsanya keluar dari Mesir

tempat perbudakan itu, bisa diihat di Keluaran 12:29-42. Tetapi ketika saya

membaca buku SURVEI PERJANJIAN LAMA oleh Andrew E.Hill dan John

6
H.Wilton, tulah-tulah ini diperuntukkan untuk meyerang dewa-dewa Mesir.

Penulis tidak mengatakan bahwa penulis tidak setuju dengan buku SURVEI

PERJANJIAN LAMA, tetapi disitulah implikasi yang didapatkan bahwasanya

tangan Allah yang mencampuri sejarah Mesir (8:19). Menarik untuk dicatat

bahwa setiap tulah dari sembilan tulah yang pertama diarahkan kepada salah

satu dewa Mesir; target dari tulah kesepuluh adalah Firaun sendiri, menyerang

putra Firaun dan semua putra sulung di Mesir dalam usaha untuk meluluhkan

hati Firaun yang membatu. Dengan berbagai tulah ini, Allah menghakimi dewa-

dewa palsu di Mesir dan raja Mesir yang jahat dan keras hati. Akhirnya, dengan

tulah kesepuluh, hati Firaun ditaklukkan. Kuasa Allah menghancurkan

kehendaknya. Dalam dukacitanya, Firaun mengalah dan mengizinkan Israel

pergi. Selama tulah kesepuluh ini baik kuasa maupun kasih Allah secara

dramatis dinyatakan, kuasa untuk menghukum mereka yang dengan sengaja

dan keras kepala memilih untuk menentang Allah serta pemeliharaan dan

perlindungan- Nya yang penuh kasih bagi mereka yang mempercayai-Nya.7

4. Paskah

Dalam perayaan Paskah (12:1-14), seekor hewan jantan berumur satu

tahun dari kawanan ternak (yaitu domba atau kambing) dikurbankan. Dalam

perayaan Paskah (12:1-14), seekor hewan jantan berumur satu tahun dari

kawanan ternak (yaitu domba atau kambing) dikurbankan. Demikian pula, hari

raya Roti Tak Beragi mungkin berasal dari pesta tani musim semi. Ada bukti

yang meyakinkan bahwa perayaan-perayaan ini ada sebelum zaman Musa dan

peristiwa keluaran. Meskipun demikian perayaan tersebut ditafsirkan kembali

secara radikal sebagai akibat pembebasan yang dramatis dari Mesir. Apapun

artinya yang semula, sejak saat itu pesta-pesta itu telah mengingatkan orang

Israel tentang karya pembebasan Allah yang penuh kemurahan bagi umat-Nya.8

7
Ibid., 91.
8
W.S Lasor, D.A Hubbard, and F.W Bush, Pengantar Perjanjian Lama, 200–201.

7
Ketika penulis membaca buku dengan judul Petualangan Menjelajah

Perjanjian Lama oleh Ray Stedman saya setuju bahwa Paskah adalah gambaran

indah tentang salib Kristus. Malaikat maut melintasi negeri itu, mendatangkan

kegelapan ke atas Mesir dengan kematian semua anak sulung yang dibunuh.

Namun, orang-orang Israel dengan tindakan iman yang sederhana, mengambil

darah anak domba dan memercikkannya di ambang-ambang pintu dan tiang-

tiang rumah mereka-diselamatkan dengan sempurna. Pintu itu diibaratkan salib

Kristus kita dapat mengerti bahwa gambaran Paskah itu adalah salib Kristus.

Baik dahulu maupun sekarang, keselamatan digenapi dengan tindakan iman

yang sederhana, respons yang percaya sepenuhnya pada pemeliharaan Allah

yang penuh kasih yang menyediakan Juruselamat untuk menyelesaikan dosa

kita di hadapan Allah.

5. Kesepuluh Hukum

Hukum diberikan dalam konteks pengesahan perjanjian antara Tuhan

dengan bangsa Israel, untuk menentukan kewajiban-kewajiban Israel sebagai

umat Allah yaitu :

a. Kesepuluh Firman (20:1-17), ringkasan hukum moral yang mesti dilakukan

oleh setiap manusia pada setiap zaman. Keempat Firman pertama menyinggung

masalah hubungan manusia dengan Allah, sedangkan keenam Firman berikut

menyinggung masalah hubungan manusia dengan sesamanya.

b. Kitab Perjanjian (20:22-23:33), penjelasan-penjelasan lebih lengkap tentang

ibadah, peraturan-peraturan sipil tentang budak, jaminan nyawa dan harta

sesama manusia, kewajiban-kewajiban sosial dan keagamaan, keadilan dan hak-

hak manusia, peraturan-peraturan tentang hari raya.9

Perjanjian ini mengajukan ancaman yang menakutkan dan berat.

Perjanjian itu menawarkan kepada orang Israel bukan saja berkat bila mereka

taat tetapi juga kutuk bila mereka tidak taat. Hukum ini bukanlah hukum dalam

pengertian modern, karena tidak didefinisikan dengan cermat dan tidak berisi

9
Dennis Green, Pembimbing Pada Pengenalan Perjanjian Lama, 55–56.

8
hukuman. Dasa Titah adalah “Kebijaksanaan hukum”, pernyataan pokok

tentang perilaku yang hendak dipelihara oleh umat perjanjian itu dengan

segenap kekuatan. Ketika orang Israel menerima perjanjian itu dan ketetapan-

ketetapan tersebut berlaku sebagai norma, timbul kebutuhan untuk menerapkan

dan menetapkannya dalam bentuk yang lebih sesuai dengan hukum yang lazim.

Perkembangan ini tampak dalam “Kitab Perjanjian”. Penelitian yang saksama

menunjukkan bahwa kebanyakan ketetapan dalam Keluaran 20:1-17 diulangi

lagi disini sebagai hukum yang khusus10 dan menurut saya hukum ini sama saja

dengan hukum sosial dan Kesepuluh Firman itu hukum moral.

6. Kehadiran Allah

Salah satu akibat penting dari persetujuan perjanjian antara Yahweh dan

Israel adalah kehadiran Allah yang menyertai orang Ibrani dalam perjalanan

mereka dari Mesir ke dataran Moab melalui Gunung Sinai. Kendatipun

kehadiran Allah yang misterius ini dimanifestasikan pada Israel dalam bentuk-

bentuk alternatif tiang awan di siang hari dan tiang api di malam hari. Struktur

Kemah Suci seperti yang digambarkan dalam Keluaran 25-40 dirancang untuk

melambangkan kehadiran aktif dari Tuhan di antara umat Ibrani. Kemah Suci itu

juga disebut Kemah Pertemuan karena di sana Allah mengadakan pertemuan

dengan Israel. Mengenai pendirian Kemah Suci yang sama dengan tempat kudus

dan mahakudus. Pusat perhatian di dalam Kemah Suci ialah tempat mahakudus

dengan tabut perjanjian yang ditempatkan di dalamnya. Di dalam tabut

perjanjian sendiri disimpan loh-loh hukum, yang diterima oleh Musa di gunung

Sinai dan melambangkan kekudusan Allah.11

Di samping itu, Kemah Suci bukan hanya tanda bahwa Tuhan hadir di tengah-

tengah umat-Nya, tetapi juga bahwa Dia maju bersama-sama dengan mereka

dalam perjalanan (40:36-38). Tiang awan menutupi Kemah Suci itu dan

10
W.S Lasor, D.A Hubbard, and F.W Bush, Pengantar Perjanjian Lama, 208.
11
Dennis Green, Pembimbing Pada Pengenalan Perjanjian Lama, 53.

9
memimpin perjalanan mereka. Jika tiang itu naik dari atas Kemah Suci, maka

mereka berangkat. Jika tidak, mereka pun tidak berangkat.12

E. Garis- Garis Besar Kitab Keluaran

1. Pembebasan dari Mesir dan perjalanan ke Sinai (Kel 1 - 18)

a. Penindasan orang Ibrani di Mesir (Kel 1),

b. Kelahiran dan masa muda Musa: panggilan dan misinya

kepada Firaun (Kel 2:1 - 6:27),

c. Tulah dan Paskah (Kel 6.28 13:16),

d. Berangkat dari Mesir dan pertolongan di Laut Teberau (Kel

13:17 - 15:21),

e. Perjalanan ke Sinai (Kel 15:22 - 18:27).

2. Perjanjian di Sinai (Kel 19-24)

a. Tuhan menampakkan diri di Sinai (Kel 19),

b. Pemberian perjanjian (Kel 20:1-21),

c. Kitab perjanjian (Kel 20:22-23:33),

d. Pengesahan perjanjian (Kel 24).

3. Petunjuk untuk mendirikan Kemah Suci dan upacara upacara

keagamaan (Kel 25-31)

a. Kemah Suci dan peralatan (Kel 25-27, 29:36-30:38),

b. Para imam dan persembahan (Kel 28:1-29:35),

c. Para tukang Kemah Suci (Kel 31:1-11),

d. Peringatan untuk menguduskan hari Sabat (Kel 31:12-18).

4. Pengingkaran dan pembaruan perjanjian (Kel 32-34)

a. Anak lembu emas (Kel 32),

b. Kehadiran Allah bersama Musa dan umat Israel (Kel 33),

c. Pembaruan perjanjian (Kel 34).

5. Pembangunan Kemah Suci (Kel 35-40)

12
ANDREW E.HILL & JOHN H.WALTON, SURVEI PERJANIAN LAMA, 120.

10
a. Persembahan sukarela (Kel 35:1-29),

b. Pengangkatan para tukang (Kel 35:30-36:1),

c. Mendirikan Kemah Suci dan peralatannya (Kel 36.239:43),

d. Penyelesaian dan upacara peresmian Kemah Suci (Kel. 40).13

F. Uraian Peristiwa Bangsa Israel Saat Keluar Dari Mesir

Kitab Keluaran adalah kitab kedua dalam Perjanjian Lama. Lima buku

referensi yang saya baca penulis kitab Keluaran adalah Musa dan sesuai tradisi

Yahudi dan Kristen. Para pakar yang menerima Musa sebagai penulisnya

memperkirakan tahun penulisan Kitab Keluaran sekitar abad ke-15 atau ke-13

SM.

Kitab Keluaran merupakan sambungan dari Kitab Kejadian. Di bagian

pertama Kitab Keluaran orang Isarel ditindas oleh raja Firaun yang tidak

mempunyai rasa kemanusiaan. Orang Mesir dengan brutal menyiksa orang

Isarel karena mereka berpikir bahwasanya ketika mereka ditindas mereka akan

berkurang tetapi malah kebalikannya, justru orang Israel yang hanya

sekelompok menjadi kumpulan yang terbilang jumlahnya sehingga orang Israel

inilah yang memenuhi tanah Mesir, yang tadinya hanya orang Israel bisa

menjadi bangsa yang tak terbilang jumlahnya. Sehingga ketakutanlah raja Firaun

sehingga dia memerintahkan supaya semua anak laki-laki Ibrani mereka

dibuang ke sungai Nil (1.22), Firaun hanya mengkhususkan bayi laki-laki yang

dibuang, karena Firaun takut mereka akan tumbuh dewasa menjadi orang yang

kuat melebihi kekuatan laki-laki orang Mesir. Namun, kedua bidan itu menipu

dia dan menggagalkan rencananya, nama kedua bidan itu Sifra dan Pua.

Firaunlah yang memerintah supaya semua anak dibunuh, termasuk Musa. Pada

masa kekuasaan inilah Musa lahir. Sang penyelamat ini diselamatkan oleh

perempuan-perempuan dimana menurut pendapat umum pada zaman kuno,

para perempuan tidak memainkan peranan penting dalam masyarakat. Pada

13
W.S Lasor, D.A Hubbard, and F.W Bush, Pengantar Perjanjian Lama, 190–191.

11
zaman itu, perempuan-perempuan dianggap sebagai yang tidak berkuasa sama

sekali. Ibu Musa, dari suku Lewi, menyembunyikannya selama dia bisa,

kemudian mengambil sebuah risiko besar. Dia membuat "bahtera" kecil, kata

yang sama yang digunakan untuk perahu besar yang menyelamatkan keluarga

Nuh dan hewan-hewan dari penghakiman dengan air, lalu sang ibu

mengapungkan putranya di air Sungai Nil. Ketika putri Firaun melihat peti

pandan itu lalu menyelamatkan sang bayi, dia memberi nama “ Musa”, karena

dia menariknya dari air. Riwayat berpindah cepat dari kelahiran Musa ke

peristiwa-peristiwa ketika dia dewasa. Musa keluar mendapati“ Saudara-

saudaranya”, orang-orang Ibrani dan melihat seorang Mesir memukul seorang

pria Ibrani. Musa membunuh seorang Mesir itu. Ketika Firaun mendengarnya,

dia mencoba menghukum mati Musa. Musa melarikan diri ke pengasingan di

tanah Midian, di sana dia dapat menyelamatkan tujuh putri seorang

penggembala, Yitro dari kaum Rehuel, dari sekelompok penggembala. Musa

tinggal di rumah imam itu dan kawin dengan Zipora, salah seorang anaknya.

Bukan hanya ketidakadilan terhadap umat Israel saja yang menarik hatinya.

Cara gembala-gembala itu memperlakukan anak-anak perempuan di sumur itu

dirasa tidak adil juga. Lalu dia menolong mereka bahkan menyelamatkannya

dari dominasi para gembala yang lebih kuat itu. Dia percaya bahwa orang yang

lemah seharusnya menerima keadilan dan perlindungan. Ketika Musa

menggembalakan domba-domba Yitro, Yitro adalah mertuanya. Dia menjumpai

semak duri yang menyala tetapi tidak dimakan api, dan Allah yang memilih

Musa yang akan menjadi alat-Nya untuk membebaskan bangsa Israel karena

Allah mendengar erangan bangsa Isarel karena perbudakan itu. Dengan

perantaraan Musa lah bangsa Israel dapat dibebaskan dari perbudakan tetapi

Musa mengelak karena dia merasa tidak pantas untuk mendapat tugas dan

tanggung jawab yang besar itu karena katanya dia tidak pandai berkata-kata

tetapi Harun, kakaknya pandai berkata-kata. Kalau kita perhatikan semak duri

itu memunculkan keingintahuan dalam diri Musa yang menyebabkan dia

12
memperhatikannya. Dan api yang sering berhubungan dengan penderitaan

dalam Alkitab. Sehingga semak duri itu memperlihatkan secara simbolis, bahwa

Tuhan sudah turun untuk menyertai umat-Nya dalam kesengsaraan mereka.

Musa diutus oleh Allah dengan menyertakan mukjizat padanya ketika hendak

menghadap Firaun yaitu dengan tongkat yang menjadi ular dan tangan musa

yang kena kusta bahwasanya putih seperti salju ketika ia mengeluarkan

tangannya dari dalam sakunya dan itulah yang akan membuat Firaun percaya

bahwa Musa diutus Allah untuk membebaskan orang Israel.

Ketika Musa menghadap Firaun dengan menyampaikan apa yang telah

diperintahkan Allah kepadanya, Firaun menertawakannya sebab ia tidak

mengenal siapa itu Allah. Ketika Harun melemparkan tongkatnya dan seketika

menjadi ular, para penyihir bangsa Israel berbuat demikian tetapi tongkat Harun

yang menjadi ular itu menelan tongkat-tongkat mereka. Sehingga keraslah hati

Firaun. Allah menurunkan tulah-tulah atas Mesir tetapi memberi perbedaan

kepada tanah yang ditempati umat pilihan-Nya, tetapi Firaun tetap mengeraskan

hatinya. Ketika tulah kesepuluh yaitu kematian anak sulung disitulah

puncaknya. Semua anak sulung di Mesir mati begitu pun anak sulungnya Firaun

tetapi Allah membuat perbedaan kepada umat pilihan-Nya karena mereka telah

mengadakan Paskah bagi Allah dengan perjamuan malam dengan

mengorbankan anak domba yang dipilih untuk dimakan dan darahnya

disapukan pada kedua ambang pintu rumah sehingga maut melewati rumah itu

bahwasanya orang yang berada di dalamnya adalah orang yang telah melakukan

Paskah bagi Allah dan umat pilihan Allah terhindar dari tulah terakhir. Paskah

ini adalah moment kunci dari peristiwa keluaran di Mesir bahwasanya Allah

menyelematkan mereka. Pada tulah terakhir inilah Firaun melepaskan bangsa

Israel. Tetapi Firaun berubah pikiran sehingga ia dan pasukannya pergi mengejar

bangsa Israel ketika hendak menyebrangi Laut Teberau terjadi mukjizat ketika

Musa mengangkat tongkatnya dan terbelahlah laut itu sehingga bangsa Israel

melewatinya tetapi ketika pasukan Firaun melewatinya air laut itu berubah

13
haluan sehingga menenggelamkan pasukan Firaun itu. Dan setelah kejadian ini

disusulnya nyanyian kemenangan karena Allah telah menyelamatkan mereka.

Setelah menyeberangi Laut Teberau, bangsa Israel tiba di perairan Mara,

tempat kepahitan. Untuk menghilangkan kepahitan air ini. Musa menebang

sepotong kayu yang telah ditunjukkan Tuhan kepadanya, dan ia melemparkan

kayu ke dalam air. Lalu, air itu menjadi manis (Kel. 15:25). Selanjutnya, bangsa

Israel menuju ke padang gurun. Di tempat ini, manna makanan dari surga, turun

untuk memberi makan dan memelihara umat itu dan juga burung puyuh yang

menjadi daging. Iman bangsa itu kembali dicobai ketika mereka tiba di padang

gurun yang tandus dan kering. Di tempat ini sekali lagi. Allah dengan sabar

menjawab sungut-sungut dan ketidakpercayaan mereka dengan menyediakan

air dari gunung batu Rafidim.

Di Sinai hadirat Allah tepat di depan bangsa Israel dan itu menjadi

ketakutan bagi bangsa Isarel karena seluruh bangsa itu menyaksikan guruh

mengguntur, kilat sabung-menyabung sangkakala berbunyi dan gunung berasap

sehingga ketakutanlah mereka. Allah hadir untuk mengundang bangsa Israel

untuk masuk ke hubungan yang dekat dengan Allah hampir seperti sahabat.

Hubungan ini mengakibatkan perjanjian antara Allah dan bangsa Israel. Di

gunung Sinai Allah hendak meminta sesuatu karena selama ini Allah belum

pernah meminta sesuatu kepada bangsa Israel selain percaya kepada-Nya. Allah

memberikan serangkaian hukum kepada mereka termasuk kesepuluh hukum.

Meskipun hukum ini menetapkan standar yang sangat tinggi dan sangat susah

untuk mengimplementasikannya tetapi ketika seseorang mampu untuk

mengimplementasikannya merekalah yang mengalami anugerah dan kuasa

Allah. Bangsa Israel setuju untuk mematuhinya tetapi mereka menolah masuk ke

hadirat Allah karena hadirat-Nya yang cukup menakutkan sehingga Musa lah

yang ke gunung itu. Karena bangsa Israel enggan untuk naik ke gunung maka

Allah lah yang turun agar dapat bersama-sama dengan mereka. Oleh karena

itulah Musa diperintahkan untuk membangun Kemah Suci yang sangat rumit

14
dan sangat berstruktur dan detail serta sangat bermakna simbolis. Sebelum

Kemah Suci selesai dibangun Musa turun dari gunung membawa dua loh batu

yang ditulis oleh jari Tuhan tetapi justru itu sangat menyakitkan hati Musa

bahkan Tuhan sendiri karena perbuatan dosa oleh orang Israel membuat anak

lembu emas yang dimana melanggar hukum pertama dan kedua dalam

Kesepuluh Firman. Mungkin kebanyakan kita berpikir, dimanakah orang Israel

mendapatkan emas sedangkan mereka hanyalah seorang budak yang ditindas

dan tak mungkin mereka mempunyai emas. Kita mundur kembali ketika bangsa

Israel akan pergi Tuhan membuat orang Mesir bermurah hati kepada orang

Israel sehingga orang Mesir memberikan mereka apa yang diperintahkan Tuhan

kepada orang Mesir bisa dilihat dalam Kel.12:35-36. Allah sangat kecewa

sehingga Ia akan membinasakan bangsa Israel dan memulai yang baru dengan

Musa, tetapi Musa memohon kepada Allah untuk mengampuni bangsa Israel.

Ketika Kemah Suci selesai dibuat, hadirat Allah turun dari gunung dan

memenuhi Kemah Suci dan Musa berusaha masuk ke dalam Kemah Suci tetapi

ia tidak bisa masuk ke hadirat itu.

G. Hubungan Kitab Keluaran Dengan Pendidikan Agama Kristen

Pendidikan Agama Kristen adalah sebuah proses pembelajaran yang

utuh, bukan hanya pembelajaran secara kognitif, melainkan juga secara

emosional dan juga menerapkan nilai-nilai kristiani di dalamnya. Pendidikan

adalah implikasi dalam interpretasi Allah. Inti pendidikan bangsa lsrael adalah

"Taurat" sebagai dasar kependidikan pertumbuhan iman umat. Taurat diajarkan

kepada seluruh anggota keluarga, termasuk istri, anak, cucu dan orang yang ada

dalam keluarga tersebut. Materi inti pengajaran bukan bersumber dari manusia,

melainkan dari Allah, yang memberikan 10 hukum Allah (Kel.20:1-17). Inti isi

hukum Tuhan mengatur kehidupan umat larael, baik tentang hubungan umat

lsrael dengan Allah (hubungan vertikal hubungan antar sesama (hubungan

horizontal). maupun umat lsrael pengajaran Taurat Tuhan selanjutnya diwujud

15
nyatakan dalam kehidupan sehari - hari dalam hubungan antar sesama umat.

Objek utama dalam pendidikan adalah mempelajari Taurat. Allah menggunakan

Taurat sebagai media pengajaran-Nya, pertama tama Allah memperkenalkan

diri-Nya, menyatakan pekerjaan yang telah Dia lakukan, kemudian

mengarahkan pengajaran-Nya, serta manusia dengan manusia selaku umat yang

telah dibebaskan dan diselamatkan.

Allah dalam kebijaksanaan-Nya membuat keputusan untuk menciptakan

alam semesta dan isinya termasuk manusia menunjukkan bahwa Ia adalah

pribadi yang berpikir dan membuat keputusan. Ia juga membangun

relasi/hubungan dengan ciptaan-Nya, khususnya dengan manusia. Kapasitas

seperti yang digambarkan di atas menunjukkan bahwa Allah adalah suatu

pribadi dalam arti berpikir, membuat keputusan dan membangun relasi dengan

pihak lain.

16
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Kata “Keluaran” adalah terjemahan dari bahasa Yunani exodus ‘keluar’

(Kel.19.1), Kitab keluaran dalam kanon Ibrani adalah taurat (torah) dan dalam

kanon Yunani pula kitab Keluaran tetap saja taurat. Penulis Kitab Keluaran ialah

Musa bahwa peranan penting Musa inilah yang membawa bangsa Israel keluar

dari Mesir, bisa dikaitkan memang benar bahwa Musa lah yang menulis Kitab

Keluaran. Tujuan Kitab Keluaran dibagi menjadi 3 bagian,yaitu tujuan historis,

tujuan teologis, dan tujuan didaktik. Adapun tema utama dalam Kitab Keluaran

ialah Yahwah, pengutusan Musa, sepuluh tulah, kesepuluh hukum dan

kehadiran Allah. Hubungan Kitab Keluaran dan Pendidikan Agama Kristen

berpatokan pada Taurat yang dimana objek utama dalam pendidikan adalah

mempelajari Taurat dan Allah menggunakan Taurat sebagai media pengajaran-

Nya.

B. Saran

Pada saat pembuatan makalah singkat ini , penulis menyadari bahwa

dalam makalah ini terdapat pelabagi kata yang mungkin tidak baku dan sulit

untuk dipahami oleh pembaca dan jauh dari kesempurnaan dikarenakan buku

yang dijadikan sumber terbatas dan cakupannya kurang luas. Oleh sebab itu,

penulis megharapkan kritik dan sarannya mengenai makalah ini dan juga

kepada pembaca, diharapkan makalah ini dapat berguna bagi pengetahuan akan

Kitab Keluaran serta kepada peneliti selanjutnya yang akan mempelajari Kitab

Keluaran agar lebih mencari sumber referensi lebih daripada sumber yang

dimuat oleh penulis.


DAFTAR PUSTAKA

ANDREW E.HILL & JOHN H.WALTON. SURVEI PERJANIAN LAMA. Malang:

Gandum Mas, 2021.

Dennis Green. Pembimbing Pada Pengenalan Perjanjian Lama. Malang: Gandum

Mas, 2012.

Schnittjer, Gary Edward. The Torah Story. Malang: Gandum Mas, 2015.

Stedman, Ray. Petualangan Menjelajah Perjanjian Lama. Jakarta Barat: Duta

Harapan Dunia, 2014.

W.S Lasor, D.A Hubbard, and F.W Bush. Pengantar Perjanjian Lama. Jakarta:

Gunung Mulia, 2019.

18

Anda mungkin juga menyukai