Disusun oleh:
KELOMPOK 2
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini kami susun sebagai salah satu syarat
kelulusan dari mata kuliah Teologi Pujian Penyembahan I yang diampu oleh Bapak Jabes Yafet
Marbun, M.Th.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Jabes Yafet Marbun, M.Th. selaku dosen
pengampu yang telah memberikan tugas ini untuk mengasah kemampuan kami dalam menjelaskan
ibadah Kanaan Kuno dari berbagai sumber yang ada.
Harapan kami semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai acuan dan menambah
pengetahuan bagi pembaca dalam mengenali ibadah Kanaan Kuno. Penulis meminta maaf bila ada
kesalahan penulisan yang ada di dalam makalah ini. Kami menerima semua kritik dan saran untuk
membuat makalah ini menjadi lebih baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Ibadah adalah hal yang penting dalam kehidupan beragama. Kita dapat melihatnya di
seluruh agama yang ada di dunia saat ini. Tidak ada satu pun agama atau aliran kepercayaan
yang tidak memiliki ibadah. Setiap umat memiliki ritual yang berbeda-beda dalam
menjalankan ibadahnya. Begitu juga bangsa Israel Kuno sesudah keluar dari tanah Mesir.
Bangsa Israel Kuno menganut paham monotheisme dengan Allah yang bernama
Yahweh. Nama ini pertama kali muncul di dalam Kitab Keluaran saat Musa diutus-Nya
sebagai pemimpin bangsa Israel Kuno untuk menyatakan eksistensi-Nya sebagai Allah
Abraham, Ishak, dan Yakub. Bangsa Israel Kuno berjalan dengan sistem pemerintahan
Theokrasi, dimana Allah sendiri yang memimpin langkah bangsa Israel Kuno mencapai
tanah Kanaan. Allah, sebagai pemegang kedaulatan tertinggi bangsa Israel Kuno,
memberikan hukum dasar berupa dua loh batu berisikan sepuluh perintah yang ditulis
sendiri oleh tangan Allah.
Perlu kita ketahui bahwa Bangsa Israel adalah anggota rumpun bangsa Semit. Sebagai
anggota rumpun bangsa Semit, ada beberapa agama Asia Barat Daya Kuno yang
mempengaruhi agama Israel Kuno. Salah satu bangsa yang memengaruhi agama Israel
Kuno dari Asia Barat Daya Kuno adalah bangsa Kanaan Kuno. Meskipun memiliki
beberapa pokok yang berbeda, namun ada kesamaan aspek-aspek dalam agama Semit Kuno
yang perlu kita telusuri lebih lanjut.
1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang akan diangkat
melalui makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dari ibadah?
2. Bangsa apa saja yang termasuk Kanaan Kuno?
3. Bagaimana orang Kanaan Kuno beribadah?
4. Apa persamaan ibadah Kanaan Kuno dan ibadah Israel Kuno?
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ibadah
Kata ibadah berasal dari bahasa Ibrani ‘Abodah dengan kata dasar ‘Abad yang berarti
pelayanan, seperti pelayanan kepada raja (1 Kor. 26:30). Arti primer dari melayani Tuhan
adalah memberikan penyembahan yang tertuju kepada-Nya.1 Kata ibadah digunakan dalam
Perjanjian Baru ialah latreia dari kata Yunani yang berarti pengabdian.
Kata ibadah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Online, 2018) berarti perbuatan
untuk menyatakan bakti kepada Allah, yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya. Kata ibadah menurut Oxford Dictionaries (Online, 2018),
service, berarti sebuah acara penyembahan keagamaan berdasarkan sebuah tatanan yang
sistematis.
Dari seluruh pengertian yang ada, kita dapat simpulkan bahwa ibadah adalah sebuah
wujud pengabdian kita kepada Tuhan dengan tatanan yang sistematis.
Dalam Kejadian 10:15-19, tercatat bahwa yang termasuk dalam bangsa Kanaan Kuno
secara spesifik adalah orang Het, orang Yebusi, orang Amori, orang Hewi, dan orang
Girgasi. Namun, bangsa Kanaan Kuno pada umumnya merujuk kepada daerah Siria-
Palestina.2 Bangsa Kanaan Kuno sering kali dihubungkan dengan Fenisia, sehingga para
ahli menggabungkan keduanya menjadi Fenisia-Kanaan. Bangsa Kanaan Kuno terhampar
sepanjang pantai dari Sidon ke Gaza, ke pedalaman sampai kota-kota Laut Mati, Sodom
dan Gomora dan agaknya kembali naik ke utara sampai Lasa sesuai Kej. 12:5; 13:12; Bil.
13:17-21. Bangsa Kanaan Kuno ini yang ditumpas oleh Yosua dan bangsa Israel untuk
menghindari penyembahan berhala di tanah yang Allah janjikan kepada bangsa Israel.
1Roland de Vaux, Ancient Israel Vol. 2 (New York: McGraw-Hill, 1961), h. 271
2J.D. Douglas, dkk., Ensklipoedia Alkitab Masa Kini Vol. 1 (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1994), h. 503
3
C. Ibadah Kanaan Kuno
1. Agama di Fenisia-Kanaan
Agama di Fenisia-Kanaan dapat dipandang sebagai suatu kesatuan, walaupun
tentunya terdapat variasi-variasi setempat yang menonjolkan unsur-unsur tertentu. Ciri-
ciri dari agama Fenisia-Kanaan adalah adanya kecenderungan untuk menonjolkan ilah-
ilah tertentu dan memiliki hubungan dengan agama kuno dari padang gurun Arabia
Utara.3
3
Th. C. Vriezen, Agama Israel Kuno (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016), h. 43
4
Ibid, h. 43
5
Ibid, h. 43-46
4
5) Astar adalah dewa bintang fajar-senja. Fungsi sekundernya ialah sebagai dewa atas
hidup dan mati berkali-kali; hidup mati itu dikaitkan dengan pasang-surutnya
bintang Venus.
6) Syafas adalah dewi matahari dan Verah adalah dewi bulan. Keduanya tidak
memainkan peran penting dalam kultus Fenisia.
7) Resyef adalah dewa alam maut dunia orang mati dan wabah.
8) Milk adalah gelar yang diberikan untuk El dan Baal sebagai kepala panton atau ilah
utama dalam panton.
9) Yam merupakan seteru dari Baal. Yam adalah ilah laut yang membahayakan hidup
manusia.
10) Horon, dewa yang tidak diketahui perannya, disembah di Kanaan, di sekitar kota
Bet Horon.
11) Syakhar dan Syalem merupakan dewa yang elok, lambing dari fajar dan senja.
Syalem sebagai nama dewa terlihat dari nama kota Yerusalem. Dalam Yerusalem
Kuno, El diberi nama El Elyon yang dianggap sebagai pencipta dan kepala panteon
(Kej. 14:18)
6
Ibid., h.46
5
2) Kuil di Nahariya
Penemuan arkeologis di Nahariya, pantai utara Israel modern, ditemukan
sebuah kuil Kaanani di atas bukit kecil, bahkan di atas bukit pernah ada dua kuil,
yang satu di atas yang lain, pada periode 1800 – 1550 sM. Kuil tersebut adalah pusat
ibadah Asyerah Samudera. Kuil ini memilii bentuk persegi, dan di depannya
terdapat semacam panggung berbentuk lingkaran, tempat menaruh persembahan.
Berbagai jenis barang berharga terbuat dari emas, perak, batu-batu berharga, patung
binatang dari tanah liat, dan botol-botol berisikan korban tuangan terdapat disitu.
Suasana dari bukit pengorbanan (bamah) yang tercatat di Perjanjian Lama
tergambar jelas dalam kuil ini, yaitu sebagai tempat terbuka yang biasanya hanya
dipagari sekelilingnya, terletak di dekat perigi atau pohon keramat, dan dilengkapi
dengan sebuah kamar sederhana. 7
3) Kuil di Hazor
Kuil ini diperkirakan dibangun antara tahun 1550 dan 1150 sM. Bagian
terpenting dari kuil ini adalah sebuah kuil yang terdiri dari tiga bagian, yaitu
halaman depan yang terbuka, aula agung, dan tempat kudus di dalam. Di pintu
halaman depan terdapat dua tiang agung berdiri. Halaman depan dan tempat kudus
dilapisi dengan papan-papan batu. Tempat kudus memiliki sebuah mihrab di
dinding utara sebagai tempat patung ilah. Di tempat yang sama ditemukan juga
sebuah mezbah kemenyan, di samping alat-alat lain, termasuk lingkaran lambang
matahari, dan empat patung kecil (satu dewa, dua dewi, dan satu patung lembu).
Di samping kuil besar di Hazor ada lagi dua kuil, yang satunya kecil, namun
menghasilkan banyak sekali objek-objek sakral termasuk patung ilah dalam mihrab
dan beberapa tiang batu. Di antaranya ada tiang yang memuat ukiran tangan
terangkat terhadap simbol-simbol ilahi (matahari dan bulan sabit). Terdapat juga
semacam tongkat upacara yang mengandung patung dewi ular. Di dunia Kanaani,
ular merupakan simbol kehidupan. 8
7
Ibid., h. 47
8
Ibid., h. 48
6
3. Persembahan Bangsa Kanaan Kuno
Dari catatan Ugarit, kita dapat sedikit keterangan tentang upacara keagamaan
bangsa Kanaan Kuno. Ada penyembelihan domba dan kerbau, dan ada prasyarat bahwa
binatang korban harus utuh dan “tanpa noda”. Terdapat pula korban persekutuan.
Pada masa raya bulan sabit, dan pada bulan Tisri, ada masa raya pembersihan
yang mungkin merupakan paralel Kanaani dengan hari Pendamaian Besar dalam
Perjanjian Lama. Dalam catatan Ugarit disebut beberapa pejabat keagamaan, di
antaranya: imam agung, imam juru tenung, penjaga bait, kedeshoth (pelacur sakral,
pelacur bakti), dan peratap-peratap.10
9
Roland de Vaux, op. cit., h. 438
10
Th. C. Vriezen, op. cit., h. 47
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari seluruh pembahasan yang sudah diuraikan di atas, penulis akhirnya dapat
menyimpulkan hasil dari pembahasan Ibadah Kanaan Kuno, yakni sebagai berikut.
1. Ibadah adalah wujud pengabdian kepada Allah dengan tatanan yang sistematis.
4. Tempat dan sarana ibadah Kanaan Kuno dapat ditelusuri dari tiga penemuan yang
dilakukan di Tel Taanit, Nahariya, dan Hazor. Ketiga kuil dan sarananya memiliki
beberapa persamaan dengan tempat dan sarana ibadah Israel Kuno.
5. Persembahan yang dilakukan oleh bangsa Kanaan Kuno kurang lebih seperti bangsa
Israel Kuno. Satu perbedaan dari bangsa Kanaan Kuno adalah adanya korban
persekutuan yang dapat dilihat dengan adanya keberadaan kedeshoth (pelacur sakral,
pelacur bakti)
B. Saran
Harapan kami melalui makalah ini, pembaca dapat mengerti bahwa keberadaan ibadah
bangsa lain di sekitar Israel Kuno tidak melepas kemungkinan melatarbelakangi agama
Israel Kuno (Yahudi) saat ini. Dengan adanya makalah ini, semoga pembaca mendapatkan
wawasan baru tentang ibadah Kanaan Kuno.
8
DAFTAR PUSTAKA
Douglas, J. D. 1994. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Vol. 2. Jakarta: Yayasan Komunikasi
Bina Kasih
Vriezen, Th. C. 2016. Agama Israel Kuno. Jakarta: BPK Gunung Mulia