OLEH:
Gereja berasal dari bahasa Portugis, yakni igreja. Selain itu, gereja juga berasal dari bahasa
Yunani, yakni ekklêsia yang berarti dipanggil keluar (ek=keluar; klesia dari kata
kaleo=memanggil). Jadi, ekklesia berarti persekutuan orang-orang yang dipanggil keluar dari
Menurut buku Bahan Pelajaran Katekisasi terbitan Majelis Sinode GPIB (2004), pengertian
gereja berkembang dan dapat dibedakan dari beberapa segi, berikut penjelasannya.
1. Segi Objektif
Gereja dilihat sebagai tempat manusia dengan keselamatan yang diberikan Allah kepada
2. Segi Subjektif
Persekutuan orang-orang yang percaya dan ingin beribadah kepada Allah. Gereja tidak
hanya sebagai tempat di mana manusia mendengarkan dan menerima firman Tuhan tetapi
Gereja tidak hanya sebagai jembatan antara Allah dengan orang-orang percaya tetapi juga
B. Tugas Gereja
Gereja mempunyai 3 tugas atau yang lebih dikenal dengan tritugas panggilan gereja,
berikut penjelasannya.
1. Bersekutu (Koinonia)
Persekutuan (koinonia) memainkan peran penting dalam gereja. Inti dari persekutuan
adalah untuk mendorong rasa komunitas dan kesatuan di antara orang-orang percaya.
1
Gereja adalah sebuah wadah di mana orang percaya bersekutu, membangun hubungan satu
sama lain untuk dapat saling mengenal, mendukung, berbagi, dan belajar. Lewat
persekutuan, tiap individu juga dapat memperdalam hubungan dengan Tuhan Yesus.
Bagian Alkitab yang menyoroti nilai persekutuan terdapat dalam 1 Korintus 12:12-27.
Rasul Paulus memberi ilustrasi jika gereja diibaratkan tubuh. Setiap anggota memiliki
fungsinya masing-masing, namun tetap satu kesatuan. Sekecil apapun anggota tubuh, tetap
2. Bersaksi (Marturia)
Bersaksi merujuk pada fungsi dari memberikan kesaksian mengenai kebenaran Injil. Dalam
perjanjian baru, istilah marturia sering digunakan untuk menggambarkan peranan orang
percaya dalam membagikan iman mereka dan memberikan kesaksian mengenai karya
Panggilan untuk mewartakan Injil melalui bersaksi merupakan fungsi penting gereja.
Karena melalui kesaksian bisa menyelamatkan lebih banyak jiwa. Hal ini pun dipertegas
"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama
Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada
akhir zaman."
3. Melayani (Diakonia)
Gereja adalah wakil Tuhan untuk menyatakan kasih dan kebaikan-Nya kepada dunia.
Dalam perjanjian baru, istilah diakonia sering digunakan untuk menggambarkan peranan
"Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap
orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. Jika ada seorang yang
2
berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada
orang yang melayani, baiklah ia melakukan dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah,
supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya
Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi dua arti tentang “sejarah”, yaitu: (1) Sejarah
adalah kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau (kejadian dan
peristiwa, fakta dan kenyataan dari masa lampau); dan (2) Sejarah adalah pengetahuan atau
uraian mengenai peristiwa-peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi di masa yang
lampau. Jadi, berdasarkan definisi ini, belajar sejarah tidak lain berurusan dengan fakta masa
Kata “gereja” berasal dari kata dalam bahasa Portugis igreja, yang berasal dari kata
Yunani ekklesia yang berarti: mereka yang dipanggil. Mereka yang pertama dipanggil oleh
Yesus Kristus ialah para murid dan sesudah kenaikan Tuhan Yesus ke surga dan turunnya Roh
Kudus pada hari pentakosta, para murid itu menjadi rasul, artinya “mereka yang diutus” untuk
Kata "Indonesia" berasal dari kata dalam bahasa Latin yaitu Indus yang berarti Hindia dan
kata dalam bahasa Yunani nesos yang berarti pulau. Jadi, kata Indonesia berarti wilayah Hindia
kepulauan, atau kepulauan yang berada di Samudera Hindia, yang menunjukkan bahwa nama ini
terbentuk jauh sebelum Indonesia menjadi negara berdaulat. Sejak tahun 1900, nama Indonesia
menjadi lebih umum pada lingkungan akademik di luar Belanda, dan golongan nasionalis
Jadi, Sejarah Gereja Indonesia dapat didefinisikan sebagai kisah tentang aktifitas
misionaris (misi) dan respon orang-orang di Nusantara terhadap panggilan Yesus Kristus
3
melalui pemberitaan Injil oleh para misionaris (Nestorian di Barus, Gereja Katolik dari Eropa,
Zending dari Belanda, dan Negara-negara lain), yang bermisi ke Nusantara pada abad ke 7 – 21.
Belajar Sejarah Gereja Indonesia akan bermakna bagi kita untuk melihat dan mengimani
karya Allah Tritunggal pada masa lampau di Nusantara dalam diri orang-orang pilihan-Nya
(misionaris dan penerima Injil). Dengan kata lain belajar mengenal Allah melalui sejarah umat-
Nya serta melihat respon orang-orang pilihan-Nya pada masa lampau di Nusantara. Dengan
demikian kita akan dapat menghargai para utusan Injil (dari berbagai denominasi) yang mula-
mula walaupun mereka melakukan kekeliruan di beberapa tempat di Indonesia, namun rela
meneladani perkara-perkara yang baik dari kehidupan dan pelayanan mereka pada masa lampau
serta dapat menerima berbagai denominasi gereja dengan berbagai kekurangan yang mungkin
Periodisasi berarti usaha membagi-bagi masa sejarah gereja itu atas periode (batas-batas
waktu) tertentu. Cara pembagian periode itu ada bermacam-macam; ada yang membaginya dari
segi perkembangan atau perluasan gereja itu; ada yang membaginya dari segi pertumbuhan
organisasi atau kepemimpinan gereja itu sendiri. Dr. Th. Mueller Krueger dalam bukunya:
dari segi: siapa yang datang menyebarkan Injil itu. Dengan demikian dia membuat periodisasi
Th. Van den End, dalam bukunya Ragi Carita 1, menggunakan periodisasi yang
berdasarkan beberapa segi sejarah gereja yang digabung, sehingga dengan demikian dia
4
1. Tahun 1522-1800: Pada periode ini negara (Portugis dan VOC) memainkan peranan
oleh suatu lembaga gereja dan membawa serta bentuk ibadah dan ajaran yang
berlaku dalam gereja itu. Pendekatan terhadap agama dan kebudayaan yang mereka
ikut serta dalam kepemimpinan gereja; organisasi gereja bersifat hierarkis dan
2. Tahun 1800-1940an yang kemudian dibagi atas beberapa sub-periode yakni: tahun
faktor perluasan, faktor pola berfikir para zending (misionaris), faktor peranan
bidang politis. Faktor-faktor ini berlaku bagi sejarah gereja di Indonesia dilihat
Akan tetapi sebelum kehadiran Gereja Katolik di Nusantara, sudah didahului dengan
kedatangan Gereja Nestorian dari Persia di Barus Sumatera Utara. Untuk mengakomodasi fakta
ini dalam studi Sejarah Gereja, Dr. Fridolin Ukur menetapkan periodisasi Sejarah Gereja
1. Pra Sejarah Gereja di Indonesia (tahun 645-1930/1935). Masa ini dibagi dalam
beberapa periode:
5
d. Lahirnya Gereja-gereja Suku/Gereja Daerah dan Gerakan Pentakosta di
Indonesia.
2. Sejarah Gereja di Indonesia tahun 1930-kini. Babak ini dibagi lagi dalam beberapa
periode:
Periodisasi yang akan dipakai dalam makalah ini adalah periodisasi yang diajukan oleh
Dr. Muller Kruger karena jelas pembagiannya berdasar siapa yang menyebarkan Injil di
Indonesia. Dan sebagai tambahan adalah bagaimana akhirnya penyebaran Injil itu berkembang
di Indonesia.
1. John Calvin
John Calvin memisahkan diri dari Gereja Katolik usai terjadi kekerasan pada Protestanisme di
Prancis. Ia kemudian menyebarkan ajaran yang disebut Calvinisme. Ajaran tersebut berkembang
2. Henry VIII
Tokoh Reformasi Gereja berikutnya adalah Henry VIII yang merupakan raja Inggris. Gerakan
Reformasi Gereja yang dilakukan Henry VIII ditandai pendirian Gereja Anglikan atas penolakan
3. Martin Luther
6
Martin Luther adalah pelopor dari gerakan Reformasi Gereja. Sebelumnya, Luther adalah pastor
dan profesor di Universitas Wittenberg, Jerman. Luter berpendapat bahwa semua orang yang
memeluk Katolik berhak membaca Alkitab maka ia menerjemahkan Alkitab ke Bahasa Jerman.
4. Ulrich Zwingli
Tokoh Reformasi Gereja berikutnya adalah Ulrich Zwingli. Beliau adalah pastor asal Swiss
yang mengadakan Reformasi Gereja pada 1523. Zwingli tidak setuju dengan tradisi puasa,
Selama Abad Pertengahan, pemerintah dibayang-bayangi kekuasaan gereja. Dengan kata lain,
pada Abad Pertengahan gereja membawahi banyak kerajaan Eropa. Namun, pada abad 14 mulai
tumbuh keinginan dari berbagai negara untuk memiliki pemerintah ang independen.
Pada agama Katolik terdapat indulgensi atau pengampunan dosa. Pada masa tersebut, gereja
melakukan jual beli surat pengampunan dosa. Hal tersebut dianggap tidak sesuai dengan ajaran
gereja.
Antara abad 14 sampai 15, mulai muncul ketidakpuasan terhadap gereja dari internal gereja itu
sendiri. Contonya yaitu Jan Hus dan John Wycliffe yang merupakan pendeta.