Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

YESUS SEBAGAI ANAK ALLAH

Disusun oleh :

Nama : Erynt Cahyani Lagasi


NIM : 1218007
Jurusan : Pendidikan Agama Kristen
Dosen : Mayor Tri Hartono.M,Th

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BALA KESELAMATAN


PALU
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala kasih dan rahmat-Nya saya dapat menyusun makalah ini dengan selesai tepat
pada waktunya. Adapun makalah ini yang berjudul “ YESUS SEBAGAI ANAK
ALLAH “ dibuat untuk membuat kita tahu bahwa Yesus adalah benar-benar Anak
Allah.

Saya sebagai penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna,
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu saya mengharapakan saran dan
kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah yang saya buat. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi saya sebagai penulis sendiri dan juga bagi pembaca, serta
menjadi gerbang ilmu bagi pengetahuan khususnya dalam mata kuliah ”Tafsiran
Perjanjian Baru 1 ”. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

PENULIS

Palu, 23 September 2019.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR....................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................
iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................
4
B. Rumusan Masalah......................................................................
4
C. Tujuan........................................................................................
4
BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................ 11
B. Saran...................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ada lagu yang mengatakan : “Anak Allah Yesus nama-Nya” . Apakah kalimat ini
benar? Bagaimana mungkin Allah beranak?Jika pengetahuan mengenai Allah
bergantung pada penyelidikan dan eksperimen manusia, maka sangat penting
bagi kita untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan, “Kalau Allah itu Esa,
bagaimana Yesus bisa menjadi AnakNya?
Yesus adalah Anak Allah bukan dalam pengertian hubungan manusia antara ayah
dan anak. Allah bukannya menikah lalu memiliki seorang anak. Juga bukan berarti
Allah mengawini Maria lalu karena itu Maria hamil dan melahirkan anak. Yesus
adalah Anak Allah dalam pengertian Dia adalah Allah yang menyatakan
diriNya dalam bentuk manusia.  
Sekalipun umat manusia terdiri dari berbagai ras dan bangsa, berbagai bahasa
dan agama, kita semua memiliki kebutuhan yang sama. Kebutuhan manusia yang
terbesar adalah: mengenal san Pencipta kita secara pribadi. 

Dalam Alkitab, percaya kepada pernyataan diri Allah sebagai kebenaran dan
menaati kebenaran itu disebut iman. 
.
 
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN

4
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Perbandingan pandangan tentang Anak Allah menurut keempat Injil

Injil pertama, yaitu kitab Markus, ditulis sekitar tahun 67-70, dan maksudnya
untuk memperlihatkan Yesus sebagai ”Anak Allah”, Markus sendiri tidak
menyinggung tradisi-tradisi tentang kelahiran Yesus sebagaimana dilakukan Matius
dan Lukas, yang berbicara tentang kunjungan bala tentara surga, gembala-gembala di
padang Efrata dan para majus dari Timur. Markus mengarahkan perhatian para
pembaca kepada Orangnya, kepada Diri pribadi Yesus, dengan kalimatnya yang
terkenal : ”Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah” (Mrk 1:1, lihat
pula 1:11; 5:7;'9:7; 14:61-62). Menjelang halaman akhir dari Injilnya, Markus
mencatat tentang pengakuan kepala pasukan Roma yang ada waktu itu ditugaskan
mengawal ketat tempat penyaliban Golgota, ”Sungguh, Orang ini adalah Anak Allah”
(Mrk 15:39 b). Melalui gelar ”Anak Allah” itu“, Markus ingin menekankan bahwa
sejak semula Yesus mempunyai makna yang. jauh lebih mendalam dan abadi daripada
yang dapat diungkapkan oleh kata ”manusia” saja. Injil Matius dan Lukas masing-
masing disusun berdasarkan Injil Markus, ditambah dengan bahan-bahan yang didapat
dari sumber- sumber lain. Jadi ketiga Injil itu disebut sinoptis karena mempunyai
sudut pandangan yang cenderung sama terhadap Yesus. Tetapi lain halnya dengan
kitab Injil yang keempat. Jika kita membuka Alkitab dan mulai mempelajari Injil
Yohanes, maka terasa lain sekali sifatnya ; seakan-akan kita memasuki suatu dunia
5
yang baru. Tetapi yang menarik perhatian ialah, bahwa baik Injil sinoptis maupun
Injil Yohanes sama-sama menitikberatkan segi ”kelainan” Yesus. Keempat penulis
Injil itu berusaha mencari suatu istilah yang lain daripada yang lazim dipakai untuk
menggambarkan seseorang. Ini semakin penuh arti lagi apabila kita pikirkan, bahwa
Injil  Yohanes adalah Injil yang terakhir ditulis, yakni kira-kira sekitar dawarsa
terakhir dari abad pertama. Injil Yohanes pula yang memakai gelar ”Anak Allah”;
karena untuk memproklamasikan siapa sebenarnya .Yesus, Guru dari Nazaret itu, ia
menggali lebih dalam lagi, baik dari Kebudayaan Ibrani maupun Yunani.

B. Yohanes dan Yesus (Yoh. 15:48-49)


Yohanes Pembaptis adalah salah seorang yang paling penting dalam
Perjanjian Baru. Namanya disebut paling sedikit 89 Kali. Yohanes mendapat hak
istimewa untuk memperkenalkan Yesus kepada bangsa Israel. Ia juga mendapat tugas
yang sama, yaitu; mempersiapkan bangsa Israel menerima Mesias mereka. Ia berseru-
seru kepada mereka untuk bertobat dari dosa-dosa mereka, dan membuktikan
pertobatan tersebut dengan dibaptis, setelah itu menjalani kehidupan yang diubahkan.
Yohanes meringkaskan apa yang harus dikatakan Yohanes Pembaptis mengenai
Yesus Kristus (Yoh. 1:15-18). Pertama, Ia kekal (ayat 15). Yohanes Pembaptis
dilahirkan enam bulan sebelum Yesus! (Luk. 1 :36); jadi dalam pemyataan tersebut ia
mengacu kepada pra-eksistensi Tuhan Yesus, bukan saat kelahiranNya. Yesus sudah
ada bahkan sebelum Yohanes Pembaptis dikandung. Yesus Kristus memiliki
kepehuhan kasih karunia dan kebenaran {Yoh 1:16-17). % kasih karunia adalah
kemurahan dan kebaikan Allah yang diberikan kepada mereka yang tidak layak
menerimanya dan tidak dapat mengusahakannya. Seandainya Allah memperlakukan
kita hanya berdasarkan kebenaran, pasti tidak ada seorang pun yang akan bertahan,
tetapi Ia meperlakukan kita berdasarkan kasih karunia dan kebenaran. Yesus Kristus,
dalam kehidupan, kematian, dan kebangkitan-Nya, memenuhi semua tuntutan hukum
Taurat; sekarang Allah bebas memberikan kepenuhan kasih karunia kepada mereka
yang percaya kepada Kristus
C. Pandangan Injil Yohanes tentang Yesus sebagai Anak Allah

6
Kata Anak digunakan pertama kali dalam Injil Yohanes sebagai satu sebutan
bagi Yesus Kristus (Yoh. 1: 18). Paling sedikit sembilan kali dalam lnjil Yohanes,
Yesus disebut “Anak Allah” ( 1:34, 49; 3:18; 5:25; 10:36; 11:4, 27; 19:7; 20:31),
Anda tentu ingat bahwa tujuan Yohanes menulis adalah untuk meyakinkan kita bahwa
Yesus adalah Anak Allah (20:31). Paling sedikit 19 kali, Yesus disebut “Anak.” la
bukan saja Anak Allah, melainkan Ia juga adalah Allah Anak. Bahkan setan-setan
mengakuinya (Mrk. 3:11; Luk. 4:41). Yohanes Pembaptis adalah salah satu dari enam
orang yang dkebut dalam Injil Yohanes yang memberi kesaksian bahwa Yésus adalah
Allah. Yang lain adalah Natanael (1:49), Simon Petrus (6:69), orang buta yang telah
disembuhkan (9:33-38): Marta (11:27), dan Tomas (20:28). Jika Anda menambahkan
kesaksian Tuhan Yesus sendiri (5:25; 10:36), maka Anda mendapatkan tujuh
kesaksian yang jelas.
 “Anak Allah” (Yoh. 9:35-41)
Gembala yang Baik selalu memerhatikan domba-dombaNya. Yesus tahu
bahwa orang itu telah dikucilkan, jadi Ia menemuinya dan menyatakan diri~Nya
kepadanya. Ingat, orang itu sudah mengenal suara Tuhan Yesus, tetapi ia belum
pemah melihat wajah-Nya. Orang itu sekarang telah mencapai puncak dari
pengenalannya akan Yesus Kristus dan iman kepada-Nya. Tidak cukup hanya percaya
bahwa Ia adalah “orang yang disebut Yesus,” atau bahkan “seorang nabi” atau
“hamba Allah.” “Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari
Allah” (1 Yoh. 5:1). Yohanes menulis Injilnya untuk membuktikan bahwa Yesus
adalah Anak Allah, dan untuk menyampaikan kepada para pembacanya kesaksian
orang-orang yang bertemu dengan Yesus dan menegaskan bahwa Ia adalah Anak
Allah. Pengemis itu adalah salah seorang saksi tersebut. Yohanes Pembaptis
menegaskan bahwa Yesus adalah Anak Allah (1:34), demikian pula Natanael (1:49).
Yesus menyatakan bahwa Ia adalah Anak Allah (5:25; 9:35), dan Petrus juga
mehegaskannya (6:69)
“Aku dan Bapa adalah satu” merupakan suatu pemyataan yang jelas tentang
ketuhanan-Nya seperti yang akan Anda temukan dalam ayat-ayat lainnya dalam Kitab
Suci. Pernyataan tersebut bahkan lebih tegas daripada pemyataan-Nya bahwa Ia telah
turun dari surga (Yoh. 6) atau bahwa Ia telah ada sebelum Abraham (8:58). Kata satu
tidak berarti bahwa Bapa dan Anak adalah pribadi yang sama. Kata itu memiliki arti

7
bahwa Mereka‘adalah satu dalam hakikat: Bapa adalah Allah dan Anak adalah Allah,
tetapi Bapa bukan Anak dan Anak bukan Bapa. Ia sedang berbicara tentang kesatuan,
bukan identitas. (Lihat 17:21-24 untuk ungkapan yang serupa.) Para pemimpin
Yahudi mengerti dengan jelas apa yang sedang Ia katakan! Beberapa ahli teologia
liberal modem akan memperlunak pemyataan Tuhan Yesus tersebut, tetapi
orangorang yang mendengamya sangat mengetahui apa yang Ia katakan: “Aku adalah
Allah!” (Perhatikan ayat 33.) Berbicara seperti ini, tentu saja, merupakan
penghujatan; dan menurut kepercayaan Yahudi, penghujat harus dihukum mati (lihat
Im. 24:16; Bil 15: 30, dst. ,.Ul 21 2.2) .

DOKTRIN MENGENAI KRISTUS


Kristologi membahas tentang diri dan karya Kristus.
A. Diri-Nya,
Memahami diri Kristus bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi ada
kesepakatan umum mengenai sebagian besar dari sifat Kristus dan kepribadian-Nya.
Lima gelar yang dikenakan pada Yesus mencerminkan sesuatu yang penting
mengenai diri dan/atau karya-Nya. Nama Yesus (sama dengan Yosua, yang artinya
"Allah adalah Juruselamat") menekankan peranan-Nya sebagai Juruselamat umat-
Nya. Kristus adalah gelar yang menitikan arti yang sama dengan Mesias, yakni
sebuah kata Ibrani, yang bermakna "Yang diurapi" (band. Kisah 4:27; 10:38). Gelar
ini menekankan bahwa Yesus ditunjuk oleh Allah untuk misi-Nya, dan Ia memiliki
hubungan "khusus .dengan Allah Bapa-yakni bahwa Ia memiliki tugas dan peranan
yang harus Ia jalankan‘atas ketetapan Allah .
ANAKALLAH
Dapat dikatakan bahwa di antara semua istilah tentang Yesus, istilah Anak
Allah yang sering secara otomatis diucapkan oleh orang-orang Kristen namun yang
paling dikaburkan artinya.iOrang-orang Kristen yang mula-mula memakai istilah
Anak Allah, yang sering secara otomatis djucapkan oleh orang-orang Kristen tanpa

8
ragu-ragu (Mrk. 1:1), dianggap merupakan fragmen pengakuan iman. Filipus
menuntut kepada sida-sida dari Etiopia pengakuan bahwa Yesus adalah Anak Allah
sebelum ia dibaptis (Kis 8:37). Mengaku Yesus sebagai Anak Allah berarti Allah
tinggal di dalam orang itu (1 Yoh. 5:5), orang yang menang ialah orang yang
mengaku bahwa Yesus Anak Allah (1 Yoh. 4:15). Sedap Orang yang percaya bahwa
Yesus adalah Anak Allah akan mcmiliki hidup kekal (1 Yoh 5:15), metupakan tujuan
dari surat ini. Istilah inilah yang menyebabkan Yesus ditentang dan hendak dibunuh.
Istilah Anak Allah bagi orang Yahudi berarti sederajat dengan Allah (Yoh. 5:17-18),
Ia hendak dibunuh karena mengatakan Allah Bapa-Nya (Mat. 26:63-64; Mrk.
14:61,62; Luk. 22:69,70), Mesias adalah Anak Allah itu, siapa yang menamakan
dirinya Anak Allah, karena anak Allah mahakuasa dan satu dengan Bapa-Nya (Y oh
19:7; Mat 27:42,43), maka dia menghujat Allah. Surat-surat dalam Perjanjian Batu
membuktikan bahwa Yesus An‘ak Allah penting dan fundamental. Roma 1:3-4,
Yesus ditetapkan sebagai Anak Allah di dalam kuasa-Nya; 2 Korintus 1:19, bagi
Anak Allah itulah Timotius, rasul Paulus dan Silwanus hidup; Efesus 4:13, Iman
Kristen yang dewasa ialah pengetahuan bahwa Yesus Anak Allah; Ibrani 4:14, inti
perbedaan Yesus dan para nabi ialah bahwa Yesus ada~ lah Anak Allah. Walaupun
mereka sama-sama membawa Wahyu Allah; Ibrani 6:6, penyangkalan iman Kristen
adalah penyaliban Anak Allah yang kedua kali; Yohanes 3:18; 5:20, tugas Anak Allah
ialah membinaseb kan kuasa Ibljs dan membuat nyata sang Bapa; Roma 15:6; 2
Korintus: 1:3; Efesus 1:3; Kolosel:3; 1 Petrus 1:3; Wahyu 1:6, untuk menjelaskan
Allah biasanya digunakan pengertian Bapa dari Tuhan Yesus Kristus. )elas bahwa
paham Yesus sebagaj Anak Allah merupakan paham Teo1ogia, bahan renungan dari
doktrin gereja-gereja yang mula~mula. Dalam Injil keempat ada manifestasi yang
khusus tentang paham ini. Yesus sendiri menuntut bahwa ialah Anak Allah.
Penggunaan di sim' menunjukkan hubungannya dengan Allah dan jabatan-Nya (Y oh.
2:16; 3:35; 5:22-23, 43; 6:40; 828,49; 10:17,30,37,38; 14:2,6,9,23,25; 15:8,9,23;
20:17). Yesus memanggil Allah berulang-ulang sebagai Bapa-Nya. Ada hubungan
istimewa antara Yesus dan Allah sebagai Anak dan Bapa.
Pandangan tradisi Yahudi tentang istilah Anak Allah
Arti pemakaian istilah Anak Allah bagi Yesus adalah: Hubungan yang intim
antara Yesus dan Allah. Tak ada yang lain yang ada hubungan seperti itu (Yoh.

9
10:30). Kedudukan antara kedua Pribadi itu sehakekat. Satu sebagai Anak dan satu
sebagaj Bapa yang sudah datang (Yoh. 1:1; 5:43; 7;28; 8:42; 12:27; 16:28) untuk
mewarisi segala sesuatu dari Bapa (Yoh. 3:16 sama dengan Anak Tunggal). Jika Bapa
tidak ada, segala sesuatu milik-Nya adalah milik Anak (Mat. 11:27; Luk. 10:22).
Segala sesuatu diserahkan kepada-Nya (Yoh. 3:25) segala kuasa (Yoh. 13:2,3; 16:15)
ditambah salib Yesus tetap sadar hal itu (Yoh. 5:22) dalam kuasa pengadilanpun Ia
tetap merniliki kedudukan sebagai Mesias (Yoh. 1:45, 49). Bandingkan dengan :
Pengakuan Petrus dalam Injil-Injil Sinoptis (Mat 16:16; Mrk 8:29 dan Luk 9:20);
pertanyaan Imam Besar (Mrk. 14:61); pengertian yang penuh tentang Allah (Mat
16:16); yang paling mengerti Bapa adalah Anak, yang jelas mengerti Anak adalah
Bapa (Mat. 11:27; Yoh 10:15; 8:38; 10:15) satu-satunya yang dapat menunjukkan
orang kepada Allah ialah anak-Nya ( Yoh 14:6) sabda Tuhan seperti palu yang
menghancurkan (Yer. 23:29) Firman yang ter' bit dari pada mulut Allah akan
melaksanakan tiap-tiap kehendak Allah (Yes 55:11).Yesus adalah Firman bukan saja
berarti “suara Allah” tapi berarti kuasa Allah yang dinamik dan kreatif dan yang aktif.
Perkembangan lanjut dari paham judaisme adalah bahwa orang Yahudi segan
menyebut nama Allah bila mereka ingat pribadi-Nya yang Mahasuci dan Mahatinggi.
Istilah-istilah seperti “tangan Allah”, “kaki Allah” dianggap terlalu mendekati
keadaan kemanusiaan. Yesus juga secara khusus menerapkan pada diri-Nya
pernyataan-pemyataan yang menunjukkan pemahaman diri-Nya. Salah satunya ialah
‘Anak Allah. Sekalipun gelar ini dapat diartikan dengan berbeda-beda, Yesus
“menggunakannya dengan arti yang baru untuk menjelaskan pribadi-Nya yang unik
serta hubungan-Nya dengan Allah.”. Gelar ini menandakan bahwa Yesus memiliki
hubungan dengan Allah Bapa yang berbeda dengan hubungan yang dimiliki oleh
orang lain. Dengan memakai gelar ini, Yesus menyatakan bahwa diri-Nya adalah
Anak Allah dalam pengertian yang lebih unggul dari semua orang lain “bukan sekadar
secara kuantitatif namun juga secara kualitatif” yang cukup dipahami oleh orang-
orang Yahudi ketika itu. Kita membaca dalam Yohanes 5:2-18, misalnya, bahwa
orang Yahudi menunjukkan sikap yang sangat bermusuhan ketika untuk membela
penyembuhan pada hari Sabat itu, Yesus menghubungkan pekerjaan-Nya dengan
pekerjaan Allah Bapa. Seperti yang dijelaskan oleh Yohanes, “Sebab itu orang-orang
Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan

10
hari Sabat, tetapi juga karena Ia menyatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri
dam dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah” (ay. 18). Dari semua
pertimbangan yang telah dikemukakan ini, tampaknya sangat sulit, terkecuali
dilandasi oleh praduga tertentu sebelumnya, untuk mengelak kesimpulan bahwa
Yesus menganggap diri-Nya setara dengan Allah Bapa serta berhak melakukan
berbagai hal yang hanya dapat dilakukan oleh Allah sendiri.

BAB 3
KESIMPULAN

11

Anda mungkin juga menyukai