Anda di halaman 1dari 39

PRESBITERIAL SINODAL DALAM

PENATALAYANAN JEMAAT

PENDAHULUAN
I. DASAR DASAR :
1. PEMAHAMAN IMAN (sbgi landasan
teologis)
Pokok II tentang Gereja ; Alinea 4
Bahwa Yesus Kristus adalah Kepala
Gereja dan Gereja sebagai tubuh-Nya
yang rapi tersusun dan segala sesuatu
didalamnya harus diselenggarakan secara
tertib dan teratur

Alinea 9
Bahwa Tuhan yang memanggil dan
menetapkan para pelayan-Nya
sebagai presbiter yang berjalan
bersama-sama untuk memperlengkapi
warga GPIB yang misioner sebagai
manusia yang utuh

2. PKUPPG (sbgi kerangka operasional)


tentang Penatalayanan Gereja, khususnya
unsur-unsur penting presbiterial sinodal h
16-19 buku hijau.
a. Peranan para presbiter
b. Meneruskan tradisi reformasi tentang :
Panggilan batin dan lahiriah.
c Pengelolaan secara bersama dalam satu
misi Kristus.

c. Pengelolaan secara bersama dalam satu


misi Kristus.

d. Hubungan Majelis Jemaat dan Majelis


Sinode
Catatan ; Dalam Tata Gereja Bab IV Pasal
11 tentang Sistem Penatalayanan
mengalami perkembangan dengan
unsur gereja misioner dan pemberdayaan
warga untuk berperan dalam gereja.

3. TATA GEREJA (sbgi landasan struktural )


a. Naskah Pemahaman Latar
BelakangBagian II ; Pemahaman tentang
Presbiterial Sinodal h.8-16.
b. Tata Dasar,
1). Pembukaan alinea 5 : dalam
masyarakat majemuk Indonesia (konteks )
2). Alinea 6 rapih tersusun...diikat
menjadi satu dengan sistem presbiterial
sinodal

2). rapih tersusun satu oleh


pelayanan semua baggian dan perangkat,
warga, wilayah kepemimpinan dan tata
aturan dengan sistem presbiterial sinodal
3). Bab IV Penatalayanan Gereja.
Pasal 11. ayat 1 - 3
(a). Sistem Presbiterial sinodal dengan
memberdayakan warga

b. Peraturan Pokok :
Peraturan Pokok I Pasal 1 ayat 3
Peraturan Pokok II Pasal 2 ayat 2 dan
penjelasan
Peraturan Pokok III Pasal 3
Pasal 3 ayat 1b dan penjelasannya dalam
sifatnya yang kolektif kolegial (setara,
bersama dan utuh)

c. Peraturan-peraturan
Per. No.2 tentang Majelis Jemaat
Pasal 1 ayat 1 dan 2
Per. No.9 tentang Struktur dan Tata
kerja Majelis Sinode Pasal 3 ayat 1

II. PRESBITERIAL SINODAL DALAM


PENATALAYANAN JEMAAT
I. Presbiterial PRESBITERIAL SINODAL
a. Perkembangan makna Presbiter dalam
GPIB.
Presbiter (presbuteros,bhs. Yunani),
artinya tua-tua, penatua menjadi diaken,
penatua dan pendeta.

1. Presbiterial Sinodal
a. Perkembangan makna Presbiter
dalam GPIB. Presbiter asal katanya adalah
presbuteros (bhs. Yunani), yang berarti tuatua, penatua. Namun dalam GPIB presbiter
telah mengalami pengembangan makna
yang menunjuk pada jabatan gereja
diaken, penatua dan pendeta.

b. Sinode Sun (bersama) + Hodos (jalan)


Jalan bersama

Presbiterial Sinodal mengandung makna ;


Pertama, sistem penatalayanan atau
pemerintahan yang menunjuk pada
pengelolaan penatalayanan secara
bersama selaku diaken, penatua dan
pendeta yang memberdayakan warga
jemaat. (Pembukaan TD, alinea 6 ; TD Bab
IV Pasal 11 ayat 1-

Kedua, kata sinodal menunjuk pada


penatalayanan yang dikelola bersama
dalam lingkup yang lebih luas, tidak hanya
secara lokal dalam lingkup jemaat, seperti
dalam sistem congregasional.
Kata sinode dalam Majelis Sinode dan
Persidangan Sinode mengandung makna
pengelolaan bersama dalam lingkup yang
lebih luas.

Ketiga, kebersamaan dalam gereja


tidak hanya diartikan secara formal dan
ritual, tetapi sarat nilai-nilai, seperti :
persekutuan, keutuhan, kesetaraan,
keseimbangan, keserasian dan kontekstual
dalam melakukan misi Kristus.

Keempat, kebersamaan Jemaatjemaat dan unit-unit misioner ( secara


lokal, regional/wilayah dan sinodal )
diwujudkan juga dalam kebersamaan
melakukan satu program GPIB yang sama,
yang didasarkan pada PKUPPG, KUPPG dan
Program kerja Tahunan secara kreatip
dengan terang tema-tema alkitabiah.

Kelima, konsekwensi dari pengelolaan


penatalayanan dalam lingkup yang lebih
luas dan utuh, maka menjadi penting agar
kepentingan/kebutuhan jemaat-jemaat
dapat juga terkomunikasi dan
terakomodasi secara efisien dan effektif,
maka dibutuhkan Peranan dan Fuungsi
MUPEL untuk menjembataninya.

Keenam, kebersamaan Jemaat Jemaat


secara sinodal tidak hanya bagaimana
sebuah jemaat mendapat manfaat dari
kekuatan kebersamaan itu, tetapi juga
bagaimana sebuah jemaat dengan potensi
yang dimilikinya dapat memberikan
kontribusi bagi kebersamaan dalam
lingkup yang lebih luas.

2. Kepemimpinan Kolektif kolegial


a. Dasar :
1). Tata dasar Bab IV Pasal 12 tentang
Presbiter
ayat 2 : GPIB menetapkan para
presbiteryang menjalankan panggilan dan
pengutusannya secara kolektif koolegial.

2). Peraturan Pokok I pasal 8 tentang


Pimpinan Jemaat.
Pimpinan Jemaat adalah Majelis Jemaat
sebagai persekutuan kerja yang
memimpin secara kolektif kolegial

3). Peraturan Pokok III tentang Majelis


Sinode Pasal 1 ayat 1
Majelis Sinode (MS) adaalah lembaga
yang dibentuk oleh Persidangan Sinode
untuk mewujudkannyatakan
pemerintahan Kristus dalam memimpin
perjalanan kebersamaan GPIB secara
kolektif kolegial diantara dua persidangan
sinode

b. Pengertian
Kolektif- Secara bersama-sama, tidak oleh
satu orang Presbiter (Pendeta, Penatua,
diaken).
Kolegial<- kolega-, rekan sejawat, teman
sepekerjaan. Kolektif Kolegial menunjuk
pada proses pengambilan keputusan
secara bersama-sama selaku rekan-rekan
sejawat/rekan-rekan sekerja.

c. Kesetaraan Presbiter
1). Kesamaan;
a).Anggota tubuh Kristus yang melakukan
misi Kristus
b).Fungsi melakukan tugas dan tanggung
jawab Presbiter

c).Tidak ada hierarkhi jabatan (pendeta,


penatua dan diaken). Jabatan yang satu
tidak lebih tinggi atau lebih rendah dari
pada jabatan yang lain.

2). Ketidaksamaan
a).Latar belakang pendidikan Teologi
b).Pegawai dan bukan pegawai GPIB

c). Pengalaman berproses dalam GPIB


( lokal/regional dan sinodal )

3). Kepemimpinan kolektif merupakan


kepemimpinan yang dilakukan secara
bersama-sama pendeta (KMJ,PJ) dan non
pendeta (penatua dan diaken), tidak
ditentukan oleh salah satu saja dari
(pdt,pnt,dkn).
4).Pengambilan keputusan diambil secara
musyawarah untuk mufakat
Keputusan ditetapkan dan dikoreksi dalam
rapat PHMJ, dan sidang : SMJ, SMS dan
Persidangan Sinode.

5). Membangun Kepemimpinan Kolektif


GPIB berdasarkan nilai-nilai :
a).Keutuhan dilihat dari 3 panggilan gereja,
3 pilar dan 6 pembidangan
b).Holistik : Jasmani, rohani, sosial
c).Keluasan lingkup ( Jemaat, wilayah,
sinodal, lintas Jemaat, gereja dan agama ).
d). Proporsional ;
( Keseimbangan, keserasian, keselarasan ).
e). Etos Kerja ( Tugas pelayanan ).

III. Sidang dan rapat sebagai perwujudan


Presbiterial Sinodal
a. Bersidang dan rapat merupakan tugas
panggilan institutional para presbiter untuk
merencanakan dan mengevaluasi tugas
misionernya secara berkala melakukan tri
panggilan gereja.

b. Para presbiter mempunyai keterikatan


institutionalnya pada 2 hhal, yakni :
1). Pada keputusan lokal dan regional
melalui Sidang Majelis Jemaat
2). Pada keputusan-keputusan dalam
lingkup sinodal yang lebih luas, melalui
Persidangan Sinode dan Majelis Sinode.

(a). Mengenai Majelis Jemaat dan Sidang


Majelis Jemaat diatur dalam PP 1 tenttang
JEMAAT
(b). Mengenai Majelis Sinode diatur dalam
PP III dan mengenai Sidang Majelis Sinode
diatur dalam PP III Pasal 8 tentang sidang
dan Rapat, ayat 1 dan 2 yang terkait
dengan Pasal 3 Fungsi dan Tugas dan Pasal
4 tentang Wewenang dan Tugas

(a). Mengenai Majelis Jemaat dan Sidang


Majelis Jemaat diatur dalam PP 1 tentang
JEMAAT .
Pasal 10 tentang sidang Majelis Jemaat
Sidang Majelis Jemaat adalah wadah
pengambilan keputusan tertinggi dalam
jemaat.
Penjelasan Sesuai tatanan yang berlaku
dalam sistem presbiterial sinodal.

(a). Sidang Majelis Jemaat diatur dalam


Pasal 4 ayat 1 ;
sidang Majelis jemaat disingkat SMJ adalah
perwujudan presbiterial sinodal dan
merupakan wadah pengambilan
kepututusan serta kebijakan di jemaat/
(b).Mengenai Pelaksana Harian Majelis
diatur dalam Pasal 11 ayat 4 ;
Untuk melaksanakan kegiatan sesuai
dengan program yang diputuskan
berdasarkan PKUPPG.

PP. No.2 tentang Pelaksana Harian Majelis


Jemaat
Pasal 7
ayat 1 , Pelaksana Harian Majelis Jemaat
adalah representasi harian dari Majelis
Jemaat
ayat 4. Ketua dan Sekretaris mewakili
Majelis Jemaat kedalam dan keluar
..

Pasal 9 Tugas Pelaksana Harian


Tugas PHMJ adalah
1. Menjabarkan Keputusan SMJ dan
mengatur penatalayanan di Jemaat
2. mengelola administrasi dan
perbendaharaan Jemaat.
6. Menyyampaikan laporan berkala
kepada SMJ
7. Membuat lapora

Ayat 7. membuat dan menyyampaikan


laporan kegiatan tahunan untuk Majelis
sinode atas nama Majelis Jemaat.
Ayat 8. menyampaikan tembusan laporan
kegiatan tahunan untuk Majelis sinode
diteruskan ke BP Mupel setempat untuk
dikompilasi sebagai laporan BP Mupel
dalam PST

III. Menuju Presbterial Sinodal sebagai


Budaya Organisasi Gerejawi GPIB.

a. Pembinaan serta Komunikasi yang


Terstruktur, Berkesinambungan dan
Konsisten
b. Penguatan Panggilan Institutional dan
Penguatan Kelembagaan.

c. Penciptaan iklim tugas pelayanan


yang berdaya tarik, saling menghargai,
bekerja sama, dan kehidupan yang
tertib dan teratur dalam melayani dan
memimpin.

b. Keteladanan presbiter dalam cara


berpikir, sikap, dan perilaku melayani
dan memimpin

c. Penciptaan iklim ; mendorong,


menghargai dan menggembalakan

Selamat melayani dan memimpin


Tuhan memberkati

Anda mungkin juga menyukai