Anda di halaman 1dari 16

PENGENALAN ANAK-ANAK TENTANG

“PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN”

DISUSUN OLEH:

Nama : Mispan
Nim : 86.3194
Prodi : Pak
Tkt/Sem : I / II
M.Kuliah : Pembimbing Pendidikan Agama Kristen
Dosen : Dr Ronne Teintang, M.Pd.K
SEKOLAH TINGGI THEOLOGI “IKAT”
JAKARTA TAHUN 2023
Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang maha kuasa atas kasih, anugrah dan
penyertaan-Nya akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya sepenuhnya menyadari
karena apa yang saya sajikan pada makalah ini keberadaannya masih sangat sederhana dan
jauh dari kesempurnaan karena sumber bacaan dan pengetahuan yang saya miliki sangat
terbatas Disamping itu juga saya sangat berharap agar dapat menyelesaikan makalah ini
dengan sebaik-baiknya Demikian sepatah kata pengantar yang bisa saya sampaikan dan bila
ada hal-hal yang kurang berkenan, saya minta maaf yang sebesar-besarnya atas perhatiannya
saya ucapkan banyak terima kasih.

Penulis

Mispan
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Anak-anak adalah anugrah dari Tuhan. Sejak mereka dilahirkan mereka tidak tahu apa-apa
hingga pada saatnya mereka bertumbuh,mulai mengenal huruf dan mengerti bahasa saat itulah
pendidikan mulai dapat diperkenalkan pada mereka yang biasanya dimulai dari keluarga.

Pendidikan Agama Kristen untuk anak-anak adalah pekerjaan yang paling mulia Namun banyak
orang tua para pendidik digereja maupun disekolah tidak menyadari hal ini.Pak diajarkan pada
anak-anak untuk mengenalkan mereka pada pribadi Tuhan Yesus Kristus Seperti yang tertulis
dalam Matius 28:19-20" Karena itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptiskanlah mereka dengan nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu.Dan ketahuilah.Aku menyertai
kamu senantiasa sampai akhir zaman.

Untuk membantu anak-anak menyadari pentinya pendidikan Agama Kristen.penulis mencoba


untuk membuat makalah yang akan membahas tentang pendidikan Agama Kristen untuk anak-
anak dengan harapan para pembaca dapat mengerti pentingnya Pendidikan Agama Kristen
bagi anak-anak.

Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Apa pengertian PAK

2. Apa tujuan PAK untuk anak-anak

3. Apa saja masalah-masalah dalam mengajarkan PAK kepada ana-anak

Adapun tujuan dari makalah ini adalah

1. Untuk mengetahui pengertian PAK

2. Untuk mengetahui tujuan diajarkannya PAK untuk anak-anak.

3. Untuk mengetahui masalah-masalah PAK kepada anak-anak


BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Pak

Menuna Warner C Graedort, PAK proses pengajaran dan pembelajaan yang berdasarkan Afb,
berpusat pada kristus, dan bergantung kepada Roh Kudus, yang membimbing setiap pribadi
pada semua tingkat pertumbuhan melalui pengajaran masa kini kearah pengenalan dan
pengalaman rencana dan kehendak Allah melalui Kristus dalam setiap aspek kehidupan dan
melengkapi mereka bagi pelayanan yang efektif yang berpusat pada Kristus sang Guru Agung
dan perintah yang mendewasakan para murid

Menurut E.G.Homrighausen mengatakan Pendidikan Agama Kristen berpangkal pada


persekutuan umat Tuhan. Dalam perjanjian lama ada hakekatnya dasar-dasar terdapat pada
sejarat saci purbakala bahwa Pendidikan Agama Kristen mulai sejak terpanggilnya Abraham
menjadi nenek moyang umat pilihan Tuhan,bahkan bertumpu pada Allah sendin kama Allah
menjadi peserta didik bagi umatnya. para Ahli yang dirangkum oleh Paulus Lilik Kristanto dalam
bukunya yang berjudul "Prinsip dan Praktek Pendidikan Agama Kristen yaitu

Menurut Hieronimus (345-420) PAK adalah pendidikan yang tujuannya mendidik jiwa sehingga
menjadi bait Tuhan (Matius 548)

Menurut Agustinus (345-430) PAK adalah pendidikan yang bertujuan mengajar orang supaya
Melihat Allah" dan "Hidup Bahagia

Martin Luther (1483-1548) PAK adalah pendidikan yang melibatkan warga jemaat untuk belajar
teratur dan tertib agar semakin menyadari dosa mereka serta bersukacita dalam firman Yesus
Kristus yang memerdekakan, Disamping itu PAK memperlengkap mereka dengan sumber iman
khususnya yang berkaitan dengan pengalaman berdoa.firman tertulis (Alkitab) dan rupa-rupa
kebudayaan sehingga mereka mampu melayani sesamanya termasuk masyarakat dan negara
serta mengambil bagian dengan bertanggung jawab dalam persekutuan kristen Menurut Jhon
Calvin (1509-1664) PAK adalah pendidikan yang bertujuan mendidik semua
putra-putri gereja agar mereka

1.Terlibat dalam penelaahan Alkitab secara cerdas sebagaimana dengan bimbingan Roh Kudus

2. Mengambil bagian dalam kebakuan dan memahami keesaan gereja.

3. Diperlengkapi untuk memilih cara-cara mengejawatakan pengabdian diri kepada Allah Bapa
dan Yesus Kristus dalam pekerjaan sehari-hari,serta hidup bertanggung jawab dibawah
kedaulatan Allah dan kemuliaan-Nya sebagai lambang ucapan syukur mereka yang dipilih
dalam Yesus Kristus.

Tujuan PAK untuk Anak –Anak

Dalam memahami tujuan PAK secara keseluruhan dan tugas PAK anak-anak tidak terlepas dari
tujuan gereja Tujuan itu meliputpengajar menjelaskan,melengkapi.menyanggupi. mengarahkan
dan membantu setiap orang bertumbuh dalam pengetahuan sikap dan perbuatan Tujuan PAK
dapat dilihat dalam penugasan para rasul itu dikatakan Pergilah Jadikanlah semua bangsa
mund-Ku dan Baptiskanlah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus dan ajarlah
mereka melakukan segala sesuatu yang kuperintahkan kepadamu, dan ketahuilah Aku
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman (Matius 28: 19-20). Kata memuridkan
berarti jauh lebih dari pertobatan atau pertumbuhan gereja melalui evegelisasi. Tidak punya
hanya berarti penerimaan akan Yesus Kristus sebagai juruselamat tapi juga ikatan proses
belajar mengajar artinya diajar untuk melakukan kehendak Allah. Hal ini sesuai dengan yang
dikatakan oleh E.G.Homrighausen dan Enklaar,bahwa tujuan PAK adalah: Memimpin murid
selangkah demi selangkah kepada pengenalan yang sempurna mengenai peristiwa-peristiwa
yang terdapat pada Alkitab dan pengajaran-pengajaran yang diberikan oleh Allah.

<Membimbing murid dengan cara menggunakan kebenaran-kebenaran asasi Alkitab untuk


keselamatan seluruh hidup.

Mendorong murid-murid mempraktekkan asas-asas dasar Alkitab supaya membina suatu


perangkat kristen yang kokoh <Meyakinkan supaya mengakui bahwa kebenaran dan asas ina
menunjukkan jalan untuk

memecahkan masalah kesusilaan soal dan politik dunia.

Alkitab secara tegas mengajar bahwa seseorang agar dapat memahami kebenaran Firman
Tuhan,ia harus terlebih dahulu menjadi manusia rohani (Ikorintus 2:14). Rasul Paulus
mengkontraskan sifat manusia rohani dengan manusia duniawi,Roh juga memberikan
kemampuan baru untuk menerapkan prinsip hidup sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah
(Roma 8-9-11). Kehadiran Allah terjadi dalam diri seseorang pada saat ia mendengar dan
menerima injil Yesus Kristus (Efesus 1:14) Pembaharuan spiritual moral dan tata nilai yang
berdasarkan Firman Tuhan tidak bisa terpisahkan dari keharusan untuk menjadi ciptaan baru
dalam Yesus Kristus (bdk 2korintus 5:11).

Anak adalah seorang pribadi yang unik.Antong dan Elisabeth Capon dalam karya mereka. The
Church And The Child (1967), Mengatakan bahwa anak adalah pribadi yang matang dalam
pandangannya sendiri artinya,anak memiliki potensi untuk mengerti,memahami,namun sesuai
dengan tingkat perkembangannya. Karena itu mereka membutuhkan penjelasan berita injil yang
sesuai dengan tingkat pengertiannya sejajar dengan kemampuan bahasa yang dimilikinya.
Anak dilahirkan dengan membawa Gambar dan Rupa" orang tuanya juga (Kejadian 5:3).
Manusia pertama diciptakan Allah langsung dalam rupa dan gambar-Nya (Kejadian 1:26-27).
Anak memiliki dimensi rohani yang tetap hampa apabila tidak dipuaskan oleh kelahiran Roh
sang pencipta alam semesta Anak tetap merupakan pribadi dengan dua dimensi yaitu lahiriah
dan rohaniah (kejadian 2:7). Karena aspek rohani inilah maka anak mempunyai kebutuhan
terhadap

perkara yang adikodrati, yakni Kelahiran Yesus Kristus,seebab Roh sajalah yang mampu yang
memberi damai dan ketentraman batin serta keyakinan Thomas M. Groome dalam bukunya
yang berjudul "Christian Religius Education" mengedepankan bahwa tujuan Pendidikan Agama
Kristen agar manusia mengalami hidupnya sebagai respon terhadap kerajaan Allah didalam
Yesus Kristus.

Marthen Luther dalam Boehlke (2002 340) memang tidak memakai istilah tujuan Pendidikan
Kristen karena istilah ini dipakai secara teratur setelah pokok pendidikan itu dijadikan sebagai
ilmu tersendiri. Akan tetapi karya dan perhatian Luther terhadap pendidikan maka dapat
dirumuskan tujuan pendidkan kristen menurut Marthin Luther yaitu menyadarkan anak didik dan
orang dewasa tentang keadaan mereka yang sebenarnya, yaitu mereka orang berdosa. Maka
setiap warga harus bertobat dan berseru kepada Allah agar diampuni. Dengan kata lain tujuan
pendidikan kristen menurut Marthin Luther yaitu melibatkan semua warga jemaat khususnya
yang muda dalam rangka belajar teratur dan tertib agar semakin sadar akan dosa mereka serta
bergembira dalam Firman Yesus Kristus yang memerdekakan mereka disamping
memperlengkapi mereka dengan sumber iman, khususnya pengalaman berdoa, Firman tertulis,
Alkitab dan rupa-rupa kebudayaan sehingga mereka mampu melayani sesamanya termasuk
masyarakat dan negara serta mengambil bagian serta bertanggung jawab dalam persekutuan
kristen yaitu Gereja. Menurut Calvin Pendidikan Kristen adalah proses pemupukan akal orang-
orang percaya dengan Firman Allah dibawa bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah
pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja sehingga didalam diri mereka dihasilkan
pertumbuhan rohani yang berkesinambungan yang diaplikasikan semakin mendalam melalui
pengabdian diri kepada Yesus

Kristus berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya.

Tujuan utama Pendidikan Kristen ialah membawa peserta didik untuk mengalami perjumpaan
dengan Kristus, mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh, hidup dalam ketaatan serta mampu
mempraktekkan imannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain tujuan diatas, ada pula tujuan
pendidikan kristen disekolah diselenggarakan dengan arah yang jelas. Arah itu disebut tujuan.
Ada tujuan yang hendak dicapai dalam Pendidikan Kristen di sekolah. Dalam konteks ini, ada
beragam pandangan tentang tujuan pendidikan di sekolah. Pendidikan Kristen di sekolah
bukanlah semata- mata untuk memenuhi tuntutan kurikulum yang telah ditetapkan, tetapi lebih
jauh daripada itu. Lewat Pendidikan Kristen siswa diharapkan dapat berkembang terus dalam
pemahaman tentang Allah dan menolong mereka supaya dapat hidup sebagai murid-murid
kristu Siswa memahami dan menyadari tugas dan tanggung jawab sebagai murid-murid Tuhan
Yesus Kristus dan menerapkannya dalam masyarakat. Ruang lingkupnya mengerti kesetiaan
Allah, kegagalan manusia dan kegenapan janji, rasa syukur, iman dan negara dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa juga memperdalam pengetahuan tentang
pokok-pokok ajaran iman kristen serta penerapannya dalam konteks kehidupan pribadi,
keluarga, gereja, dan masyarakat disamping melatih kepekaan terhadap masalah-masalah etis
atau moral masa kni Ruang lingkupnya, pendalaman ajaran kristen tentang Allah, manusia
dalam kehidupan kristen sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab Penerapannya dalam
kehidupan pribadi, keluarga, gereja. masyarakat dan negara juga pada masalah etis moral
masa kini

Masalah - Masalah Dalam Mengajarkan PAK Kepada Anak Anak.

Profesi guru bukanlah tanpa masalah, profesi guru merupakan profesi yang membutuhkan
kreativitas, inovasi, dan misi. Namun demikian guru, harus bisa keluar dari segala macam
permasalahan tersebut, solusi yang dikerjakan merupakan pilihan yang tidak merugikan anda
sebagai guru sekaligus menjadi obat bagi siswa untuk dapat menerima perubahan yang
diciptakan Yang memudahkan kita menemukan solusi adalah karena permasalahan yang di
hadapi. Jadi pada intinya tidak terlalu sulit bagi guru untuk membuat keputusan yang tepat,
efektif dan menemus sasaran. Oleh sebab itu, sebagai guru sebaiknya telah memiliki daftar
atau list masalah dan solusi yang didasarkan pada karakter siswa secara umum, dan juka
diperlukan guru dapat pula membuatnya secara khusus agar hasilnya dapat maksimal sesuai
yang diharapkan. Lalu apa saja

permasalahan yang dihadapi?

1. Karakter Siswa

Harus kita akui bahwa masing-masing orang memiliki karakter sendiri, yang tidak dapat
disamakan hukum dengan orang lain, hukum ini juga berlaku pada siswa. Dua puluh orang
siswa yang kita hadapi, maka kita berhadapan dengan dua puluh karakter pula. Guru harus
menemukan sedikit persamaannya model dan metode untuk menunjang pembelajaran.
perumusan strategi pendekatan yang diterapkan dan sebagainya.

2. Sikap dan Perilaku

Sikap dan perilaku sebenarnya juga adalah bagian dari karakter yang dimiliki oleh siswa, tetapi
ini lebih difokuskan lagi karena dari semua karakter yang dimiliki oleh siswa, sikap dan
perilakulah yang paling berpengaruh dan mempengaruhi budaya siswa di sekolah.

3. Minat dan Bakat

Guru diwajibkan untuk menemukan bakat dan minat siswa. Penyaluran bakat dan minat siswa
secara tepat dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sebaliknya akan menimbulkan
masalah bagi guru, sekolah dan siswa itu sendiri. Siswa yang terpendam bakat dan minatnya
pada umumnya menjadi siswa yang agresif, melawan dan suka melakukan tindakan-tindakan
negative ang melanggar tata tertib sekolah. Gejala kenakalan siswa sebaiknya tidak direspon
secara negative tetapi patut diapresiasi dengan baik dan dilakukan pencegahan sehingga tidak
menimbulkan bentuk kenakalan baru

4. Daya Scrap Siswa

Inilah kendala yang sering dihadapi oleh guru, tingkat daya semp siswa yang rendah terhadap
materi pelajaran yang akan mengganggu rencana guru, alokasi waktu belajar, dan lain
sebagainya. Jangan terlalu cepat mendiskreditkan siswa karena keterlambatannya menerima
materi, namun sedapat mungkin guru menemukan strategi yang tepat yang dapat mendorong
siswa memaksimalkan kemampuannya menerima dan menyerap materi yang diajarkan

5. Kurangnya Disiplin Siswa

Kedisiplinan merupakan factor penentu keberhasilan pembelajaran, disiplin terhadap waktu.


disiplin terhadap tugas yang diberikan, disiplin terhadap proses pemelajaran dan sebagainya
Mengajar di kelas yang siswanya yang memiliki tingkat kedisiplinan tinggi lebih menyenangkan
dibandingkan dengan mengajar dikelas yang memiliki disiplin rendah. Akan tetapi guru tidak
boleh menyerah dengan permasalahan ini, guru harus mengembalikan kedisiplinan siswa agar
pembelajaran berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

6. Siswa Terlalu Pasif

Pernahkah kita menemukan situasi seperti baik ditanya maupun tidak mereka tetap diam ?.
Situasi ini menyulitkan guru, guru sulit memastikan bahwa mereka telah mengerti dan paham
materi atau belum. Solusinya tentu saja harus memancing mereka agar menjadi aktif sehingga
kita dapat membaca dan menganalisis sejauh mana tingkat penerimaan mereka terhadap
materi yang di ajarkan dikelas

7. Tidak Tenang Di Dalam

Walaupun jumlah sangat kecil namun aktivitas ini cukup mengganggu kita dan siswa lainnya.
Guru harus menemukan solusinya, jangan terlalu cepat menyalahkan siswa karena boleh jadi
sumber masalahnya adalah guru. Misalnya guru mengajar terlalu membosankan, cara guru
berkomunikasi tidak jelas, materi terlalu padat, atau situasi lain misalnya ruangan terlalu panas.
banyak gangguan dari luar, meja dan kursi tidak menyenangkan dan sebagainya.

8. Kepercayaan Siswa Pada Guru

Jangan sepelehkan tentang ini, salah satu keberhasilan pembelajaran antara lain tentang
keyakinan siswa pada guru. Keyakinan dimaksud adalah mereka tidak salah belajar pada guru
karena guru menguasai materi sehingga mendorong mereka mencintai pelajaran yang guru
ajarkan.
9. Pujian

Siswa sebenarnya haus dengan pujian dari guru, saat ini banyak guru mengabaikannya karena
lebih menitikberatkan pada penyelesaian materi pelajaran. Karena kurangnya pujian yang
diperolehnya sehingga mengurangi motivasi belajarnya, sementara motivasi belajar merupakan
salah satu factor penentu keberhasilan pembelajaran.

10. Hanya Mengikut Saja

Banyak siswa hanya memposisikan dirinya berada dibelakang, mereka tidak mau menjadi yang
terdepan Mudah saja menemukan siswa seperti ini, mereka selalu berusaha duduk dibelakang.
tidak mau duduk didepan Guru akan kesulitan memulai pembelajaran apabila siswa tidak
memiliki inisiatif untuk berbuat, apalagi paradigma pendidikan saat ini telah berubah dari "diberi
tahu menjadi " mencari tahu".

Adapun masalah-masalah yang sering dihadapi dalam Pendidikan Agama Kristen adalah
minimnya SDM (sumber daya manusia) yaitu guru tenaga pendidik yang benar-benar memiliki
keahlian dalam bidang tersebut yaitu para guru dan orang tua. Hal ini yang menyebabkan
kurangnya aktivitas dalam menyampaikan Pendidikan Agama Kristen kepada anak-anak
Disamping masalah guru, orangtua pun menjadi masalah karena sebenarnya yang menjadi
pusat perkembangan agama kepada anak didalam keluarga adalah orang tua. Namun orang
tua pada masa sekarang sudah terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga mereka menyerahkan
Pendidikan Agama Kristen anak begitu saja kepada guru disekolah. Hal tersebut membuat anak
tidak terawasi dan tidak mendapatkan pengertian yang seharusnya dapat mereka terima dari
keluarga atau orangtua.

dasar tersebut diantaranya adalah:

1. Meyakini dan menjunjung tinggi Alkitab sebagai kebenaran mutlak, karena Alkitab adalah
penyataan Tuhan secara tertulis.

2 Meyakini Yesus Kritus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, sehingga pendidikan kristen diawali
dengan keselamatan/hidup baru didalam kristus.

3. Meyakini bahwa setiap murid adalah ciptaan Allah menurut gambar dan rupa Allah, yaitu

sebagai ciptaan yang sangat baik di hadapan-Nya, tetapi yang telah jatuh kedalam dosa.
4. Meyakini bahwa lulusan yang pandai/berhikmat tidaklah diukur dari kepemilikan ilmu
pengetahuan natural yang tanpa pengenalan akan Kristus sebagai hikmat Allah yang sejati.
Tanpa Kristus, hikmat manusia adalah kebodohan

5. Meyakini bahwa sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang hadir sebagai mitra
keluarga

Tantangan lain yang bersifat spesifik terkait dengan salah satu elemen penting dalam
pendidikan dan pengajaran, yakni kurikulum. Pada umumnya, lembaga pendidikan formal
sering kali kurang atau bahkan tidak mengkritisi urikulumnya, seakan tidak ada pihak yang
mempertanyakan filosofi yang mendasarinya, padahal jelas bahwa tidak ada kurikulum yang
hampa filosofi atau idiologi tertentu. Jika dikaitkan dengan elemen metodologi, fungsi kurikulum
terkait erat dngan metodologi, bagaikan sebuah panah dengan busurnya" yang dipakai seorang
pemanah untuk membidik sasaran. Gambaran ini menunjukkan bahwa kurikulum adalah salah
satu alat utama untuk mewujudkan tujuan akhir dalam bentuk profil peserta didik yang akan
dihasilkan. Akibatnya jika suatu lembaga pendidikan didasarkan pada filosofi pendidikan yang
bersifat "Sekuler" secara otomatis kurikulum pendidikannya aan berisi tentang ilmu-ilmu
pengetahuan yang diperoleh dari kajian empiris yang secara teologis disebut sebagai
kebenaran yang natural

Pada saat kurikulum dibangun diatas dasar falsafah pendidikan yang mengesampingkan
kebenaran supranaturalisme, profil alumni yang akan dihasilkan mungkin saja menunjukkan
prestasi yang unggul dan siap bersaing pada era globalisasi ini, tetapi janganlah lupa bahwa
kesuksesan akademik dan ketrampilan bekerja itu tidak dibarengi dengan pembaharuan hati
sebagai inti kehidupan seseorang. Pada alumni akan berkiprah sebagai kaum professional yang
mungkin saja mejadi pelaku kejahatan berkerah putih. Mengapa demikian 7 Pendidikan umum
tanpa trasformasi spiritualitas didalam kristus tidak dapat menyelesaikan masalahmanusia
terkait kegelapan hati yang penuh dosa dan yang cenderung jahat, bahkan sejak kecilnya
(kejadian 0:5: kejadian 8:21). Palmer mengungkapkan kondisi ini dalam pribadi orang-orang
yang berpendidikan tinggi masa kini yaitu bahwa mereka ini berkompentensi untuk berfungsi
dalam masyarakat yang bercirikan teknologi, tetapi mereka dikuasai oleh kegelapan batin yang
sejak awal penciptaan menguasai din Adam dan Hawa Jika fakta ini terus tidak disadari, atau
disadari tetapi dibiarkan oleh para pemimpin kristen sebagai wadah pendidikan yang sedang
mencetak para penjahat terdidik. (educated gang).
Bersyukur bahwa ternyata Tuhan membangkitkan sekian tokoh Pendidikan Kristen untuk
mengatasi tantangan global dari Pendidikan Kristen. Pada tahun 90-an, ada beberapa asosiasi
pendidikan di Amerika yang bertekad untuk mempromosikan nilai-nilai kristiani mulai program
sertifikasi para pendidik kristen, bahkan sampai taraf akreditasi lembaganya. Salah satu
diantara asosiasi ini telah berkarya dan terus mengembangkan sayapnya dalam skala
internasional, yaitu:

Association of Christian School International (ACSI). Sampai sekarang, asosiasi ini telah
menjangkau sebanyak kurang lebih 150 negara diseluruh manca negara, termasuk di Indonesia
Disetiap negara, ada basis penyelenggaraannya yang dipimpin oleh seorang direktur sebagai
pengelola dan penyelenggara semua program pendidikannya, bahkan termasuk semua
distribusi literature pendidikan kristen yang memuat kurikulum yang mengintegrasikan iman dan
ilmu. Asosiasi ini telah memberikan kontribusi sangat berarti, khususnya dalam membangun
pendidikan kristen yang berbasis Alkitab, yang dijabarkan dalam lima elemen penting dibawah
ini:

1. Elemen pertama adalah kebenaran. Huruf "K" besar merunjuk pada kebenaran firman Allah
sebagai kebenaran mutlak yang dinyatakan Allah dalam Alkitab untuk melawan paham
relativisme. Alkitab berfungsi sebagai fondasi pendidikan kristen. Melalui Alkitab, peserta didik
belajar bahwa mereka adalah makhluk ciptaan Allah yang berharga dan selayaknya juga
menghargai orang lain. Melalui Alkitab juga, berita keselamatan disampaikan kepada peserta
didik dibimbing untuk lebih memahami dan menaati firman Tuhan.

2. Elemen kedua adalah Integrasi Alkitab dalam pemahaman dan penerapan integrasi iman dan
ilmu. Mengingat bahwa tidak ada kurikulum yang bebas nilai, maka upaya integrasi Alkitab
dilakukan untuk mengajarkan bahwa seluruh kebenaran adalah kebenaran Allah dimana pun
didapatkannya, termasuk didalam setiap disiplin ilmu. Dengan menegakkan integrasi Alkitab.
peserta didik diajarkan bahwa seluruh alam semesta adalah ciptaan Allah sehingga seluruh
kebenaran yang diperoleh dari disiplin ilmu manapun seharusnya merefleksikan kehadiran dan
karya-Nya dan pada akhirnya, setiap ilmuan akan memuliakan dan mengagungkan penciptan-
Nya. Alkitab berfungsi untuk memberikan perspektif dalam mengembangkan cara pandang
kristani. Tanpa integrasiy ian dan ilmu, lembaga-lembaga pendidikan kristen secara eksplisit
sedang mempromosikan sekularisme dan naturalism yang mengarahkan peserta didik lebih
mempercayai kebenaran yang bersifat ilmiah (natural) daripada kebenaran Alkitab
(supranatural).
3. Elemen ketiga adalah staf yang seluruhnya kristen. Staf yang dimaksud terdiri dari para
guru,administrator, dan karyawan kristen. Mereka adalah jajaran pendidik dan nonpendidik
yang bukan hanya mengaku kristen dan mengaku kristen dan mengenal kristus, melainkan juga
menghadirkan gaya hidup kristiani yang akan dicontoh oleh peserta didik.

4. Elemen keempat adalah potensi didalam kristus. Sekolah kristen sebagai lembaga
pendidikan

kristiani hendaknya menggali potensi setiap individu anak didik sebagaiorang yang telah ditebus
olch kristus, maka seluruh potensi hendaknya dimaksimalkan berdasarkan system nilai kekal.
Tujuan akhir pendidikan bukan aktualisasi diri yang berorientasi pada sesama dan Tuhan.

5. Elemen kelima adalah praktik organisasional. Seluruh kegiatan operasional dan kebijakan
didasarkan pada prinsip-prinsip kebenaran yang alkitabiah. Orang tua adalah mitra pendukung
sekolah yang selalu menjalin hubungan saling membantu dengan para guru. Alangkah baiknya
bila ada orang tua yang juga duduk di yayasan sekolah dalam rangka turut menjaga arah dan
kualitas pendidikan yang kristiani

Membagikan kelima elemen ini kepada semua sekolah kristen dalam konteks Indonesia
merupakan suatu perjuangan tersendiri karena tidak semua sekolah kristen menyambut
kehadirannya dan bersedia untuk dibantu dalam menyelaraskan identitas dan praksisnya. Tentu
saja banyak kendala dilapangan, selain biaya, kesibukan para guru keterbukaan pihak yayasan
dan lain sebagainya. Tantangan pendidikan kristen di Indonesia masa kini dirana formal masih
cukup. memprihatinkan.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah saya paparkan diatas dapat saya simpulkan bahwa Pendidikan
Agama Kristen adalah ilmu yang mendidik anak-anak untuk menjadi yang lebih baik dalam
menjalani kehidupan dan kehidupannya mengarah ke hal-hal yang Alkitabiah dan menjadikan
Yesus sebagai Guru besar dalam kehidupan anak. Dalam penerapan Pendidikan Agama
Kristen juga ada banyak hal yang harus diperhatikan dalam hal PAK ini sebagai contoh kepada
siapa PAK ini dan apa metode yang pas sehingga dengan memperhatikan hal tersebut agar
tujuan PAK dapat dicapai

Pendidikan Agama Kristen bagi anak-anak merupakan pokok bahasannya yang sangat penting
dan terus mangalami perkembangan seiring dengan berjalannya waktu sekolah sebagai wadah
anak-anak dalam menimba ilmu dapat kita gunakan sebagai salah satu tempat untuk
mengajarkan Pendidikan Agamam Kristen selain dikeluarga dan gereja karena anak-anak akan
menjadi bakal penerus generasi yang lebih tua.

Saran

Pendidikan kepada anak-anak selalu menghadapi tantangan baru. Perkembangan zaman akan
semakin menantang bagi Pendidikan Agama Kristen. Anak semakin cenderung bersifat
individual. acuh tak acuh dengan lingkungan sekitar, karena mulai dipengaruhi oleh IPTEK dan
kesediaan para pendidik dalam mendidik anak-anak sangat diperlukan. Sebagai pendidik kita
harus berperan aktif dalam memantau perkembangan iman anak. Itu merupakan bentuk
kepedulian kita dan kasih kita kepada mereka, seperti Tuhan Yesus telah mengasihi anak-anak
dan kita pun harus mengasihi mereka.
DAFTAR PUSTAKA

1. https id Scribd.com diunggah oleh lukas

2. https://oktaprimaputra.wordpress.com

3. Tujuan PAK pendidikan kristen oleh Dr Yonas Muanley S.Th.M Div

4. Prinsip dan Praktek Pendidikan Agama Kristen oleh Paulus Lilik Kristianto S. https
dinamikapendidikankristen.blogsport.

6. The Church And The Child (1967) oleh Antong dan Elisabeth Capon

7. Cristian Religius Education oleh Thomas M Groome

8. http:// M.reformed.sabda.org

9. Voice teacher.blogsport.com

10. Tantangan Pendidikan dan Pengajaran Kristen Masa Kini di Ranah Forma

Anda mungkin juga menyukai