Anda di halaman 1dari 10

TAFSIRAN

NAHUM 1 : 2 – 8

A. Latar Belakang Kitab Nahum

1. Penulis

Penulis disebut Nahum, orang Elkosy. Nahum berarti Penghiburan. Gelar

nabi ini menerangkan bahwa ia erat berhubungan dengan suatu tempat

yang di kenal dengan sebutan Elkosy. Ada empat tempat yang disarankan

mengenai Elkosy :

- Elkas sebuah kampung di Galilea

- Kapernaum di Galilea

- Alquay dekat Mosul di Asyur

- Elkesei di Yehuda

Dan dari keempat tempat ini Tafsiran Alkitab masa kini menulis bahwa

kemungkinan besar ialah Elkesei di Yehuda, karena kemungkinan besar

Nahum berasal dari Yehuda dan mengucapkan nubuatnya di Yerusalam 1.

Hieronimus percaya bahwa Elkosy terletak dekat Rama di Galilea 2

sedangkan Yerome berkata bahwa mungkin sekali ia tinggal di kampung

Elkosy di Galilea dekat Kapernaum3. Namun kelompok lebih setuju

dengan apa yang ada di dalam tafsiran Alkitab masa kini bahwa Elkosy

merupakan tempat yang berada di Yehuda.

2. Pentarikhan

1
Tafsiran Alkitab Masa Kini 2 (Jakarta : Yayasan Kasih Bina Kasih/OMF, 2006), hlm. 678.
2
Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan (Malang : Gandum Mas, 2006), hlm1440.
3
Frank m. Boyd, Kitab Nabi – Nabi Kecil (Malang : Gandum Mas, 2006), hlm. 88.

1
Nubuat Nahum mendahului kejatuhan kota Niniwe. Sang nabi berbicara

tentang kejatuhan kota itu dengan terang sekali dan dalam keadaan yang

sangat peka, sehingga timbul kesan bahwa hal itu akan segera terjadi. Hal

ini menentukan tanggal nubuat Nahum ini terjadi dekat sebelum kota itu

jatuh tahun 612 sM. Nabi Nahum menyebut juga penjarahan Tebe4 sebagai

hal yang sudah terjadi, sehingga tanggal nubuat Nahum ditentukan di

antara kedua tanggal itu5.

Suatu keterangan lain dalam kitab ini menyarankan bahwa tanggal itu

dapat ditentukan lebih tepat, yaitu dekat sesudah reformasi raja Yosia pada

tahun 621 sM (1 : 15) menyarankan pada saat itu pentingnya melakukan

upacara – upacara agamawi masih baru dan segar dalam pikiran orang

Yehuda. Maka kita dapat menempatkan nubuat ini di antara tahun 621 dan

612 sM. Dan dapat ditentukan bahwa Nahum sezaman dengan Zefanya,

Habakuk dan Yeremia6

3. Tujuan penulisan

Nahum mempunyai dua tujuan dalam kitab ini

a. Allah memakai dia untuk memberitakan datangnya

kebinasaan ibu kota Asyur, yaitu Niniwe.

b. Nahum memberitakan penghiburan untuk umat Allah

4. Ciri Khas Kitab Nahum

a. Nahum adalah satu dari tiga kitab PL yang nubuatnya

nyaris seluruh nubuatnya dialamatkan kepada banmgsa asing


4
Sheunemann mengatakan bahwa Tebe merupakan nama dari ibu kota Mesir hulu yang jatuh ke tangan
Asyurbanipal pada tahun 663 BC.
5
Tafsiran Alkitab Masa Kini, Op. Cit, hlm. 678.
6
Ibid.

2
b. Isi nubuat dan perbandingan puitisnya ditekankan dengan

kiasan yang amat jelas, gambaran kata yang hidup serta bahasa yang

palin berterus terang yang terdapat di dalam Alkitab

c. Menyolok sekali bahwa tidak ada nubuat Yehuda tentang

dosa – dosanya atau penyembahan berhala7

5. Makna Teologis

Nubuat Nahum yang sepenuhnya berpusat pada penghancuran musuh

bebuyutan Yehuda menimbulkan beberapa persoalan Teologis :

a. mengapa ia tidak berbicara tentang dosa – dosa bangsanya

sendiri dan tentang perlunya mereka bertobat ? yang merupakan ciri

khas pemberitaan nabi yang benar, sehingga menimbulkan kesan

bahwa ia mengabaikan amanat pembaharuan rohani dan moral

b. bagaimana ucapan – ucapan Nahum yang penuh balas

dendam dan ejekan dapat disesuaikan dengan belas kasihan dan

pengampunan dalam kitab Hosea dan Yunus dan terutama sekali

dalam ajaran Kristus ?

menyangkut hal ini kita dapat melihat bahwa Nahum bukanlah nasionalis

yang sempit wawasannya . Nahum hanyalah merasakan luka – luka seperti

bangsa – bangsa yang menderita. Ia menjadi marah terhadap manusia yang

tidak berperikemanusiaan. Seandainya ia membelok dari tema utamanya

untuk mencela Yehuda, maka ia akan melemahkan serangannya dan

merusak kesatuaan pemberitaannya. Lagi pula masa pelayanan Nahum

7
Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Op. Cit, hlm. 1441.

3
bertepatan dengan pembaharuan yang dilakukan oleh Yosia (2 Raj 22 : 8 –

23 : 25), di mana raja dan beberapa nabi menaruh harapan besar.

Menyangku hal yang kedua kita mendapat jawaban ketika mengingat

bahwa nubuat Nahum bukanlah naluri primitive yang haus darah,

melainkan bukti kepercayaannya yang teguh akan keadilan Allah. Melihat

Asyur yang begitu kejam yang menindas bangsa – bangsa dan yang tidak

segan – segan untuk membunuh yang memberontak maka hanya orang

yang tidak berperasaan yang akan acuh tak acuh dengan kejahatan seperti

itu. Orang Yahudi mengutuk musuh – musuh mereka dengan keras karena

mereka tahu tentang mana yang baik dan yang jahat. Sehingga jika Nahum

kelihatannya menikmati harapan akan hancurnya musuh – musuh mereka,

sebabnya ialah karena bangsa mereka sangat menderita. Dan nampaknya

pernyataan orang Kristen tentang kasih mengandung unsure keras, juga

diketahui oleh umat Allah dalam perjanjian lama, kasih tidak hanya

menghangatkan, tetapi juga membakar.

Sehingga dari satu segi kehancuran Niniwe adalah contoh dari nasib

semua bangsa yang percaya sepenuhnya pada kekuatan militernya. Puing

– puing niniwe yang telah hancur merupakan peringatan keras bahwa

hanya bangsa – bangsa yang sungguh – sungguh bergantung kepada Allah

akan melihat di atas gunung – gunung berjalan orang yang membawa

berita, yang mengabarkan berita damai sejahtera.8

6. Latar Belakang Zaman Itu

8
W.S. LaSor, Pengantar Perjanjian Lama 2 (Jakarta : BPK Gunung Mulia,2005), hlm. 367 – 368.

4
Ketika Nahum bernubuat, Asyur berada pada puncak kemakmurannya.

Esarhadon dari Asyur (681-669) telah membangun suatu kerajaan yang

besar. Mesir yang jauh itu telah ditaklukan dan dijadikan sebagai

kerajaannya (bnd Yes 19 : 4). Funisia dan Siprus mengakui kekuasaannya,

Yehuda membayar upeti setiap tahun dan usaha perniagaan telah menarik

kekayaan segala bangsa ke Asyur9.

Asurbanipal (669-626) melanjutkan pekerjaan ayahnya yang masyur itu

selama pemerintahan yang lama dan penuh pergolakan. Konon ia telah

membangun istana yang megah dan mendirikan perpustakaan yang besar –

besar sehingga ia diingat sebagai pelindung kesusasteraan yang termasyur

saat itu10. Bahkan pada masa kejayaan Asyur tersebut mereka terkenal

sangat kejam terhadap tawanan perang mereka. Setelah menyerbu sebuah

kota, mereka tanpa mengenal ampun akan membantai ratusan orang dan

mengangkut ke berbagai bagian kerajaan mereka, ketika menuju ke tempat

pembuangan itu makin banyak lagi yang tewas akibat perjalanan berat dan

sangat melelahkan. Para pemimpin kota dan bangsa yang dikalahkan

disiksa tanpa belas kasihan dan akhirnya dibunuh11.

Namun tak seorangpun pada masa itu dapat menyangka bahwa dengan

pesat kerajaan yang besar itu akan berakhir. Setelah Asurbanipal wafat,

seteru Asyur yang besar Nabopolassar menjadi raja Babilonia dan ia

didukung oleh Media, Persia dan Skitia bangkit menyerang Niniwe,

sehingga kota itu dihancurkan secara menyeluruh12


9
Boyd, Op. Cit, hlm. 87.
10
Ibid.
11
Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Op. Cit, hlm. 1440.
12
Boyd, Op. Cit, hlm. 87-88.

5
B. Latar Belakang Perikop

1. Hubungan Antar Perikop

a. Hubungan dengan perikop sebelumnya`

Nahum 1 : 2 – 8 mempunyai hubungan dengan perikop sebelumnya yaitu

Nahum 1 : 1, karena setelah keterangan mengenai Nahum sebagai orang

yang menerima penglihatan tentang Niniwe, setelah itu dilanjutkan dengan

isi penglihatan tersebut (1 : 2 – 3 : 19).

b. Hubungan dengan perikop sesudahnya

Sama halnya dengan hubungan perikop sebelumnya, Nahum 1 : 2 – 8

mempunyai hubungan dengan perikop sesudahnya Nahum 2 : 9 – 2 : 2.

karena merupakan suatu kesatuaan yang tidak dapat dipisahkan. Setelah

memaparkan murka Allah bagi Niniwe, maka pasal – pasal selanjutnya

memberikan gambaran yang jelas mengenai kehancuran yang akan

menimpa Niniwe ibu kota Asyur sehingga kota itu tidak akan dibangun

kembali (3 : 19)

2. Keadaan Teks

Konteks pada saat itu orang Yehuda sedang berada pada kesusahan, kesulitan

dan penderitaan yang luar biasa sebagai jajahan bangsa Asyur karena pada

masa kejayaan Asyur tersebut mereka terkenal sangat kejam terhadap tawanan

perang mereka. Setelah menyerbu sebuah kota, mereka tanpa mengenal

ampun akan membantai ratusan orang dan mengangkut ke berbagai bagian

kerajaan mereka, ketika menuju ke tempat pembuangan itu makin banyak lagi

yang tewas akibat perjalanan berat dan sangat melelahkan. Para pemimpin

6
kota dan bangsa yang dikalahkan disiksa tanpa belas kasihan dan akhirnya

dibunuh. Sehingga akibat penderitaan yang dialami oleh Yehuda dan

kekejaman bangsa Asyur menyebabkan nubuat kehancuran Niniwe yang telah

terjadi pada tahun 612 sM.

C. Pembagian Pokok Pikiran

1. Menurut Lembaga Alkitab Indonesia

Lembaga Alkitab Indonesia membagi Nahum 1 : 2 – 7 ke dalam 1 bagian,

Pembagian ini dapat terlihat dari jumlah paragraf yang terdapat pada perikop

tersebut.

2. Menurut Penulis

Penulis membagi Nahum pasal 1 : 2 - 8 hanya kedalam satu bagian saja,

dengan judul “ kepastian dan kekerasan dari pembalasan Allah terhadap

bangsa yang melawan perintah-Nya.”

D. Tafsiran

Pasal 1 : 2 – 8

“ Kepastian Dan Kekerasan Dari Pembalasan Allah Terhadap Bangsa Yang

Melawan Perintah-Nya “

Tuhan itu Allah yang cemburu dan pembalas, Tuhan itu pembalas dan

penuh kehangatan amarah. Ia menghardik laut dan mengeringkannya, dan

segala sungai dijadikan-Nya kering. Basan dan Karmel menjadi merana dan

kembang Libanon menjadi layu. Gunung – gunung gemetar terhadap Dia,

dan bukit – bukit mencair. Bumi menjadi sunyi sepi di hadapan-Nya, dunia

serta seluruh penduduknya. Siapakah yang tahan berdiri menghadapi

Geram-Nya? Dan siapakah yang tahan tegak terhadap murka-Nya yang

bernyala – nyala? Kehangatan amarah-Nya tercurah seperti api, dan gunung

7
– gunung batu menjadi roboh di hadapan-Nya. Tuhan itu baik; Ia adalah

tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang – orang

yang berlindung kepada-Nya. Dan menyeberangkan mereka pada waktu

banjir. Ia menghabisi sama sekali orang – orang yang bangkit melawan Di,

dan musuh-Nya dihalau-Nya ke dalam gelap.

Pada bagian ini Kitab Nahum berbicara tentang murka Allah bagi

bangsa yang melawan-Nya yang mendatangkan hukuman bagi mereka.

Hal ini dimulai dengan suatu pernyataan yang keras sekali mengenai

kenyataan itu. Dengan berulang – ulang Nahum menekankan bahwa

Tuhan itu pembalas. Ia menerangkan bahwa karena murka Allah lambat

menimbun, tepat seperti itu murka Allah lambat hilang. Ia tidak sekali –

kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah, tapi Ia akan

menganggap mereka bertanggung jawab dan akan menghakimi mereka.

Ayat seperti ini ialah suatu peringatan bahwa murka Allah ditujukan

kepada semua kelaliman dan tanpa pertobatan tidak ada pengampunan

dosa.pada ayat 4 dan 5 Nahum menunjukkan kemahakuasaan Allah

dalam melakukan segala sesuatu. Nahum mengingatkan akan kekuatan

Allah dengan langgam bahasa yang kuat sekali, sehingga orang yang

kuat sekalipun sadar bahwa mereka tidak mempunyai arti apa – apa.

Siapakah yang tahan berdiri menghadapi Geram-Nya ? Kata Nahum dan

siapakah yang tahan tegak terhadap murka-Nya yang bernyala – nyala ?

Kehangatan amarah-Nya tercurah seperti api, dan gunung – gunung batu

menjadi roboh di hadapan-Nya. Lalu Nahum menyatakan jalinan moral

yang timbul dari kekuasaan Allah. Baik bagi orang benar maupun fasik.

8
Karena Allah begitu kuat maka Ia adalah tempat pengungsian yang

teguh. Ia mengenal orang yang percaya akan Dia dan melepaskan

mereka dan menghukum orang yang tak berkenan akan Dia. Dan

pembalasanNya tidak akan gagal sehingga nasib malang pasti akan

datang kepada orang yang melawan perintahNya

E. Teologi Naskah

1. Allah mengasihi umatNya

2. Allah menghukum orang berdosa

3. Hukuman terhadap orang berdosa pasti akan terjadi

4. Allah bisa memakai apa saja untuk menyatakan kehendak-Nya

F. Relevansi

Saudara – saudari sekalian kehidupan ini mengharuskan kita melewati berbagi

hal. Dalam berbagai hal yang kita lewati entah itu hal yang kita anggap

menyenangkan maupun hal – hal yang kita anggap menyusahkan,pasti akan kita

alami. Terkadang ketika kita mengalami kesusahan, kita akan bersungut – sungut

dan tak jarang kita mempersalahkan Tuhan. Tetapi kita melihat suatu kenyataan

yang telah terjadi bahwa Allah tidak pernah tutup mata dengan penderitaan yang

kita alami. Sama seperti nubuatanNya yang telah digenapi tentang kelepasan

Yehuda dari bangsa Asyur demikian juga ia akan senantisa menyertai kita dari

segala problema yang kita Alami, dan sebagai respon dari kebaikanNya kita

dituntut untuk lebih mengembangkan kehidupan yang benar di hadapanNya

sebagai ibadah yang sejati. Ketika ada suatu penderitaan yang terjadi marilah kita

berkaca mungkinkah ini adalah hukuman Tuhan dari dosa yang kita lakukan Dan

9
ketika kita berbuat dosa marilah kita minta ampun dan bertobat dari dosa – dosa

kita karena dosa mendatangkan hukuman dari Allah

10

Anda mungkin juga menyukai