Anda di halaman 1dari 2

YABES

Lagu Buka 433

Lagu Tutup 268

Ayat Bersahutan: Matius 6:33; 6:11; 26:39

Ayat Inti : 1 Tawarikh 4:9,10

Siapakah Yabes?

Kitab terakhir dalam Alkitab Ibrani (kitab Tawarikh) dimulai dengan daftar silsilah yang menjemukan
berhalaman-halaman. “Abraham memperanakkan Ishak. Anak-anak Ishak ialah Esau dan Israel.
Anak-anak Esau ialah Elifas... Anak-anak Elifas...” (1 Taw. 1:34-36).

Namun secara berkala, daftar nama “anak-anak” dan yang “memperanakkan” itu diberi selingan-
selingan singkat yang sering tidak kita sadari. Salah satu selingan itu bercerita tentang seorang
bernama Yabes, yang “lebih dimuliakan dari pada saudara-saudaranya” (1 Taw 4:9).

Kitab 1 Tawarikh menceritakan silsilah dan juga sejarah kerajaan Yehuda. Kitab ini kemungkinan
besar ditulis oleh Ezra kepada orang-orang Yehuda yang telah kembali dari pembuangan di Babel.
Alkitab mencatat bahwa pada abad ke-6 S.M., Yerusalem dihancurkan oleh kerajaan Babel. Selama
70 tahun, banyak warga Yehuda ditawan dan hidup di tanah pembuangan.

Di tengah keadaan seperti itu, lahirlah seorang laki-laki bernama Yabes. Yabes adalah seorang
keturunan suku Yehuda. Yabes dilahirkan dengan kesakitan, karena itulah ibunya memberi nama
Yabes yang artinya “kesakitan” atau “penyebab kesakitan”. Hal ini tercatat dalam 1 Tawarikh 4:9

Dan kemudian apa yang spesial dari seorang Yabes ini? Yang spesial dari Yabes adalah doanya dalam
1 Tawarikh 4 : 10

Di tengah segala situasi sulit yang ada, Yabes meminta penyertaan kepada Tuhan. Dia beriman
bahwa Tuhan pasti akan menjaga perjanjian-Nya. Dalam doanya Yabes ada 3-point penting yaitu:

1. Dia mengingat Tuhannya (Yabes pertama-tama memohon supaya Allah memberkatinya)


2. Iman yang besar (Allah adalah sumber berkat dan pertolongan)
3. Doanya dijawab Tuhan (Hidup Yabes ditentukan oleh Allah yang berdaulat)

Mari kita pelajari bersama-sama doa dan iman seorang Yabes.

1. Mencari Tuhan

Yabes menyadari keharusan bersandar pada kuasa Tuhan. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan
kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:33)

Dalam doanya, Yabes menyapa dengan sebutan “Allah Israel,” sekaligus menggambarkan
pengenalannya akan Allah nenek moyangnya, Allah yang hidup dan berkuasa.

Dalam kehidupan Kristen yang semakin dewasa, kita terfokus mengejar berkat-berkat Tuhan
dibanding mencari Tuhan itu sendiri. Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh
harapannya pada TUHAN! (Yeremia 17:7)
2. Meminta apa yang kita butuhkan

Yabes di dalam doanya meminta kepada Allah orang Israel berkat yang limpah, daerah yang luas,
dan melindunginya dari malapetaka (ayat 10). seolah-olah Yabes berkata, “Tuhan berkatilah aku,
lakukanlah sekarang!” Di dalamnya terselip nada urgensi, seakan-akan tanpa Tuhan memberkati,
Yabes tidak tahu lagi harus mengandalkan siapa.

Yesus pun dalam mengajarkan murid-muridnya melakukan hal yang sama. “berikanlah kami pada
hari ini makanan kami yang secukupnya” (Matius 6:11) dan Yesus pun berdoa ditaman getsemani
sebelum dia di salib meminta apa yang dia butuhkan pada saat itu “Ya Bapaku, jikalau sekiranya
mungkin, biarlah cawan ini berlalu dari padaku (Matius 26:39)

Bahkan Yesus memberikan perumpaan bagaimana mengenai berdoa (Lukas 18:9-14). Di ayat 13
Yesus menceritakan bagaimana seorang pemungut cukai berdoa. Mari coba kita renungkan apakah
kita sudah berdoa seperti seorang pemungut cukai dan Yabes? Apakah kita sudah berdoa meminta
apa yang kita butuhkan

3. Jangalah seperti yang kukehendaki, melainkan seperti yang Kau kehendaki

Yabes, didalam doanya kita tidak tahu apa dia dalam situasi seperti apa, tapi yang pasti dia berserah
kepada Tuhan. Dia ingin usaha tangannya diberkati dan dia ingin dijauhkan dari segala malapetaka.

Kita semua pasti sudah melakukan hal ini, kita melakukan apa yang Yabes juga lakukan, tetapi iman
dari Yabes dalam doanya membuat sebuah perbedaan. Perbedaan itu terletak ketika kita sudah
serahkan hidup kita kepada Tuhan tetapi terkadang kita lupa yaitu “tapi jangalah seperti yang
kukehendaki, melainkan seperti yang Kau kehendaki” (Matius 26:39).

Kita meminta apa yang kita butuhkan dan berserah kepadaNya tetapi kalau yang kita dapat tidak
seperti yang kita inginkan disaat itu kita terkadang marah sama Tuhan dan bisa saja disaat itu kita
menjauh dari Tuhan. Sedangkan Yesus sebelum disalib Dia mengatakan hal tersebut hingga dua kali
(ayat 39 dan 42). Dia yang sudah jelas dari surga dan dapat melakukan apa saja mukjizat tetap
menyerahkan semuanya yang Dia butuhkan kepada BapaNya yang di sorga.

Kesimpulan

Doa adalah membuka hati kepada Allah sebagai kepada seorang sahabat. Doa bukanlah membawa
Allah turun kepada kita, melainkan membawa kita kepadaNya. Herannya ialah kita berdoa terlalu
sedikit! Allah bersedia dan mau mendengar doa yang tulus dari anak-anak Allah yang rendah-hati,
namun masih juga banyak yang enggan dari antara kita menyatakan keperluan kita kepada Allah.

Sedangkan doa itu adalah kunci iman untuk membuka perbendaharaan surga, dimana terdapat
segala harta Allah Yang Maha Kuasa itu. (Kebahagian Sejati, Bab 11)

Anda mungkin juga menyukai