Nats : Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (Yakobus 5:16)
Bacaan : Yakobus 5:13-20
Bertahun-tahun para peneliti berusaha menyelidiki apakah doa berpengaruh terhadap penyembuhan fisik.
Seorang profesor pembantu di Fakultas Kedokteran Universitas George Washington mengatakan bahwa "usaha
pembuktian pengaruh doa terhadap kesehatan secara ilmiah hampir tidak mungkin dilakukan".
Bahkan orang-orang kristiani yang percaya pada kuasa penyembuhan Allah memiliki pendapat yang
berbeda-beda mengenai bagaimana, kapan, dan mengapa Dia melakukannya. Kita mengalami pergumulan
untuk memahami mengapa Tuhan menyembuhkan sebagian orang, sementara yang lainnya tetap sakit,
bahkan meninggal dunia.
Yakobus membahas masalah ini dengan sangat hati-hati dan penuh perhatian. Ia membahas masalah
penyembuhan dalam konteks persekutuan orang-orang percaya dan berkata, "Hendaklah kamu saling
mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin
didoakan, sangat besar kuasanya" (Yakobus 5:16).
Yakobus tak bertujuan menciptakan kontroversi atau membuktikan secara ilmiah. Sebaliknya, ia
memusatkan perhatian pada keistimewaan dan kekuatan doa. Saat membahas penyembuhan fisik, ia pun
mengikutsertakan panggilan untuk memulihkan kesehatan rohani melalui pertobatan dan pengakuan dosa
(ayat 15).
Ilmu pengetahuan berusaha mencari pembuktian hukum sebab-akibat. Namun, iman mengarahkan kita
untuk memohon kekuatan dari Allah yang penuh kasih, yang rencananya sulit kita pahami tetapi selalu dapat
kita percayai –David Mc Casland
DOA ADALAH LAHAN
TEMPAT PENGHARAPAN DAN PENYEMBUHAN TUMBUH SUBUR
8 Desember 2002
Kurir
Nats : Sejak hari pertama engkau berniat untuk mendapat pengertian dan untuk merendahkan dirimu di
hadapan Allahmu, dan aku datang oleh karena perkataanmu itu (Daniel 10:12)
Bacaan : Daniel 10
Di sela-sela tugasnya sebagai seorang serdadu selama Perang Dunia II, seorang kawan saya yang bernama
Oscar juga menjadi kurir militer. Ia bertugas membawa pesan ke unit-unit lain yang berada di dekat garis
depan. Pada malam hari ia harus berjalan melalui semak- semak dan pepohonan untuk menyampaikan
informasi penting tentang strategi perang. Beberapa kali ia berpapasan dengan patroli musuh sehingga ia
terpaksa harus mengambil jalan lain. Untuk tugas ini ia pernah tertembak lebih dari sekali.
Dalam bacaan Alkitab kita hari ini, Daniel menggambarkan suatu peristiwa, saat malaikat masih menjadi
kurir yang bertugas membawa pesan dari surga ke bumi. Pada waktu itu, Setan berusaha menghalang-
halangi agar pesan tersebut tidak sampai. Dan kaki tangan Setan (dalam hal ini raja orang Persia) berhasil
memperlambat perjalanan malaikat yang membawa pesan Allah itu (Daniel 10:13). Sebenarnya tidak
mengherankan, karena ini adalah bagian dari strategi perang Setan.
Saya yakin sampai saat ini Setan dan anak buahnya terus berusaha menghalangi agar pesan Allah tidak
samapai kepada umat manusia, bahkan dalam hal-hal yang kita hadapi sehari-hari. Misalnya saat kita
membaca Alkitab, muncul berbagai macam interupsi. Saat khotbah disampaikan, pikiran kita mungkin
melayang ke hal-hal lain. Saat kita merasa perlu mengabarkan keselamatan dari Yesus kepada seseorang,
usaha kita mungkin terhalangi. Dalam situasi-situasi seperti ini, kita harus merendahkan hati dan berseru
memohon pertolongan Allah (ayat 12). Dia mampu membuat pesan-Nya tersampaikan -Dave Egner
TIPU MUSLIHAT SETAN TIDAK DAPAT MENANDINGI
KEBIJAKSANAAN ALLAH
29 Januari 2003
Siapakah Yabes?
Nats : Yabes lebih dimuliakan daripada saudara-saudaranya (1Tawarikh 4:9)
Bacaan : 1Tawarikh 4:9,10
Perayaan Tahun Baru Tiongkok sangat menyenangkan bagi anak-anak. Ketika kaum kerabat dan teman-
teman berkumpul, orang dewasa biasanya memberi anak-anak sebuah amplop merah kecil berisi sejumlah
uang. Anak-anak itu akan segera merobek amplop itu untuk mengambil uangnya, sampai orangtua mereka
harus mengingatkan bahwa sang pemberi lebih penting daripada pemberiannya.
Serupa dengan hal itu, tatkala mempelajari doa Yabes dalam 1 Tawarikh 4:9,10, kita harus ingat bahwa
Sang Pemberi, yaitu Tuhan, lebih penting daripada pemberian itu sendiri. Jika kita hanya terpaku pada
permintaan Yabes, kita akan mudah salah mengerti dan menjadikan doa Yabes sebagai rumus untuk
mendapatkan apa yang kita inginkan dari Allah.
Kita tidak tahu banyak tentang Yabes, kecuali bahwa sang ibu memberinya sebuah nama yang
pengucapannya mirip dengan sebuah kata Ibrani yang berarti "tekanan" atau "kesakitan". Namun dikatakan
bahwa ketika ia tumbuh dewasa, "Yabes lebih dimuliakan daripada saudara- saudaranya."
Alasan apa yang membuat Yabes "lebih dimuliakan"? Berdasarkan doanya, kita dapat menyimpulkan bahwa
ia menganggap serius hubungannya dengan Allah. Tidak ada kata-kata yang bertuah dalam doanya. Namun ia
tahu bahwa Allah adalah pemberi dari segalanya. Saya yakin Yabes dimuliakan karena ia memuliakan Tuhan.
Dalam doa kita hari ini, mari kita teladani sifat Yabes yang hidup untuk menyenangkan hati Allah --Albert
Lee
TUJUAN DOA BUKAN UNTUK MENDAPAT APA YANG KITA INGINKAN
TETAPI UNTUK MENJADI APA YANG ALLAH INGINKAN.
7 Maret 2003
Terbuang?
Nats : Engkau mendengarkan suara permohonanku, ketika aku berteriak kepada-Mu minta tolong (Mazmur
31:23)
Bacaan : Mazmur 31:15-25
Sepanjang musim dingin di Antartika yang berlangsung selama 9 bulan, benua itu diselimuti kegelapan.
Selama musim dingin tersebut suhu di sana turun sampai -82oC. Penerbangan ke sana dihentikan sejak akhir
bulan Februari hingga November. Hal itu menyebabkan para pekerja di berbagai stasiun riset yang tersebar
di mana-mana menjadi terisolasi dan tidak terjangkau oleh bantuan dunia luar. Namun selama tahun 2001,
dua tim penyelamat yang gagah berani berhasil terbang menerobos musim dingin kutub dan menyelamatkan
orang-orang yang kondisi kesehatannya buruk.
Terkadang kita merasa tidak berdaya dan terbuang. Bahkan tampaknya Allah pun tak mendengar atau
menjawab seruan minta tolong kita. Saat berada di tengah masalah, pemazmur Daud pun berkata, "Aku telah
terbuang dari hadapan mata-Mu" (Mazmur 31:23). Namun, Daud mendapati bahwa Tuhan tidak melupakannya
dan ia bersukacita karenanya, "Engkau mendengarkan suara permohonanku, ketika aku berteriak kepada-Mu
minta tolong" (ayat 23).
Saat ini, kondisi apakah yang membuat Anda merasa tak berdaya atau tak berpengharapan? Kesehatan
yang buruk, hubungan yang retak, atau anggota keluarga yang sangat membutuhkan? Dalam Yesus Kristus,
Allah telah menembus musim dingin yang gelap dalam dunia kita dengan melakukan usaha penyelamatan
yang berani melalui kasih penebusan- Nya. Oleh karena itu, Dia dapat menjangkau kita dan meredakan
ketakutan kita di tengah keadaan yang paling tak berpengharapan sekalipun.
Kita tidak pernah terbuang dari kuasa yang kuat dan damai sejahtera Allah yang abadi --David McCasland
PERTOLONGAN ALLAH HANYALAH SEJAUH DOA
22 Oktober 2003
Menunggu Jawaban
Nats : Ya, nantikanlah Tuhan! (Mazmur 27:14)
Bacaan : Mazmur 27:7-14
Allah mengabulkan semua permintaan kita jika kita menuruti kehendak- Nya. Namun, Dia tidak selalu
memenuhinya secepat yang kita harapkan. Tuhan tidak pernah tergesa-gesa.
Kita harus belajar menunggu-Nya, dan menyadari bahwa jawaban yang kita cari belum saatnya muncul.
Atau mungkin saja kita belum berserah sepenuhnya pada kehendak-Nya. Oleh sebab itu, jawaban bagi
banyak doa kita adalah "tunggu sebentar". Jika kita tak dapat menerima hal ini dan tetap memaksa
mendahului Allah, kita mungkin akan menemui kesukaran. Kita harus mempercayai-Nya dan yakin bahwa
Allah adalah yang terbaik.
Menunggu kehendak Allah bukanlah suatu penantian yang muram atau kekhawatiran yang penuh
keresahan. Penantian ini merupakan kesabaran yang penuh sukacita, penantian yang terus maju ke depan
dengan penuh keyakinan bahwa Allah akan menjawab doa-doa kita sesuai dengan waktu-Nya.
Seorang rohaniwan menulis:
Belum terjawab? Jangan berkata tak terkabul;
Mungkin bagianmu belum engkau kerjakan sepenuhnya;
Kerja baru dimulai saat doamu yang pertama diucapkan.
Dan Allah akan menyelesaikan apa yang sudah Dia mulai.
Meskipun bertahun-tahun telah lewat, jangan putus asa;
Kemuliaan-Nya akan kaulihat, suatu ketika, di suatu tempat.
Teguhkan hati Anda. Penundaan Allah bukan berarti penolakan-Nya. Doa yang dinaikkan oleh Roh Kudus
untuk kita (Roma 8:26,27) akan dijawab. Jangan biarkan waktu penantian ini melemahkan iman kita - HGB
WAKTU YANG DIGUNAKAN UNTUK MENANTI ALLAH
TIDAK PERNAH SIA-SIA
3 November 2003
Terus Memohon
Nats : Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu (Lukas 11:9)
Bacaan : Lukas 11:1-13
Saya mendengar seorang wanita berkata bahwa ia tidak pernah berdoa lebih dari sekali untuk apa pun
yang ia minta. Ia tidak ingin membuat Allah lelah dengan permintaannya yang berulang-ulang.
Ajaran Tuhan mengenai doa dalam Lukas 11 bertentangan dengan pandangan wanita itu. Yesus
menceritakan sebuah perumpamaan mengenai orang yang pergi ke rumah sahabatnya pada tengah malam
dan meminta roti untuk diberikan kepada tamunya yang mendadak datang. Awalnya, si sahabat menolak
memberikan bantuan karena ia dan keluarganya sudah tidur. Namun akhirnya sahabat itu bangun dan
memberinya roti—bukan karena persahabatan, melainkan karena keteguhan hati orang itu (ayat 5-10).
Yesus menggunakan perumpamaan ini untuk mengontraskan sahabat yang merasa berat hati ini dengan
Bapa yang murah hati. Jika si tetangga yang merasa terganggu itu akhirnya menyerah karena keteguhan hati
sahabatnya, dan mengabulkan permintaannya, betapa Bapa surgawi akan lebih tanggap dalam memberikan
apa pun yang kita butuhkan!
Memang benar bahwa Allah, menurut kebijaksanaan-Nya yang agung, terkadang menunda jawaban-Nya
atas doa kita. Juga benar bahwa kita harus berdoa sesuai Alkitab dan kehendak Allah. Tetapi Yesus
melangkah melampaui kenyataan tersebut dan mendesak kita untuk terus-menerus berdoa. Dia meminta kita
untuk meminta, mencari, dan mengetuk sampai jawaban diberikan (ayat 9).
Jadi, jangan khawatir membuat Allah lelah dengan permintaan kita. Dia tak pernah bosan mendengar doa
kita yang berulang-ulang! —Joanie Yoder
ALLAH TIDAK PERNAH BOSAN MENDENGAR PERMINTAAN KITA
5 Mei 2004
Mukjizat Terus Berlangsung
Nats : Suara mereka didengar Tuhan dan doa mereka sampai ke tempat kediaman-Nya yang kudus di surga (2
Tawarikh 30:27)
Bacaan : 2 Tawarikh 30:21-27
Pernahkah Anda berpikir bahwa persekutuan doa merupakan sebuah mukjizat? Pemikiran tersebut muncul
dalam pikiran saya pada suatu malam di gereja setelah kami membentuk kelompok-kelompok doa kecil.
Ketika satu orang dalam setiap kelompok berdoa secara serentak, saya mendengar beberapa orang sedang
berbicara kepada Allah pada saat yang sama. Semua itu terdengar seperti kata-kata yang diucapkan secara
tidak teratur. Tetapi itulah mukjizatnya. Allah mendengarkan setiap doa, juga doa jutaan orang lainnya di
seluruh dunia yang dipanjatkan kepada-Nya dalam berbagai bahasa.
Mungkin kita merasa frustrasi bila ada dua orang anak berbicara kepada kita secara bersamaan. Namun,
sungguh suatu mukjizat bahwa Allah dapat mendengar sekian banyak anak-Nya yang berdoa secara
bersamaan.
Bayangkanlah cerita tentang perayaan Paskah yang dilaksanakan Raja Hizkia. Ia mengundang orang-orang
Israel untuk bergabung bersamanya di Yerusalem dalam pujian dan doa (2 Tawarikh 30:1). Orang banyak
berbondong-bondong menghadiri perayaan yang kemudian menjadi kebaktian selama dua minggu itu.
Sejumlah besar orang bersukacita dan memuji Allah secara bersamaan (ayat 25). Ketika para imam Lewi
berdoa, “suara mereka didengar Tuhan dan doa mereka sampai ke ... surga” (ayat 27).
Mukjizat masih terus berlangsung. Saat ini, di seluruh dunia, jutaan orang sedang memanjatkan doa
kepada Allah. Marilah kita bersukacita karena kita tahu bahwa Dia mendengarkan setiap doa —Dave Branon
ANDA TAKKAN PERNAH MENDENGAR NADA SIBUK
PADA JALUR DOA KE SURGA
6 Mei 2004
Doa Kepanikan
Nats : Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak (Mazmur 37:5)
Bacaan : Mazmur 37:1-8
Di dalam bukunya yang berjudul Beyond Our Selves, Catherine Marshall menulis tentang bagaimana ia
belajar menyerahkan seluruh hidupnya kepada Allah melalui “doa penyerahan diri”. Apabila ia menghadapi
keadaan-keadaan yang ditakutinya, ia sering menjadi panik dan menunjukkan roh peminta di dalam doa: “Ya
Allah, saya harus memiliki ini dan itu.” Saat itu Allah tampaknya jauh. Akan tetapi, ketika ia menyerahkan
keadaan yang menakutkan itu kepada-Nya supaya Dia mengatasinya sesuai dengan kehendak-Nya, ketakutan
pun menghilang dan kedamaian datang kembali. Mulai saat itulah, Allah mulai membenahi segala sesuatu.
Dalam Mazmur 37, Daud berbicara mengenai komitmen dan penyerahan diri: Serahkanlah hidupmu kepada
Tuhan,” katanya, “dan percayalah kepada-Nya” (ayat 5). Orang percaya yang sungguh-sungguh adalah
mereka yang dengan tulus mengikuti dan melayani Tuhan. Mendorong orang lain untuk memiliki komitmen
yang lebih besar adalah sesuatu yang memang pantas untuk dilakukan. Akan tetapi, komitmen kepada Allah
dan memercayai-Nya menyiratkan penyerahan setiap area kehidupan kita dalam kendali-Nya yang bijaksana,
terutama ketika ketakutan dan kepanikan menyerang kita. Hasil yang dijanjikan dari komitmen sepenuh hati
dan kepercayaan adalah hal-hal terbaik yang dilakukan Allah untuk kita.
Daripada mencoba untuk menghilangkan ketakutan-ketakutan Anda dengan doa-doa kepanikan, lebih baik
serahkanlah diri Anda kepada Allah melalui doa penyerahan diri, dan lihatlah apa yang akan dilakukan- Nya
—Joanie Yoder
DOA ADALAH JEMBATAN ANTARA KEPANIKAN DAN KEDAMAIAN
4 Maret 2005
"kasihanilah Saya"
Nats : Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa ... (Filipi 4:6)
Bacaan : Filipi 4:1-7
Anda mungkin pernah memainkan permainan ini sewaktu masih kecil. Anda menjalin jari Anda dengan jari
seorang teman, lalu berusaha menekuk jarinya sampai Anda atau dia berteriak, "Kasihanilah saya!"
Pemenangnya adalah yang berhasil membuat lawannya menyerah.
Terkadang kita mencoba memainkan permainan "Kasihanilah saya!" dengan Allah saat berdoa. Kita
memiliki sebuah permohonan dan kita sangat berharap permintaan itu dijawab dengan cara tertentu. Lalu
kita mulai "menekuk jari Tuhan" dan berusaha membuat-Nya menyerah. Namun, ketika tampaknya kita tidak
mungkin menang, kita mencoba lebih keras lagi untuk meyakinkan Dia dengan merengek atau menawar.
Mungkin akhirnya kita terpaksa menyerah sambil berkata, "Tuhan, Engkau selalu menang! Ini tidak adil!"
Allah betul-betul mendambakan kejujuran. Namun, kerap kali dalam kejujuran, jiwa peminta-minta kita
muncul. Dalam hati kecil kita, kita sadar doa bukanlah pertandingan dengan Allah di mana kita selalu
berupaya untuk menang. Alangkah baiknya jika kita mengutarakan permohonan kepada Tuhan, menyerahkan
semuanya kepada-Nya, bersandar pada kasih karunia-Nya, dan menantikan jawaban-Nya ( Filipi 4:6,7).
Seorang pengarang, Hannah Whitall Smith, berkata, "Bersukacitalah dan rindukanlah untuk berpasrah tanpa
syarat ke dalam tangan-Nya yang penuh kasih, serta menyerahkan seluruh wewenang kepada-Nya."
Daripada berdoa dengan pernyataan yang tidak tulus, "Tuhan, Engkau selalu menang", lebih baik berserah
kepada-Nya. Katakanlah, "Kasihanilah saya!" —AMC
DOA BUKANLAH SAAT UNTUK MEMBERI PERINTAH
MELAINKAN MEMPERTANGGUNGJAWABKAN PEKERJAAN
17 April 2005
“lowongan Kerja”
Nats : Bersukacitalah dalam pengharapan, … bertekunlah dalam doa! (Roma 12:12)
Bacaan : Roma 12:9-16
Sekitar hari-hari ini setahun yang lalu, di gereja tempat saya dan istri saya beribadah muncul sebuah
“lowongan pekerjaan” baru. Kurang lebih seminggu sebelum Natal tiba, ibu mertua saya yang bernama
Lenore Tuttle, meninggal pada usia 85 tahun. Saat ia berpulang untuk tinggal bersama Yesus, ia tidak hanya
meninggalkan kekosongan di dalam keluarga kami, namun ia juga meninggalkan kekosongan di gereja kami.
Kami kini kehilangan salah seorang prajurit doa yang paling setia.
Pada acara pemakamannya, pendeta yang memimpin kebaktian menunjukkan kepada jemaat kotak doa
Ibu Tuttle, yang berisi lusinan kartu doa bertuliskan nama-nama orang yang ia doakan setiap hari.
Dalam lusinan kartu itu terdapat sebuah kartu yang mencatat operasi kantong empedu sang pendeta. Di
atas kotak doa tersebut tertulis ayat berikut: “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada
Allah. Sebab barang siapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah
memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia” ( Ibrani 11:6). Ibu mertua saya adalah
seorang prajurit doa sejati yang mencari Tuhan dengan tekun.
Setiap hari, banyak orang kudus yang telah lanjut usia, yang senantiasa setia di dalam doa ( Roma 12:12),
meninggalkan dunia ini dengan kematian dan pindah ke surga. Hal ini menciptakan sebuah “lowongan kerja”
bagi orang-orang yang bersedia berkomitmen untuk berdoa dengan setia. Posisi ini banyak yang belum terisi.
Maka pertanyaannya adalah: Bersediakah Anda mengisi salah satu posisi tersebut? -JDB
DICARI: PRAJURIT-PRAJURIT DOA
17 Desember 2005
Hadiah yang Tak Dibuka
Nats : Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya
Ia menyertai kamu selama-lamanya (Yohanes 14:16)
Bacaan : Yohanes 14:12-31
Dapatkah Anda membayangkan seorang anak yang tidak membuka hadiah-hadiahnya pagi-pagi pada hari
Natal? Sayangnya, jutaan orang melakukan hal serupa dengan mengabaikan atau menolak Yesus Kristus
sebagai Juru Selamat mereka. Setiap orang memiliki hadiah dengan label yang bertuliskan: KEPADA: (nama
Anda) DARI: Allah. Namun hadiah itu hanya dapat dibuka oleh pertobatan dan iman.
Akan tetapi, Allah tidak hanya memberi kita satu hadiah. Dia memilih sebuah acara pemberian hadiah
kedua. Pada hari Natal kita merayakan hadiah Allah kepada dunia, yaitu Putra-Nya. Namun pada Hari
Pentakosta, Dia dan Putra-Nya secara bersama-sama memberikan kepada para orang percaya sebuah hadiah
yang lain, yaitu Roh Kudus (Yohanes 14:16; 16:7).
Sekali lagi, bayangkan seorang anak yang hanya membuka satu hadiah pada hari Natal, namun
membiarkan hadiah lainnya terbungkus rapat. Kini Roh Kudus tinggal dalam diri setiap orang percaya, namun
kita sering gagal memanfaatkan sepenuhnya segala yang telah diberikan-Nya. Jika kita meminta kepada-Nya,
Roh Kudus akan membimbing kita untuk lebih memahami firman Allah, memberi kita jaminan akan kuasa
pemeliharaan dan penjagaan Allah, dan mengubah kita menjadi pribadi yang serupa dengan Kristus.
Pada hari Natal ini, marilah kita mempertimbangkan pentingnya kehadiran Roh Kudus, dan mintalah agar
Tuhan menolong kita mengalami segala manfaat dari-Nya secara utuh.
Jangan biarkan ada satu pun hadiah dari Allah tidak terbuka -DJD
BAPA MEMBERI KITA ROH KUDUS
UNTUK MENJADIKAN KITA SERUPA DENGAN PUTRA-NYA
12 Februari 2006
Tempat Asing
Nats : Berdoalah Yunus kepada Tuhan, Allahnya, dari dalam perut ikan itu (Yunus 2:1)
Bacaan : Mazmur 40:2-9
Suatu hari ketika sedang melewati gudang, saya mendengar kicauan gelisah di dalam. Setelah mencari,
saya mendapati seekor bluejay [jenis burung di Amerika Utara] yang sedang memukulmukulkan sayapnya ke
kaca jendela. Jika burung itu tidak mengeluarkan jeritan melengking dan keluhan, saya tidak akan
mendengarnya. Nada suaranya yang sedih mendorong saya untuk membuka pintu gudang lebar-lebar dan
burung itu pun terbang ke luar menuju kebebasan.
Gudang itu merupakan tempat yang asing bagi burung bluejay; seperti Yunus mendapati dirinya berada di
tempat yang asing bagi seorang manusia. Karena ketidaktaatannya, Yunus dibuang di laut, ditelan oleh
seekor ikan besar, dan terjebak di dalam perut ikan itu. Meski itu karena kesalahan Yunus sendiri, Allah
tetap hadir untuk mendengarkan doanya. Ketika Yunus mengakui kesalahannya, Allah membebaskannya dari
perut ikan itu.
Kadang kala karena kebodohan mereka sendiri, anak-anak Allah sampai ke tempat-tempat yang asing dan
keadaan yang menyedihkan. Apakah saat ini Anda sedang berada di tempat yang asing? Apakah Anda sedang
tidak berada dalam persekutuan yang baik dengan Tuhan, merasa kalah, dan tidak bahagia? Berserulah
kepada Allah, akui dosa Anda, maka Anda akan dipulihkan dengan belas kasihan-Nya yang berlimpah
(1Yohanes 1:9). Allah sedang menanti untuk mendengar seruan lemah Anda dan menerima pertobatan Anda.
Mungkin kini Anda berada di tempat yang asing karena keputusan bodoh Anda sendiri -- tetapi Dia tetap
menyertai Anda dan menanti seruan Anda. Jangan tunda lagi --MRD
KETIKA ANDA BERADA DI TEMPAT YANG TIDAK TEPAT
ALLAH SELALU MEMPUNYAI JAWABAN YANG TEPAT
27 April 2006
Persekutuan
Nats : Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat ... berkatalah seorang dari murid-murid-Nya
kepada-Nya, "Tuhan, ajarlah kami berdoa ...." (Lukas 11:1)
Bacaan : Lukas 11:1-13
Direktur dari sebuah perusahaan besar ingin berbicara dengan manajer pabrik tentang suatu masalah yang
sangat mendesak. Akan tetapi, sekretaris manajer itu berkata, "Saat ini beliau tidak dapat diganggu. Beliau
sedang ada pertemuan -- seperti yang dilakukannya setiap hari."
"Katakan kepadanya Pak Direktur ingin menemuinya," sahut direktur itu tak sabar.
Dengan tegas sang sekretaris menjawab, "Pak, saya mendapat perintah keras dari beliau agar tidak
mengganggunya saat ia sedang ada pertemuan."
Dengan marah direktur itu menerobos melewati sang sekretaris dan membuka pintu kantor sang manajer.
Setelah melongok ke dalam sejenak, ia kemudian keluar kembali, menutup pintu dengan pelan sambil
berkata, "Maafkan, saya!" Direktur itu mendapati manajernya sedang berlutut di depan Alkitab yang terbuka.
Tujuan melakukan saat teduh setiap hari adalah untuk mendorong pertemuan yang akrab dan teratur
dengan Raja di atas segala raja. Kita perlu mencari perintah-perintah baru setiap hari dari Pribadi yang telah
merencanakan hidup kita dan memenuhi kebutuhan kita.
Yesus sendiri meluangkan waktu secara teratur untuk berdoa dan mendorong para murid-Nya untuk
berdoa (Lukas 11:1). Dia mengajarkan kepada mereka Doa Bapa Kami dan mengatakan kepada mereka untuk
senantiasa meminta, mencari, dan mengetuk (ayat 9,10).
Sudahkah Anda meluangkan waktu untuk bersekutu dengan Allah hari ini? Belum terlambat untuk
memulainya --MRD
AWALI HARI ANDA DENGAN DOA
AKHIRI HARI ANDA DENGAN PUJIAN
7 Mei 2006
"sobat Baik"
Nats : Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu melakukan apa yang Kuperintahkan kepadamu (Yohanes 15:14)
Bacaan : Yohanes 15:9-17
Jemaat menyimak dengan sungguh-sungguh pada saat pendeta memulai doanya dengan kalimat: "Bapa
kami yang di surga ..." Tiba-tiba saja, kalimat sang pendeta seperti disahut oleh suara yang berkata, "Halo,
sobat baik!"
Orang-orang mulai tertawa ketika mereka menyadari bahwa suara itu ternyata berasal dari sebuah alat
komunikasi yang menangkap kata-kata seorang sopir truk yang sedang berbicara di radio panggilnya! Tidak
banyak yang dapat dicapai pada kebaktian hari itu, sebab jemaat terus tertawa geli mengingat suara yang
membuat mereka berpikir Allah menjawab sang pendeta dengan menyebutnya "sobat baik".
Musa mengerti bagaimana rasanya menjadi sahabat Allah -- yaitu menjalin relasi yang melebihi hubungan
pertemanan biasa. Tuhan kerap berbicara kepada Musa "dengan berhadapan muka seperti seorang manusia
berbicara kepada temannya" (Keluaran 33:11). Abraham, bapa bangsa-bangsa, juga disebut sebagai sahabat
Allah (2Tawarikh 20:7).
Namun, apakah Anda dan saya dapat menjadi sahabat Allah? Dalam bacaan Alkitab hari ini, Yesus, teladan
tertinggi dari persahabatan yang penuh kasih, menyebut murid-murid-Nya sebagai sahabat ( Yohanes
15:13,15). Dia berkata dengan sungguh-sungguh: "Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu melakukan apa
yang Kuperintahkan kepadamu" (ayat 14).
Dan apakah perintah-Nya bagi kita? Yaitu agar kita mengasihi-Nya dengan segenap hati dan mengasihi
sesama seperti kita mengasihi diri sendiri (Markus 12:30,31). Begitulah cara kita menjadi sahabat Allah --AMC
SAHABAT TERBAIK DI DUNIA HANYALAH SUATU BAYANG-BAYANG
APABILA DIBANDINGKAN DENGAN YESUS -- Chambers
27 Mei 2006
Cacing dan Buah
Nats : Semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatu pun tidak ada yang haram (1Timotius 4:4)
Bacaan : Ayub 37:14-19
Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa Allah membuat makhluk khusus, seperti nyamuk dan ular? Saya
kerap kali bertanya-tanya tentang cacing. Mengapa Allah menciptakan binatang merayap yang menjijikkan
itu?
Sebenarnya, cacing mempunyai fungsi yang sangat penting dan perlu. Amy Stuart, dalam bukunya The
Earth Moved: On The Remarkable Achievements of Earthworms [Bumi Bergerak: Prestasi Cacing yang Luar
Biasa] memaparkan bahwa dalam sekitar setengah hektar tanah terdapat cacing yang tak terhitung
banyaknya sedang menggemburkan tanah. Kegiatan yang dilakukan dengan diamdiam dan tak terlihat itu
mutlak diperlukan, sehingga apabila tidak ada cacing, maka tak akan ada tumbuh-tumbuhan.
Jadi, apa yang dapat kita pelajari dari cacing? Tidak saja pada alam, dalam hidup kita juga ada kekuatan-
kekuatan tak terlihat yang sedang bekerja. Ada karya doa yang diam-diam dan tak terlihat dari mereka yang
peduli pada kesejahteraan kita. Ada pekerjaan dari kedisiplinan jiwa kita sendiri, ketika kita berdoa dan
merenungkan firman Tuhan. Dan ada pekerjaan penting dari Roh Kudus, yang menggemburkan gumpalan
tanah jiwa kita dan menghasilkan di dalam hati kita buah-buah Kristus, yaitu "kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran ..." (Galatia 5:22,23).
Dalam hidup kita dan dalam dunia ini, Allah pun memerintahkan banyak pengaruh yang tak terlihat namun
menghasilkan buah. Entah itu melalui cacing yang hina atau mahkota ciptaan Allah–yakni umat manusia–ada
begitu banyak pekerjaan yang dilakukan meski tak tampak oleh mata --VCG
KARYA ALLAH YANG TAK TAMPAK DI DALAM HATI KITA
AKAN MENGHASILKAN BUAH DALAM HIDUP KITA
13 September 2006
Pencipta Gunung-gunung
Nats : Yerusalem, gunung-gunung sekelilingnya; demikianlah Tuhan sekeliling umat-Nya (Mazmur 125:2)
Bacaan : Mazmur 102:4-13
Alkitab menggunakan gambaran yang jelas untuk mengungkapkan betapa singkat hidup kita di bumi ini.
Ayub mengatakan bahwa hari-harinya "berlalu lebih cepat daripada seorang pelari" dan "meluncur lewat
laksana perahu dari pandan" (Ayub 9:25,26).
Saya teringat pengalaman saya ketika berkhotbah pada kebaktian pemakaman seorang ibu muda. Dari
tempat saya berdiri, saya bisa melihat Pegunungan Rocky yang menjulang di atas cakrawala sebelah barat.
Pemandangan tersebut menggugah saya untuk merenungkan bahwa suatu hari nanti saya akan menyusul ibu
muda itu melewati lembah bayangan kematian, sedangkan puncak-puncak gunung tersebut masih tetap
menjulang ke langit. Pada akhirnya, pegunungan itu akan hancur lebur menjadi debu, tetapi Allah yang
menciptakannya akan tetap ada selamanya dalam kemuliaan kekal. Saat itu saya juga menyadari bahwa saya
dan teman yang meninggal tersebut, berkat kasih karunia Allah, akan hidup bersama Dia selamanya.
Ketika kehidupan yang singkat dan segala sesuatu yang bersifat sementara di dunia ini membuat kita
cemas, ingatlah kepada Sang Pencipta gunung-gunung. Dia selalu ada; dahulu, sekarang, dan selama-
lamanya. Seperti dikatakan pemazmur, "Engkau, ya Tuhan, bersemayam untuk selama-lamanya" (102:13).
Kebenaran tersebut memberikan harapan kepada kita. Jika karena iman, kita menjadi milik Yesus Kristus
Sang Juru Selamat, yang ada dari dahulu sampai selamanya, maka pada suatu hari nanti kita akan
bersukacita di surga dengan pujian yang tiada akhir kepada-Nya --VCG
MELIHAT PENYERTAAN ALLAH DALAM SEGALA SESUATU
AKAN MENJADIKAN HIDUP KITA SUATU PETUALANGAN YANG HEBAT
10 Desember 2006
Domba yang Berdoa
Nats : Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya (Yohanes 14:14)
Bacaan : Yakobus 1:1-8
Dua anak yang memakai kostum domba dalam drama Natal di Gereja Kaw Prairie Community di De Soto,
Missouri, memiliki peran yang istimewa. Ketika Murphy, tokoh utama dalam drama tersebut, menemui
masalah, domba-dombanya (Maria dan Luke) naik ke panggung untuk mengingatkan apa yang harus
dilakukan. Yang satu membawa papan bertuliskan: "Berdoa." Yang lain membawa papan bertuliskan: "Saja."
Kita semua pernah menghadapi berbagai situasi ketika kita tidak tahu apa yang harus dilakukan, atau
tidak ada yang bisa kita lakukan. Saat kita sedang menghadapi kesukaran, mungkin kita tidak ingin
mendengar seseorang yang tidak serius berkata, "Berdoa saja!" Jawaban itu sepertinya terlalu sederhana dan
bahkan bisa menyinggung perasaan jika diucapkan secara sembrono.
Akan tetapi, jawaban sederhana "Berdoa saja" adalah suatu hal yang benar-benar perlu kita lakukan. Pada
zaman gereja mula-mula, Yakobus menulis kepada orang-orang percaya yang sedang menghadapi pencobaan,
yaitu berbagai masalah yang tidak pernah dialami kebanyakan dari kita: dirajam, dipenjara, dan dianiaya
karena iman mereka. Ia menyuruh mereka memohon hikmat dan penghiburan dari Allah agar bisa bertahan
menghadapi berbagai pencobaan itu: "Hendaklah ia memintanya kepada Allah -- yang memberikan kepada
semua orang dengan murah hati dan tidak membangkit-bangkit -- maka hal itu akan diberikan kepadanya"
(Yakobus 1:5).
Ketika Anda menghadapi masalah, ingatlah petunjuk sederhana dari domba tadi untuk "Berdoa saja" dan
bicarakan masalah itu dengan Allah. Dia akan memenuhi kebutuhan Anda --AMC
TAK ADA PERMOHONAN YANG TERLALU BESAR
ATAU TERLALU KECIL UNTUK DIBAWA KEPADA ALLAH
27 Februari 2007
Tetap Berdoa
Nats : Setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang
yang mengetuk, baginya pintu dibukakan (Luk. 11:10)
Bacaan : Lukas 11:5-13
Kami berdoa. Terkadang dalam suasana hening. Terkadang dengan bersuara. Kami berdoa selama lebih
dari 17 tahun. Kami berdoa memohon kesehatan dan bimbingan bagi putri kami, Melissa, untuk
keselamatannya, dan kerap kali supaya ia selalu dilindungi. Saat mendoa-kan anak-anak kami yang lain, kami
me-minta Allah memelihara Melissa.
Ketika Melissa beranjak remaja, kami bahkan lebih tekun berdoa agar Dia melindunginya dari segala yang
jahat, agar Dia mengawasi tatkala Melissa dan teman-temannya pergi mengendarai mobil. Kami berdoa, "Ya
Allah, lindungilah Melissa."
Lalu apa yang terjadi? Tidakkah Allah memahami betapa menyakitkan kehilangan gadis cantik yang
memiliki banyak potensi untuk melayani Dia dan sesama? Tidakkah Allah melihat mobil lain yang melintas
pada malam musim semi yang hangat itu?
Kami telah berdoa, tetapi Melissa tetap meninggal dunia.
Bagaimana sekarang? Apakah kami berhenti berdoa? Apakah kami marah kepada Allah? Apakah kami
berusaha dengan kekuatan kami sendiri?
Tentu tidak! Saat ini justru doa menjadi lebih penting bagi kami. Allah -- Tuhan Yang Mahakuasa dan yang
melampaui pemahaman kami -- masih memegang kendali. Perintah-Nya supaya kami berdoa masih berlaku.
Kerinduan-Nya untuk mendengarkan kami masih nyata. Iman bukanlah menuntut apa yang kami inginkan;
melainkan memercayai kebaikan Allah di balik tragedi hidup.
Kami berduka. Kami berdoa. Kami tetap berdoa --JDB
Aku tidak mempertanyakan sarana atau cara Allah,
Atau bagaimana Dia memakai waktu atau masa,
Untuk menjawab setiap seruan atau doa --
Aku tahu, entah bagaimana, Dia pasti menjawabnya. --Whitney
ALLAH DAPAT MENGABAIKAN PERMINTAAN KITA
TETAPI DIA TIDAK AKAN PERNAH MENGECEWAKAN KEYAKINAN KITA
4 April 2007
Pantang Menyerah
Nats : Lalu Yesus berkata kepadanya, "Hai Ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang
kaukehendaki" (Matius 15:28)
Bacaan : Matius 15:21-28
Pada 1953, sebuah perusahaan baru, Rocket Chemical Company beserta tiga stafnya, mencoba
menciptakan produk pelarut dan minyak pelumas pencegah karat yang bisa digunakan di industri
penerbangan. Mereka bereksperimen sebanyak 40 kali untuk menyempurnakan formulanya. Formula bernama
WD-40 -- singkatan dari Water Displacement, 40th attempt (penghalau air, hasil percobaan ke-40) -- masih
digunakan sampai sekarang. Sungguh kegigihan yang mengagumkan!
Injil Matius mencatat kisah lain tentang semangat pantang menyerah. Seorang wanita Kanaan memiliki
anak perempuan yang kerasukan setan. Wanita itu tak memiliki harapan lagi bagi anaknya itu -- sampai ia
mendengar Yesus berada di daerahnya.
Wanita yang putus asa ini mendatangi Yesus dengan membawa masalahnya karena ia percaya Dia dapat
menolongnya. Ia berseru kepada-Nya walaupun tampaknya segala hal dan semua orang menentangnya -- ras,
latar belakang agama, gender, para murid, Setan, dan sepertinya Yesus pun demikian (Matius 15:22-27). Ia
menghadapi banyak rintangan, tetapi ia tidak menyerah. Ia gigih merangsek maju menerjang gelapnya lorong
kesulitan, keinginan yang mustahil, dan penolakan. Hasilnya? Yesus menghargai iman wanita itu dan
menyembuhkan anak perempuannya (ayat 28).
Kita pun diundang untuk menghampiri Yesus dengan semangat pantang menyerah. Apabila kita senantiasa
meminta, mencari, dan mengetuk, kita akan menemukan kasih karunia dan belas kasihan saat kita
memerlukannya --MW
Doa Rfem
Nats : Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa ... supaya Ia ... menguatkan kamu dengan kuasa melalui Roh-
Nya di dalam batinmu (Efesus 3:14,16)
Bacaan : Efesus 3:14-21
Seorang teman mengirimi saya e-mail berisi daftar pokok doa. Ia berkata, "Secara rohani, aku bingung,
doakan agar aku mengerti. Secara fisik, aku lelah, doakan agar aku dapat beristirahat. Secara emosi, aku
sangat lemah, doakan agar aku kuat. Secara mental, aku khawatir, doakan agar aku merasa damai."
Kemudian ketika saya bertemu dengannya, saya berkata kepadanya, "Aku telah memanjatkan doa RFEM
buatmu." Ia tampak kebingungan, jadi saya katakan bahwa saya telah mendoakan kesehatan Rohani, Fisik,
Emosi, dan Mentalnya.
Kitab Suci mengilustrasikan pemeliharaan Allah dalam keempat bagian tersebut.
Rohani: Yesus berdoa bagi murid-murid-Nya: "Kuduskanlah mereka dalam kebenaran" (Yohanes 17:17).
Kebenaran menuntun kita pada pemahaman rohani, dan melenyapkan kebingungan.
Fisik: Petrus memiliki kebutuhan fisik -- dibebaskan dari penjara. Teman-temannya berdoa -- dan ia
dibebaskan (Kisah 12:1-11). Dalam pemeliharaan Allah, kita menemukan rasa aman dan ketenangan (Mazmur
16:9).
Emosi: Sang pemazmur sering memohon kepada Allah agar diberikan kelepasan dari kesukaran ( 4:2; 18:7;
107:6,7). Allah memberi pengharapan.
Mental: Pengetahuan dan hikmat dijanjikan bagi mereka yang berseru kepada Allah ( Amsal 2:3-6; Yakobus
1:5-7). Dengan berdoa dan membaca firman-Nya, kita dapat menemukan damai sejahtera Allah.
Apakah Anda sedang bergumul? Mintalah bantuan Allah untuk mendapatkan bantuan secara rohani, fisik,
emosi, dan mental --JDB
Hadir Dekat
Nats : Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran (Amsal
17:17)
Bacaan : Ayub 2:11-13
Bob tercekam dalam kedukaan saat istrinya meninggal dunia. Ia dan anak-anaknya tidak tahu harus
berbuat apa. Telepon terus berdering. Teman-teman mengucapkan kata penghiburan, namun tak satu pun
mempan. Esok harinya, Bob bangun disertai nyeri rasa sepi. Sahabatnya, David, menelepon. "Bob, aku sudah
di bandara. Empat jam lagi tiba di kotamu. Aku tahu kamu sedang tak mau diganggu. Aku akan tinggal di
hotel. Kapan pun kamu butuh bantuanku, teleponlah!" Bob terharu. David tak memberi nasihat. Ia hanya
ingin hadir menemaninya. Belakangan David membersihkan rumahnya, membelikan makanan untuk anak-
anaknya, duduk di sebelahnya tanpa bicara.
Ketika Ayub ditimpa musibah, ketiga sahabatnya juga berusaha melakukan yang terbaik. Jauh-jauh
mereka datang "dari tempatnya masing-masing" (ayat 11). Motivasi mereka murni: ingin menghibur.
Solidaritas mereka tinggi. Mereka ikut menangis dan mengoyakkan jubah, tanda kedukaan. Mereka pun hadir
bagi Ayub. Tujuh hari lamanya mereka duduk bersama Ayub. Diam. Sayangnya, setelah itu mereka tidak
tahan. Mulailah mereka menasihati dan menghakimi. Akibatnya, Ayub menjadi kecewa (Ayub 2:25-30).
Untuk menjadi "saudara dalam kesukaran", kerap yang dibutuhkan bukanlah perkataan hikmat. Sahabat
kita kadang tidak butuh banyak nasihat. Yang ia butuhkan hanyalah kehadiran dan pendampingan kita.
Telinga yang peka mendengar, bukan mulut yang cepat menghakimi. Hati yang peka dan mengerti.
Bersediakah Anda menjadi sahabat yang baik? Jangan memaksanya menuruti pendapat kita. Bebaskanlah
sahabat Anda menjadi dirinya sendiri --JTI
SAHABAT ANDA TIDAK BUTUH KATA-KATA MEMIKAT
IA HANYA MEMERLUKAN ANDA HADIR DEKAT
Praktik Ketidakadilan
Nats : Engkau telah melihat ketidakadilan terhadap aku, ya TUHAN; berikanlah keadilan! (Ratapan 3:59)
Bacaan : Kejadian 31:36-42
Hari ini banyak negara memperingati Hari Buruh Internasional. Walau tidak resmi, masyarakat Indonesia
juga memperingatinya. Sejarah hari buruh dimulai sekitar abad ke-18 saat berlangsung revolusi industri di
Inggris yang dikenal dengan "Gerakan 8 Jam". Untuk memprotes perlakuan dunia industri terhadap para
pekerjanya. Kala itu, pekerja dipaksa bekerja dalam jam kerja yang panjang dengan kondisi kerja yang
buruk. Dunia internasional kemudian mengeluarkan konvensi tahun 1866 di Jenewa, bahwa jumlah jam kerja
bagi para pekerja dalam satu hari maksimal 8 jam.
Namun, hingga kini praktik ketidakadilan terhadap para pekerja di berbagai sektor masih berlangsung.
Demi mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, kadang pengusaha bertindak tidak adil terhadap para
pekerjanya. Di pihak lain, di tengah sulitnya mencari pekerjaan, para pekerja tidak punya pilihan selain
"menelan" perlakuan tidak adil itu demi memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.
Yakub pun mengalami ketidakadilan ketika bekerja pada Laban, pamannya. Selama 20 tahun bekerja,
Laban kerap berlaku tidak adil terhadapnya. Ia tidak peduli dengan semua jerih lelah Yakub. Bahkan, 10 kali
ia mengubah upah Yakub (ayat 41). Tetapi Allah tidak tinggal diam. Laban pun akhirnya menuai akibat dari
kelicikannya, sedang Yakub kembali ke negerinya sebagai orang yang berhasil.
Pelajaran bagi kita. Kalau kita berada di posisi majikan, jangan memperlakukan para pekerja dengan
tidak adil. Allah tidak akan tinggal diam terhadap ketidakadilan. Sebaliknya, kalau kita berada di posisi
pekerja yang diperlakukan tidak adil, jangan berkecil hati. Allah selalu punya cara untuk "membalikkan
keadaan" -AYA
ALLAH MEMBENCI KETIDAKADILAN
Bukan Pemerintahanmu
Nats : Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga (Matius 6:10)
Bacaan : Matius 6:5-14
Tony Blair memenangkan pemilu dengan keunggulan suara yang amat besar. Menjelang pengangkatannya
sebagai Perdana Menteri Inggris, ia menghadap Ratu Elizabeth. Film The Queen menggambarkan bagaimana
ia dengan penuh percaya diri berkata, "Yang Mulia, partai saya telah memenangkan pemilu dan karena itu
sekarang saya menghadap dan memohon perkenan Yang Mulia untuk membentuk suatu pemerintahan."
Sayangnya, ternyata sikap Blair itu menyalahi adat. Semestinya raja atau ratulah yang meminta kesediaan
calon perdana menteri untuk menjalankan tugas. Namun, dengan lembut Ratu Elizabeth mengoreksinya.
"Tugas telah ditetapkan atasku, sebagai ratu atasmu, untuk mengundang engkau menjadi Perdana Menteri
dan membentuk pemerintahan di dalam namaku."
Sistem pemerintahan monarki menyediakan ilustrasi menarik bagi dinamika kehidupan dalam Kerajaan
Allah. Tak jarang, kita juga tergelincir bersikap seperti Tony Blair. Dengan penuh percaya diri kita merasa
berhak "membentuk pemerintahan" sendiri, hidup secara egois menurut kemauan pribadi. Ini seperti sikap
pemain orkestra yang mau menonjolkan kecakapannya sendiri, sehingga menyimpang dari aransemen, dan
justru merusak harmoni.
Doa Bapa Kami menjungkirbalikkan ilusi tersebut. Yesus mengajarkan fokus hidup yang benar: kekudusan
nama Allah, kerajaan-Nya, dan kehendak-Nya. Dia seperti dirigen yang menyodorkan notasi musik,
mahakarya Sang Maestro, dan meminta kita memainkan bagian kita, mengikuti aransemen-Nya, guna
mengumandangkan harmoni bagi Sang Raja, Allah Bapa kita —ARS
HIDUP BERPUSAT PADA DIRI SENDIRI MENDATANGKAN KEKACAUAN
HIDUP BERPUSAT PADA ALLAH MEMBUAHKAN KEHARMONISAN
Kebahagiaan Sejati
Nats : Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!
(Mazmur 128:1)
Bacaan : Matius 5:1-12
Dalida adalah ratu kecantikan Mesir tahun 1955. Ia kemudian hijrah ke Paris. Di sana ia berhasil menjadi
penyanyi dan pemain film terkenal. Kariernya sukses, kekayaannya berlimpah. Namun, toh Dalida merasa
hidupnya sangat malang. Suaminya, Lucien Morisse, meninggal karena bunuh diri. Begitu juga Luigi Tenco,
kekasihnya. Kenyataan itu membuat Dalida sangat terpukul. Akhirnya di tengah ketenaran dan kekayaannya,
ia memutuskan untuk bunuh diri. Ia menulis sepucuk surat: "Beban hidup sungguh tak tertanggungkan."
Begitulah, keberhasilan lahiriah bukan jaminan kebahagiaan. Kebahagiaan tidak diukur oleh seberapa besar
kekayaan dan popularitas yang kita miliki.
Bacaan hari ini merupakan bagian dari khotbah Yesus di bukit (Matius 5-7) di bawah judul Ucapan Bahagia.
Berulang-ulang dikatakan "berbahagialah", yang dalam bahasa Yunaninya: makarios, yaitu kebahagiaan yang
lengkap, utuh, sempurna. Itulah kebahagiaan sejati. Bagaimana meraihnya?
1. Hidup sepenuhnya mengandalkan kekuatan Allah (ayat 3).
2. Selalu bersedia peduli dan berbagi dengan sesama (ayat 4, 7).
3. Rendah hati dan panjang sabar (ayat 5).
4. Gigih berjalan dalam kebenaran, apa pun risiko yang harus ditanggung (ayat 6,10).
5. Menjaga hati, menjauhi sikap bermusuhan dan pikiran buruk terhadap orang lain (ayat 8,9).
Jadi jelaslah bahwa kebahagiaan sejati tidak tergantung pada hal-hal di luar diri, seperti kekayaan,
popularitas, dan jabatan. Kebahagiaan sejati bersemi dalam hati, dan memancar keluar; dalam tindakan dan
ucapan -AYA
KEBAHAGIAAN SEJATI
TIDAK DAPAT DILEPASKAN DARI TUHAN
Coba Periksa!
Nats : Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" Sesudah
mengetahuinya mereka berkata: "Lima roti dan dua ikan" (Markus 6:38)
Bacaan : Markus 6:30-44
Mukjizat lima roti dan dua ikan diawali dengan belas kasihan Yesus (ayat 34). Namun rupanya Yesus tidak
bermaksud bekerja sendirian. Ia meminta partisipasi dari pihak orang banyak. Sabda-Nya, "Berapa banyak
roti yang ada padamu?" Bahkan tidak hanya bertanya, Dia juga menekankan perlunya partisipasi itu. Mari
perhatikan sabda lanjutan-Nya, "Cobalah periksa!" Dan, akhirnya dari hasil pemeriksaan itu, mereka
mendapatkan lima roti dan dua ikan.
Mukjizat Tuhan tidak dilakukan di dalam kehampaan. Yesus meminta kita untuk mengambil bagian.
Apabila kita mengelak dengan mengatakan bahwa kita tidak memiliki apa pun, Yesus akan "masuk" lebih
dalam dan Dia akan berkata, "Coba periksa dulu ... periksa ... periksa ... apa yang ada padamu!" Dan bila
kita sudah menemukannya, bawalah itu kepada-Nya. Dia akan "mengambilnya ... menengadah ke langit,
mengucapkan berkat atas apa yang kita bawa, dan memberkatinya", kemudian menggunakan hal itu demi
menjadi berkat yang lebih berarti bagi hidup orang-orang lain di sekitar kita.
Kita belajar satu hal penting dari kisah lima roti dua ikan yang menjadi makanan untuk lima ribu orang
dan bersisa dua belas bakul. Mukjizat Tuhan dimulai dengan belas kasihan Tuhan yang berpadu dengan
keterlibatan dari umat yang bersedia.
Adakah Anda bersedia dipakai menjadi saluran mukjizat Tuhan? Periksalah apa yang ada pada Anda dan
bawalah itu kepada Yesus agar diberkati dan dipakai-Nya. Dia tidak pernah meminta apa yang Anda tidak
punya. Dia meminta apa yang Anda punya. Anda mengatakan bahwa Anda tidak punya apa-apa? Cobalah
periksa dulu! -DKL
BAWALAH TALENTA ANDA KEPADA TUHAN
DIA AKAN MELIPATGANDAKANNYA