Anda di halaman 1dari 5

Doa Yang Berhasil(Lukas 11:1-13)

Pendahuluan:
   Seorang anak kecil telah diajar oleh ayahnya untuk selalu berdoa kalau mau makan. Doa itu
sangat sederhana, antara lain seperti ini: "Ya Tuhan, berkatilah  makanan ini, Amin". Jadi, hanya
doa yang singkat inilah yang diucapkan oleh anak kecil tersebut.  Pada suatu hari ketika anak ini
sedang asyik bermain-main di sebuah tanah lapang, tiba-tiba seekor banteng yang buas terlepas
dari kandangnya dan lari menyeruduk kesana dan kemari. Semua orang berlarian lintang pukang
untuk menyelamatkan diri mereka dari serudukan banteng buas itu.  Kemudian, banteng itu
berlari menyeruduk ke arah anak kecil yang sedang asyik bermain itu.  Orang banyak berteriak
memberikan peringatan: "Awas, banteng ganas...bahaya!".  Ketika anak kecil itu mengangkat
kepalanya, ia melihat banteng itu hanya berjarak beberapa meter saja dari dirinya.  Ia demikian
takut dan gemetar, maka tanpa disadarinya ia berdoa: "Tuhan, berkatilah makanan ini!".  Ini
tentu doa yang keliru, sebab jelas banteng itu bukanlah makanan untuk si kecil itu. Namun,
Tuhan di sorga melihat hati anak kecil yang menjerit minta pertolongan itu.  Ketika anak itu
selesai mengucapkan "Amin", ia melihat banteng itu kembali arah dan lewat beberapa sentimeter
dari dirinya.  Anak kecil itu luput dari bahaya meskipun dengan kata-kata yang keliru. 
Pembahasan:
Apakah itu dapat kita sebutkan sebagai doa yang berhasil?. Bagaimanakah syarat doa yang
berhasil itu?.  Saat ini kita akan mempelajari satu judul pembicaraan yakni: TIGA SYARAT
UNTUK DOA YANG BERHASIL yang bertitik tolak dari Lukas 11:1 - 13.
   Bila kita lihat,... peristiwa ini terjadi di Yerusalem setelah kunjungan Yesus ke Bathani.  Para
murid Yesus melihat dan banyak menyaksikan kehidupan Yesus sendiri.  Suatu hari mereka
menyampaikan sebuah permintaan kepada Yesus: "Tuhan, ajarlah kami berdoa".
   Para murid menyaksikan bahwa doa Yesus berbeda dengan doa  para pemimpin rohani yang
lain pada saat itu. Dan mereka berpikir bila mereka dapat berdoa seperti Yesus, memiliki roh
suka berdoa seperti yang dimiliki oleh Yesus, tentu mereka akan menjadi seorang murid yang
berhasil meningkatkan pelayanan mereka.  Bagaimana dengan kita,..pernahkah kita
menyampaikan permintaan seperti ini kepada Tuhan, "Tuhan, ajarlah kami berdoa"?.  Dalam
ayat-ayat ini kita lihat bahwa Yesus langsung menjawab permintaan para murid-Nya. Didalam
jawaban-Nya, Yesus mengajar bagaimana caranya berdoa yang berhasil.  Yesus tidak ingin kita
hanya berdoa saja, tetapi Yesus ingin kita berdoa dengan berhasil.
   Doa yang berhasil menuntut beberapa keharusan dan Tuhan Yesus menunjukkan 3 keharusan
yang mesti ada di dalam setiap doa yang berhasil ini.  Marilah kita lihat dan kita pelajari ke tiga
keharusan tersebut satu per satu :
I. Kita harus berdoa sesuai dengan kehendak Allah (ayat 2-4).
   Jikalau orang berdoa tidak sesuai dengan perintah Allah, tidak mungkin doanya dikabulkan.
Dalam ayat-ayat Alkitab kita ini sebenarnya perintah Tuhan itu jelas.
   Dalam ayat 2 : Yesus memerintahkan kita bila berdoa, katakanlah: "Bapa, dikuduskanlah
nama-Mu" 
   Bagaimana menghormati/disucikan dengan 2 cara:
1). Dengan tindakan Allah yang menuntun , manusia mengakui dan menghormati Yehovah
sebagai Allah.
2). Menghormati Dia sebagai Allah: berbakti dan menurut kepada-Nya.
*Nama Allah itu sendiri suci karena Allah itu suci, tabiat-Nya suci.
*Kita menguduskan namanya dengan menyatakan kesucian tabiat-Nya dan dengan jalan
mengizinkan Dia menghasilkan karakter itu didalam  diri kita (terpancar kembali didalam diri
kita).
   Apa maksud doa ini?  Yaitu, supaya tabiat Allah itu dikenal dan dihargai oleh setiap orang. 
Agar Tuhan dikuduskan di dalam setiap keluarga. Doa semacam ini pasti dibalas.
   "Datanglah kerajaan-Mu"---Tuhan Yesus telah berjanji bahwa dunia ini akhirnya akan menjadi
kerajaan-Nya dan hal ini telah mendorong para warga Negara Kerajaan Anugerah untuk hidup
suci dan berkorban untuk menyampaikan kabar baik tentang kerajaan itu.  Dan doa ini pasti
dijawab. Namun ini berarti pula kerajaan Allah didalam hati manusia.  Sebab itu kita boleh
doakan para tetangga kita supaya mereka bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus, sehingga
kerajaan Allah dapat diluaskan.  Kita tau doa semacam ini sesuai dengan perintah Tuhan.
   Ayat 3: "Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya".  Allah mengetahui
kebutuhan kita, baik secara fisik maupun kerohanian. Allah mencukupi segala kebutuhan kita.
Jadi kita dianjurkan supaya kita berdoa untuk makanan jasmani dan rohani kita sehari-hari.
   Aya 4: "Ampunilah kami akan dosa kami...."  Ini juga satu doa yang paling cocok buat kita. 
Selain makanan, kita juga membutuhkan rahmat Allah. Berdoalah supaya dosa Anda/kita
diampuni. Doa yang paling cepat dijawab oleh Allah ialah permohonan pengampunan dosa.
  "Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan"--Dalam bahasa Yunani: Peirasmos artinya
Test(ujian).  Kitab suci jelas menyatakan bahwa Allah menguji manusia dan tidak pernah
mencobai mereka supaya berdosa (Yakobus 1:13).  Jadi ini merupakan permohonan kepada
Allah agar menghindarkan semua pencobaan dari kita.  Namun Allah tidak berjanji bahwa kita
akan dilindungi dari pencobaan, melainkan supaya kita dilindungi dari kegagalan (Yohanes
17:15).  Sering kita yang menempatkan diri sendiri dalam jalur pencobaan itu.
   Nah, kita berhak berdoa untuk melawan iblis, untuk mendapat kekuatan bila pencobaan datang,
supaya iblis tidak dapat menjatuhkan kita.  Inilah doa yang sesuai dengan firman Allah.
   Mungkin selama ini kita sering kecewa dalam berdoa karena merasa tak pernah dibalas.  Lalu
kita berpikir, ah...berdoa itu hanya buang waktu saja. Apa gunanya kita berdoa!.  Untuk itu, kita
perlu bertanya kepada diri sendiri, apakah Anda berdoa sesuai dengan Firman Tuhan?. Apakah
Anda berdoa supaya nama Allah dikuduskan, supaya kerajaan Allah datang, supaya ada makanan
setiap hari, supaya dosa diampuni dan supaya kita dipelihara dari pencobaan?.  Doa semacam
inilah yang akan dikabulkan oleh Allah.
II. Kita harus berdoa dengan terus mendesak (ayat 5-8).
   Selain doa kita harus sesuai dengan perkataan Allah, juga kita untuk berhasil harus berdoa
tanpa malu. Artinya, jangan berhenti meminta kepada Allah sebelum diberi.  Yesus memberi
contoh dengan sebuah cerita dalam ayat 5-8.
   Ada seorang yang pada tengah malam pergi ke rumah shabatnya untuk meminta roti bagi
seorang tamunya yang sedang singgah dari suatu perjalanan jauh, sedangkan ia sendiri saat itu
sedang tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepada tamunya itu.  (Di negeri Timur--
perjalanan selama musim panas adakalanya terjadi pada malam hari, dengan kata lain bahwa
kunjungan tamu ini tidak diharapkan dan tidak dapat dihindarkan kelambatan perjalanannya).
   Meskipun sahabatnya itu sudah tidur dan pintu rumahnya sudah terkunci, namun pada akhirnya
ia bangun juga dan memberi apa yang diperlukan orang itu bagi tamunya.  Mengapa permintaan
orang itu dikabulkan?. Alkitab mencatat dalam ayat 8 "namun karena sikapnya yang tidak malu
itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya".  Orang itu
meminta tanpa malu.
   Kita heran karena Yesus memuji sikap seperti ini.  Kita biasanya akan menganggap doa
semacam ini kurang sopan, bukan?.
   Saya tidak ingin Anda salah paham. Yesus tidak menganjurkan Anda pergi ke tetangga dan
mengetuk pintu rumah orang di tengah malam buta untuk meminta roti. Tetapi yang
dimaksudkan supaya bila ada keperluan,  kita harus pergi kepada Yesus dan berdoa terus, terus,
terus sampai dikabulkan.  Tidak perlu malu, segan, malas atau cepat bosan dan jangan berhenti
sebelum diberi.  Kita boleh berdoa terus menerus kepada-Nya sampai doa kita dikabulkan-Nya.
III. Kita harus berdoa berdasarkan janji-janji Allah.
   Dalam ayat-ayat selanjutnya (ayat 9-13) Yesus mengajar para murid-Nya sbb:
  "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu, carilah maka kamu akan mendapat; ketoklah maka
pintu akan dibukakan bagimu".
Konklusi:
   Jadi kalau Anda berdoa, tidak hanya harus sesuai dengan perintah/firman Allah, tidak hanya
harus dengan mendesak, tetapi juga harus berdasarkan janji Allah.  Arti ayat diatas ini hanyalah:
Mintalah dan terus minta dan akan diberikan!.  Disini Allah telah berjanji: "akan diberikan",
bukan "mungkin diberikan".  Kepastian Allah diteguhkan dalam ayat 10-14.  Ini merupakan
sebuah janji yang bisa kita pakai setiap kali berdoa. Mungkin Anda berkata, "Saya sudah minta,
tetapi belum diberikan!."
   Baiklah, ....namun ayat ini tidak menjelaskan kapan waktunya diberikan. Jadi kita harus berdoa
terus dengan tekun sambil sabar menunggu janji Allah.
BERDOALAH

*(Mengikuti Lembaga Pancar Pijar Alkitab – Scripture Union di Indonesia, bagian dari The
Scripture Union Worldwide Family of National Movement, dengan pemilihan perikop yang
seirama dengan kalender gereja dan target menyelesaikan Alkitab dalam waktu delapan tahun.)

Ayat di Alkitab

Berdoa merupakan suatu langkah yang sederhana. Namun memliki dampak yang besar.
Sayangnya tidak sedikit orang Kristen yang mengabaikan hal ini. Sehingga banyak orang
percaya yang pesimis terhadap doa, sehingga enggan berdoa.
Yesus merespons permintaan para murid agar diajarkan berdoa dengan memberikan doa yang
kita kenal sebagai Doa Bapa Kami. Melaluinya, kita belajar unsur-unsur mendasar dari doa yang
benar. Pertama, doa berisikan pujian kepada Allah (2). Hal yang sering diabaikan atau mungkin
tidak diketahui oleh orang percaya, yaitu memberikan pujian kepada Allah melalui doa. Sering
doa hanya dipahami sebagai ungkapan keluh kesah hati semata, atau hanya sebagai sarana untuk
menyampaikan daftar pergumulan dan keinginan kita. Ungkapan pujian dan syukur dalam doa
menunjukkan kesadaran kita akan siapa Tuhan, siapa kita.
Kedua, doa juga berisikan permohonan (3). “Berikanlah kami…yang secukupnya.” Tuhan
mengajar kita agar meminta kepada-Nya sesuai dengan kebutuhan, bukan untuk dihambur-
hamburkan. Ia menjamin bahwa ketika kita meminta maka Ia akan memberikan sesuai dengan
kehendak-Nya (9-10). Ketiga, doa juga berisikan ungkapan pertobatan (4). Dalam doa kita
mengakui pelanggaran dan dosa kita, tanpa perantara dan langsung kepada Allah. Bagian ini
menuntut kejujuran dan keterbukaan kita pada-nya, sehingga dengan begitu Ia akan mengalirkan
kasih dan pengampunan-Nya pada kita.
Keempat, berdoalah seolah kita sedang berbicara pada seorang sahabat (5-8). Tanpa mengurangi
penghormatan kita pada Allah, Tuhan mengajar kita untuk berdoa seperti sedang berdialog
dengan sahabat kita, ada kedekatan, keakraban dan tanpa kecanggungan. Kelima, berdoa seperti
seorang anak kepada bapaknya (11-13). Hubungan itu tentu memiliki ikatan emosional yang
tinggi. Seorang bapak pasti berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk anaknya. Demikian
pula dengan Allah Bapa tentu juga akan memberikan yang terbaik bagi anak-anak-Nya. Mari
berdoa!
Judul: Berdoalah!

Berdoa merupakan suatu langkah yang sederhana. Namun memliki dampak


yang besar. Sayangnya tidak sedikit orang Kristen yang mengabaikan
hal ini. Sehingga banyak orang percaya yang pesimis terhadap doa,
sehingga enggan berdoa.

Yesus merespons permintaan para murid agar diajarkan berdoa dengan


memberikan doa yang kita kenal sebagai Doa Bapa Kami. Melaluinya,
kita belajar unsur-unsur mendasar dari doa yang benar. Pertama,
doa berisikan pujian kepada Allah (2). Hal yang sering diabaikan
atau mungkin tidak diketahui oleh orang percaya, yaitu memberikan
pujian kepada Allah melalui doa. Sering doa hanya dipahami sebagai
ungkapan keluh kesah hati semata, atau hanya sebagai sarana untuk
menyampaikan daftar pergumulan dan keinginan kita. Ungkapan pujian
dan syukur dalam doa menunjukkan kesadaran kita akan siapa Tuhan,
siapa kita.

Kedua, doa juga berisikan permohonan (3). "Berikanlah kami...yang


secukupnya." Tuhan mengajar kita agar meminta kepada-Nya sesuai
dengan kebutuhan, bukan untuk dihambur-hamburkan. Ia menjamin
bahwa ketika kita meminta maka Ia akan memberikan sesuai dengan
kehendak-Nya (9-10). Ketiga, doa juga berisikan ungkapan
pertobatan (4). Dalam doa kita mengakui pelanggaran dan dosa kita,
tanpa perantara dan langsung kepada Allah. Bagian ini menuntut
kejujuran dan keterbukaan kita pada-nya, sehingga dengan begitu Ia
akan mengalirkan kasih dan pengampunan-Nya pada kita.

Keempat, berdoalah seolah kita sedang berbicara pada seorang sahabat


(5-8). Tanpa mengurangi penghormatan kita pada Allah, Tuhan
mengajar kita untuk berdoa seperti sedang berdialog dengan sahabat
kita, ada kedekatan, keakraban dan tanpa kecanggungan. Kelima,
berdoa seperti seorang anak kepada bapaknya (11-13). Hubungan itu
tentu memiliki ikatan emosional yang tinggi. Seorang bapak pasti
berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk anaknya. Demikian
pula dengan Allah Bapa tentu juga akan memberikan yang terbaik
bagi anak-anak-Nya. Mari berdoa!

Anda mungkin juga menyukai