Anda di halaman 1dari 6

kita mau merenungkan satu hal yang penting

dalam hidup kita sebagai orang percaya,

yaitu: membangun komunikasi dengan Dia di

dalam doa. Kenapa doa itu sangat penting

untuk kita, karena doa itu nafas hidup orang

percaya.

Saya mau mengajak kita untuk mengingat-ingat

masa-masa dulu, ketika kita pertama kali belajar

membangun komunikasi dengan Tuhan dalam doa.

Ya kita memang sampe sekarang masih terus belajar,

Saya inget juga ketika saya berdoa makan bersama

adik saya.

“Tuhan iren mau makan pake tempe tahu ikan nasi

(terus tiba-tiba ada yang ngambil itu tahunya di meja,

dia bilang:) Yah Tuhan ... tahunya kok ilang ya ...

tadi ada lho tahu di situ“

Waktu SMP/SMA juga ada teman saya pimpin

doa makan

“Terpujilah namamu yang telah memberi berkat

kepada kami,

Tuhan berkati makan dan minuman ini .. Amin.“


Dan semua orang jadi kaget hahaha.

Bisa ya ternyata doa sependek itu

(Kenapa enggak bisa? Bisa kok,

kan doa bukan panjang pendek tapi isinya.

Setiap kita rasanya punya kerinduan untuk

berkomunikasi dengan Tuhan, dari dulu sampe sekarang.

Dalam pembacaan Alkitab kita, perikop Alkitab

paralel –nya – Lukas – Menceritakan murid-murid

Yesus yang memohon: “Tuhan ajar kami berdoa!“

Lalu Yesus pun mengajarkan “Doa Bapa kami“.

Ada sesuatu yang spesial dalam Doa Bapa Kami ini.

1) ALLAH itu dekat :

Allah itu gak dipanggil Om, Pak de dan gak

usah teriak-teriak pake toa. Sebab Allah itu Bapa.

Kita sering denger becandaan yang kayak gitu kan ya.

Orang-orang zaman Yesus dulu sama sekali gak

terbayang Allah sebagai Bapa, Kenapa?

Karena Pemimpin Agama Yahudi waktu itu

memperkenalkan Allah seperti Allah yang menjadi

Hakim, Dia Keras, Tukang Hukum.


Akan tetapi ketika Yesus mengajarkan bahwa

Allah itu Bapa kita, mulai muncul keberanian

untuk datang kepada Allah, karena mereka yakin

Yesus (yang adalah Firman Allah yang sehakikat

dengan Allah itu sendiri) gak akan nolak mereka.

Jika Allah sedekat itu dalam hidup kita, yang

dibutuhkan kita sebenarnya tinggal satu: Berani untuk datang


menghampiri Bapa kita.

Kata Bapa dalam doa ini memberikan

keyakinan dalam pemahaman orang Yahudi dan kita

saat ini mengenai kasih karunia Allah bahwa Allah

adalah penuh kasih dan mendengarkan seruan

doa umat-Nya.

“Iya mau, tapi saya sampe sekarang gak bisa berdoa.

Doa saya jelek!“

I Samuel 1:14-15

Lalu kata Eli kepadanya: "Berapa lama lagi

engkau berlaku sebagai orang mabuk? Lepaskanlah

dirimu dari pada mabukmu." Tetapi Hana menjawab:

"Bukan, tuanku, aku seorang perempuan yang

sangat bersusah hati; anggur ataupun minuman yang

memabukkan tidak kuminum, melainkan aku mencurahkan


isi hatiku di hadapan TUHAN.

Ternyata doa itu curhatnya kita. Katakanlah apa

yang jadi perasaan-beban-pegumulan kita kepada

Dia di dalam doa kita.

Ayat 9, terdapat pujian dan penyembahan hanya bagi Dia

Allah sumber keselamatan, sumber berkat,

sumber pertolongan, sumber pemulihan, sumber k

esembuhan. Hanya Dia yang sanggup memberkati

kita, hanya Dia yang sanggup memberikan keselamatan,

Dia hanyalah satu-satunya yang kita sembah dan agungkan!

Tidak ada lagi Allah lain selain Tuhan Yesus Kristus yang

kita puji dan sembah! Dia layak untuk dipuji,

diagungkan, dielu-elukan! Ini juga terdapat

di ayat ke 13 bagian b.

2. Allah tau apa yang menjadi kebutuhan kita :

Makanya Yesus ajar kita doa “jadilah kehendak-Mu“

Banyak orang yang di dalam doanya itu terkesan memaksa

kehendak-Nya.Biar gak maksa tapi kalo Tuhan gak jawab

sesuai dengan keinginan kita, mulai kita patah hati.


Ayat ke 11 artinya adalah dalam permohonan

terhadap kebutuhan sehari-hari,

kita harus memiliki kebergantungan

terhadap Allah yang menyediakan makanan tersebut.

bukan sekadar

sebagai permohonan atas kebutuhan fisik (makanan),

tetapi juga berkaitan dengan seluruh kebutuhan hidup

manusia yang mendasar.

Ayat 12 artinya Pengampunan harus dilakukan

bukan atas dasar sekadar mencari pengampunan dari Allah

, tetapi sebagai respon terhadap pengampunan yang telah

Allah berikan melalui Yesus. Penekanan disini

ialah permohonan agar Allah memberikan

kemampuan untuk mengampuni melalui pertobatan.

Arti dari ayat 12 apalagi 14-15

ini bukan kita harus mengampuni

Supaya diampuni tapi artinya adalah

Kita sudah diampuni sehingga kita harus

Mengampuni yang membuktikan bahwa kita diampuni.

Bukan kita harus mengampuni orang lain supaya

Kita diampuni,. Yang benar adalah salah satu

Tanda bahwa kita betul-betul menyesal dosa2


Kita, kita siap mengampuni dosa2 orang lain.

Kalau kita tidak mengampuni orang lain berarti

Selama ini kita tidak mengerti betapa besarnya

Dosa kita dan betapa besar keselamatan

Kita melalui Yesus.

Ayat ke 13 janganlah membawa kami

Kedalam percobaan artinya adalah

kita sekali-kali tidak boleh lupa untuk berdoa agar

kita dibebaskan dari kuasa dan rencana si jahat.

Allah mungkin menguji kita supaya menguatkan iman kita,

tetapi tidak pernah untuk menuntun kita ke dalam dosa.

Tabiat Allah menunjukkan bahwa Dia tidak dapat

menjadi sumber pencobaan untuk berbuat dosa.

Anda mungkin juga menyukai