Melalui bacaan kita pemazmur mengajak kita sebagai umat Tuhan untuk memuji Tuhan dengan segenap
hati dan jiwa karena Tuhan adalah sang Pemberi hidup. Semua makluk hidup sangat bergantung pada
pemeliharaan dan kemurahan Tuhan. Pemazmur kagum dan takjub terhadap kebesaran Tuhan yang
nampak dalam karya penciptaan-Nya dan kebijaksanaan-Nya. Dengan kebijaksanaan-Nya, Tuhan
membagi waktu untuk manusia dan hewan-hewan, sehingga semuanya dengan leluasa dapat mencari
nafkah. Waktu malam diperuntukkan bagi binatang liar untuk mencari nafkah dan waktu siang
diperuntukkan bagi manusia untuk mencari nafkah. Dalam segala kebijaksanaan, Tuhan juga
menciptakan laut yang penuh dengan segala binatang yang diam di dalamnya serta menjadikan laut
sebagai sarana dimana melaluinya manusia dapat mendistribusikan segala kebutuhan hidup dari satu
tempat ke tempat yang lain. Dan lebih daripada itu, DIA-lah yang menjamin kehidupan semua makluk.
Artinya kesejahteraan seluruh makluk bergantung pada Tuhan Allah. Apabila ia “membuka tangan dan
menyatakan kebaikan-Nya maka seluruh makluk dapat memperoleh nafkah dan hidup,” dan jika Ia
“menyembunyikan wajah-Nya maka semuanya tidak memperoleh nafkah dan mati”. Sejalan dengan itu,
hidup dan matinya segala makluk ada dalam tangan Tuhan. Oleh karena itu maka manusia harus
menjalani hidup yang adalah anugerah Tuhan ini dengan teratur, harmonis, bijaksana dan bermakna,
sebab hidup kita benar-benar bergantung pada Tuhan, sang pemberi hidup. Jadikanlah keluarga-keluarga
Kristen sebagai persekutuan orang beriman yang selalu bergantung dan berharap pada kasih dan
kemurahan Tuhan. Muliakanlah Tuhan sang Pencipta dan Pemelihara, dalam setiap aktifitas untuk
merawat ciptaan-Nya. Tuhan memberkati kita. Amin
8. Menyanyi Ny. Kidung Jemaat 389 : 1-2 Besarlah Kasih Bapaku” (bait 2, disilakan berdiri)
Memang lidah tak bertulang, tak terbatas kata-kata, tinggi gunung seribu janji, lain di bibir lain di hati”, lirik
lagu ini menceriterakan tentang fungsi lidah yang adalah organ tubuh yang kecil tetapi memiliki
fungsi yang sangat besar. Jika difungsikan dengan baik, misalnya berkata-kata dengan santun, lemah
lembut dan penuh kasih, maka lidah akan menjadi alat yang mendatangkan damai dan sukacita.
Tetapi sebaliknya jika lidah digunakan dengan salah, misalnya dengan mengeluarkan kata-kata
bohong atau dusta, kata-kata makian, fitnahan, sumpahan, maka pasti akan menimbulkan keresahan,
kemarahan, kebencian dan konflik, dan itu berarti tidak mendatangkan damai. Yeremia menuliskan
ratapannya terkait dengan kehidupan umat Tuhan di Yehuda dan Yerusalem, dimana umat kedapatan
melakukan berbagai pelanggaran lewat seluruh aktifitas hidup mereka. Yeremia katakan: “Mereka
berbicara damai dengan temannya, tetapi dalam hatinya mereka merancang pengadangan
terhadapnya” (ay.8.b). Mereka berkata-kata dengan damai, tetapi hati mereka saling bermusuhan satu
dengan yang lain. Peringatan ini disampaikan oleh Yeremia agar umat menjadi sadar dan bertobat,
supaya mereka tidak dihukum oleh Allah.
Ketika kita merayakan minggu-minggu Adventus, kita diingatkan bahwa Allah dalam Yesus Kristus
telah mendamaikan kita dengan diri-Nya, dan IA menghendaki agar kita hidup dalam pendamaian
dengan semua orang. Gunakanlah seluruh anggota tubuh untuk menghadirkan damai dengan sesama,
teristimewa membersihkan hati dari semua virus yang mematikan seperti iri hati, benci, dan dendam
agar dari bibir mulut lewat lidah akan mengalir kata-kata yang penuh kasih dan damai. Dan juga
memuliakan Allah. Tuhan menolong kita. Amin
Walaupun Bangsa Israel telah berbuat dosa dan melakukan apa yang jahat di mata Allah, tetapi Allah
begitu mengasihi mereka. Walaupun umat-Nya tidak layak untuk mendapat penyertaan- Nya, namun
dalam kemurahan, IA tetap menyertai dan melindungi mereka. Bahkan dalam masa pembuangan
pun Allah tetap menyertai dan melindungi mereka.
Jika kita baca pasal sebelumnya (pasal 42 : 25). Dikatakan disitu bahwa Allah menumpahkan
amarah-Nya untuk menghukum umat yang tidak setia mengikuti jalan-Nya. Namun Allah juga
menyatakan bahwa IA tetap melindungi dan menyertai umat-Nya (ayat 1-6). Ini yang disebut sebagai
Anugerah. Allah tetap setia pada janji-Nya. Tuhan telah menebus dan berjanji akan memelihara
umat-Nya. Ia memberikan jaminan keselamatan yang pasti bagi umat-Nya.
Mengapa Allah melakukan hal itu? Karena manusia di mata Allah begitu berharga. Allah sangat
mengasihi manusia.
Karena kasih-Nya itu juga, maka IA mengaruniakan anak-Nya yang tunggal sebagai korban
penebusan dosa manusia. Minggu-minggu adven ini mengingatkan kita kembali terhadap Kasih
Allah yang begitu besar bagi kita, yang sebenarnya tidak layak untuk menerimanya. Tetapi Allah
begitumengasihi kita. untuk itu selaku umat yang telah ditebus dan menerima janji penyertaan dan
pemeliharaan Tuhan itu, kita harus senantiasa bersyukur. Kita harus ingat bahwa kita semua
diciptakan untuk kemuliaan Allah. Milikilah hidup yang memuliakan Allah. Hidup yang
memuliakan Allah, adalah hidup yang menjadi berkat, kesaksian, dan teladan. Inilah suatu
kehidupan yang berkualitas, kehidupan yang di atas rata-rata, bukan hidup yang biasa-biasa saja,
bukan hidup yang terbawa oleh arus dunia ini. Tuhan menolong kita. Amin
disilakan duduk
4. Doa dan Pembacaan Alkitab : Oleh Bapak.
Tuhan yang maha baik, tuntunlah kami Tuhan dengan kuasa Roh Kudus ketika disaat ini kami
akan membaca dan merenungkan Firman-Mu agar menjadi terang dan kekuatan bagi kehidupan
kami. Dalam nama Tuhan Yesus Firman yang Hidup kami bermohon kepada Allah Bapa di sorga.
Amin.-
Kita membaca dari LUKAS 17: 11-18
Keluarga yang Tuhan Yesus Kasihi… kita patut bersyukur bahwa kita masih menerima mujizat
Allah berupa kesempatan untuk masih tetap hidup sampai dengan saat ini. Kita tidak sadar dan
tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dalam hidup kita. Tapi tiap hari, kita dipelihara oleh
Tuhan. Itu kasih karunia dan mujizat yang nyata dan berlangsung rutin dalam hidup kita. Semua
boleh dilewati dan terjadi karena Tuhan yang terus menghidupkan kita tiap hari dan tiap saat.
Mujizat Tuhan bukan nanti kita sembuh dari penyakit. Mujizat Tuhan bukan karena kita terhindar
dari kecelakaan dan bencana saja. Tapi mujizat Tuhan nyata setiap detik dengan
menganugerahkan nafas kehidupan, menjaga dan memelihara kita,
Dalam bacaan kita saat ini, dikisahkan 10 orang kusta menerima mujizat dari Tuhan Yesus. Baru
saja juga mereka memelas memohon pengasihan-Nya. Tuhan Yesus langsung menyatakan
mujizat-Nya, mereka disuruh untuk memperlihatkan diri mereka kepada imam. Dan dalam
perjalanan mereka menjadi sembuh (tahir). Tapi saat mereka sembuh itulah justru mereka pergi
meninggalkan Yesus. Hanya 1 orang yang kembali sambil memuliakan Allah (ayat 15-16).
Dikatakan disitu juga bahwa ia adalah orang Samaria. Yang mana orang Samaria ini sendiri
merupakan orang yang tidak diterima dalam kalangan orang Yahudi. Dengan demikian maka
9 orang yang tidak kembali merupakan orang Yahudi. Mereka mengenal Allah dan menaati Allah
namun mereka tidak mengenal siapa Yesus. Mereka mengalami Anugerah Allah tetapi tidak
mampu merespon Anugerah itu. Secara Fisik mereka disembuhkan tetapi tidak demikian dengan
rohani mereka.
Maka janganlah kita menjadi seperti 9 dari 10 orang kusta yang disembuhkan Tuhan Yesus.
Mereka tidak tahu berterima kasih dan tidak tahu bersyukur. Mereka tidak bersyukur dan tidak
memuliakan Allah sebagai tanda terima kasih atas kasih-Nya yang telah menyembuhka mereka.
Justru orang asing, yakni si orang Samaria yang tahu diri saja. Dia bersyukur dan memuji Allah.
Kita telah menerima mujizat Tuhan berupa nafas kehidupan. Saat kita membaca renungan ini
juga, kita sementara.menikmati mujizat nyata dari Allah. Jangan menjadi orang yang lupa diri.
Karena itu, datanglah pada-Nya. Muliakanlah Dia.
Sebab hanya Dia satu-satunya yang layak dipuji, disembah, dimuliakan dan diagungkan. Karena
Dia adalah segala-galanya bagi hidup kita. Bagi Dialah segala pujian, keagungan, hormat, syukur
dan sembah untuk selama lamanya. Sebab Dialah pencipta, pemilik sang pengatur kehidupan kita.
Selamat mempersiapkan diri memasuki minggu advent-IV. Tuhan menolong. Amin