Anda di halaman 1dari 4

Training SAAT TEDUH

Pab fkip 2019


Pengertian: Waktu tertentu yang disediakan dan dikhususkan setiap hari oleh seorang percaya
untuk “bertemu” dan “bergaul” atau bersekutu dengan Allah secara pribadi. Waktu teduh
merupakan salah satu displin rohani orang percaya. Saat teduh artinya kita berjumpa, bersekutu,
bercakap-cakap, mengenal, megetahui pikiran, kehendak dan rencana Allah.

Mazmur 1:1-3; 63:2; 119:147-148; Yoh 15:4

Alasan: manusia jatuh dalam dosa dan kehilangan kemuliaan Allah, yang membuat kita tidak
dapat dan mampu untuk bersekutu/berelasi lagi dengan Allah (kej 3:1-24). Tapi setelah Yesus
selamatkan kita, Dia beri kita kepastian hidup kekal. (Yoh 17:3), itulah hidup kita: hidup yang
semakin mengenal Allah. Allah sendiri yang memanggil kita dalam persekutuan dengan Anak-
Nya (1 Kor 1:9). Bukankah hal ini merupakan hak istimewa bagi kita untuk dapat berjumpa
secara pribadi dengan Allah kita?

Tokoh dalam Alkitab yang melakukan saat teduh:


1. Daud, lihatlah kitab mazmur yang sebagian besar ditulis oleh Daud, yang berisikan
penggalamannya dengan Allah, bagaimana dia bergaul dengan Allah.
2. Daniel yang 3 kali sehari berdoa, memuji Allahnya.
3. Yesus. Setiap orang percaya membutuhkan waktu untuk berdiam dengan Tuhan. Jika
Yesus sendiri membutuhkannya, betapa lebih banyak kita membutuhkannya. Yesus
sering menyendiri untuk bersekutu dengan Bapa-Nya, sebagaimana Alkitab telah
mengisahkannya: “Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu
tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: ‘Duduklah di
sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa’” (Matius 26:36). “Pagi-pagi benar,
waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan
berdoa di sana” (Markus 1:35). “Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat
yang sunyi dan berdoa” (Lukas 5:16).

Tujuan: Melalui saat teduh kita dapat bertumbuh atau berbuabah semakin serupa dengan
karakter Kristus.

Bagaimana melakukannya?
1. Pertama-tama kita harus menyiapkan hati untuk bejumpa dengan Allah.
2. Menemukan tempat yang tepat untuk “menikmati” persekutuan dengan Allah. Ada cotohnya
dalam Alkitab. (1. Daniel 6:11  dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke
arah Yerusalem (bait Allah); 2. Yesus, Markus 1:35  tempat sunyi).
3. Waktu yang tepat untuk menikmati persekutuan dengan Allah. Sediakanlah waktu yang baik,
minim ganguan. Contoh: Tuhan Yesus (markus 1:35), di pagi-pagi benarlah Yesus dapat
menikmat persekutuan dengan Bapa, sebab belum ada orang dan pelayanan yang harus ia
lakukan. Waktu yang di sarankan adalah pagi hari, karena pagi hari ingatan/otak kita masih
segar setelah semalaman beristirahat, belum banyak di sibukkan dengan banyak aktifitas,
minim gangguan sehingga dapat berkonsentrasi. Namun bukan berarti saat teduh hanya bisa
dilakukan di pagi hari, yang lebih penting adalah bagaimana waktu yang kita pilih dapat
benar-benar menikmatinya dan tercipta suasana teduh.
4. Isilah waktu teduh dengan memuji menyembah Tuhan (dengan mengingat dan menyebut
sifat-sifat Allah serta merenungkan artinya/maknanya bagi kita, menyanyikan lagu, dan lain
sebagainya), bersyukur kepadanya atas segala kebaikannya, mengakui dosa, menyiapkan hati
merenungkan Firman Tuhan. (bergaul dengan Allah).
5. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam memahami/mengali Firman Tuhan dengan:
- Metode ayat kunci:
1) Menemukan satu atau dua ayat kunci yang menarik/mengena bagi kita.
2) Merenungkan pokok pikiran ayat kunci tersebut.
3) Mengapa tertarik pada ayat itu?
4) Apa yang diperoleh dari ayat itu? Temukan prinsip-prinsip kebenaran Firman Tuhan
dari ayat yang kita baca dan renungkan dan refleksikan pada hidup kita sehari-hari.
5) Tentukan langkah praktis sederhana yang dapat kita lakukan untuk menerapkan
Firman Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari.
6) Berdoa memohon kekuatan pada Tuhan untuk dapat melakukan Firman yang telah
kta pelajari.
- Contoh metode ayat kunci:
Bahan bacaan  Mazmur 1:1-6
1) Memilih ayat kunci: Mazmur 1:2
2) Pokok pikiran dari ayat kunci: Hal yang menjadi kesukaannya adalah Taurat Tuhan.
Bukti dia menyukai taurat Tuhan adalah dengan merenungkannya siang dan malam.
3) Alasan memilih ayat tersebut karena ayat ini mengajarkan saya cara berbahagia
dengan benar. Kesukaannya terhadap Taurat Tuhan yang memampukannya
berbahagia, tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, tidak berdiri di jalan orang
berdosa, tidak duduk dalam kumpulan pencemooh (ayat 1). Mereka
menampakannya dengan hidupnya yang seperti pohon yang di tanam di tepi aliran
air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa
saja yang dibuatnya berhasil.
4) Hal yang saya peroleh dari ayat ini:
- Menjadikan Firman Tuhan sebagai hal yang disukai
- Merenungkan Firman Tuhan siang dan malam
5) Cara saya menjadikan Firman Tuhan sebagai kesukaanku adalah:
- Membaca Firman Tuhan
- Menyediakan waktu dalam sehari minimal 5 menit untuk baca alkitab setiap
harinya
6) Tulislah apa yang kalian dpaatkan dalam saat teduh. Hal ini akan mengajarkanmu
untuk disiplin setiap harinya; mendidik karakter setia, disiplin dan teratur. Mencatat
juga menolong kita untuk tidak segera melupakan apa yang kita dapatkan.

Penokohan:
1) Membaca satu bagian / perikop Alkitab.
2) Observasi:
- Observasi tokoh: membayangkan diri kita adalah tokoh yang terlibat dalam
periokop bisa satu tokoh atau lebih.
- Observasi kejadian / suasana: adakah tindakan, karakter atau cara berfikir tokoh
tersebut yang harus diikuti atau ditinggalkan. Bandingan dengan tokoh tersebut
jika menghadapi situasi yang sama. Dalam perikop itu, apa yang Tuhan
kehendaki bagi tokoh itu? Apa yang Tuhan kehendaki bagi kita saat ini?
3) Berdoa memohon kekuatan pada Tuhan untuk dapat melakukan Firman yang telah
kita pelajari.
Contoh metode penokohan:
Bahan bacaan  Lukas 19:1-10 “Zakheus”
1) Observasi:
- Observasi tokoh:
Bayangkan kita adalah Zakheus, yang berusaha (mendahului orang banyak, dan
memanjat pohon) untuk melihat Yesus. Dan teryata, Yesus melihat Zakheus dan
bilang kalau dia mau menumpang di rumahnya. Kemudian, Zakheus menerima
Yesus dengan sukacita dirumahnya. Kemudian, Zakheus bilang dia akan memberi
setengah hartanya untuk orang miskin dan mau mengembalikan harta orang-orang
yang pernah dia peras. Respon Yesus adalah dengan berkata bahwa telah terjadi
keselamatan dirumah ini.
a. Siapa tokoh yang telibat dalam tokoh tersebut? Zakheus seorang kepala pemungut
cukai, ia adalah seorang yang kaya (ay 2)
b. Orang seperti apa Zakheus ini?
- Dia adalah orang berdosa (ay 7 & 8)
- Pendek, namun berusaha melihat Yesus (ay 3-4)
- Menerima Yesus dengan sukacita untuk menumpang di rumahnya (ay 5-6)
- Setelah berjumpa dengan Yesus, Zakheus memutuskan untuk memberi
setengah hartanya kepada orang miskin, dan mengembalikan apa yang
pernah ia peras dari seseorang sebanyak 4 kali lipat.
- Observasi kejadian / suasana:
Lihatlah apa yang dilakukan Zakheus:
1. Berusaha mencari Yesus
2. Menerima Yesus dengan sukacita
3. Sadar akan dosanya, bahwa dia pernah memeras orang lain dengan profesinya.
4. Mau mengembailkan harta orang yang pernah dia ambil

Apa yang perlu di ikuti dari Zakheus?


1. Mencari Yesus dengan sungguh-sungguh
2. Menerima Yesus dengan sukacita
3. Sadar akan kesalahan dan mau bertobat dengan tidak melakukannya lagi.
4. Mengembalikan apa yang pernah diambil.

Bandingkan tokoh itu dengan diri kita:


1. Kalau bertemu Yesus saat itu, apa yang harus saya lakukan dengan
meneladani Zakheus?
2. Apa kesalahan yang perlu saya sadari dan tinggalkan sebagai wujud kalau
saya sungguh-sungguh mencari dan menerima Yesus?
2) Berdoa memohon kekuatan pada Tuhan untuk dapat melakukan Firman yang telah
kita pelajari.
3) Tulislah apa yang kalian dpaatkan dalam saat teduh. Hal ini akan mengajarkanmu
untuk disiplin setiap harinya; mendidik karakter setia, disiplin dan teratur. Mencatat
juga menolong kita untuk tidak segera melupakan apa yang kita dapatkan.

Belajarlah untuk melakukannya (saat teduh) setiap hari secara teratur.

Anda mungkin juga menyukai