Anda di halaman 1dari 31

Bu Emma

(1-8)
Jemaat dan Simpatisan GKI K yang terkasih, tema renungan pada hari ini 1 Januari
adalah BUKAN HOAX

Pembacaan Alkitab pada hari ini diambil dari Lukas 2:15-21

Dengan nats alkitab dari (Lukas 2:20) Kemudian kembalilah gembala-gembala itu
sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang telah mereka
dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai …

Berita hoax adalah berita palsu yang meresahkan dan seringkali dipakai untuk
membuat kegaduhan. Memasuki tahun politik biasanya berita hoax disebar untuk
menjatuhkan lawan politik. Tidak jarang berita hoax disebarkan untuk membuat
situasi tidak aman.

Berita yang disampaikan para malaikat kepada gembala-gembala di padang adalah


berita sukacita. Para gembala merespons berita dari malaikat dengan segera
berangkat untuk menjumpai Maria dan Yusuf serta bayi Yesus di kota Daud. Ketika
mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan malaikat
kepada Maria dan Yusuf tentang Anak itu. Kita bisa membayangkan bagaimana para
gembala begitu antusias menceritakan pengalaman tersebut.

Berita dari para gembala bukanlah berita hoax sebab apa yang dikatakan malaikat
sesuai dengan apa yang mereka jumpai di Betlehem. Mereka menjumpai seorang
bayi yang dibedung dan terbaring di palungan (lih. Luk. 2:12). Tepat seperti apa yang
disampaikan para malaikat. Para gembala pun kembali sambil memuji dan
memuliakan Tuhan sebab segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat,
semuanya sesuai (ayat 20).

Di tengah maraknya berita hoax, marilah kita menjadi orang yang menyampaikan
berita kebenaran. Berita yang benar dan tepat jika disampaikan akan menolong
orang lain memahami dengan benar dan bertindak secara tepat. Jangan suka
menyebar hoax! Berbahaya!

Demikian renungan harian pada hari ini, mari kita bersatu di dalam doa :
Mampukan kami Tuhan, untuk berjuang menyampaikan kebenaran di setiap ucapan
kami, Amin.
Jemaat dan Simpatisan GKI K yang terkasih, tema renungan pada hari ini 2 Januari
adalah IRI TANDA TAK MAMPU

Pembacaan Alkitab pada hari ini diambil dari Yakobus 3:13-18

Dengan nats alkitab dari (Yakobus 3:16) Sebab, di mana ada iri hati dan
mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.

Aristoteles mendefinisikan iri hati sebagai rasa sakit saat melihat nasib baik orang
lain dan digerakkan oleh “mereka yang memiliki apa yang seharusnya kita miliki”.
Jadi, benarlah ungkapan “iri tanda tak mampu”. Kalau tidak terkendali, perasaan iri
bisa mendorong kita melakukan tindakan atau perbuatan yang tidak baik bahkan
menghilangkan nyawa orang lain.

Surat Yakobus menyatakan bahwa perasaan iri hati, mementingkan diri sendiri,
memegahkan diri dan berdusta melawan kebenaran bukanlah merupakan hikmat
yang datang dari Tuhan. Perbuatan-perbuatan itu lahir dari nafsu manusia yang
dikuasai Iblis. Bahkan iri hati dan mementingkan diri sendiri bisa berakibat
kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Yakobus mengungkapkan ada dua
macam hikmat yaitu yang berasal dari dunia dan yang berasal dari Allah. Sebagai
pengikut Kristus kita harus hidup dipimpin oleh hikmat dari Allah supaya ada dalam
kemurnian, pendamaian, ramah, menjadi penurut, penuh belas kasihan dan
buah-buah yang baik. Dengan cara hidup itulah kita mampu menghasilkan damai
sejahtera dalam kehidupan.

Mintalah dan miliki hikmat yang berasal dari Allah yang akan memampukan kita
menjadi juru damai yang membawa kebenaran di mana pun kita berada. Jika
demikian, kita tidak mampu lagi untuk iri hati tetapi justru akan hidup penuh dengan
syukur senantiasa.

Demikian renungan harian pada hari ini, mari kita bersatu di dalam doa : Ampuni
kami Tuhan, dalam hati kecil kami terhadap rasa iri terhadap sesama kami.
Mampukan kami untuk senantiasa menyadari berkat dari Tuhan, dan
mensyukurinya, Amin.
Jemaat dan Simpatisan GKI K yang terkasih, tema renungan pada hari ini 3 Januari
adalah TEGAS DAN TANPA KOMPROMI

Pembacaan Alkitab pada hari ini diambil dari Yakobus 4:1-10

Dengan nats alkitab dari (Yakobus 4:4) Hai Kamu, orang-orang yang tidak setia!
Tidakkah kamu tahu bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan
dengan Allah?

Pendeta Craig Groeschel dalam bukunya berjudul The Christian Atheist


mengungkapkan bahwa banyak orang Kristen yang percaya kepada Kristus tetapi
hidupnya seakan-akan Tuhan tidak ada. Bahkan Ia mengatakan kalau dirinya adalah
seorang pendeta Kristen ateis yang sedang dipulihkan. Sebagai pengikut Kristus
maka kita juga harus tegas tanpa kompromi untuk hidup sebagai pengikut Kristus.

Surat Yakobus memperingatkan kepada kedua belas suku di perantauan; sebuah


sebutan simbolik bagi jemaat atau kalangan Kristen yang hidup tersebar di seluruh
dunia yang asing dan keras. Peringatan itu ditujukan karena perilaku kehidupan
mereka sebagai pengikut Kristus baik dalam ibadah maupun doa tidak
mengusahakan kehendak Allah.

Mereka justru memperjuangkan nafsu mereka sendiri (4:1-2). Mereka hidup dalam
kerohanian yang penuh semangat tetapi salah. Hal itulah yang menyebabkan
berkembangnya rasa iri hati, saling bertengkar, dan berkelahi yang di hadapan Allah
sama dengan saling membunuh. Yakobus mengajak umat menyadari bahwa nafsu
kedagingan dan hal-hal dunia bertentangan dengan Allah. Mereka harus kembali
mendekat pada Allah dan merendahkan diri di hadapan Tuhan.

Bagaimana kehidupan kita sebagai pengikut Kristus? Apakah kita juga membiarkan
diri kita justru dituntun oleh hawa nafsu kita? Jika ya, mari kita belajar terus hidup
sesuai dalam kebenaran firman Tuhan.

Demikian renungan harian pada hari ini, mari kita bersatu di dalam doa : Ya Tuhan,
di tengah berbagai pilihan hidup, mampukan kami untuk tetap setia memilih Engkau,
dan setia mengikut-Mu Tuhan, Amin.
Jemaat dan Simpatisan GKI K yang terkasih, tema renungan pada hari ini 4 Januari
adalah LIFE IS SHORT

Pembacaan Alkitab pada hari ini diambil dari Yakobus 4:11-17

Dengan nats alkitab dari (Yakobus 4:14) Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama
seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.

Perusahaan konsol game XBOX pernah membuat iklan singkat. Iklan itu mengenai
seorang ibu yang sedang melahirkan anaknya. Karena dorongannya terlalu kuat
ketika melahirkan, bayi tersebut terlempar dan terbang. Ketika terbang, bayi tersebut
mengalami perubahan cepat dari anak-anak, remaja, pemuda dewasa, lansia dan
kemudian masuk kubur. Iklan tersebut ditutup dengan tulisan life is short, play more.
Hidup itu singkat! Seberapa singkat hidup itu?

Nas hari ini menggambarkan hidup itu seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu
lenyap. Betapa singkatnya hidup itu. Bahkan ketika kita merencanakan sesuatu
dalam hidup, sepertinya apa yang kita rencanakan itu belum tentu bisa terwujud.
Kita tidak tahu apa yang terjadi dengan hari esok. Seakan-akan apa yang kita
lakukan percuma dan sia-sia. Benarkah demikian? Tentu saja perencanaan itu perlu,
tetapi yang sering dilupakan adalah melibatkan Tuhan dalam setiap rencana yang
kita buat. Yakobus mengingatkan agar jemaat jangan bersikap sombong,
memegahkan diri dan dengan congkak merencanakan segala sesuatunya tanpa
melibatkan Tuhan di dalamnya. Hanya Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi esok.

Hidup itu singkat! Namun, dalam perjalanan hidup yang singkat bersama Tuhan, kita
akan memaknai perjalanan itu dengan rasa takjub, tergetar dan terpesona dengan
cara Tuhan menolong kita. Pakailah hidup yang singkat ini untuk melayani-Nya.

Demikian renungan harian pada hari ini, mari kita bersatu di dalam doa : Di tengah
hidup yang singkat kami mau memberikan yang terbaik untuk hormat dan kemuliaan
bagi nama-Mu Tuhan, Amin.
Jemaat dan Simpatisan GKI K yang terkasih, tema renungan pada hari ini 5 Januari
adalah Standard Allah

Pembacaan Alkitab pada hari ini diambil dari Lukas 6 : 27 - 31

Dengan nats alkitab dari Lukas 6 :29 Barangsiapa menampar pipimu yang satu,
berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil
jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.

Seorang anak balita pulang ke rumah dengan menangis. “Kenapa nak” Tanya
ibunya. “Dipukul Ali” jawab sang anak sambil menangis. “Lain kali kalau dipukul,
Balas!” Kata ibunya. Kalimat diatas merupakan hal yang lazim dikatakan oleh orang
tua ketika anaknya disakiti oleh teman mainnya. Balas! Itulah standar dunia bila kita
disakiti.

Dalam Nats Alkitab hari ini kita membaca standar Yesus terhadap orang-orang yang
menyakiti kita. Lukas 6:29 “Barang siapa menampar pipimu yang satu, berikanlah
juga pipimu yang lain, dan barang siapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia
mengambil bajumu”. Ayat ini sering dipakai oleh orang dunia untuk mengolok-olok
orang Kristen, sebagai orang bodoh. Dan ayat ini juga membingungkan orang
Kristen yang belum mengenal Allah dengan benar. Apakah kita membiarkan diri kita
yang disakiti, untuk lebih merasakan sakit lagi?

Menjadi standar Allah bahwa kita harus mengampuni, tetap mengasihi dan berbuat
baik terhadap orang yang menyakiti kita. Kasih Allah tidak pernah berkurang karena
dosa kita. Itulah sebabnya Standar Allah untuk mengasihi adalah standar yang
extra ordinary bagi dunia. Tetapi bagi kita yang mengenal Allah dengan benar,
standar itu adalah standar biasa, yang dapat kita lakukan.. (EW)

Demikian renungan harian pada hari ini, mari kita bersatu di dalam doa : Bapa yang
baik, mampukan kami memahami Kasih-MU, dan membagikannya kepada mereka
yang melukai kami…amin
Jemaat dan Simpatisan GKI K yang terkasih, tema renungan pada hari ini 6 Januari
adalah DITUNTUN KUASA TUHAN

Pembacaan Alkitab pada hari ini diambil dari Matius 2:1-12

Dengan nats alkitab dari Matius 2:12) Setelah diperingatkan dalam mimpi supaya
jangan kembali kepada Herodes, pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.

Kita sering mendengar dalam percakapan seseorang bertanya tentang zodiak lawan
bicaranya. Bahkan tidak jarang beberapa orang menentukan kecocokan pasangan
melalui zodiak. Banyak juga yang membaca ramalan hari ini berdasarkan zodiak.

Bacaan kali ini berkisah tentang orang majus yang dituntun oleh bintang-Nya di
Timur untuk menjumpai Raja yang baru dilahirkan. Dalam tradisi Kristen orang majus
disebut juga dengan orang bijak atau raja-raja dari Timur yang mengenal astrologi
yaitu orang yang mengerti, menerjemahkan tentang kenyataan dan keberadaan
manusiawi, berdasarkan posisi dan gerak-gerik benda langit. Salah satunya adalah
Bintang terang yang menuntun mereka sampai Betlehem. Di sini Allah menuntun
mereka dengan apa yang mereka percayai. Namun, setelah perjumpaan dengan
bayi Yesus, mereka belajar untuk dituntun oleh kuasa Tuhan. Melalui mimpi, mereka
menaati perintah Tuhan supaya tidak kembali kepada Herodes, mereka pulang ke
negerinya melalui jalan lain.

Para Majusi mendapatkan apa yang mereka dambakan dan cari. Ilmu dan
kepakarannya tidak menghalangi mereka sujud ke hadapan bayi kecil dan lemah.
Karena mereka menaklukkan diri kepada Kristus, mereka dituntun Tuhan dalam
perjalanan selanjutnya. Mereka pulang berdasarkan petunjuk Tuhan tidak lagi
berdasarkan bintang. Mari kita juga mau dituntun kuasa Tuhan dan bukan
berdasarkan zodiak.

Demikian renungan harian pada hari ini, mari kita bersatu di dalam doa : Kiranya
kami terus dimampukan berjalan dalam tuntunan Tuhan, di tengah perjalanan iman
kami, Amin.
Jemaat dan Simpatisan GKI K yang terkasih, tema renungan pada hari ini 6 Januari
adalah DITUNTUN KUASA TUHAN

Pembacaan Alkitab pada hari ini diambil dari Matius 2:1-12

Dengan nats alkitab dari Matius 2:12) Setelah diperingatkan dalam mimpi supaya
jangan kembali kepada Herodes, pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.

8 Januari

DIBENARKAN OLEH IMAN

Roma 4:1-12

(Roma 4:3) “Lalu percayalah Abraham kepada Allah dan Allah

memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.

Hakikat keselamatan menurut iman Kristen adalah anugerah Allah


melalui karya penebusan Kristus dan bukan diperoleh karena hasil
kesalehan atau jasa manusia. Karya penebusan Kristus
memulihkan dan mendamaikan kehidupan umat manusia yang
telah terbelenggu oleh kuasa dosa. Keselamatan adalah anugerah
yang disebut Sola Gratia.

Nas hari ini memperlihatkan bagaimana orang Yahudi sangat patuh


kepada Taurat. Bagi mereka, mengikuti Taurat adalah jaminan
keselamatan. Tidak melakukan Taurat berarti mendatangkan
hukuman. Paulus menyampaikan argumentasinya bahwa baik
orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi, keduanya dibenarkan
bukan dengan melakukan Taurat melainkan melalui percaya saja.
Paulus dalam penjelasannya memberi contoh nenek moyang
pertama orang Yahudi yaitu Abraham. Abraham dibenarkan karena
percaya kepada janji Allah (ayat 4). Ia hidup jauh sebelum
pemberian hukum Taurat. Ia memercayai Tuhan yang
memanggilnya, berjalan menurut perintah Tuhan (lih. Kej. 12:1-3).
Maka, Abraham disebut “bapak segala orang beriman”.

Dengan prinsip Abraham inilah Allah membuka pintu bagi kita


untuk hidup dalam hubungan yang benar dengan Allah. Karena
iman dosa kita tidak lagi diperhitungkan Allah (ayat 7-8). Sebab itu
kita disebut berbahagia (ayat 6). Namun, kebahagiaan itu harus
disertai sikap dan Tindakan yang mencerminkan iman. (Wasiat)

Doa: Ya Tuhan, kiranya dalam kehidupan yang tidak pasti sekalipun


kami senantiasa mempercayakan hidup kami kepada-Mu, Amin.

Demikian renungan harian pada hari ini, mari kita bersatu di dalam doa : Kiranya
kami terus dimampukan berjalan dalam tuntunan Tuhan, di tengah perjalanan iman
kami, Amin.
Pak Brutus
(9-15)
Jemaat dan Simpatisan GKI K yang terkasih, tema renungan pada hari ini 9 Januari
adalah DIPERSIAPKAN DENGAN BAIK

Pembacaan Alkitab pada hari ini diambil dari Keluaran 30:22-38

Dengan nats alkitab dari (Keluaran 30:25) Semuanya itu harus kaubuat menjadi
minyak urapan yang kudus, campuran wewangian olahan seorang ahli rempah.
Itulah yang harus menjadi minyak urapan yang kudus.

Apa yang saudara siapkan ketika akan beribadah atau Ketika akan melayani?
Banyak dari kita tidak mempersiapkan diri dengan baik ketika beribadah. Ibadah
hanya menjadi sebuah ritual tanpa makna. Lalu apakah memang harus dipersiapkan
dengan baik? Bukankah cukup datang, duduk, dan pulang?

Dalam nas kita hari ini, Allah memberikan tiga aturan tegas yang harus Musa
perhatikan yaitu soal bejana, minyak urapan dan ukupan dalam peribadahan. Salah
satunya adalah mengenai minyak urapan yang kudus. Pembuatan minyak itu
dijelaskan dengan sangat detail. Minyak tersebut harus dibuat secara khusus dari
bahan-bahan pilihan dan menurut takaran tertentu. Ini adalah minyak yang kudus
sehingga hanya boleh digunakan untuk mengurapi dan menguduskan segala
perkakas yang ada di Kemah Suci sebelum digunakan untuk maksud yang kudus.
Selain itu, minyak urapan ini digunakan untuk para imam sebelum melayani (ayat
29). Dari uraian nas ini, kita bisa melihat bagaimana Allah mengarahkan umat untuk
mempersiapkan diri dengan baik dalam beribadah.

Bagaimana dengan ibadah kita sekarang? Dalam Kristus, semua peraturan beserta
konsekuensinya tidak berlaku lagi, karena Kristus telah menggenapinya. Namun
demikian, kita tetap dituntut untuk mempersiapkan diri dengan baik. Baiklah kita
memeriksa diri dan mempersiapkan diri dahulu sebelum beribadah dan melayani
Tuhan.

Demikian renungan harian pada hari ini, mari kita bersatu di dalam doa : Ya Tuhan
kiranya peribadahan yang kami jalani dapat dengan sungguh kami lakukan, Amin.
Jemaat dan Simpatisan GKI K yang terkasih, tema renungan pada hari ini 10
Januari adalah KESESAKAN MENGHASILKAN TAHAN UJI

Pembacaan Alkitab pada hari ini diambil dari Mazmur 69:1-5, 30-36

Dengan nats alkitab dari (Mazmur 69: 33) Biarlah orang yang rendah melihat dan
bersukacita; kamu yang mencari Allah, biarlah hatimu bersemangat kembali!

Menjadi Kristen tidak berarti ‘imun’ terhadap penderitaan dan kesesakan. Justru
dalam perjalanan hidup kita akan diterpa dan ditimpa berbagai peristiwa hidup.
Kadang peristiwa itu membawa sukacita tetapi tak jarang juga membawa kita pada
kesesakan. Bahkan kesesakan yang dialami bukan karena kesalahan atau dosa.
Ada pula orang yang menderita justru karena membela dan melakukan kebenaran.

Pengalaman itu juga dialami pemazmur. Ia menyatakan telah menanggung cela


(ayat 8a), dan cintanya bagi rumah Allah menghanguskan dirinya (ayat 10a).
Kesesakan pemazmur tergambar dengan sangat luar biasa seperti orang yang
tenggelam dalam sheol (dunia orang mati). Ia terasing dari hidupnya sendiri dan
berada dalam situasi tidak berdaya Ketika bahaya melingkupinya (ayat 1-3).
Pemazmur tak habis pikir, ada orang-orang yang begitu membencinya tanpa alasan
dan ingin menghabisi nyawanya (ayat 5). Jika kita menyimak dengan baik, Mazmur
ini merupakan kekuatan bagi mereka yang rela menderita bagi Allah. Namun, akan
terasa asing bagi mereka yang tidak pernah menyadari bahwa mencintai Allah
adalah sebuah perjuangan yang berat.

Kesesakan menimbulkan tahan uji dan tidak selalu buruk bagi kita. Kesesakan dapat
menempa orang beriman untuk dilatih tegar dan memercayakan diri kepada Tuhan
(ayat 30- 36). Dalam proses sulit itulah, spiritualitas kita seharusnya semakin
bertumbuh.

Demikian renungan harian pada hari ini, mari kita bersatu di dalam doa : Dalam
situasi hidup yang penuh dengan kesulitan dan tantangan, kami mau tetap
bergantung dan memercayakan diri kepada Tuhan, Amin.
Jemaat dan Simpatisan GKI K yang terkasih, tema renungan pada hari ini 11
Januari adalah Dalam Dunia tetapi tidak Duniawi

Pembacaan Alkitab pada hari ini diambil dari 2 Korintus 10:1-11

Dengan nats alkitab dari 2 Korintus 10 : 3 , Memang kami masih hidup di dunia, tetapi
kami tidak berjuang secara duniawi

Tinggal diam di dalam dunia tanpa menjadi duniawi memang suatu hal yang luar
biasa sulit. Cara pandang orang percaya yang berlawanan dengan dunia, sikap
menarik diri dari dunia atau tidak mau terlibat atau meleburkan diri kedalam budaya
keduniawian tanpa identitas yang jelas. Bagaimana menjalankan panggilan sebagai
orang percaya di dunia namun tidak keduniawian. Ikan pun setiap saat berenang di
lautan yang asin, tetapi tidak serta merta menjadi ikan asin.

Melalui pembacaan kita hari ini Paulus memperingatkan jemaat di Korintus bahwa
mereka tidak hidup secara duniawi meskipun mereka hidup dalam dunia. Beberapa
sikap orang percaya yang harus dipahami dalam menjalani hidup dalam dunia yang
sudah rusak oleh nilai-nilai duniawi :

1. Setiap orang percaya harus menyadari dan memiliki mindset bahwa identitas
kita adalah anak-anak terang yang memiliki nilai-nilai yang berbeda dengan dunia
serta memiliki tanggungjawab untuk menerangi mereka yang hidup dalam
keduniawian.

2. Allah sebagai pencipta dunia ini, tidak berhenti berkarya melakukan


penyelamatan dunia. Allah yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan
orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak
benar (Matius 5: 45)

3. Walaupun berada dalam dunia janganlah kita menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budi, sehingga kita dapat membedakan
manakah kehendak Allah, apa yang baik yang berkenan kepada Allah yang
sempurna.

Di tahun 2024 ini, Marilah kita mempersembahkan diri kita seutuhnya kepada Allah
dan mengembangkan talenta yang Tuhan percayakan untuk menunaikan mandat Injil
serta memohon belas kasih karunia dan kekuatan Allah agar memampukan kita
mengasihiNya untuk mengenapi mission impossible ini. (ALP)

Demikian renungan harian pada hari ini, mari kita bersatu di dalam doa : Ya Allah
pakailah aku sebagai alat-Mu untuk mengabarkan Injilmu melalui kata, perbuatan
dan karya dalam dunia ini sehingga nama-Mu dipermuliakan melalui hidupku
Jemaat dan Simpatisan GKI K yang terkasih, tema renungan pada hari ini 12
Januari adalah TUHAN MAHATAHU

Pembacaan Alkitab pada hari ini diambil dari Mazmur 139:1-6, 13-181

Dengan nats alkitab dari (Mazmur 139:1) TUHAN, Engkau menyelidiki dan
mengenal aku.

Dalam sebuah percakapan pastoral, seorang ibu berujar bahwa ia tidak lagi
memahami apa yang anaknya inginkan. Anaknya tidak mau terbuka menyampaikan
apa yang menjadi kegelisahan hatinya. Ia memilih mengurung diri di kamar dan tidak
mau melakukan kegiatan apa pun. Seandainya ibu itu tahu apa yang menjadi
permasalahan anaknya, maka ia mengatakan bisa membantunya mencari solusi.

Mazmur 139 dikenal sebagai salah satu Mazmur yang terbaik dan paling indah.
Mazmur ini mengungkapkan jati diri Allah sebagai Allah yang mengetahui segala
sesuatu (ayat 1-6) dan yang menciptakan kita (ayat 13-16). Dari Mazmur ini kita
belajar bahwa kita harus percaya dan berharap pada Tuhan karena Ia adalah Tuhan
Yang Mahatahu. Tuhan mengetahui apa yang kita pikirkan. Ia juga Mahahadir dan
keberadaan-Nya melampaui waktu dan tempat sehingga kita tidak mungkin bisa lari
dan bersembunyi dari hadapan-Nya. Saat menyadari semua implikasi
kemahatahuan Allah, bagaimana respons kita? Takut karena dosa ataukah takjub
dan lega karena Ia hadir menyertai kita?

Mestinya, kemahatahuan, kemahahadiran dan kemahakuasaan Tuhan memberikan


kedamaian dalam hidup orang percaya. Kita tahu bahwa Ia hadir menyertai. Untuk
itulah kita harus setia mengikut Dia dan berani untuk menyatakan hidup benar di
hadapan-Nya. Tidak ada yang tersembunyi, Tuhan Maha Mengetahui.

Demikian renungan harian pada hari ini, mari kita bersatu di dalam doa : Dalam
ketidak pastian hidup kami satu hal yang pasti, Engkau Tuhan yang maha tau akan
senantiasa hadir dan menyertai langkah kami, Amin.
Jemaat dan Simpatisan GKI K yang terkasih, tema renungan pada hari ini 13
Januari adalah BERJAGA-JAGALAH

Pembacaan Alkitab pada hari ini diambil dari Matius 25:1-13

Dengan nats alkitab dari (Matius 25:13) Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu
tidak tahu hari maupun saatnya.

Perjalanan hidup itu misteri. Kita tidak pernah tahu dan menduga apa yang akan kita
hadapi di depan sana. Oleh sebab itu, perjalanan hidup misteri itu harus dijalani
dengan baik. Demikian juga dengan sikap iman kita dalam menanti penggenapan
janji Tuhan yaitu kedatangan Kristus kembali.

Perumpamaan mengenai sepuluh gadis yang mengambil pelita dan pergi


menyongsong mempelai laki-laki sejatinya mengingatkan kita untuk berjaga-jaga
atau siap sedia dalam menyambut kedatangan Yesus kembali. Kesiapan umat
Tuhan diwakili oleh perumpamaan lima gadis bijaksana yang mempersiapkan diri
dengan baik. Kedatangan Yesus bisa

terjadi kapan saja. Bila saat itu tiba, tidak ada kesempatan kedua. Mereka yang
berjaga-jaga dan siap akan masuk ke dalam perjamuan kawin. Sedangkan mereka
yang tidak siap akan ditinggalkan. Dari perumpamaan ini kita mengerti bahwa
kedatangan Kristus akan memisahkan yang siap dan yang melalaikan. Karena itu,
pilihannya adalah kita hidup sesuai petunjuk firman-Nya, menaati perintah-Nya dan
setia menantikan saat itu tiba dengan kewaspadaan penuh.

Pelajaran dari perumpamaan ini adalah berjaga-jaga. Yesus dapat datang


sewaktu-waktu. Bila saat itu tiba, tidak ada kesempatan kedua. Mereka yang tidak
siap harus menanggung akibatnya. Sejauh mana kita sudah menyiapkan diri kita?
Berjaga-jagalah! Kita harus siap sedia menyambut Dia setiap saat.

Demikian renungan harian pada hari ini, mari kita bersatu di dalam doa : Dalam
penantian akan kedatangan-Mu, mampukan kami senantiasa berjaga dan
melakukan bagian kami, Amin.
Jemaat dan Simpatisan GKI K yang terkasih, tema renungan pada hari ini 15
Januari adalah Terang Tidak Dapat Bersatu Dengan Gelap

Pembacaan Alkitab pada hari ini diambil dari 2 Korintus 6:14-7:1

Dengan nats alkitab dari 2 Korintus 6:14 "Janganlah kamu merupakan pasangan
yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan
apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang
dapat bersatu dengan gelap?"

Menerima anugerah keselamatan dari Tuhan Yesus memang menyenangkan karena


Tuhan memberi sebuah kepastian hidup kekal disurga bagi kita yang percaya akan
namaNya. Tetapi sebagai orang percaya kita harus mempertanggungjawabkan
hidup kita kepada Tuhan. Paulus menasihatkan kepada jemaat Korintus bahwa
mereka harus menghargai kasih karunia yang Tuhan telah anugerahkan kepada
mereka ( 2 Korintus 6:1).

Kota Korintus terkenal dengan kehidupan bebasnya sehingga perbuatan amoral di


kota tersebut merupakan hal biasa termasuk penyembahan berhala. Paulus
mengingatkan mereka juga agar tidak berhubungan dengan pasangan yang tidak
seimbang. Mereka yang belum hidup dalam kebenaran Tuhan tidak mungkin dapat
bersatu dengan mereka yang sudah percaya kepada Tuhan. karena gelap (mereka
yang diluar Tuhan) tidak dapat bersatu dengan terang. Paulus meminta jemaat
Korintus untuk membuka hati selebar-lebarnya untuk memahami kebenaran ini.
Memang tidak mudah, tetapi harus ada keberanian untuk bersikap, karena Tuhan
meminta mereka untuk memisahkan diri dan tidak menjamah yang najis supaya
Tuhan menerima mereka dan menjadi Bapa mereka.

Dunia sekarang tidak lebih baik dari kehidupan jemaat di kota Korintus pada waktu
itu. Kadang sebagai anak muda, kita tidak mau membuka hati dan meminta hikmat
Tuhan dalam menemukan pasangan hidup, yang penting dapat calon suami/isteri
tidak seiman tidak penting. Kalau pun Tuhan mempertemukan dengan yang seiman
pun kita harus berdoa serius supaya orang yang akan menjadi pasangan kita
sungguh-sungguh sudah didalam Tuhan bukan hanya KTP nya saja Kristen. Kalau
hanya KTPnya Kristen tapi sikapnya tidak mencerminkan sebagai anak Tuhan,
maka harus banyak didoakan supaya bisa bersatu secara rohani dengan kita.
Sebagai orang tua, kita juga harus berdoa untuk jodoh anak- anak kita supaya
Tuhan pertemukan dengan yang seiman dan takut akan Tuhan.Amin. (SE)

Demikian renungan harian pada hari ini, mari kita bersatu di dalam doa : Ya Tuhan,
pertemukanlah anak-anakMU dengan pasangan hidup yang sepadan dengan mereka. Amin
Bu Raras
(16-22)
Jemaat dan Simpatisan GKI K yang terkasih, tema renungan pada hari ini 16 Januari
adalah Mencobai Tuhan

Pembacaan Alkitab pada hari ini diambil dari Kisah Rasul 5:1-11

Dengan nats alkitab dari Kisah Rasul 5: 9 Kata Petrus: "Mengapa kamu berdua
bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur
suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar."

Ketika melayani di gereja, atau peribadahan di luar gereja, saya sering melihat
anak-anak hingga orang dewasa, yang tidak menjalankan ibadah dengan serius,
karena mereka lebih asyik main game dengan menggunakan smartphone mereka.
Apabila mereka menyadari saya melihat kejadian itu, mereka segera menyimpan hp
mereka dan kembali seolah-olah khusuk beribadah, padahal saya sama sekali tidak
menegor mereka. Hal itu menunjukan bahwa mereka lebih malu ketahuan manusia
daripada ketahuan Tuhan, padahal sebagai orang percaya, kita meyakini bahwa
segala sesuatu yang kita lakukan bahkan kita pikirkan pasti diketahui Tuhan.

Begitu juga penjahat, koruptor, manipulator dan semua yang sikap dan kelakuannya
kotor, berusaha melakukan berbagai upaya agar perbuatan jahat mereka tidak
diketahui manusia, mereka melakukan manipulasi bahkan kolusi untuk menutupi
kejahatan mereka.

Bahkan karena kebiasaan melakukan manipulasi dan kerjasama untuk memuluskan


kejahatan, merekapun berpikir bahwa Tuhan juga bisa disogok. Bacaan kita hari ini,
baik pada 1 Samuel 15:10-31 menunjukan bagaimana Saul berpikiran seperti itu,
selain itu suami istri Ananias dan Safira dalam 1 Korintus 5:1-11 juga bertindak
seperti itu, akibatnya mereka semua menerima hukuman berita dari Tuhan.

Bagaimana dengan kita?

Apakah kita lebih takut ketahuan manusia daripada ketahuan Tuhan? Sehingga
dengan sembunyi-sembunyi dari manusia kita mencobai Tuhan dengan melakukan
kejahatan atau tindakan dosa lainnya? Apabila iya, segeralah bertobat, dan ingatlah
jangan pernah lagi mencobai Tuhan.

Bagi kita yang setia kepada Tuhan sehingga dimusuhi manusia, janganlah gentar,
terus jalankan yang diperintahkan Tuhan, karena dengan demikian kita akan selamat
dan layak masuk dalam kemuliaan Tuhan kelak.(SHT)

Demikian renungan harian pada hari ini, mari kita bersatu di dalam doa :Tuhan Yesus
tolong kami agar selalu kuat dalam menjalankan kehidupan di dunia ini, dan tidak
pernah sedikitpun terpikir untuk mencobai Engkau. Amin
Jemaat dan Simpatisan GKI K yang terkasih, tema renungan pada hari ini 17 Januari
adalah Menjadi Seperti Anak Kecil

Pembacaan Alkitab pada hari ini diambil dari lukas 18:15-17

Dengan nats alkitab dari Lukas 18:17 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan
masuk ke dalamnya."

Mengapa TUHAN meminta kita menjadi seperti anak kecil ? mengapa TUHAN
sampai bilang jika kita tidak menjadi seperti anak kecil kita tidak akan masuk
kerajaan Allah ? Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barang siapa tidak
menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke
dalamnya."

Gereja, termasuk anak-anak Tuhan terkadang lupa kalau panggilan mereka bukan
hanya sekedar menjadi orang percaya. Perintah Tuhan terakhir di Matius 28:19
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam
nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.”

Menjadi seperti anak kecil adalah sifat murid yang sejati selalu mau tahu, dan selalu
ingin belajar serta melakukan semua dengan sukacita. Anak anak juga jujur baik
kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain. Anak tidak punya kepalsuan apa
yang kita lihat itulah mereka.

Gereja juga harus menampilkan wajah itu wajah kejujuran, ketulusan dan sukacita
dalam terus belajar dan melayani. Gereja perlu terus belajar dan ingin tahu banyak
hal, seperti anak kecil. Jangan pernah berhenti menjadi Murid sampai Tuhan
memanggil kita pulang. (SDC)

Demikian renungan harian pada hari ini, mari kita bersatu di dalam doa : TUHAN beriku
hati Murid yang selalu ingin belajar dan bertumbuh dengan kejujuran dan sukacita
seperti anak kecil, Amin.
Jemaat dan Simpatisan GKI K yang terkasih, tema renungan pada hari ini 18 Januari
adalah SATU JAM SAJA

Pembacaan Alkitab pada hari ini diambil dari Wahyu 18:11-20

Dengan nats alkitab dari (Wahyu 18:19) “Celaka, celaka, kota besar, tempat semua
orang yang mempunyai kapal di laut, telah menjadi kaya oleh barangnya yang
mahal, sebab dalam satu jam saja ia sudah binasa.”

Sebagai umat Allah yang masih ada dalam dunia kita tidak luput dari tekanan,
godaan, rayuan yang datang dari gaya hidup yang kita hidupi. Kita berhadapan
dengan sekularisasi, gaya hidup hedonisme, materialisme, relativisme dan
sebagainya. Bagaimana kita bisa bertahan dalam situasi dan tantangan tersebut?

Wahyu 17 berbicara mengenai Babel yang bebal akan dihancurkan, maka pasal 18
merupakan kumpulan seruan atau tangisan dan nyanyian celaka akan kehancuran
Babel. Semua keagungan dan kekuatan kota yang dahsyat itu dihancurkan Allah
hanya “satu jam saja” (ayat 19). Singkatnya penghancuran itu menunjukkan bahwa
hanya Allah saja yang sungguh-sungguh “kuat” bukan kuasa dunia mana pun.
Firman ini mengingatkan orang Kristen agar tidak menduniawi meski masih hidup
dalam dunia ini. Juga tidak putus asa karena konsekuensi tekanan terhadap sikap
memelihara kerohanian iman dan etika hidup Kristen. Kesadaran status kita yang
mulia yang Allah anugerahkan seharusnya mencegah kita kompromi dengan dunia.

Sebagai pengikut Kristus kita memang harus tinggal dalam dunia ini bahkan diutus
sebagai saksi-Nya. Maka dalam terang pemaparan eskatologis ini, panggilan kita
adalah hidup kudus dan bersukacita terus dalam kesucian dan kemuliaan Allah.
Ingat kita tidak bisa main-main dengan segala hal yang membuat kita jauh dari Allah.
(Wasiat)

Demikian renungan harian pada hari ini, mari kita bersatu di dalam doa : Ketika dunia
mengajak kami untuk menjauh dari-Mu, kiranya kami terus setia mengikuti-Mu dan
semakin dekat dengan-Mu hari demi hari, Amin.
Jemaat dan Simpatisan GKI K yang terkasih, tema renungan pada hari ini 19
Januari adalah Anda Jenuh Melayani ? Tenang, Yeremia juga

Pembacaan Alkitab pada hari ini diambil dari Yeremia 20:7-13

Dengan nats alkitab dari Yeremia 20:12 - Ya Tuhan Semesta Alam, yang menguji
orang benar, yang melihat batin dan hati

Nabi Tuhan pun manusia biasa yang juga mengalami kejenuhan, kegalauan,
perasaan gagal dalam menyampaikan kebenaran, mengalami kelelahan mental
menghadapi segala tantangan, hambatan, cercaan pihak luar, bahkan dari dalam diri
sendiri. Hal itu yang dialami Nabi Yeremia dalam perikop ini. Yeremia yang
ditugaskan Tuhan menyampaikan nubuatan bagi Kerajaan Israel Selatan (Yehuda)
yang akan diserahkan kepada Babel. Tentu bukan hal mudah menyampaikan berita
yang tidak populer dan menyakitkan telinga. Pasti banyak resistensi bahkan upaya
memberangus si pembawa berita. Namun di ayat 11, Yeremia mengalami
penyertaan TUHAN yang melindunginya. Tuhan merespon ungkapan hati dan
pengaduan Yeremia (ayat 12).

Maka dalam pelayanan yang Tuhan perkenan kita lakukan, dimanapun dan apapun
peran kita, yakinlah ada penyertaan Allah pada setiap tantangan. Tuhan melihat
motivasi pelayanan kita bahkan sampai ke dalam relung hati dan batin kita. Seperti
Yeremia di ayat 13, kita akan dimampukan "menyanyi dan memuji Tuhan karena Ia
melepaskan" - ingatlah bahwa Tuhan melihat hati. (SR)

Demikian renungan harian pada hari ini, mari kita bersatu di dalam doa : Ya Allah,
Engkau melihat jauh ke dalam batin kami. Selidiki dan murnikan motivasi pelayanan
kami dan pelihara semangatnya agar ketika dalam kesulitan dan kejenuhan, kami
dapat melaluinya. Amin.
Jemaat dan Simpatisan GKI K yang terkasih, tema renungan pada hari ini 20 Januari
adalah JANGAN PUTUS ASA

Pembacaan Alkitab pada hari ini diambil dari Yeremia 20:14-18

Dengan nats alkitab dari (Yeremia 20:18) Mengapakah aku keluar dari kandungan,
untuk melihat kesusahan dan kedukaan, sehingga hari-hariku berakhir dalam rasa
malu?

Pernahkah saudara mengalami putus asa? Sampai-sampai saudara


mempertanyakan tentang hidup dan ketidakadilan Tuhan. Pernahkah saudara
mengeluh dengan situasi yang sedang saudara hadapi?

Itulah gambaran yang dialami Nabi Yeremia dalam nas kita hari ini. Yeremia
mengalami pergumulan yang tidak mudah dalam menjalankan perannya sebagai
nabi Tuhan. Ia mengalami penolakan berkali-kali bahkan diancam dengan kekerasan
bila ia masih terus berbicara menyampaikan kebenaran firman Allah dengan setia.
Bahkan masalah bertambah karena Yeremia merasa Allah bungkam saat ia
mengadu kepada-Nya akan tekanan tersebut. Yeremia mengakui bahwa ia tak
kuasa menolak panggilan Tuhan. Dalam batinnya ada situasi serba salah. Ia ingin
meninggalkan pelayanan, hati nuraninya menderita (ayat 5). Setia terus melayani,
ancaman dan tekanan harus ia tanggung. Dalam situasi itu, nas hari ini
memperlihatkan bagaimana Yeremia berkeluh kesah. Namun, di tengah pergumulan
hidup yang berat, Yeremia melihat bahwa Tuhan sebenarnya tetap ada
menyertainya (ayat 11-13).

Kisah ini mengajarkan kita bahwa dalam setiap pergumulan hidup kita tidak boleh
putus asa. Meskipun berat, bukalah dialog dengan Tuhan. Kita mengeluh kepada
Tuhan dengan beban yang kita sedang hadapi. Dalam dialog dengan Tuhan, kita
percaya Ia akan memberikan kekuatan untuk kita menghadapinya (lih. Filipi 4:13).
Jangan putus asa, Tuhan ada bersama kita. (Wasiat)

Demikian renungan harian pada hari ini, mari kita bersatu di dalam doa : Terimakasih
Tuhan, karena Engkau senantiasa hadir, dan mendengar semua beban berat serta
pergumulanku. Terimakasih untuk kelegaan yang Kau beri, Amin.
Jemaat dan Simpatisan GKI K yang terkasih, tema renungan pada hari ini 22 Januari
adalah SUDAH LUNAS DIBAYAR

Pembacaan Alkitab pada hari ini diambil dari 1 Korintus 7:17-24

Dengan nats alkitab dari (1 Korintus 7:23) Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas
dibayar. Karena itu, janganlah menjadi hamba manusia.

Orang yang benar-benar ikut Kristus artinya ia akan berjalan di belakang Kristus.
Berjalan di belakang Kristus artinya ia belajar terus dari teladan Kristus. Dalam
hidupnya ia berupaya untuk semakin serupa dengan Kristus (imitatio Christi). Pesan
Paulus sangat keras kepada jemaat Korintus untuk tetap tinggal dalam keadaan
sebagaimana ketika mereka

pertama kali dipanggil. Paulus menekankan pentingnya perjalanan keintiman


dengan Tuhan yang tercermin pada perubahan perilaku kehidupan sehari-hari
sebagai pengikut Kristus. Paulus mengingatkan bahwa anugerah keselamatan yang
Kristus nyatakan begitu mahal. Itu terjadi melalui karya penebusan Kristus di kayu
salib. Karya anugerah Allah melalui Yesus Kristus dalam kuasa Roh Kudus itu
hendaknya direspons umat dengan syukur dalam bentuk persembahan diri kepada
Allah. Bagi Paulus, perubahan penampilan menjadi lebih ‘Kristen’ adalah perubahan
hidup itu sendiri. Bukan sekadar soal sunat atau tidak sunat. Anugerah Allah mesti
direspons dengan perubahan dalam cara hidup kita yang mau dituntun oleh Roh
Allah.

Mari kita belajar untuk menampilkan diri kita sebagai orang Kristen yang sudah
ditebus melalui karya penebusan Kristus yang mahal. Tampilan diri kita
menunjukkan sikap iman dan percaya kita. Bagaimana orang akan percaya dengan
apa yang kita percayai, jika hidup kita tidak seperti apa yang sedang kita imani?
(Wasiat)

Demikian renungan harian pada hari ini, mari kita bersatu di dalam doa : Mampukan kami
Tuhan, untuk tetap berjalan bersama-Mu, serta mau hidup dalam tuntunan-Mu hari
demi hari, Amin.
Kak Eko
(23-30)
Jemaat dan Simpatisan GKI K yang terkasih, tema renungan pada hari ini 23 Desember
adalah JANGAN KAGET

Pembacaan Alkitab pada hari ini diambil dari Yohanes 7:40-52

Dengan nats alkitab dari (Yoh. 7:43) Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak
karena Dia.

Melalui Youtube kita dapat menikmati beragam sajian video yang diunggah oleh pribadi dan
komunitas dari seluruh dunia. Banyak video yang informatif, inspiratif, dan edukatif. Namun,
banyak juga yang menyesatkan, memecah-belah, dan destruktif. Tidak jarang kita
menjumpai konten-konten yang menista kepercayaan yang berbeda. Termasuk juga yang
menjelekkan iman Kristen dan sosok Kristus. Bagaimana kita menyikapinya?

Penginjil Yohanes memperlihatkan bahwa karya kehadiran Yesus menghasilkan beragam


tanggapan. Ada yang menganggap Yesus sebagai nabi. Ada yang menduga Ia Mesias
dengan keraguan. Ada yang terang-terangan ingin menangkap Dia, tetapi tidak mampu. Ada
yang gelap mata membela Taurat, tetapi tidak memberlakukan Taurat dengan utuh. Intinya,
sejak semula ada pro dan kontra tentang Yesus Kristus. Lalu apa maknanya bagi kita saat
ini? Maknanya: jangan kaget jika kita menemui orang yang kontra dan menjelekkan Tuhan
Yesus.
Tanpa pertolongan Roh Kudus, orang memang tidak akan pernah percaya dan menerima
karya Kristus. Tentu, kita perlu menyimak sikap Nikodemus. Ia yang awalnya bertanya-tanya
tentang siapa Yesus, pada akhirnya berada di pihak Yesus dengan mengajukan
pembelaannya untuk Yesus. Kelihatannya Nikodemus telah mengerti apa arti dilahirkan
kembali. Dengan mantap Nikodemus memilih Kristus ketimbang suara rekan-rekannya yang
dipenuhi emosi negatif kepada Yesus. Jangan kaget! Roh Kudus ternyata telah
berkarya.(Wasiat)

Demikian renungan harian pada hari ini, mari kita bersatu di dalam doa : Ya Roh Kudus,
berkuasalah di dalam diriku supaya aku tidak ragu dan bimbang untuk mengimani dan
mengikut Kristus selamanya. Amin.

Jemaat dan Simpatisan GKI K yang terkasih, tema renungan pada hari ini 25 Desember
adalah BERGEMBIRA KARENA ALLAH MENYELAMATKAN

Pembacaan Alkitab pada hari ini diambil dari Lukas 1:46b-55

Dengan nats alkitab dari (Luk. 1:46b-47) “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira
karena Allah, Juruselamatku,

Walaupun judul perikop yang kita baca adalah “Nyanyian Pujian Maria”, kita dapat juga
memaknakan apa yang dikatakan Maria ini sebagai sebuah doa. Bahkan, kalau kita telisik,
inilah doa pertama yang dicatat dalam Injil-Injil. Isinya mirip dengan doa dari Hana, ketika
Allah mengaruniakan Samuel (1Sam. 2:1-10).

Lalu, apa yang istimewa dari doa Maria? Pertama sekali, doa Maria adalah tentang
pemuliaan Tuhan. Tuhan adalah Allah yang menyelamatkan. Ia memperhatikan orang yang
rendah. Ia penuh belas kasihan demi lestarinya kehidupan. Kedua, doa Maria adalah bentuk
ungkapan Syukur karena tindakan Tuhan. Tindakan-Nya yang mendidik dengan keras orang
yang tinggi hati. Tindakan-Nya yang membela orang miskin dan kekurangan. Tindakan-Nya
yang menepati janji-Nya kepada umat-Nya sejak dulu, sekarang, dan selamanya. Ketiga,
doa ini terucap karena Yesus Kristus yang ada dalam rahim Maria. Seluruh doa ini hendak
menegaskan betapa karya Allah yang hadir dalam hidup Maria, akan dinyatakan juga bagi
dunia melalui diri Kristus.

Membaca doa bunda dari Kristus dalam perayaan kelahiran Kristus membuat kita mengingat
arti Natal yang sesungguhnya, yaitu: pernyataan belas kasihan Allah bagi kita yang
membutuhkan Juru selamat. Berbahagialah kita yang butuh pertolongan Tuhan, yang
dianggap rendah, dan miskin. Berbahagialah kita yang menantikan janji Tuhan digenapi. Kita
memuliakan Tuhan dan bergembira karena Allah, Juru selamat kita lahir. Selamat
Natal!(Wasiat)

Demikian renungan harian pada hari ini, mari kita bersatu di dalam doa : Terima kasih, ya
Allah, aku dipedulikan dan diselamatkan melalui kehadiran Kristus, Anak-Mu. Amin.

Jemaat dan Simpatisan GKI K yang terkasih, tema renungan pada hari ini 26 Desember
adalah BERBALIK DARI TINGKAH LANGKAH DAN PERBUATAN YANG JAHAT

Pembacaan Alkitab pada hari ini diambil dari Yeremia 26: 1-9;12-15

Dengan nats alkitab dari Yeremia 26: 3 Mungkin mereka mau mendengarkan dan
masing-masing mau berbalik dari tingkah langkahnya yang jahat, sehingga Aku menyesal
akan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka oleh karena perbuatan-perbuata
mereka yang jahat.

Setiap kita pasti pernah melihat salah satu tanda lalu lintas yang berbentuk U turn,tanda lalu
lintas tersebut merupakan tanda untuk berbalik atau putar balik arah. Ada ragam alasan
para pengendara kendaraan bermotor melakukan putar balik arah. Salah satu tujuan dari
adanya tanda U turn tersebut adalah untuk mengubah arah perjalanannya.

Kita yang percaya kepada Tuhan dapat mengubah arah perjalanan hidup. Ketika perjalanan
hidup kita sudah menjauh dari Tuhan, kita dapat mengubah perjalanan hidupnya menjadi
semakin dekat kepada Tuhan. Ketika kita menjauh dari Tuhan yaitu “tidak mau
mendengarkan TUHAN, tidak mau mengikuti Taurat-Nya, tidak mau mendengarkan
perkataan hamba-hamba-Ku,” kita segera mengubah arah kehidupan kita menjadi dekat
kepada Tuhan.

Tuhan akan memberi teguran bagi umat-Nya yang tidak mengubah tingkah langkah dan
perbuatan yang jahat. Namun, Tuhan akan menyesal bagi umat-Nya yang mengubah
tingkah langkah dan perbuatan yang jahat. Bertobat adalah panggilan hidup kita sebagai
orang yang beriman. Tuhan mengutus kita ke dunia untuk mengajak orang-orang di sekitar
untuk bertobat, paling tidak dimulai dari keluarga kita masing-masing. (HS)
Demikian renungan harian pada hari ini, mari kita bersatu di dalam doa : Ya, Tuhan Yesus,
Juruselamat kami, ampunilah segala dosa kami. Tuntunlah kami agar hidup kami sesuai
dengan kehendakMu.

Jemaat dan Simpatisan GKI K yang terkasih, tema renungan pada hari ini 27 Desember
adalah TUHAN MENJAGA LANGKAH KAKI KITA

Pembacaan Alkitab pada hari ini diambil dari 1 Samuel 2:1-10

Dengan nats alkitab dari (1Sam. 2:9) Langkah kaki orang-orang yang dikasihi-Nya
dilindungi-Nya, tetapi orang-orang fasik akan mati binasa dalam kegelapan, sebab bukan
oleh karena kekuatannya sendiri seseorang berkuasa.

Mengenali apa yang sudah Tuhan lakukan dalam setiap peristiwa dan pengalaman hidup
yang telah lewat adalah latihan spiritual yang sehat. Ada yang menuliskannya dalam buku
harian. Ada yang mengunggahnya melalui status di akun media sosial lengkap dengan
foto-foto. Atau ada juga yang menyimpannya secara pribadi dalam pikiran dan batin. Setiap
pengalaman itu mengingatkan kita untuk selalu rendah hati dan bersyukur.

Hana berbagi pengalaman imannya pada kita melalui doanya yang kita baca hari ini. Hana
bergembira karena pertolongan Tuhan. Hanya dalam Tuhan saja Hana menemukan
perlindungan yang utuh. Melalui doanya, Hana bersaksi bahwa tidak ada yang tersembunyi
bagi Tuhan. Ia menyimak kelakuan umat-Nya dan peduli kepada yang lemah. Tuhan
menghendaki umat-Nya mengalami kehidupan yang bermakna. Umat yang merindukan
perubahan dibarui-Nya. Sebagai Pencipta yang penuh kasih, Tuhan membimbing, membela,
dan menguatkan. Perjalanan hidup Hana memang tidak selalu baik-baik saja. Namun, Hana
tahu, ia ada dalam pemeliharaan Tuhan yang amat baik.

Jika tahun ini seumpama sebuah perjalanan, kita hamper tiba di akhir. Ingatlah betapa
Tuhan sudah menjaga Langkah kaki kita, umat yang dikasihi-Nya. Kita percaya bahwa
pemeliharaan-Nya setia menuntun, sehingga kita tidak akan terjebak dalam kefasikan,
kegelapan, dan kebinasaan.(Wasiat)

Demikian renungan harian pada hari ini, mari kita bersatu di dalam doa : Terima kasih Tuhan
karena aku dikasihi, dijaga, dan dipelihara oleh kasih dan kebajikan-Mu. Amin.
Jemaat dan Simpatisan GKI K yang terkasih, tema renungan pada hari ini 28 Desember
adalah PUJILAH TUHAN

Pembacaan Alkitab pada hari ini diambil dari Mazmur 148

Dengan nats alkitab dari (Mzm. 148:5) Baiklah semuanya memuji nama TUHAN, sebab Dia
memberi perintah dan semuanya tercipta.

Seorang yang berasal dari desa primitif diajak menginap di hotel. Dia amat kagum dengan
keran air. Tinggal putar air mengalir. Keluar dari hotel dia mencopot keran itu. Dia mau bawa
ke desanya supaya bisa ditempel di dinding rumahnya dan menikmati air mengalir. Orang ini
sudah gagal paham tentang arti “sarana” dan “sumber”.

Pemazmur mengajak kita mengingat bahwa ciptaan harus menyembah dan memuji Sang
Pencipta. Ciptaan tidak boleh disembah dan diagungkan. Siklus peredaran matahari, bulan,
dan bintang memang digunakan untuk menunjukkan hari, bulan, dan tahun. Melampaui
semua itu, umat harus mengarahkan hati pada Tuhan yang berkuasa di sepanjang waktu
dan zaman. Samudra, cuaca, gunung, bukit, pohon buah, pohon aras, binatang-binatang,
memang berguna menyokong manusia dalam membangun kehidupan dan kebudayaan.
Melampaui semua itu, umat harus menghayati mereka sebagai bentuk-bentuk dari
pemeliharaan Allah. Raja-raja, taruna, anak dara, orangtua, orang muda adalah
elemen-elemen terwujudnya komunitas dan generasi. Namun, melampaui semua itu,
Tuhanlah yang memberi hidup dan kemampuan.

Kita mesti waspada untuk tidak mempertuhankan apa yang bukan Tuhan. Waktu, sumber
daya alam, benda-benda, orang-orang di sekitar kita, semua ada dalam kendali Tuhan.
Jangan sampai itu semua membuat kita lupa kepada Tuhan dan mengabaikan kehendak
kasih-Nya. Dialah sumber kehidupan kita. Bukan yang lain.(Wasiat)

Demikian renungan harian pada hari ini, mari kita bersatu di dalam doa : Ya Tuhan,
Engkaulah sumber hidupku. Terpujilah nama-Mu selamanya. Amin.

Jemaat dan Simpatisan GKI K yang terkasih, tema renungan pada hari ini 29 Desember
adalah MENJADI SAUDARA YESUS

Pembacaan Alkitab pada hari ini diambil dari Matius 12:46-50


Dengan nats alkitab dari (Mat. 12:50) “Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku
di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.”

Ada peribahasa “darah lebih kental dari air”. Maknanya: hubungan darah dalam keluarga
lebih kuat daripada orang yang tidak sedarah seperti teman atau orang lain. Ini menjadi
kenyataan pada banyak budaya di dunia dan tidak keliru. Namun, ada juga peribahasa
lainnya yang mengatakan “darah perjanjian lebih kental dari air ketuban”. Peribahasa ini
hendak mengatakan bahwa makna dari “kedekatan” dapat meluas jika alasan menjadi dekat
itu lebih universal lagi sifatnya.

Bagi Yesus, yang disebut keluarga itu ternyata tidak sesempit hubungan darah semata.
Dalam hubungan dengan Allah yang dipanggil Bapa oleh Yesus, setiap orang yang percaya
dan melakukan kehendak Allah, Sang Bapa, adalah bagian dari keluarga Yesus juga. Bukan
berarti Yesus bersikap kasar terhadap anggota keluarga-Nya, melainkan Yesus hendak
mengajar murid-murid-Nya bahwa relasi dengan Allah harus mengawali dan menjadi dasar
relasi dengan anggota keluarga.

Di tengah budaya di mana kesukuan dan kekerabatan satu keturunan atau marga begitu
mendominasi dan cenderung jatuh kepada bahaya mementingkan kelompok tertentu saja,
sikap Yesus ini menjadi cara pandang yang mencerahkan. Komunitas dibangun dengan
setara dan akrab. Kesediaan memberlakukan kehendak Allah telah menjadi jembatan yang
memperkuat jalinan penerimaan kepada orang yang selama ini dianggap jauh, bahkan
berbeda. Kehendak Allah saja yang harus menjadi subjek yang mempersatukan, bukan
kehendak diri.(Wasiat)

Demikian renungan harian pada hari ini, mari kita bersatu di dalam doa : Terima kasih
Kristus sebab aku diterima menjadi saudara-Mu. Amin.

Jemaat dan Simpatisan GKI K yang terkasih, tema renungan pada hari ini 30 Desember
adalah DATANG KEPADA HIKMAT

Pembacaan Alkitab pada hari ini diambil dari Amsal 9:1-12

Dengan nats alkitab dari (Ams. 9:10) Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan
mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.
Kecerdasan logika perlu, tetapi kecerdasan hati nurani pun penting. Tuhan mengaruniakan
kita kebebasan untuk memilih. Namun, setiap pilihan memiliki akibat. Awal yang baik sangat
menentukan tujuan akhir. Apa yang terjadi dengan kita di akhir tahun ini biasanya terkait erat
dengan apa yang kita mulai di awal tahun lalu. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk
memilah dan memilih dengan tepat karena hikmat.

Dalam teks Alkitab hari ini, kita menjumpai upaya penulis Amsal menggambarkan hikmat
kebijaksanaan dalam wujud seseorang yang memiliki rumah kokoh dan tengah mengadakan
pesta. Ia mengundang orang yang mau belajar tentang hikmat untuk datang menikmati
jamuannya. Tersedia hadiah berupa pengetahuan, umur panjang, dan kebijaksanaan.
Penegasan yang penting tentang mendapatkan hikmat dijelaskan juga, yaitu bahwa untuk
menjadi bijaksana, orang harus mempunyai rasa hormat dan takut kepada Tuhan. Jika
orang mau mengenal Tuhan, orang itu akan mendapatkan pengertian.

Makin bertambah usia, makin kita harus bertambah dalam hikmat dan pengertian. Orang
yang takut kepada Tuhan adalah orang yang rendah hati. Dalam kerendahan hati, orang
mudah belajar. Menutup tahun dan menyongsong tahun baru, kita semua mendapat
kesempatan untuk makin berhikmat. Ingat bahwa hikmat dari Tuhan selalu tersedia bagi kita
untuk didapatkan. Jangan memilih kebodohan!(Wasiat)

Demikian renungan harian pada hari ini, mari kita bersatu di dalam doa : Ya Tuhan, aku mau
menerima undangan hikmat suci-Mu. Amin.

Anda mungkin juga menyukai