Damang/Dainang di bagasan Kristus Jesus, Psalm bindu 66 on ima songon
hata hamauliateon na manggombarhon las ni roha siala pangurupion ni tuhan. Ia
psalmen on digurithon raja hizkia andorang so habuangan ala dapotan hamonangan ibana sian bangso na asing na naeng mangambati invaso asyur. Hatiha i parsidohot do parpsalmen marporang laho manaluhon asyur. Buku panurirang ini Jesaya bindu 36-37. Dijalo parpsalmen on do huaso ni tuhan dohot bangso na niuluhon nasida. Na marningot do parpsalmen di hahomion ni debata na binaen mangurupi langkana jala mamboan bangso israel haruar sian habuangan. Debata, ima debata na satia ditingki bangso na jumpa mangadopi hamaolom. Sian ni do mula ni parpsalmen manogihon hita asa tongtong mamuji debata ala huaso na na tuk paluahon. Buku psalmen on ima songon hataridaon las ni roha nadipukka marhite pujian tu debata na marsiala ma i di balga ni pambahennan ni debata tu bangso na. Inti ni buku psalmen 66 on ima pujian ala pangurupion ni debata tu bangsona. Hatorangan ni Turpuk Amang/Inang yang terkasih didalam nama Tuhan Yesus Kristus, Dalam buku Mazmur ini kita diajak untuk menyanyikan nyanyian syukur kepada Tuhan bahwa begitu besar perbuatanNya kepada seluruh bumi. Sehingga kita harus memazmurkan kemuliaanNya dan memuliakan dengan puji-pujian. Inilah yang ingin dipertegas pemazmur pada saat ini, bagaimana kita untuk memuliakan dan memuji kebesaran Tuhan dalam hidup kita. Damang/Dainang na dibagasan Kristus Jesus, Terdapat hal-hal penting mengapa kita selaku orang-orang percaya harus senantiasa memuji dan memuliakan Tuhan: 1. “Ajakan untuk Memuji Tuhan” (ay. 1-4) Hal pertama yang ingin dipertegas pemazmur untuk kita semua Amang/Inang, yaitu untuk memuliakan dan memuji kebesaran Tuhan adalah dengan “pengakuan” akan perbuatan dan kekuatan Tuhan. Ada pengakuan dari diri kita yang langsung kita sampaikan kepada Allah. Pada ayat 3 ini pemazmur ingin menekankan pengakuan yang harus kita sampaikan kepada Allah. 2. “Pujian kepada Allah oleh Bangsa-bangsa di Bumi” (ay. 5-9) Dalam Mazmur ini kita diajak untuk menyanyikan nyanyian syukur kepada Tuhan bahwa begitu besar perbuatanNya kepada seluruh bumi. Sehingga kita harus memazmurkan kemuliaanNya dan memuliakan dengan puji-pujian. Inilah yang ingin dipertegas pemazmur pada saat ini, bagaimana kita untuk memuliakan dan memuji kebesaran Tuhan dalam hidup kita. Terdapat hal-hal penting mengapa kita selaku orang-orang percaya harus senantiasa memuji dan memuliakan Tuhan: Hal pertama yang ingin dipertegas pemazmur untuk memuliakan dan memuji kebesaran Tuhan adalah dengan “pengakuan” akan perbuatan dan kekuatan Tuhan (ayat 1-4). Ada pengakuan dari diri kita yang langsung kita sampaikan kepada Allah. Pada ayat 3 ini pemazmur ingin menekankan pengakuan kita setiap manusia akan kebesaran dan kekuatan Allah tersebut. Hal kedua, Pujian kepada Allah oleh Bangsa-bangsa di Bumi (ay. 5-9). Dalam konteks sesudah pembuangan, ketika mereka telah kembali ke Israel, pemazmur kembali mengajak segenap umat Israel untuk mengingat kembali setiap perbuatan-perbuatan Allah pada masa awal pembentukan mereka menjadi umat pilihan Allah (Keluaran 4:22)(Ulangan 14:2). Tidak jarang bahwa kemustahilan telah dimungkinkan menjadi sesuatu nyata oleh kedahsyatan kuasa Allah. Allah yang telah menebus umat Israel dari tanah perbudakan di Mesir, menggiring mereka dengan setia sepanjang di perjalanan. Memori mereka teringat kepada suatu peristiwa yang besar, ketika Allah menyelamatkan mereka dari kejaran Firaun dan bala tentaranya. Dengan cara, Allah mengeringkan Laut Merah (Teberau). Di ayat 7: Dengan tegas mengatakan bahwa tidak ada ruang bagi pemberontak-pemberontak di dalam dunia ini. Sehingga tidaklah lebih besar dan kuat pemberontak2 tersebut ketimbang kuasa Allah itu sendiri. Karena Allah yang tak berujung itu memerintah bukan semata hanya kepada umat Allah (molo di hata Heber: Am Yahweh) tetapi Ia adalah juga Allah yang menjadi Raja yang mengawasi seluruh bangsa-bangsa (molo di hata Heber: Goyim) di bumi ini. Semakin kita bersukacita melihat perbuatan Tuhan maka kita pun semakin bersukacita dalam sukacita itu. Pemazmur mengajak kita untuk merenungkan kehidupan kita sudahkah kita menjadi orang-orang yang mengenal perbuatan Tuhan? Yang mengenal perbuatan Tuhan adalah orang-orang yang “memuliakan Tuhan” baik itu dalam hubungan langsung dengan Allah maupun dalam hubungan dengan sesamanya. Sikap memuliakan Tuhan adalah tanda dari pengenalan akan kuasa Tuhan, sebab hanya Allah saja yang mempunyai hak untuk dimuliakan, Daud mengatakan “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala menceritakan pekerjaan tanganNya” (Mzm. 19:2). Ketika kita memuliakan Tuhan, maka pada saat yang bersamaan kita sedang menerima kuasa Tuhan, kita menyerahkan hidup menjadi kemuliaan Tuhan, maka kita sedang memperlihatkan Allah sedang berbuat dan bekerja dalam hidup kita. Dalam Amsal 3:6 dikatakan “Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu”. Kemuliaan Allah nyata dalam kehidupan ini dari segala sesuatu yang diciptakanNya terlebih kepada kita manusia, melalui Yesus Kristus kemuliaanNya semakin nyata. Sehingga tidak ada sanggahan lagi untuk kita mengatakan tidak mengenal dan melihat kemuliaan Allah. Menjadi pergumulan kita adalah apakah kita mengakuinya dalam setiap perilaku kita? Memuliakan Tuhan tidak cukup hanya kata-kata pujian kepada Tuhan saja, namun harus nyata juga dalam perilaku kita. Dalam Efesus 5:19 dikatakan “berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati”. Pujian yang menjadi kemuliaan bagi Allah juga harus terlihat dalam hubungan kita dengan sesama. Amen, Martangiang ma hita…