EL-ELOHE YISRAEL
Kejadian 33 : 20
“Ia mendirikan mezbah di situ dan dinamainya itu: "Allah Israel ialah Allah.”
El-Elohe Yisrael ( אֱֹלהֵי יִׂש ְָראֵל (אֵלadalah ungkapan Ibrani dalam Kej.33:20, yang berarti:
ALLAH ISRAEL IALAH ALLAH. Saat membaca satu ayat itu, terlintas bahwa inilah “happy ending”
dari kisah hidup dua saudara kembar, yakni Esau dan Yakub. Esensi dari nama/gelar dalam
konteks peristiwa yang mengikutinya, dapat dibaca seluruh pasal 27-33. Dalam kisah ini,
dinyatakan 4 (empat) berkat El – Elohe Yisrael:
Dalam kisah ini, terjadi pertentangan antara Esau dan Yakub mengenai berkat
kesulungan tersebut. Apakah benar Yakublah yang telah mencuri berkat kesulungan itu?
Apakah tindakan Tuhan ini tidak menyalahi suatu tradisi? Untuk menjawab pertanyaan ini,
kita dapat membandingkan peristiwa ini dengan apa yang terjadi pada saat Samuel
mengurapi anak Isai. Tuhan berpesan kepadanya agar ia jangan melihat apa yang dilihat
manusia, karena Tuhan melihat hati. Walaupun kakak-kakak Daud memilki perawakan yang
lebih baik dan kelihatannya lebih pantas menjadi raja, tetapi Tuhan memilih Daud. Sama
dengan persoalan ini, walaupun secara tradisi Esaulah yang berhak menerima berkat
kesulungan itu, ia tidak menerimanya, karena sayangnya ia tidak menganggap hak
kesulungan sebagai hal yang berharga. Sebenarnya Esaulah yang menjual hak kesulungannya
kepada Yakub dengan masakan kacang merah (Kej. 25:19-34). Dalam pertentangan itu Yakub
bisa saja protes karena pada kenyataanya hak kesulungan itu sudah dijual kepadanya, tapi ia
memilih untuk diam. Yakub tahu bahwa Tuhan sanggup membelanya.
Kalau kita, sebagai orang Kristen, menganggap kelahiran kita dalam Kristus bukanlah
suatu hal yang berharga, hati-hati! Harga pembelaan Tuhan itu tidak main-main. Kita sudah
ditebus bukan dengan barang yang fana, melainkan dengan darah yang mahal (1Pet. 1:18-
19). Iblis akan selalu membuat konfrontasi dengan kita, namun sebagai Israel rohani Tuhan
akan terus membela kita dengan menegakkan nama-Nya.