Anda di halaman 1dari 2

RINGKASAN KHOTBAH IBADAH MINGGU PAGI 12 MARET 2023

Pengkhotbah: Ps. Sem Kolma Lassa

EL-ELOHE YISRAEL
Kejadian 33 : 20
“Ia mendirikan mezbah di situ dan dinamainya itu: "Allah Israel ialah Allah.”

El-Elohe Yisrael (‫ אֱֹלהֵי יִׂש ְָראֵל (אֵל‬adalah ungkapan Ibrani dalam Kej.33:20, yang berarti:
ALLAH ISRAEL IALAH ALLAH. Saat membaca satu ayat itu, terlintas bahwa inilah “happy ending”
dari kisah hidup dua saudara kembar, yakni Esau dan Yakub. Esensi dari nama/gelar dalam
konteks peristiwa yang mengikutinya, dapat dibaca seluruh pasal 27-33. Dalam kisah ini,
dinyatakan 4 (empat) berkat El – Elohe Yisrael:

A. BERKAT HAK KESULUNGAN ISRAEL (Kej. 27:1-40)


Dalam tradisi Timur Tengah, anak laki-laki pertama dari suatu keluarga yang sudah
dianggap dewasa berhak menerima otoritas dalam keluarga itu pada saat orang tuanya
sudah menjadi tua. Akan tetapi, dalam peristiwa ini, bukanya Esau sebagai anak sulung yang
menerima berkat kesulungan tersebut, melainkan Yakub. Yakub memiliki suatu perolehan
yang istimewa, bahkan pada cerita selanjutnya Yakub diganti namanya menjadi Israel.
Bagaimana mungkin Yakub menjadi orang yang menerima berkat kesulungan? Tuhan
sanggup dan mampu melihat kedalaman hati seseorang. Memang secara tradisi Esau-lah
yang seharusnya mendapat hak kesulungan, tetapi Tuhan memilih dan mempersiapkan
Yakub.
Tuhan juga telah melakukan hal yang luar bisa dan ajaib dalam kehidupan kita sebagai
orang Kristen. Kita yang tadinya kafir dan tidak diperhitungkan, kemudian diangkat menjadi
anak-anak Allah, yaitu Israel rohani yang berhak mendapatkan warisan-warisan Ilahi (Gal.4:5-
7; Rm.8:15-17; 1Yoh.3:1-2; Flp.3:20-21).

B. BERKAT PEMBELAAN (Kej. 27:41-28:22)

Dalam kisah ini, terjadi pertentangan antara Esau dan Yakub mengenai berkat
kesulungan tersebut. Apakah benar Yakublah yang telah mencuri berkat kesulungan itu?
Apakah tindakan Tuhan ini tidak menyalahi suatu tradisi? Untuk menjawab pertanyaan ini,
kita dapat membandingkan peristiwa ini dengan apa yang terjadi pada saat Samuel
mengurapi anak Isai. Tuhan berpesan kepadanya agar ia jangan melihat apa yang dilihat
manusia, karena Tuhan melihat hati. Walaupun kakak-kakak Daud memilki perawakan yang
lebih baik dan kelihatannya lebih pantas menjadi raja, tetapi Tuhan memilih Daud. Sama
dengan persoalan ini, walaupun secara tradisi Esaulah yang berhak menerima berkat
kesulungan itu, ia tidak menerimanya, karena sayangnya ia tidak menganggap hak
kesulungan sebagai hal yang berharga. Sebenarnya Esaulah yang menjual hak kesulungannya
kepada Yakub dengan masakan kacang merah (Kej. 25:19-34). Dalam pertentangan itu Yakub
bisa saja protes karena pada kenyataanya hak kesulungan itu sudah dijual kepadanya, tapi ia
memilih untuk diam. Yakub tahu bahwa Tuhan sanggup membelanya.
Kalau kita, sebagai orang Kristen, menganggap kelahiran kita dalam Kristus bukanlah
suatu hal yang berharga, hati-hati! Harga pembelaan Tuhan itu tidak main-main. Kita sudah
ditebus bukan dengan barang yang fana, melainkan dengan darah yang mahal (1Pet. 1:18-
19). Iblis akan selalu membuat konfrontasi dengan kita, namun sebagai Israel rohani Tuhan
akan terus membela kita dengan menegakkan nama-Nya.

C. BERKAT PENYERTAAN TUHAN DI MANA SAJA (Kej. 29:1-31:55)


Setelah melarikan diri dari Esau, Yakub kemudian pergi kepada Laban. Tetapi di tempat
itu ia berkali-kali dicurangi. Pada saat Yakub menginginkan Rahel, setelah bekerja selama
tujuh tahun Laban malah memberikan Lea, sehingga ia harus bekerja tujuh tahun lagi untuk
mendapatkan Rahel. Yakub pun bekerja dengan sangat keras, bahkan menanggung segala
kerugian. Ia bekerja selama enam tahun untuk mendapat ternak, dan upahnya sudah sepuluh
kali diubah (Kej. 31:38-41). Walaupun demikian, semakin Yakub dicurangi, semakin ia
diberkati oleh Tuhan. Tuhan selalu menyertai Yakub.
Saat berkat sebagai anak Allah kita terima, maka Tuhan akan terus menyertai kita
sebagai anak-Nya, sebagaimana Bapa sayang kepada anak-Nya (Yer.29:11; Ul.32:10-11;
Mat.7:7-11).

D. BERKAT DAMAI SEJAHTERA (Kej. 32:1-33:20)


Dalam pertentangan yang panjang ini, Yakub tetap ingat kepada kakaknya yang sudah
memusuhinya. Yakub ingin hidup dengan damai. Ia bergumul dengan Allah, dan ia berkata:
“Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.” Kemudian Yakub
pergi untuk mengadakan perdamaian dengan Esau. Ia ingin seluruh keluarganya hidup dalam
damai dan Tuhan mengabulkan permohonannya.
Orang kristen seharusnya “tidak tenang” kalau ada orang yang memusuhinya.
Seharusnya tidak ada persoalan dan dendam yang terus kita pelihara. Kita harus memiliki
perspektif hidup untuk berdamai dengan siapa saja. Ibr. 12:14 “Jagalah supaya jangan ada
seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang
menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang. ”

Milikilah berkat EL – ELOHE YISRAEL! Amin. (SEML)

Anda mungkin juga menyukai