Anda di halaman 1dari 4

KHOTBAH MINGGU 1 - 7 Mei 2022

Tema : “Pelayanan Yang Berfokus Kepada Tuhan”

1 Raja-Raja 19:9-18

Saudara-saudara yang diberkati Tuhan,

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Allah Bapa,


Anak dan Roh Kudus yang senantiasa memelihara dan memberkati
kita semua. Pelayanan GMIM terus bergerak maju dan bertumbuh
karena pemilik gereja adalah Tuhan. Kita diberi peran untuk
pelayanan yang berfokus kepada Tuhan. Dengan kata lain bila sudah
berfokus pada Tuhan maka dengan sendiri hal-hal lainpun pasti
terlaksana sekalipun gereja sering diombang-ambing oleh rupa-rupa
pengajaran yang menyesatkan namun gereja tetap berdiri kokoh
karena yang empunya gereja adalah Tuhan. Walaupun disadari
bahwa sering kita mengalami pergumulan, tantangan dan ancaman
yang datang namun bila berfokus pada apa yang TUHAN mau
kerjakan atas hidup kita maka pergumulan tersebut dapat diatasi.
Jangan kita terlalu sibuk mengerjakan tugas kita sendiri ketimbang
memilih duduk dekat kaki TUHAN, mencari apa yang menjadi isi hati-
Nya.

Saudara-saudara yang diberkati Tuhan

Bacaan kita minggu ini terdapat 1 Raja-Raja 19:9-18


dilatarbelakangi dengan menceritakan keberadaan dan peran nabi-
nabi Tuhan, sebagai juru bicara Allah yang berani. Mereka
memperingatkan raja dan bangsa Israel supaya tidak menyembah
berhala dan tidak meremehkan perintah-perintah Allah. Yang
menonjol ialah Nabi Elia (Arti namanya: Tuhanlah Allahku) dan
kisahnya sebagai nabi yang gagah berani di kerajaan Israel Utara
yang berpuncak pada pertarungannya dengan 450 nabi Baal. Khusus
kitab 1 Rajaraja 19:9-18, yang tidak bisa dipisahkan dari ayat 1-8,
menceritakan tentang pertemuan Elia dengan Allah di gunung Horeb.
Horeb adalah nama lain dari Sinai, gunung Allah, tempat Allah
berbicara dengan Musa. Sejak awal Nabi Elia sudah tampil sebagai
nabi yang tanpa takut, dengan tindak tanduknya yang cemerlang
disertai banyak mujizat. Tetapi tantangan dan ancaman yang sulit dari
Raja Ahab dan isterinya Izebel, membuat ia gagal fokus, merasa takut,
kecil hati dan hampir putus asa dan berharap lebih baik mati. Ay.9-14
menceritakan tentang pertemuan dan percakapan Elia dan TUHAN di
gunung Horeb, dimana Tuhan Allah ingin mengetahui kwalitas
pelayanan Elia dan Elia membela diri dengan mengungkapkan suara
hatinya bahwa segala yang terbaik telah dilakukannya dalam
kesempurnaan. Disamping itu, Elia merasa bahwa hanya dirinya saja
yang menyembah Tuhan, padahal masih ada yang lain yang
menyembah Tuhan. Pertanyaan Tuhan kepada Elia adalah sebuah
koreksi bagi Elia untuk tidak membanggakan diri dan sadar bahwa
keberhasilannya adalah anugerah Tuhan. Tuhan tetap memperhatikan
dia, dengan memeliharanya dan memberi makan serta berbagai
keperluan penting dalam hidupnya. Mungkin saja Elia mulai gagal
fokus, oleh karena mulai membanggakan diri dengan pelayanannya.
Tetapi Tuhan bertanya kembali, supaya Elia sadar bahwa kerja
pelayanannya adalah milik Tuhan dan Tuhan tidak pernah
meninggalkan dia. Kesadaran pada panggilan Tuhan harusnya
membuat Elia fokus kepada Tuhan, bukan menjadikan dirinya populis
dan merasa kuat dalam kerja pelayanannya. TUHAN hadir dengan
berfirman dan memberikan semangat serta memperkuat iman Elia
yang sedang merasa sendiri dan sepi membuatnya depresi. Di
Gunung Horeb Allah memanggil Elia untuk menyaksikan peristiwa
alam, yaitu angin besar, gempa bumi, dan api, tetapi Tuhan tidak ada
di dalam semua peristiwa itu. Dengan peristiwa alam itu, Elia
diingatkan untuk kembali pada pelayanan yang dimaksudkan Tuhan
dan mengikuti perintah-Nya serta fokus pada pelayanan yang
disiapkan Tuhan baginya, yaitu: mengurapi Hazael sebagai Raja Siria
(Aram), mengurapi Raja Israel yang baru, yaitu Yehu putra Nimsi dan
mengangkat penggantinya, Elisa putra Safat. Pelayanan yang Tuhan
kehendaki dari Elia, tetapi juga tiga orang tokoh ini, sekalipun
berbeda tugas dan wataknya, akan menyatu dalam merendahkan dan
mempermalukan keturunan Ahab serta memberitakan firman Allah
kepada kaum sisa yang benar (7000 orang). Pengurapan Elia bagi
ketiga tokoh di atas adalah sebuah proses regenerasi yang diberkati
oleh Tuhan dan Tuhan yang memilih dan menetapkan, Tuhan juga
yang memproteksi orang piihanNya. Bagian ini juga merupakan
penghiburan bagi Elia dan menunjukkan bahwa Allah tidak akan
membiarkan terus menerus dosa Ahab dan Izebel. Kata ‘Aku’ dalam
ay 18 menunjukkan bahwa adanya sisa yang setia (7000 orang)
kepada Tuhan merupakan pekerjaan Allah sendiri dan untuk
menunjukkan bahwa pelayanan Elia tidak sia-sia. Angka “tujuh”
melambangkan kesempurnaan. Meskipun tujuh ribu bukan jumlah
yang besar, Elia diyakinkan bahwa ia tidaklah sendirian dalam
mengimani Allah.

Saudara-saudara yang diberkati Tuhan

Sebagai gereja dan kita semua yang percaya terpanggil untuk


melayani Tuhan dan pekerjaan pelayanan yang kita lakukan adalah
milik Tuhan. Jika kesadaran ini selalu ada, maka kita tidak akan
menjadikan diri sebagai kebanggan dalam pelayanan, yang dapat
membuat kita mencuri kemuliaan Tuhan. Sebagai seorang pelayan
Tuhan, hendaklah kita melakukan kerja pelayanan seperti yang Tuhan
mau, jangan mudah putus asa, menyerah pada keadaan atau hanya
memikirkan diri sendiri. Fokuskan pelayanan kita kepada Tuhan,
dengan melayani Tuhan secara baik dan benar, rendah hati, tulus hati,
bersukacita dan tetap menjadi berkat. Ketika Tuhan memilih kita,
Tuhan pasti menyertai, menguatkan dan menopang di setiap aras
hidup, karya dan pelayanan kita. Fokus kepada Tuhan membuat
orang tidak memikirkan diri sendiri dan tidak menjadikan dirinya
menjadi alamat kekaguman, sehingga orang lain hanya memandang
dia dan tidak lagi memandang kepada Tuhan. Marilah kita fokus
dalam pelayanan kepada Tuhan maka berkat akan ditambahkan terus
kepada kita. Amin.
Bahan Bacaan:

1. Alkitab Edisi Studi.


2. MTPJ dan RHK disadur dalam bahasa Khotbah.
3. Tafsiran Kitab 1 dan 2 Raja-raja.

Selamat melayani.

Salam dari saya Pdt DR Djoli Sondakh.

Anda mungkin juga menyukai