1. Bagaimana caranya agar pelayanan tetap berfokus pada Tuhan menurut 1 Raja-raja 19:9-18?
Elia adalah seorang nabi besar yang dikasihi Tuhan. la hidup menurut kehendak Tuhan, bahkan Elia tak
mengalami kematian tubuh di bumi karena la diangkat Tuhan dalam keadaan hidup. Apa yang kurang
darinya? Dalam pemahaman logis dunia, kita pasti akan menyimpulkan bahwa hidup Elia pasti baik-baik saja
dan selalu aman. "Kan Tuhan dekat dengan Elia!" Tapi ternyata tidak demikian! Dalam cerita Alkitab ini
disebutkan bahwa Elia telah habis habisan melakukan apa yang terbaik, yang benar. Di luar harapannya,
hasilnya di luar perkiraan. Elia berjuang untuk menyadarkan bangsa Israel dari perbuatan mereka yang salah
yaitu menyembah nabi-nabi Baal. Akan tetapi justru hal itu membuat Izebel-Ratu Israel pada waktu itu marah
luar biasa. Maka ia pun diancam untuk dibunuh.
Sikap Elia sebagai seorang nabi diuji di sini. Dalam pengejaran ia mengalami ketakutan yang luar biasa, 40
hari 40 malam ia berjalan sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb. Suatu saat dalam perjalanan meminta
Tuhan mengambil nyawanya karena ia tidak sanggup menghadap kenyataan. Tapi ia tetap setia. Maka Elia
bertemu dengan Tuhan di gunung Horeb. Keadaan Elia kalau dibahasakan saat ini mungkin tepat disebut
depresi. la mengalami depresi karena tekanan yang begitu berat terhadap fisik tapi juga batinnya. Perhatikan
ketika Tuhan bertanya kepadanya, ia menjawab: "Aku bekerja segiat- giatnya bagi TUHAN, Allah
semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian- Mu, meruntuhkan mezbah- mezbah-Mu
dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang, hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan
mereka ingin mencabut nyawaku. Jawaban Elia di atas mengandung makna keluhan bahkan setengah
protes karena ia telah berbuat maksimal untuk Tuhan tapi ternyata ia dikejar untuk dibunuh dan seorang diri.
Tapi sekali lagi, Elia; meskipun tertekan berat, tapi ia tetap setia melayani Tuhan. Elia menunjukkan tentang
konsistensi dirinya dalam menjalankan tugas yang Tuhan berikan. Elia menunjukkan kejujuran atas ucapannya
untuk setia melayani Tuhan dengan tindakannya meskipun situasi yang dihadapinya buruk sekalipun. Inilah
yang disebut dengan integritas seorang pelayan Tuhan. Demikian pula, ia menunjukkan kekukuhannya
sebagai seorang nabi. Sikap untuk melayani Tuhan tidak goyah meskipun ancaman di sekitarnya. Inilah yang
disebut sebagai soliditas seorang nabi Elia.
Apa yang dialami oleh Elia, bukan tak mungkin kita temukan juga dalam pelayanan. Seringkali kita sudah
berpikir bahwa kita sudah melakukan yang terbaik, tapi sepertinya malah kita menghadapi kesulitan yang
bertubi-tubi. Belajar dari Elia, kita harus terus konsisten melayani Tuhan apapun juga situasinya. Karena
Tuhan sesungguhnya tidak diam. Tuhan melihat dan menyediakan setiap saat kepada Elia. Bahkan Tuhan
menunjukkan bahwa Elia keliru ketika mengatakan bahwa hanya Elia seorang diri yang percaya. Saat Elia
putus asa, Tuhan menyediakan semuanya dan menunjukkan diri lewat hembusan angin yang mendamaikan