Anda di halaman 1dari 12

TEOLOGI KITAB

KELUARAN

SIFERA SAMPE LILING, M.TH.


PERTEMUAN III
PERJANJIAN:

• Perjanjian diberikan kepada Abraham.


• Perjanjian tersebut yakni mengenai janji tanah, keturunan
(prokreasi) dan janji berkat.
• Perjanjian itu sendiri merupakan inisiatif Tuhan, dan
dengan demikian Tuhan mengikat diri-Nya dengan
manusia.
PENGGENAPAN JANJI:

• Dalam kitab Keluaran, janji Allah kepada Abraham terkait keturuan


sudah digenapi oleh Tuhan, yakni dari Ishak, Yakub kemudian
bangsa Israel.
• Pada kehidupan Abraham, Ishak dan Yakub, bangsa Israel yakni
sebagai keturunan Abraham, Ishak dan Yakub secara tersirat telah
dipilih sebagai bangsa yang menjadi hamba Tuhan. Bangsa Israel
juga mejadi pewaris janji-janji dari perjanjian Allah dengan para
leluhur.
PERISTIWA KELUARAN:

• Keluarnya bangsa Israel menjadi suatu peristiwa penting dalam kejadian sejarah
maupun kejadian teologis. Secara sejarah, bangsa Israel mengalami pembebasan
dari perbudakan tanah Mesir. Namun secara teologis, persitiwa keluaran
merupakan suatu peristiwa penebusan Tuhan kepada kaum Israel.
• Tuhan memakai Musa sebagai alat-Nya untuk membebaskan bangsa Israel dari
perbudakan Mesir.
• Peristiwa keluaran menjadi titik mula akan EKSISTENSI Israel baik sebagai
bangsa maupun sebagai umat pilihan.
PEMILIHAN:

• Sebagai suatu bangsa, Israel diangkat atau diadopsi Tuhan


menjadi anak sulung-Nya yang berarti bangsa Israel
dikhususkan bukan hanya karena bangsa Israel merupakan
keturunan Abraham namun juga merupakan anak sulung-Nya.
Hubungan ini menyatakan suatu hubungan kekerabatan antara
bangsa Israel dan Tuhan. (Kel. 5:22-23).
PEMILIHAN:

• Selain dipilih atau diangkat atau diadopsi sebagai anak sulung Tuhan,
bangsa Israel dipilih sebagai umat atau hamba-Nya. Status sebagai
hamba Tuhan dan sebagai bangsa menyatakan fungsional bangsa
Israel itu sendiri.
• Pemilihan bangsa Israel sebagai anak sulung atau ahli waris dan umat
atau hamba menawarkan kepada bangsa pilihan untuk menjadi
mediator antara Tuhan, penguasa tertinggi dengan seluruh ciptaan.
PEMILIHAN:

Untuk mewujudkan dan mempertahankan hubungan


bangsa Israel sebagai anak sulung/ ahli waris dan
hamba Tuhan, maka ada ikrar yang dilakukan antara
Tuhan dengan bangsa Israel. Ikrar itu disebut dengan
PERJANJIAN SINAI. (Kel. 19:4-8).
PERJANJIAN SINAI (KELUARAN 19)

• Bersyarat atau mempunyai unsur syarat.


• Bangsa Israel menjadi harta kesayanagn Allah
• Bangsa Israel menjadi kerajaan Imam
• Bangsa Israel menjadi bangsa yang kudus yang
dikhususkan untuk Tuhan
PERJANJIAN SINAI (KELUARAN 19)

Nilai bangsa Israel sebagai harta kesayangan terletak pada


fungsinya sebagai kerajaan imam yang kudus. Maka untuk
mewujudkan fungsi ini diperlukanlah TORAH yang berarti
petunjuk atau hukum.
Torah terbagi menjadi dua bagian yaitu 10 perintah (debarim) –
umum (Kel. 20). Dan peraturan atau undang-undang khusus
(mispatim – kitab perjanjian) (Kel. 20-23).
TORAH

• Bukan untuk mengatur perilaku manusia yang memiliki kebebasan.


• Bermaksud memberi petunjuk-petunjuk hukum, moral dan keagamaan
bagi suatu umat pilihan khusus untuk tugas yang khusus pula.
• Bukan cara untuk memperoleh keselamatan.
• Sebagai suatu petunjuk bagaimana umat (bangsa) perjanjian itu harus
menjalani kehidupan kebangsaan dalam melaksanakan misi sebagai
bangsa berimamat maupun sebagai mediator.
Selain dari pada melakukan TORAH, sebagai hamba, pada waktu-waktu yang
ditentukan, bangsa Israel harus datang menghadap TUHAN, sang Raja, sambil
membawa upeti. Yang dalam bahasa Teologi disebut Ziarah Perjanjian dan
Penghormatan. Tindakan ini mengungkapkan komitmen perjanjian bangsa Israel
kepada Tuhan.
1. Hari raya roti tidak beragih (Kel 23:15)
2. Hari raya penuaian/pentakosta (Kel. 23:16a)
3. Hari raya pengumpulan hasil/ hari raya pondok daun (Kel. 23:16b)
• Upacara Ratifikasi Perjanjian (Kel. 24)
• Kemah suci sebagai suatu sarana yang dengannya pihak vasal (hamba) secara teratur
menghadap sang Raja Agung untuk memberikan pertanggungjawaban. Kemah sucipun
harus dibangun sesuai petunjuk dari sang Raja Agung. (Kel. 25-31).
• Pada prosesnya, bangsa Israel melanggar perjanjian (Kel. 32). Namun kemudia perjanjian
dibarui kembali. Kel 33-35:29)
• Pembaruan kembali memungkinkan untuk mendirikan tempat pertemuan, kuil berupa
kemah yang rancangan dan spesifikasinya telah dinyatakan dalam Kel. 25. (Kel. 35:30-
Kel40)

Anda mungkin juga menyukai