Anda di halaman 1dari 11

TOKOH TELADAN DALAM ALKITAB

NABI NUH

Dari Kejadian 7:1-7 di atas, ada 7 hal pesan Tuhan:


1. Nuh menjaga kelakuannya
Wahyu 3:10, Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka
Akupun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh
dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi. Hari-hari ini seperti pada zaman
Nuh, ada banyak orang yang begitu jahat. Tapi Nuh saat itu bisa menjaga
kelakuannya dan diluputkan dari bencana air bah oleh Tuhan. Di tengah-tengah
dunia yang makin jahat, di mana kelakuan manusia semakin bertambah jahat, kita
harus menjaga kelakukan kita sebagai orang percaya. Memang firman Tuhan
berkata, orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, tapi mari kita jaga hidup kita
supaya kita diluputkan oleh Tuhan.
2. Nuh mendengar pesan Tuhan
Hari-hari ini pesan Tuhan semakin intens, janganlah Saudara tolak, tapi dengar
pesan Tuhan itu dan lakukan.
3. Nuh taat dan percaya
Pada waktu Nuh mendengar apa yang Tuhan katakan, dia taat melakukannya.
Bahtera adalah sesuatu yang mengapung. Hanya ada dua kali di Alkitab yang
berbicara mengenai bahtera, yaitu Bahtera Nuh dan peti pandan bayi Musa. Bahtera
berbicara mengenai sesuatu yang menyelamatkan, dalam nama Tuhan Yesus.
4. Tuhan memberi waktu untuk membuat bahtera
Roma 2:4, Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-
Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan
Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Kalau Tuhan masih beri
kesempatan, mari kita gunakan sebaik-baiknya, karena mungkin kesempatan itu
tidak datang untuk kedua kalinya. Mari ingatkan sekitar kita, tetangga kita, keluarga
kita, untuk menggunakan waktu ini. Mari perbaiki kualitas Kekristenan kita, supaya
waktu Tuhan datang menjemput, Dia menemukan kita sebagai orang yang benar.
5. Nuh mengingatkan orang lain

2 Timotius 4:2, 2 Timotius 4:2 (BIS, Bahasa Indonesia Sehari-hari),


Beritakanlah firman, siap Hendaklah engkau mengabarkan berita dari Allah itu,
sedialah baik atau tidak baik dan terus mendesak supaya orang mendengarnya,
waktunya, nyatakanlah apa apakah mereka mau atau tidak. Hendaklah engkau
yang salah, tegorlah dan meyakinkan orang, menunjukkan kesalahan, dan
nasihatilah dengan segala memberi dorongan kepada mereka. Ajarlah orang
kesabaran dan pengajaran. dengan sesabar mungkin.

Hamba-hamba Tuhan, para nabi Tuhan di seluruh dunia juga sudah berbicara terus
bahwa Yesus datang segera.
6. Nuh membuat bahtera sesuai apa yang Tuhan perintahkan
2 Petrus 3:11-12, Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa
suci dan salehnya kamu harus hidup yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat
kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur
dunia akan hancur karena nyalanya. 1 Tesalonika 2:12, dan meminta dengan sangat,
supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kamu ke dalam
Kerajaan dan kemuliaan-Nya.
7. Nuh masuk bahtera. Ternyata di bahtera Nuh itu hanya ada satu pintu saja. Dan
setelah Nuh beserta ke-7 keluarganya masuk, Tuhan sendirilah yang menutup pintu
itu dan tidak bisa lagi dibuka. Jangan sampai kita tertinggal.
ABRAHAM
Banyak hal yang dapat kita
teladani dari sosok Abraham,
dan pada artikel kali ini kami
akan memaparkan karakter
Abraham dalam Alkitab sebagai
referensi bacaan bagi anda.
1. Memiliki visi. Dalam
kejadian 12: 1-4 dituliskan
bahwa Allah memerintahkan
Abraham untuk pergi dari
tanah kelahirannnya,
meninggalkan sanak
saudaranya untuk pergi ke
‘tanah perjanjian’, dimana ia
dan keturunannya akan
diberkati oleh Allah
Tritunggal. Abraham menaati
perintah Tuhan, ia pergi
keluar dari tanah
kelahirannya menuju tanah
perjanjian.
Tanah perjanjian tersebut
menjadi visi hidupnya. Abraham
jugga mewariskan visi tersebut
kepada keturunannya, dari
Abraham ke Ishak anakanya,
dari Ishak ke Yakub, kemudian
kepada anak-anak Yakub dan
seterusnnya. Hal tersebutlah
membuat Israel bertahan
melewati perbudakan di negri
asing selama beberapa dekade
lamanya.
2. Berani dan Yakin. Keberanian Abraham diceritakan dalam Kejadian 14, dimana
ia menggerakkan sukunya untuk berperang melawan raja-raja yang kuat untuk
menyelamatkan Lot, anak saudaranya. Ia hanya mebawa 318 orang bersamanya, untuk
melawan musuhnya yang notabene sangat kuat. Namun Abraham berani, dan yakin
akan kekuatan Allah yang bersama-Nya akan mujizat Tuhan. Dan terbukti ia diberkati
Tuhan dan berhasil menyelamatkan anak saudaranya tersebut beserta harta bendanya,
dan juga orang-orangnya.
3. Peduli. Kepedulian Abraham diperlihatkan ketika ia bersyafaat bagi Sodom dan
Gomora, sebagaimana diceritakan dalam Kejadian 18:23-33. Ia berkali-kali memohon
kepada Allah untuk tidak meluluh lantakkan Sodom dan Gomora (baca: manfaat berdoa
bagi orang kristen). Meskipun mereka orang asing dan ia tidak tinggal disana atau
terkait dengan mereka, ia memiliki kasih, kepedulian terhadap mereka.
Meskipun pada akhirnya Allah tetap menghancurkan Sodom dan Gomora, karena
tidak menemukan 10 orang benar disana. Kepedulian Abraham juga diperlihatkan ketika
ia mengundang orang asing yang lewat rumahnya, untuk datang ke rumahnya. Ia
menghidangkan bagi mereka makanan terbaik yang ia punya, dan berlaku selayaknya
tuan rumah yang baik.
4. Adil. Keadilan Abraham diceritakan dalam kejadian 14:20, dimana dikatakan
bahwa Abraham memberikan persepuluhan dari semua hartanya. Kemudian saat istrinya
Sara meninggal, ia meminta kepada orang-orang Het untuk memberikan sebidang tanah
sebagai tempat pemakaman khusus milik keluarganya. Saat orang Het tersebut bersedia
menyerahkan tanah yang dimintanya, ia memaksa membayar dengan harga yang
sesuai, yaitu 400 syikal perak, meskipun orang Het tersebut hendak memberikan
kepadanya secara cuma-cuma.
5. Rendah hati. Dalam Kejadian 18:27, Abraham menyadari siapa dirinya di
hadapan Tuhan dan mengatakan bahwa ia adalah debu dan abu. Ia memiliki kerendahan
hati, meskipun ia tahu bahwa Allah mengasihinya, dan mengganggapnya lebih dari
sekedar debu dan abu (baca: hukum kasih dalam Alkitab). Dalam Kejadian 23: 4-9
diceritakan saat ia meminta kuburan milik baginya untuk menguburkan istrinya kepada
bani Het, Abraham meminta dengan sopan, bahkan bersujud kepada bani Het. Padahal
orang bani Het mengganggap Abraham sebagai seorang raja agung.
6. Berkharisma. Kahrisma yang dimiliki Abraham tidak perlu dipertanyakan lagi,
karna bahkan hingga saat ini, ribuan tahun setelah kematiannya, ia masih dijadikan
sebagai teladan dan aspirasi bagi banyak orang (baca: jenis-jenis dosa dalam Alkitab.).
Dengan kepemimpinannya, ia berhasil menjaga orang-orangnya saat keluar dari
negrinya untuk menuju tanah yang dijanjikan Tuhan. Ia dipercaya dan hormati oleh
hamba-hambanya, serta diberkati Allah sepanjang hidupnya.
7. Setia dan patuh kepada Allah. Abraham memiliki kesetiaan dan kepatuhan
yang luar biasa terhadap perintah Allah. Seperti telah disebutkan sebelumnya, dalam
kejadian 12: 1-4, Allah memerintahkan Abraham untuk pergi dari negrinya dan sanak
saudaranya untuk menuju tanah yang dijanjikan Tuhan (baca: tujuan hidup orang
kristen). Abraham patuh melaksanakan perintah Allah.
Kesetiaan dan kepatuhan lain diperlihatkan Abraham dalam Kejadian 22. Allah
mengujinya, dengan meminta Abraham untuk mengorbankan anaknya Ishak, anaknya
satu-satunya dari Sara istrinya dan yang sangat dikasihinya. Sampai detik terakhir,
abraham tetap setia dan patuh pada perintah Allah. Ia rela memberikan anaknya
sebagai korban bakaran bagi Allah. Allah melihat kesetiaan Abraham dan memberikan
domba jantan sebagai korban bakaran menggantikan Ishak. Kemudian Allah memberkati
Abraham karna kesetiaanya tersebut.
8. Berani berbeda. Ketika keluar dari negrinya, Abraham beserta orang-orang yng
mengikutinya secara otomatis menjadi orang asing. Ia menjadi berbeda, misalnya
menjadi satu-satunya yang menyembah Allahdi tengah bangsa yang menyembah
berhala. Namun ia tidak menyembunyikan kepercayaannya tersebut, ia berani tampil
berbeda. Contoh lain adalah keramahannya terhadap orang asing. Pada zaman
Abraham, orang-orang asing tidak diperlakukan dengan baik.
Bahkan dalam Kejadian 19:4-5 bahkan dikatakan di Sodom dan Gomora, orang asing
di perlakukan sangat buruk. Namun Abraham dan juga saudaranya Lot berani berlaku
berbeda, ia sangat ramah terhadap orang asing, bahkan melindungi mereka.
9. Percaya sepenuhnya kepada Allah. Kepercayaan Abraham yang sepenuhnya
kepada Allah dapat dilihat dalam setiap langkah hidupnya. Ia percaya pada perkataan
Allah mengenai tanah perjanjian yang belum pernah dilihatnya, sehingga ia patuh untuk
keluar dari negrinya. Ia percaya bahwa Allah akan menyertainya sepanjang
perjalanannya (baca: contoh wahyu dan iman). Dalam Kejadian 15: 5-7 dikatakan bahwa
Abraham percaya bahwa Allah akan memberikan keturunan baginya dari Sara istrinya,
meski telah lanjut umurnya, dan itu mustahil dalam pemikiran manusia. Sehingga Allah
memperhitungkan hal tersebut sebagai kebenaran. Kepercayaan Abraham yang paling
besar terhadap janji Allah, diperlihatkan ketika ia bersedia menyerahkan anaknya
sebagai korban bakaran bagi Allah.

DANIEL DAN KAWAN-KAWAN


Daniel yang dianggap memiliki tokoh pipih memiliki
karakteristik yang patut kita tiru. Berikut adalah
karakter dari Daniel yang menjadi kunci
keberhasilannya, yakni:
 Perobahan status social Daniel dari kaum
bangsawan (orang berdarah biru) menjadi
seorang tawanan perang yang akan
diperlakukan sebagai budak tidak membuat
Daniel menjadi orang yang frustrasi, yang ugal-
ugalan dan yang urakan. Dia tetap memelihara
kehidupan kepribadiannya dan kerohaniannya.
Daniel tidak menghakimi siapa-siapa, juga tidak
menghakimi Allah, bahkan dia tetap memuji
Allah di tengah-tengah bangsa yang menawan
dirinya.
 Seorang muda yang menjadi tawanan perang
tidak identik dengan hidup yang tanpa masa
depan sama sekali. Kemiskinan seorang muda
tidak serta merta menutup jalan kehidupannya
menuju kehidupan yang gemilang, bahkan
hingga menduduki jabatan sebagai pejabat
tinggi negara. Keterbatasan keadaan hidup dan
kemiskinan bisa menjadi motivasi dan alasan
yang kuat untuk mendorong keinginan untuk
mendapatkan kehidupan yang lebih layak dan
lebih berhasil di masa depan. Oleh karena itu
janganlah jadikan keterbatasan, kekurangan dan
kemiskinanmu menjadi ‘penutup jalan’, tetapi
pakailah itu menjadi ‘tumpuan’ kakimu untuk
meraih sukses.
 Menahan diri dan mengendalikan hawa nafsu terhadap berbagai jenis makanan dan
minuman yang biasa disantap para raja dan kaum bangsawan adalah salah satu
cara untuk membentuk fostur tubuh yang sehat. Tidak semua makanan yang enak
itu adalah menyehatkan. Sudah banyak orang-orang yang muda yang jatuh ke
dalam kasus obesitas (kegemukan atau kelebihan berat badan). Di Australia ada
banyak program untuk menurunkan berat badan. Banyak orang yang
membelanjakan uangnya untuk menyewa seorang instruktur dalam rangka
menurunkan berat badannya. Memakan makanan yang mengandung banyak lemak
dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit di dalam diri kita. Sebaliknya,
memakan makanan yang mengandung serat dari sayur-sayuran dan buah-buahan
justru membuat tubuh menjadi sehat.
 Juga meminum minuman yang mengandung alcohol dapat mengakibatkan
kemabukan dan hilangnya kesadaran. Seseorang yang mabuk akan sulit untuk
membedakan isterinya dengan ibu mertuanya, dan tidak bisa membedakan isterinya
dengan isteri temannya. Banyak orang muda berpikir agar berani naksir cewek dia
perlu menenggak minuman beralkohol. Orang muda seperti ini adalah orang yang
abnormal (sakit jiwa). Dikatakan abnormal, karena makan obat dulu baru berani
menyampaikan isi hatinya. Orang yang normal (sehat) tidak memerlukan obat untuk
mengungkapkan isi hatinya kepada siapa saja. Karena dia sadar hanya ada dua
kemungkinan jawaban yang akan dia terima, diterima atau ditolak, itu saja. Orang-
orang muda juga perlu menahan diri dari perilaku konsumtif yang bersifat
kecanduan. Misalnya dengan perilaku merokok, menghisap ganja, mengkonsumsi
narkhoba dan zat-zat adiktif lainnya. Juga dari kebiasaan kebut-kebutan, pergaulan
bebas, judi, dll.
 Kemampuan untuk menahan diri dan mengendalikan diri hanya bisa diperoleh
melalui pemeliharaan kehidupan kerohanian (spiritualitas). Kerohanian dan
spiritualitas kita bisa bertumbuh dan berkembang apabila kita tetap memelihara
hubungan pribadi dengan TUHAN (HPDT). Orang-orang muda perlu melakukan
penyembahan pribadi, doa dan ibadah pribadi, di samping penyembahan bersama di
gereja dan persekutuan. Yakni dengan cara melakukan doa pagi sebelum memulai
sesuatu aktifitas sepanjang hari. Dalam Markus 1:35 ada dikatakan: “Pagi-pagi
benar, waktu hari masih gelap, Ia (Yesus) bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke
tempat yang sunyi dan berdoa di sana.” Saudara-saudara kita di Korea, setiap hari
jam 04.30 sudah pergi ke gereja untuk beribadah, walaupun di musim dingin (salju).
Daniel selalu berdoa setiap hari, tiga kali sehari (pagi, siang dan sore). Hidup yang
beribadah, dan ibadah yang hidup adalah kehidupan orang-orang muda.
 Orang yang berspiritualitas adalah orang yang selalu berkomunikasi dengan Alllah
dan selalu dengar-dengaran dengan firman Tuhan. Hal ini dapat kita jumpai dalam
Galatia 6:2, yang mengatakan: “kalau ada seorang kedapatan melakukan suatu
pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang
benar dalam roh lembah lembut…” Dalam terjemahan The Holy Bible versi NRSV
disebutkan: “you who have received the Spirit should restore”. Itu berarti bahwa
orang yang memiliki spiritualitas adalah orang yang terus-menerus menerima Roh
Allah di dalam hidupnya. Dalam pasal sebelumnya (5:16) Paulus mengatakan:
“hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging”. Dan jikalau
kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh (5:25).
 Mengenal dan mengasihi Allahnya. Daniel tetap menyempatkan diri untuk berdoa
kepada Allah meskipun dia dilarang untuk menyembah Allah. Daniel mengadu
kepada Allah saat pejabat-pejabat tinggi lainnya iri padanya dan hendak
menjatuhkannya dari posisinya. Daniel lebih mengandalkan Allah daripada raja
Darius.
 Penuh kasih Allah. Daniel adalah orang yang penuh kasih dan mau mengampuni. Dia
tidak pernah dendam kepada siapapun meskipun orang itu pernah menyakitinya.
Sifat dan sikap Daniel yang seperti ini merupakan gambaran dari Allah yang penuh
kasih kepada kita meski sering kali kita meninggalkan Allah dan berpaling kepada
ilah-ilah lain dan menyakiti hati Allah.
 Tegas. Daniel adalah seorang pemimpin yang tegas. Dia juga tidak takut kepada
siapapun jika dia tidak salah, sekalipun kepada raja. Daniel menjawab raja Darius
dengan lantang saat raja Darius menanyakan kesanggupan Allah Daniel untuk
menyelamatkannya dari goa singa. Dia menjawab raja Darius dengan tegas dan
tanpa ada keraguan karena dia yakin bahwa Allah akan menolongnya.
 Bijaksana dan penuh hikmat. Daniel adalah seorang pemuda yang berperawakan
baik dan memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan, cakap dan berilmu.
Oleh karena itu, Daniel dijadikan penasehat raja Nebukadnezer dan menjadi
pemimpin di kerajaan orang Kasdim yang dipimpin oleh raja Darius. Daniel sangat
bijaksana dalam memimpin dan penuh dengan hikmat dari Allah sehingga dia dapat
menyimpulkan arti dari mimpi raja Nebukadnezer itu dengan baik.

JANDA DI SARFAT
Janda ini bukan orang istimewa dan bukan
orang Israel. Ia berasal dari Sidon, pusat pemujaan
dewa Baal yang dikenal juga sebagai tempat asal
ratu Izebel, istri Ahad. Dari sudut pandang umat
Tuhan, ia bukan seorang pilihan yang dipakai
Tuhan seperti tokoh Alkitab lainnya. Sebelum
bertemu Nabi Elia, janda ini sedang dalam
keadaan hampir putus asa dan menyerah. Tetapi
perjumpaan itu menjadi titik pemulihan hidupnya.
Tuhan memakai janda ini bukan dalam kondisi
kehidupannya yang baik, tetapi justru dalam
keadaan terburuk namun ia tetap bersedia.
Terdapat tiga bentuk iman yang dilakukan Janda
Sarfat ditengah keterbatasannya itu, sehingga
menjadikannya istimewa dan Tuhan bertindak atas
hidupnya.
1. Mengasihi sesama. Di dalam kemelaratannya
janda ini tidak segera mengalami mujizat Tuhan.
Di dalam penderitaan, ia harus mengalami ujian
iman dengan menerima seorang asing di
tengah kesusahannya.
Dia bertemu dengan Nabi Elia dan mempersilahkannya masuk ke rumah meski
berdasarkan pandangan budaya Timur bisa membuat posisinya tidak nyaman. Tetapi
sikap ramah mengalahkan sikap negatif. Tak ada alasan untuk tidak mengasihi dan
menolong orang lain.
2. Bertindak dengan Iman yang besar. Ia tak hanya menyambut Elia dengan ramah,
tetapi ia juga menurut ketika diperintahkan Elia untuk membuat roti baginya meski pada
saat itu, ia hanya punya sedikit tepung dan minyak, hanya cukup untuk membuat
sepotong kecil roti (I Raja Raja 17:11-12). Ini adalah langkah iman, ia tak ingin
mencari alasan untuk menolak permintaan itu. Dia memberikan semua yang dia punya
kepada Elia dan menyerahkan dirinya kepada Tuhan. Ia percaya pada perkataan Elia
bahwa tepung dan minyak itu tidak akan habis. Ia membuktikan iman yang dikatakan
dalam Ibrani 11: 1, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan
bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”.
3. Memberi yang terbaik kepada Tuhan. Tindakan janda ini memberi seluruh
miliknya kepada Elia membuktikan bahwa ia memiliki kasih yang besar kepada Tuhan.
Memang saat itu Elia terkesan hanya mementingkan perut sendiri. Tetapi pada
kenyataannya, Tuhan bekerja memelihara hidup janda Sarfat lebih dari sebelumnya.
Tuhan tidak pernah meninggalkan anaknya yang setia. Di dalam memberi, janda ini
diberi. Di dalam ia menyalurkan berkat , ia menerima berkat ( seperti ucapan Yesus
dalam Lukas 6:38). Ucapan Elia pun terjadi, tepung dan minyak itu tidak berkurang dan
bahkan dapat mencukupi makan mereka beberapa waktu lamanya (I Raja Raja 17:15-
16).

NAAMAN
Kisah Naaman mengandung banyak
sekali pelajaran berharga bagi kita.
Pelajaran pertama. Betapa rentannya
dan ringkihnya kita sebagai manusia.
Bahkan orang sekaliber Naaman
sekalipun. Siapakah Naaman? Pada ayat
1 dikatakan: Naaman, panglima raja
Aram, adalah seorang terpandang di
hadapan tuannya dan sangat disayangi,
sebab oleh dia TUHAN telah memberikan
kemenangan kepada orang Aram. Di
negaranya dia punya reputasi yang baik
dan dianggap sangat top. Tetapi orang
itu, seorang pahlawan tentara, sakit
kusta.
Naaman meraih sukses dan kejayaan
yang cemerlang, tapi semua itu menjadi
tidak berarti baginya. Dia sakit kusta.
Bayangkan bagaimana perasaan Naaman
waktu itu. Jiwanya ambruk. Penyakit
membuatnya tidak berdaya. Untuk apa
semua yang saya raih itu, kalau
keadaannya ternyata seperti ini?
Pelajaran penting si sini adalah, kita
tidak dapat mengandalkan diri kita,
sehebat apapun kita. Kita masih memiliki
kelemahan. Oleh karena itu kalau kita
sudah berhasil, berjaya, jangan lalu kita
menjadi mentang-mentang. Jangan kita
lupa diri. di atas langit masih ada langit!
Pelajaran kedua. Dalam ayat 2 dikatakan: Orang Aram pernah keluar bergerombolan
dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Ia menjadi pelayan
pada isteri Naaman. Kalau ayat 1 berbicara mengenai orang hebat, maka ayat 2
berbicara mengenai seorang pelayan. Dia adalah seorang anak perempuan Israel yang
sederhana, yang menjadi budak.
Pelajaran penting di sini adalah, di dunia ini tidak hanya ada orang-orang yang
hebat. Di mana-mana kita juga menemukan wong-wong cilik. Jadi mata kita jangan
hanya tertuju kepada mereka yang hebat. Kita juga perlu memperhatikan ‘orang-orang
kecil’.
Pelajaran ketiga. Pada ayat 3 disebutkan: Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya:
“Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan
menyembuhkan dia dari penyakitnya.” Orang kecil, budak dan orang yang tampaknya
lemah, ternyata jika diberi kesempatan dapat memberikan masukan berharga. Ia dapat
memberikan solusi. Dalam hidup ini kita tidah hanya perlu mendengar orang-orang
hebat. Lihatlah, Naaman mau mendengarkannya suara budaknya. Dalam hal ini Naaman
mau merendahkan hati untuk mendengar ‘suara’ budaknya itu. Alhasil, melalui informasi
itu, akhirnya Naaman beroleh kesembuhan. Jika ia mengeraskan hati dan tidak mau
peduli kepada masukan dari budaknya, ia mungkin tetap menderita karena penyakitnya.
Pelajaran penting di sini, kita harus memiliki kerendahan hati untuk mendengarkan
suara-suara yang datang dari bawah. Boleh jadi mereka memang orang tak terpandang,
tapi suara mereka penting dan kita perlukan bagi penyelesaian masalah.
Pelajaran keempat. Si budak perempuan kecil itu ternyata bisa melakukan sesuatu
yang penting artinya bagi orang lain. Imannya yang kuat mendorongnya untuk
membangkitkan harapan Naaman. Bagi budak kecil itu, selalu ada harapan. Jalan masih
terbuka.
Pelajaran penting si sini adalah, meski kita kecil, janganlah kita berkata: Ah, saya
bisa apa? Memang kita kecil, tetapi tidak berarti kita tidak bisa melakukan peran
penting. Hidup bergereja tidak membutuhkan orang-orang yang selalu berkata: saya
tidak bisa apa-apa! Tuhan sudah memberikan karunia kepada masing-masing kita. Jadi,
yang diharapkan dari kita adalah melakukan apa yang bisa kita lakukan. Dan yang
terpenting kita harus selalu mendorong. Kita harus memberi harapan. Bukan sebaliknya,
melemahkan jiwa orang, karena kita selalu berkata tidak ada lagi harapan.

YAIRUS
MARKUS 5: 21-23. Dalam ayat ini dikisahkan sebagai Yairus datang ke Yesus dengan
topik yang sangat berat di mana anak perempuannya sakit. Sementara Yairus
membutuhkan pertolongan dari Yesus yang semakin berkurang karena Yesus menolong
perempuan yang mengalami pendarahan selama 12 tahun. Namun pada akhirnya
Yairus mendapat pertolongan Tuhan.
Ada 3 hal pelajaran dari kisah Yairus ini:
1. Yairus mencari penolong Karena mimpi buruk maka Yairus mencari pertolongan pada
Yesus. Dalam hidup ini mungkin kita juga perlu menunggu. Jangan pernah berubah-
ubah dalam kepercayaan kita pada Yesus. Yairus mencari Yesus dan hasil akhirnya
menjadi sembuh.
Karena itu adalah orang tua biarlah setiap
kita menyediakan bagi orang lain, anak-anak
kita. Beberapa contoh dalam firman Tuhan
tentang orang tua yang memberikan hasil
yaitu: Yokhebed ibu Musa, Hanna, Louise.
2. Yairus memperbaiki tes. Dalam firman
Tuhan yang diungkapkan saat Yairus
memohon kepada Yesus, kesabaran Yairus
dihabiskan karena ia berusaha
memenangkan kembali. Namun akhirnya
ia mendapat pertolongan. Pengkhotbah 7:
8-9 ingat kita harus memilih kesabaran
dari hanyut dalam pemulihan. Amsal
16:22, Tuhan memberi kesempatan untuk
kita menjadi lebih dari
pemenang. Namun, dalam kehidupan ini
kita memiliki pikiran yang negatif, karena
itu marilah kita selalu memasukkan
pikiran yang positif.
3. Cara memasukkan pikiran yang positif:
Menanggapi positif; Menggunakan
kosakata positif; Bergaul dengan orang
positif; Bertindak yang positif
4. Yairus disuruh untuk percaya. Seringkali
apa yang menimpa kita adalah hasil dari
reaksi kita. Karena itu Tuhan ingin
meminta bantuan kita dalam kehidupan
ini. Persoalan apa pun yang kita alami
tetaplah dipercaya pada Yesus. Alasan di
dalam Yesus selalu ada harapan. Dalam
Firman Tuhan kita menemukan kisah Ayub
yang sedang mengalami masalah di
mana Ayub kalah 5 hal yaitu: Kekayaanya,
anak-anak, kondisi kesehatannya, terima
kasih istri, sahabat-sahabatnya, namun
Ayub tetap percaya
Ayub 19:25, tanyakan kepada kita itulah seburuk apapun kondisi kita, kita pasti akan
tetap bangkit. Yang kita butuhkan adalah selalu memiliki komitmen jika Tuhan itu
hidup dan sanggup menolong kita.

Seorang Wanita Yang Sakit Pendarahan di Kapernaum (Markus 5:21-43)


PELAJARAN DARI PERJUMPAAN DENGAN TUHAN

1. Karena Tuhan dapat melakukan apapun juga; Ia dapat menyembuhkan siapa saja,
kapan saja, di mana saja.
Kita semua akan mati. Alkitab mengatakan kepada kita, “Dan sama seperti manusia
ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja” (Ibr 9:27). Setiap orang akan mati karena
tidak ada seorangpun yang hidup selama-lamanya. Tetapi banyak orang menaruh Tuhan
di dalam kotak dan berpikir bahwa Dia tidak dapat menyembuhkan karena menjadi tua
tidak dapat dihindarkan, dan perkembangan penyakit-penyakit tertentu tidak terelakkan.
Kelemahan daging kita, membuat kita berpikir bahwa Tuhan tidak dapat menyembuhkan
dalam situasi-situasi tertentu. Tetapi Yesus yang sudah bangkit dari antara orang mati
dan menyembuhkan kusta serta memberi penglihatan kepada orang buta; tetap dapat
membuat mukjizat saat ini. Tentu saja ada keterbatasan-keterbatasan dari obat, dan ada
keterbatasan-keterbatasan dari tubuh manusia kita yang lemah; tetapi yakinlah Tuhan
tidak mempunyai keterbatasan, karena Tuhan dapat melakukan apapun juga. Jika kita
berpikir bahwa Ia tidak mampu; ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada Abraham yang
berusia 99 tahun dan Sara yang berusia 89 tahun bahwa mereka akan melahirkan
seorang anak, “Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk Tuhan?” (Kej 18:14)
Ketahuilah, Allah itu perkasa, namun tidak memandang hina apapun, Ia perkasa dalam
kekuatan akal budi.(Ayub 36:5)
2. Beberapa orang mencoba cara apapun juga kecuali Tuhan untuk mendapatkan
kesembuhan. Perempuan dalam kisah ini sudah menderita sakit selama 12 tahun.
Lukas, yang adalah seorang dokter bersikap baik dalam penjelasannya mengenai
kejadian ini, “Adalah seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita
pendarahan dan yang tidak berhasil disembuhkan oleh siapapun.” (Luk 8:43). Tetapi
Markus lebih berterus terang, ia menjelaskan bahwa dokter-dokter tidak dapat
menolongnya, malah membuatnya menjadi lebih parah, “Ia telah berulang-ulang diobati
oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun
sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin
memburuk.” (MRK 5:26). Banyak cara yang dilakukan oleh Tuhan untuk menyembuhkan
saat ini. Jelas sekali, ketika kita berdoa, Tuhan menyembuhkan melalui dokter dan obat-
obatan. Kadang-kadang, Tuhan menyembuhkan melalui iman sebagai jawaban terhadap
doa, pada kejadian demikian Tuhan dimuliakan. Ketiga adalah kombinasi dari keduanya,
melalui iman dan doa ditambah penggunaan dokter dan obat-obatan, beberapa orang
disembuhkan. Tetapi dalam kisah ini, perempuan itu telah mencoba segala cara dan
tidak bertambah baik , malah semakin memburuk. Yesus memberitahukan
kepadanya, “imanmu telah menyelamatkan engkau” (MRK 5:34). Hal ini menunjukkan
kepada kita bahwa pada akhirnya ia disembuhkan, oleh iman, bukan oleh obat atau oleh
dokter. Lalu kata Yesus kepadanya: “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan
engkau!” (MRK 10:52)
3. Kita dapat disembuhkan dalam perjumpaan dengan Kristus. Banyak kisah dalam
kehidupan Yesus dimana Ia berjumpa dengan seorang yang sakit dan Yesus
menyembuhkannya dari penyakitnya. Apakah kelumpuhan, kebutaan, kusta, atau
penyakit-penyakit lainnya, mereka disembuhkan ketika mereka bertemu dengan Yesus.
(35) Waktu Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan
dan mengemis. (36) Waktu orang itu mendengar orang banyak lewat, ia bertanya: “Apa
itu?” (37) Kata orang kepadanya: “Yesus orang Nazaret lewat.” (38) Lalu ia berseru:
“Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” (39) Maka mereka, yang berjalan di depan,
menegor dia supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: “Anak Daud, kasihanilah
aku!” (40) Lalu Yesus berhenti dan menyuruh membawa orang itu kepada-Nya. Dan
ketika ia telah berada di dekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya: 41) “Apa yang
kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang itu: “Tuhan, supaya aku dapat
melihat!” (42) Lalu kata Yesus kepadanya: “Melihatlah engkau, imanmu telah
menyelamatkan engkau!” (Luk 18:35-42)
4. Perjumpaan dengan Kristus memberikan lebih dari kesembuhan jasmani.
Perempuan itu datang untuk disembuhkan dari pendarahannya, tetapi ia memperoleh
suatu tujuan yang baru dalam hidupnya. Yesus menyuruh dia, “Pergilah dengan
selamat” (MRK 5:34). Mereka yang hanya menginginkan kesembuhan dari Tuhan
biasanya tidak memperolehnya, meskipun kadang-kadang dalam belas kasihan, Tuhan
akan memberi kesembuhan. Kebanyakan dari mereka yang berjumpa dengan Tuhan,
pertama-tama melakukannya secara rohani, kedua ada hasil berupa perubahan dalam
beberapa aspek kehidupannya, dan ketiga, ada hasil sampingan, yang mungkin saja
kesembuhan fisik. Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: “Imanmu telah
menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!” (Luk 7:50)
5. Beberapa orang tidak disembuhkan ketika mereka menginginkannya.. Nyata
sekali, Tuhan mempunyai rencana yang lebih besar dari sekedar memberi kesembuhan
kepada setiap orang. “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi
mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (RM 8:28). Kadang-kadang Tuhan
dipermuliakan dalam kematian anak-anak-Nya. Di dalam kisah, seorang anak
perempuan kecil diijinkan untuk mati sebelum Yesus berbuat apa-apa. Akan ada saat-
saat lain di mana orang baik meninggal dunia, kita tidak mengerti, dan sahabat-
sahabatnya sulit untuk menerimanya. Di dalam rencana Tuhan, beberapa orang juga
tidak disembuhkan. Ingatlah tentang banyak orang sakit di Kolam Betesda (Yoh 5) tetapi
hanya satu orang yang disembuhkan. Berharga di mata TUHAN kematian semua orang
yang dikasihi-Nya. (MZM 116:15)
6. Kita dapat memprakarsai suatu perjumpaan dengan Tuhan. Perempuan dalam
kisah ini tampaknya membuat Yesus terkejut karena ia menjamah ujung jubah-Nya.
Yesus tidak menyadari tindakan perempuan itu sampai “Pada ketika itu juga Yesus
mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah
orang banyak dan bertanya: “Siapa yang menjamah jubah-Ku?” (MRK 5:30). Pada
beberapa kejadian, Tuhan yang memprakarsai suatu perjumpaan, seperti ketika Tuhan
datang kepada Abraham, Gideon, Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, dan Paulus. Tetapi, ada
kejadian-kejadian dimana orang menjamah Tuhan dan memprakarsai suatu perjumpaan
dengan Dia. Seperti ketekunan iman dari Abraham dan Musa, perempuan ini juga
memperlihatkan ketekunan iman yang sama , “Hai anak-Ku, imanmu telah
menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari
penyakitmu!” (MRK 5:34) Tetaplah berdoa. (1 Tes 5:17)
7. Kesaksian tentang kesembuhan di depan orang banyak kadang-kadang
diperlukan. Dalam kisah ini, seorang perempuan tampaknya mencoba agar dirinya tidak
diketahui dengan jalan menjamah ujung jubah Yesus secara diam-diam. Yesus tidak
membiarkan perempuan itu bersembunyi, “Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat
siapa yang telah melakukan hal itu.” (MRK 5:32). Beberapa gereja mempraktekkan
“altar call”, meminta jemaat untuk maju ke depan untuk menerima Yesus, atau mereka
diundang ke altar untuk berdoa; beberapa gereja juga mengundang jemaat maju ke altar
untuk berdoa bagi kesembuhan. Praktek ini mungkin umum dilakukan, tetapi ada jemaat
yang berpendapat bahwa pengalaman itu akan mengarahkan perhatian kepada orang-
orang yang keberatan dan pemalu. Tetapi, Yesus mengarahkan perhatian kepada
perempuan yang mempunyai keengganan, karena Yesus tahu bahwa perempuan
tersebut memerlukan pernyataan dari Yesus untuk 3 alasan. Pertama, masyarakat
Yahudi yang legalistik yang sudah mengucilkan perempuan itu karena penyakitnya perlu
menerima kembali perempuan itu di dalam masyarakat, dan Yesus melakukannya
dengan mengatakan bahwa ia sudah sembuh. Kedua, Yesus perlu mengoreksi pemikiran
yang salah dalam pikiran perempuan itu. Perempuan itu berpikir bahwa ia disembuhkan
karena jamahannya pada jubah Yesus, padahal sebenarnya imannyalah yang
menyembuhkannya. Ketiga, ia perlu memiliki citra diri dan penerimaan diri yang baru.
Yesus melakukannya pada saat Ia berkata “Pergilah dengan selamat.” “Hai anak-Ku,
imanmu telah menyelamatkan engkau.
8. Orang-orang lain dapat dibesarkan hatinya oleh perjumpaan dengan Kristus.
Ketika Yesus berbicara dengan perempuan itu, Yairus sedang berdiri di pinggir kelompok
orang banyak menunggu Yesus untuk menyembuhkan anak perempuannya. Lalu ia
menerima kabar bahwa anaknya sudah mati. Ketika Yesus mendengar kegaduhan itu, Ia
memberitahukan kepada Yairus, “Jangan takut, percaya saja” (MRK 5:36). Yairus baru
saja menyaksikan sebuah mukjizat, penyembuhan perempuan itu. Karena itu Yairus
harus pulang ke rumahnya dengan mempercayai dua hal. Pertama, ia hasrus percaya
pada perintahYesus yang menyuruhnya untuk “percaya saja,” dan kedua, ia harus
percaya pada kuasa mukjizat dari Yesus yang baru dilihatnya dalam penyembuhan
perempuan itu.

Anda mungkin juga menyukai