0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
18 tayangan2 halaman
Suku Banjar di Tempuling, Riau telah dipengaruhi budaya Melayu sehingga dikenal sebagai suku Melayu Banjar. Mereka melestarikan tradisi pernikahan yang menggabungkan unsur adat Melayu dan Banjar, seperti pencak silat dan madihin. Madihin adalah puisi rakyat Banjar yang dibawakan selama upacara pernikahan untuk menghibur dan memberi nasihat kepada pengantin baru.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
SASTRA LISAN KECAMATAN TEMPULING OLEH RANI HIDAYATI
Suku Banjar di Tempuling, Riau telah dipengaruhi budaya Melayu sehingga dikenal sebagai suku Melayu Banjar. Mereka melestarikan tradisi pernikahan yang menggabungkan unsur adat Melayu dan Banjar, seperti pencak silat dan madihin. Madihin adalah puisi rakyat Banjar yang dibawakan selama upacara pernikahan untuk menghibur dan memberi nasihat kepada pengantin baru.
Suku Banjar di Tempuling, Riau telah dipengaruhi budaya Melayu sehingga dikenal sebagai suku Melayu Banjar. Mereka melestarikan tradisi pernikahan yang menggabungkan unsur adat Melayu dan Banjar, seperti pencak silat dan madihin. Madihin adalah puisi rakyat Banjar yang dibawakan selama upacara pernikahan untuk menghibur dan memberi nasihat kepada pengantin baru.
Pekanbaru, (17/04) Tempuling merupakan salah satu kecamatan yang ada di
Indragiri Hilir yang masyarakatnya lebih di dominasi suku eksodus yaitu suku banjar. Namun, suku banjar yang ada di Indragiri Hilir khususnya di kecamatan Tempuling sudah tidak seasli banjar yang ada di Kalimantan Selatan, karena telah di pengaruhi oleh suku Melayu yakni suku asli Riau. Maka, suku Banjar yang terdapat di kecamatan Tempuling lebih dikenal dengan suku Melayu Banjar. Oleh karena itu, selain makanan dan orang-orang yang lebih mendominasi di kecamatan tersebut, adat serta kebudayaanpun sangat mendominasi di kecamatan Tempuling. Seperti adat pernikahan yang ada di kecamatan Tempuling. Upacara pernikahan di kecamatan Tempuling memiliki perpaduan antara adat Melayu dan Banjar.
Dalam upacara pernikahan yang ada di kecamatan Tempuling, pencak silat
atau silat seni yang biasanya dilakukan pada pernikahan adat melayu juga dimasukkan dalam rangkaian upacara pernikahan di kecamatan Tempuling. Selanjutya, pada malam harinya biasanya akan diadakan acara bemadihin atau madihin. Inilah salah satu kesenian sastra lisan yang dibawa oleh suku Banjar ke ranah Melayu.
Madihin merupakan suatu puisi rakyat yang berisikan nasihat-nasihat atau
petuah-petuah yang disampaikan oleh pemadihin dengan menggunakan bahasa Banjar. Biasanya, pemadihin membawakan madihin di acara-acara tertentu, seperti acara khitanan, pernikahan, serta hari-hari besar lainnya. Tergantung permintaan pemilik acara. Termasuk pada upacara pernikahan.
Pada upacara pernikahan, madihin biasanya dibawakan pada malam hari
sebagai hiburan malam. Biasanya, madihin dibawakan oleh 1 sampai 2 orang. Pemadihin yang berjumlah 2 orang biasanya saling bersahut-sahutan dalam menyanyikannya. Biasanya, madihin dalam rangkaian upacara pernikahan dibawakan oleh orang tua yang sudah berpengalaman. Karena, madihin dalam upacara pernikahan dinyanyikan dengan kata-kata yang sedikit vulgar sebagai hiburan orang- orang tua untuk bahan candaan kepada sang pengantin baru, meskipun kata-kata tersebut disampaikan dengan menggunakan istilah. Meskipun demikian, madihin secara umum berisikan nasihat-nasihat serta petuah-petuah orang tua kepada sang pengantin baru sebagai bekal untuk menjalankan kehidupan yang baru.
Madihin dalam upacara pernikahan, biasanya dilaksanakan pada malam hari,
sekitar 1-2 jam. Puisi berlagu ini biasanya diiringi alat musik seperti gandang. Salah satu rangkaian upacara pernikahan ini, merupakan acara yang paling di tunggu- tunggu oleh masyarakat, karena salah satu sastra lisan ini sudah sangat jarang diadakan pada era modern ini.