KALIMANTAN SELATAN
MATA KULIAH KEBUDAYAAN MASYARAKAT BANJAR
Disusun oleh:
GABRIELA AUDREY ISA PUTRI
NIM: 1910124320006
MUHAMMAD HAIKAL MAHARDIKA
NIM: 1910124210006
SEPTIAN RAHMAN
NIM: 1910124110006
MUHAMMAD FIRDAUS
NIM: 1710124310012
Dalam peta budaya, daerah Kalimantan Selatan terdiri dari beragam suku
bangsa, baik itu suku bangsa pribumi maupun suku bangsa pendatang. Suku
Banjar, Dayak Bukit, Dayak Ngaju, dayak Barito, Dayak Maanyan, dan suku
Bugis merupakan sebagian dari suku bangsa yang ada di Kalimantan Selatan.
Berbagai suku bangsa tersebut hidup dan menetap dengan pola kebiasaan atau
adat istiadat sebagai pengatur kelakuannya masing-masing (Koetjaningrat,
1990:11).
Terdapat empat nilai Budaya Banjar yaitu: 1) nilai Budaya Banjar dalam
hubungan manusia dengan Tuhan, seperti di dalam lingkungan kerja kita harus
ikhlas dan bersyukur dalam bekerja. Wujud konsepsi barelaan merupakan nilai
ikhlas dan syukur dan semata-mata untuk ibadah dan mendapat keridhoan Allah
SWT. 2) nilai budaya Banjar dalam hubungan manusia dengan sesama manusia,
pada sistem kekerabatan, baik karena keturunan maupun karena status sosial dan
profesi, ada konsep bubuhan. Dalam konsepsi bubuhan termuat nilai
bedingsanakan (persudaraan), betutulungan (tolong menolong) dan mau haja
bakalah bamanang (mau saja kalah menang) maksudnya mau saja memberi dan
menerima. Orang Banjar bersifat terbuka dan toleran. 3) nilai budaya Banjar
dalam hubungan manusia dengan diri sendiri, yaitu harus bersungguh-sungguh
dan manuntung dalam bekerja. Nilai untuk pengembangan diri konsepsi gawi
manuntung, dalas balangsar dada yang maknanya seseorang harus mau berjuang
dengan sungguh-sungguh. dan 4) nilai budaya Banjar dalam hubungan manusia
dengan alam yang maksudnya kita harus bisa menyesuaikan diri “bisa-bisa
maandak awak” nilai konsepsi bisa-bisa meandak awak untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan. Budaya bertenggang rasa dalam pergaulan antar manusia
seperti di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Urang Banjar dengan makna
badiri sadang, baduduk sadang. Artinya, “orang baik adalah orang yang bisa
menyesuaikan diri dalam pergaulan sehari-hari, dalam situasi dan kondisi apapun,
kapan pun dan dimanapun).
Tari Radap Rahayu tumbuh dan berkembang dalam konteks fungsi ritual
pada upacara Tapung Tawar (batapung tawar). Masyarakat suku Banjar
melakukan aktivitas ritual ini dalam rangka tolak bala bagi diri seseorang. Dalam
upacara, mereka menampilkan tari Radap Rahayu yang berfungsi sebagai Tapung
Tawar atau tolak bala. Tari dan musik pada upacara ini merupakan kesatuan yang
bertujuan untuk memanggil roh-roh yang baik untuk melindungi orang yang
hendak ditapung tawari dari gangguan roh-roh jahat. Oleh karena keterikatan
dengan upacara Tapung Tawar, maka tari Radap Rahayu sering disebut tari
tapung tawar.
Dalam catatan sejarah, tari ini sudah ada sejak dulu kala, menurut cerita
diciptakan oleh seorang ningrat bernama Pangeran Hidayatullah. Dalam
perkembangannya tari ini sempat mati suri. Tari Radap rahayu kemudian digali
kembalai oleh tokoh masyarakat Banjar yang bernama Kiai amir Hasan Bondan
pada tahun 1928 (sjrfudin, 2005:274).
Tari Radap Rahayu adalah tari yang saat ini difungsikan sebagai hiburan
dalam perayaan siklus hidup masyarakat suku Banjar. Ini berarti bahwa, fungsi
tari Radap Rahayu telah mengalami perubahan dari fungsi ritual menjadi fungsi
baru, yaitu fungsi hiburan. Pandangan ini berdasar pada kenyataan bahwa saat ini
sudah jarang sajian Radap Rahayu dalam konteks ritual.
Tari Radap Rahayu merupakan tari klasik yang berakar dari tari Kerajaan
Banjar yang ada di Kalimantan Selatan, seperti tampak pada gerak tarbang, gerak
sembahan, gerak angin tutus. Gerak-gerak tersebut diolah, disusun, dan
dikembangkan berdasarkan konsep seperti pengembangan pada motif gerak,
pengembangan ruang gerak dan dinamika.
Tarian ini disajikan dengan iringin alat musik tradisional Panting, dan juga
alat musik lain seperti Terbang atau rebana, biola, seruling, gong dan babun. Para
penari menggunakan hiasan kepala (mahkota gunungan), kambang goyang,
kalung samban barangkap, anting-anting barumbai, gelang keroncong, bunga
bogam, dan catik sirih dengan menggunakan properti tari berupa cupu kecil
(bakor).
BAB II
Tarian ini awalnya merupakan salah satu tarian yang bersifat ritual bagi
masyarakat Banjarmasin. Tarian ini merupakan tarian penolak bala untuk
meminta keselamatan dari segala mara bahaya. Tari Radap Rahayu awalnya
hanya di tampilkan dalam acara adat seperti perkawinan, kehamilan, kelahiran dan
juga acara kematian. Namun seiring dengan perkembangan tarian ini tidak hanya
untuk acara ritual saja, namun juga sebagai hiburan masyarakat.
Kemiripan tatanan tari antara daerah satu dengan lainnya tidak terlepas
dari latar belakang sejarah keberadaannya. Tari secara keseluruhan ditandai oleh
ciri umum. Sikap dada yang tegap, langkah-langkah yang tenang terukur, gerak-
gerak lengan dengan variasi arah yang luas tetapi dengan posisi stabil pada siku,
gerak yang serba halus tertahan, gerak-gerak leher yang terolah dalam berbagai
variasi, penggunaan selendang untuk memperluas kemungkinan bentuk, serta
tarikan wajah yang tidak “dimainkan” tanda
dari tarian.
1. Tarbang layang
Dari posisi duduk langsung masuk Limbai Kibas sambil berdiri. perlahan.
Limbai Kibas Kanan : Kedua tangan diayun ke atas kesamping badan
dimulai sisi kanan badan.
Tangan kanan ayun tinggi lurus ke atas, tangan kiri setengah badan,
dilakukan 4 hitungan, hitungan ke 4 pergelangan tangan dipatahkan tapak
tangan menghadap ke atas , turun perlahan dengan 4 hitungan, dengan
diikuti kedua tangan turun, kaki membentuk posisi jumanang bentuk huruf
T kanan.
Limbai Kibas Kiri : Sebaliknya
dari Limbai Kibas Kanan. Kaki
membentuk posisi jumanang
bentuk huruf T kiri.
Limbai Kibas ini dilakukan 4 kali
3. Dandang Mangapak
Kedua kaki jinjit menyangga tubuh, kedua tangan kanan dan kiri diangkat
dikepakkan di atas kepala dengan hitungan 4, badan serong ke kanan.
Kedua tangan turun silang di depan badan sedikit ke bawah, posisi kaki
bergerak pindah ke arah serong kiri dengan 4 hitungan.
Lakukan gerakan sebaliknya.
Dilakukan sebanyak 4 kali. Tiap 2 kali dtutup dengan golak bahu seiiring
gerakan ayunan tangan ke depan telapak tangan ke depan. Penutup kedua
dengan volume kecil sambil turun ke posisi duduk.
4. Mendoa (Sesembahan/berdoa)
Turun perlahan dengan posisi duduk lutut dan tumit depan menyangga
tubuh. Badan naik turun dengan posisi
sembah di bawah dagu (hitungan 2 X 4 )
5. Mambunga
6. Alang Manari
7. Lontang Penuh
8. Lontang Setengah
Kemudian alat musik dan lagu pengiring pada tari Radap Rahayu, yaitu :
1. Alat Musik
Rebab/Biola
Babun
Terbang kecil
Terbang besar
Terbang peninting
Suling
Gong
Panting
2. Lagu Pengiring
Tari Radap Rahayu ditarikan oleh remaja putri, jumlah penari yang biasanya
terdiri dari tiga orang, namun kadang ditarikan lebih dari tiga. Dalam tari Radap
Rahayu para penarinya menggunakan baju Layang yaitu bagian bahu terbelah.
Dimana untuk Kostum tari Radap Rahayu merupakan kostum dari para remaja
putri kerajaan Banjar
Properti dalam tari Radap Rahayu yaitu sebuah cupu kecil (bokor : bahasa
Jawa) yang berisi bunga mawar merah dan putih yang nantinya ditaburkan sebagai
simbol menghilangkan hal-hal yang tidak baik dalam diri orang disekitarnya atau
yang melihat tari Radap Rahayu tersebut. Sajian tari Radap Rahayu diawali
sembahan dan diakhiri oleh sembahan.
- Kambang goyang
- Anting-anting barumbai
- Gelang keroncong
Nama tari radap rahayu ini diambil dari kata adap atau beradap-adap yang
berarti bersama-sama atau bisa juga berkelompok. Sedangkan rahayu berarti
kebahagiaan atau kemakmuran. Oleh karena itu tari ini bisa diartikan kelompok
masyarakat yang secara bersama-sama bisa menjaga kebahagiaan dan
kemakmuran kehidupan masyarakat tersebut. Tari radap rahayu dalam konteks
nilai sosial masyarakat banjar yaitu bagaimana masyarakat banjar menjalin
hubungan silaturahmi yang tinggi terhadap sesama manusia yang jelas
tersampaikan dalam pemaknaan dan fungsi pada tari radap rahayu sebagai
penyambutan tamu
Tarian ini mengandung nilai budaya legenda atau cerita rakyat terkandung
dalam tarian tradisi radap rahayu, tarian ini adalah tarian klasik yang
menggambarkan turunnya para bidadari kayangan ke dunia untuk memberikan
restu dan keselamatan, tarian ini juga dihubungkan dengan legenda di zaman
Kerajaan Negara Dipa.
C. Proses pembudayaan Tari Radap Rahayu
Tari Radap Rahayu semula merupakan tarian sakral yang erat kaitannya
dengan tradisi Tapung Tawar (batapung tawar), yakni ritual penolak bala. Seperti
umumnya kesenian tradisional di daerah lain, seiring perkembangan tarian ini pun
mengalami perubahan, termasuk fungsinya. Saat ini Tarian Radap Rahayu lebih
difungsikan sebagai tari penyambutan.
BAB III
Kesimpulan
Suku Banjar juga disebut dengan sebutan urang banjar, masyarakat urang
Banjar dikenal dengan orang yang suka berdagang dan juga keislamannya. Suku
Banjar juga terbagi menjadi tiga kelompok. Sebagai berikut;
Dalam suku Banjar juga terdapat empat nilai budaya. Sebagai berikut;