Anda di halaman 1dari 6

SENI TARI DI KALIMANTAN TENGAH DAN KALIMANTAN SELATAN

NAMA KELOMPOK :
1. AKHMAD RAYANDI
2. FERDY NUR KHOLIS
3. HABIBIE HARIANTO
4. HASAN SAIRAJI
5. M. ALI SYAHBANA

MAN KAPUAS
Tari Mandau (Tari Tradisional
Kalimantan Tengah)

Seiring majunya perkembangan zaman, dan maraknya budaya-budaya luar yang masuk
ke Indonesia mengakibatkan budaya lokal sedikit demi sedikit mulai tersingkirkan. Termasuk
budaya di Kalimantan, khususnya Kalimantan Tengah yang dapat dilihat dari kesenian tari.
Kalimantan Tengah termasuk penyubang besar budaya di Indonesia, dikarenakan di Kalimantan
Tengah sendiri memiliki banyak suku-suku belum lagi ditambah dengan anak-anak suku.

Oleh karena itu, Kalimantan Tengah pasti memiliki banyak ragam jenis tarian yang belum
diketahui sepenuhnya oleh para generasi muda, hal itupun termasuk menyebabkan kesenian tari
di Kalimantan Tengah mulai tersingkirkan dengan masuknya kesenian tari dari budaya lain.
Salah satu contoh seni tari yang terkenal dan mungkin sudah tidak asing lagi adalah Tari
Mandau.

Tari Mandau merupakan salah satu dari berbagai jenis tarian khas suku dayak di
Kalimantan Tengah, lebih tepatnya berasal dari Kota Palangkaraya. Tari Mandau adalah
simbolisasi dari semangat juang masyarakat suku dayak dalam membela harkat dan martabatnya.
Selain menggambarkan patriotisme warga Bumi Tambun Bungai untuk menjaga tanah
kelahirannya, tari Mandau juga merupakan simbolisasi keperkasaan pria suku Dayak dalam
menghadapi segala macam tantangan dalam aspek kehidupan.
MAN KAPUAS
Dalam setiap pertunjukkan atau persembahan tari Mandau, diiringi alunan suara Gandang
dan Garantung yang bertalu kencang. Harmonisasi perangkat music tradisional tersebut
memunculkan irama penuh semangat, seolah mengajak mereka yang mendengar dan
menyaksikan persembahan tari Mandau semakin bersemangat layaknya pejuang Suku Dayak
yang siap terjun ke medan juang. Kelompok penari tari Mandau selalu dilengkapi dengan
menggenggam Mandau pada tangan kanan dan talawang ( perisai ) di tangan kiri menangkis
serangan musuh sebagai tameng.

Pada umumnya, tarian Mandau dimainkan oleh kaum perempuan. Makna yang
terkandung didalamnya adalah semangat seluruh warga dayak dalam pertahanan diri dan
kampung halaman dari ancaman pihak – pihak luar.

Dalam penyajiannya penari melakukan gerakan yang lembut, gagah, dan energik. Saat
ini, penggarapan tari, gerak, dan ragamnya telah mengalami pengembangan dengan tidak
meninggalkan kaidah dan tekhniknya yang sudah dikenal luas di seluruh wilayah Kalimantan
Tengah sejak masa silam.

Saat ini, tari Mandau sering di gunakan sebagai upacara penyambutan tamu, hiburan,
ataupun sebagai pergaulan.

Jadi, dapat kita ketahui bahwa Tari Mandau merupakan salah satu dari berbagai jenis
tarian khas suku dayak di Kalimantan Tengah, lebih tepatnya berasal dari Kota Palangkaraya.
Tari Mandau adalah simbolisasi dari semangat juang masyarakat suku dayak dalam membela
harkat dan martabatnya. Dan Mandau adalah senjata khas Dayak yang digunakan untuk perang,
mempertahankan diri dan kampung Suku Dayak.

Kemudian, dalam penyajian tarian, konsep garapan yang kami angkat yaitu dari
kehidupan sehari-hari, yang menceritakan seorang lelaki mengganggu beberapa wanita, pada saat
wanita-wanita tersebut sedang asik bermain dan menari. Kemudian wanita-wanita tersebut tidak
terima diganggu oleh si lelaki dan akhirnya terjadi sebuah pertengkaran (perang).

MAN KAPUAS
Tari Radap Rahayu (Tari Tradisional
Kalimantan Selatan)

Tari Radap Rahayu adalah kesenian klasik dari Banjarmasin, Kalimantan selatan. Tarian
ini merupakan salah satu tarian untuk penyambutan tamu sebagai tanda penghormatan. Nama
Tari Radap Rahayu di ambil dari kata radap atau beradap - adap yang berarti bersama sama atau
berkelompok. Sedangkan rahayu berarti kebahagiaan atau kemakmuran.

Tarian ini awalnya merupakan salah satu tarian yang bersifat ritual bagi masyarakat
Banjarmasin. Tarian ini merupakan tarian penolak bala untuk meminta keselamatan dari
segala mara bahaya. Tari Radap Rahayu awalnya hanya di tampilkan dalam acara adat seperti
perkawinan, kehamilan, kelahiran dan juga acara kematian. Namun seiring dengan
perkembangan tarian ini tidak hanya untuk acara ritual saja, namun juga sebagai hiburan
masyarakat.

Gambar: Penari Radap Rahayu


Menurut sejarah nya, tarian ini berasal dari peritiwa pulangnya patih lambung mangkurat
dari kunjungannya ke kerajaan maja pahit. Ketika akan memasuki sungai barito, kapal mereka
pun kandas sehingga kapal mereka oleng dan hampir terbalik. Dalam situasi itu membuat patih

MAN KAPUAS
lambung mangkurat memuja bantam atau meminta pertolongan pada Tuhan agar mereka di
selamatkan. Tidak lama setelah memuja bantam, turunlah tujuh bidadari ke atas kapal kemudian
mengadakan upacara beradap – adap. Setelah kapal terselamatkan, bidadari pun kembali ke
kayangan dengan gerakan yang sama dengan gerakan terbang layang pada Tari Radap Rahayu.

Gerakan dalam Tari Radap Rahayu selalu di awali dengan gerakan terbang layang yang
menggambarkan bidadari yang turun kayangan langit dan di akhiri dengan gerakan ini lagi yang
menggambarkan bidadari kembali ke kayangan. Beberapa teknik gerakan lain diantaranya adalah
limbai kibas, dandang mangapak, mendoa (Sesembahan), mambunga, alang manari, lontang
penuh, lontang setengah, gagoreh srikandi, mantang, tarbang layang, mendoa, membunga,
tapung tawar, puja Bantam, angin tutus.

Pada saat pertunjukannya penari menari di balut dengan busana yang di sebut
dengan baju layang dengan selendang yang di guganakan untuk menari seakan melukiskan
keindahan seorang bidadari. Selain itu penari juga di lengkapi dengan cepu sebagai tempat beras
kuning dan bunga rampai di tangan kiri untuk gerakan ritual. Dalam pertunjukannya, penari juga
di iringi dengan iringan musik dan nyanyian syair.

Gambar : Pertunjukan Tari Radap Rahayu


Dalam perkembangannya, Tari Radap Rahayu juga sempat mengalami kepunahan.
Berawal dari berakhirnya kerajaan dwipa,tarian ini kembali di populerkan oleh seniman kerajaan
banjar bernama pangeran hidayatullah. Namun kembali hilang ketika perang banjar saat
mengusir penjajah belanda dari Banjarmasin. Pada tahun 1955 tarian ini kembali di bangkitkan
oleh seorang budayawan bernama Kyai Amir Hasan Bondan melalui kelompok tari bernama
PERPEKINDO di Banjarmasin dan masih di lestarikan hingga saat ini.

Tari Radap Rahayu masih bisa kita temukan di berbagai acara penyambutan tamu, acara
adat dan festival budaya. Tari Radap Rahayu juga masih di lestarikan di berbagai sanggar
kesenian di Banjarmasin, Kalimantan selatan. Tentunya banyak kreasi yang di tambahkan di

MAN KAPUAS
setiap pertunjukannya agar pertunjukan terlihat menarik, tapi tetap tidak meninggalkan pakem
aslinya.

MAN KAPUAS

Anda mungkin juga menyukai