Anda di halaman 1dari 12

Macam-Macam Tari Tradisional di Indonesia

1.Tari Saman Dari Aceh


Tari Saman adalah sebuah tarian suku Gayo (Gayo Lues) yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian Saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari Saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara.Tari Saman ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia dalam Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, 24 November 2011

2.Tari Seudati Dari Aceh


Tari Seudati adalah nama tarian yang berasal dari provinsi Aceh. Seudati berasal dari kata Syahadat, yang berarti saksi/bersaksi/pengakuan terhadap Tiada Tuhan selain Allah,dan Nabi Muhammad utusan Allah.Tarian ini juga termasuk kategori Tribal War Dance atau Tari Perang, yang mana syairnya selalu membangkitkan semangat pemuda Aceh untuk bangkit dan melawan penjajahan. Oleh sebab itu tarian ini sempat dilarang pada zaman penjajahan Belanda tetapi sekarang tarian ini diperbolehkan kembali dan menjadi Kesenian Nasional Indonesia.

3.Tari Tarek Pukat Dari Aceh


Tarek Pukat merupakan salah satu tarian khas daerah Aceh, tarian ini menggambarkan aktifitas para nelayan yang menangkap ikan dilaut. Tarek yang berarti "Tarik", dan Pukat adalah alat sejenis jaring yang digunakan untuk menangkap ikan

4.Tari Jaipong Dari Jawa Barat


Jaipongan adalah sebuah tari tradisional masyarakat Sunda, Jawa Barat, yang cukup populer di Indonesia.Tari ini diciptakan oleh seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira, sekitar tahun 1960-an, dengan tujuan untuk menciptakan suatu jenis musik dan tarian pergaulan yang digali dari kekayaan seni tradisi rakyat Nusantara, khususnya Jawa Barat. Meskipun termasuk seni tari kreasi yang relatif baru, jaipongan dikembangkan berdasarkan kesenian rakyat yang sudah berkembang sebelumnya, seperti Ketuk Tilu, Kliningan, serta Ronggeng. Perhatian Gumbira pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu. Gerakgerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid dari beberapa kesenian menjadi inspirasi untuk mengembangkan kesenian jaipongan.

5.Tari Golek Dari Jawa Tengah


Golek dimungkinkan berarti mencari. Mencari tuntunan dan jati diri. Ketika berada di akhir pertunjukan Langen Mandra Wanara fungsinya mengingatkan orang untuk mencari tuntunan dari sajian certa, ketika berdiri sendiri sebagai tarian tunggal (solo) lepas, berfungsi sebagai tari tontonan atau pertunjukan. Yang dimaksud tari tunggal lepas adalah tari yang biasanya dibawakan secara perorangan, dan tidak menggambarkan tokoh. Tari Golek sebagai tarian lepas, menurut hemat penulis, menggambarkan pencarian seorang perempuan terhadap: ilmu, pengalaman, bekal hidup (sekaligus bekal mati), potensi, dan jati diri.

6.Tari Ngeremo Dari Jawa Timur


Tari Remo berasal dari jonbang, jatim. Tarian ini pada awalnya merupakan tarian yang digunakan sebagai pengantar pertunjukan ludrok. Namun, pada perkembangannya tarian ini sering ditarikan secara terpisah sebagai sambutan atas tamu kenegaraan, ditarikan dalam upacara-upacara kenegaraan, maupun dalam festival kesenian daerah. Tarian ini sebenarnya menceritakan tentang perjuangan seorang pangeran dalam medan laga. Akan tetapi dalam perkembangannya tarian ini menjadi lebih sering ditarikan oleh perempuan, sehingga memunculkan gaya tarian yang lain: Remo Putri atau Tari Remo gaya perempuan.

7.Tari Legong Dari Bali


Legong merupakan sekelompok tarian klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari gambuh. Kata Legong berasal dari kata leg yang artinya gerak tari yang luwes atau lentur dan gong yang artinya gamelan. Legong dengan demikian mengandung arti gerak tari yang terikat (terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang dipakai mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan

8.Tari Kecak Dari Bali


Tak diketahui secara pasti darimana tarian kecak berasal dan dimana pertama kali berkembang, namun ada suatu macam kesepakatan pada masyarakat Bali kecak pertama kali berkembang menjadi seni pertujukan di Bona, Ganyar, sebagai pengetahuan tambahan kecak pada awalnya merupakan suatu tembang atau musik yang dihasil dari perpaduan suara yang membentuk melodi yang biasanya dipakai untuk mengiringi tarian Sahyang yang disakralkan. Dan hanya dapat dipentaskan di dalam pura. Kemudaian pada awal tahun 1930an astist dari desa Bona, Gianyar mencoba untuk mengembangkan tarian kecak dengan mengambil bagian cerita Ramayana yang didramatarikan sebagai pengganti Tari Sanghyang sehingga tari ini akhirnya bisa dipertontontan di depan umum sebagai seni pertunjukan. Bagian cerita Ramayana yang diambil pertama adalah dimana saat Dewi Sita diculik oleh Raja Rahwana.

9.Tari Pendet Dari Bali


Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat ibadat umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi "ucapan selamat datang", meski tetap mengandung anasir yang sakral-religius. Pencipta/koreografer bentuk modern tari ini adalah I Wayan Rindi

10.Tari Perang Dari NTT


Tari Perang adalah tari yang menunjukkan sifat-sifat keperkasaan dan kepandaian mempermainkan senjata.

11.Tari Mpaa Lenggogo Dari NTB


Tari Mpaa Lenggogo merupakan sebuah tarian untuk menyambut Maulid Nahi Muhammad SAW. Tarian ini juga sering dipertunjukkan pada upacara-upacara perkawinan atau upacara khitanan keluarga raja.

12.Tari Selamat Datang Dari Papua


Tari Selamat Datang adalah tari yang mempertunjukan kegembiraan hati penduduk dalam menyambut para tamu yang dihormati.

13.Tari Papua Dari Papua Barat


Tari Papua menampilkan sekumpulan penari pria dengan pakaian adat Papua, lengkap dengan tameng dan tombak. Tarian ini mirip seperti tarian perang, dimana gerakan yang energik dalam memainkan tombak dan tameng, dan terkadang diiringi dengan suara teriakan khas, merupakan gerakan yang khas dari tarian tersebut. Iringan alat musik serupa kendang, merupakan salah satu iringan musik yang dominan dalam tarian tersebut.

14.Tari Kipas Dari Sulawesi Selatan


Tari Kipas adalah tari yang mempertunjukkan kemahiran para gadis dalam memainkan kipas sambil mengikuti alunan lagu.

15.Tari Lumense Dari Sulawesi Tengah


Lumense berasal dari kata Lume yang berarti terbang dan Mense yang berarti itinggi, jadi Lumense berarti terbang tinggi. Tarian ini berasal dari Kecamatan Kabaena Kabupaten Bombana. Makna dari tarian ini adalah pemujaan pada sang Dewa. Tarian ini dipersembahkan pada upacara penyambutan tamu pesta-pesta rakyat di Kabupaten Bombana.

16.Tari Maengket Dari Sumatera Barat


Maengket sudah ada di tanah Minahasa sejak rakyat Minahasa mengenal pertanian terutama menanam padi di lading. Kalau dulu Nenek Moyang Minahasa, maengket hanya dimainkan pada waktu panen padi dengan gerakangerakan yang hanya sederhana, maka sekarang tarian Maengket telah berkembang teristimewa bentuk dan tarinya tanpa meninggalkan keasliannya terutama syair/sastra lagunya Maengket terdiri dari 3 babak, yaitu : - Maowey Kamberu - Marambak - Lalayaan Maowey Kamberu adalah suatu tarian yang dibawakan pada acara pengucapan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, dimana hasil pertanian terutama tanaman padi yang berlipat ganda/banyak. Marambak adalah tarian dengan semangat kegotong-royongan, rakyat Minahasa Bantu membantu membuat rumah yang baru. Selesai rumah dibangun maka diadakan pesta naik rumah baru atau dalam bahasa daerah disebut rumambak atau menguji kekuatan rumah baru dan semua masyarakat kampong diundang dalam pengucapan syukur. Lalayaan adalah tari yang melambangkan bagaimana pemuda-pemudi Minahasa pada zaman dahulu akan mencari jodoh mereka. Tari ini juga disebut tari pergaulan muda-mudi zaman dahulu kala di Minahasa. Tari Maengket merupakan tari pergaulan yang dilakukan secara berpasang-pasangan. Menggambarkan suasana kasih sayang dan cumbuan. Tari ini dimainkan berpasangan antara Pria dan Wanita. Ada sekitar 20 pasang atau lebih untuk membawakan tari ini, sambil bernyanyi khas daerah dan diiringi oleh musik beduk ( tambur) oleh seorang yang ahli, dan ada seorang pemandu tari. Biasanya tari ini dimainkan pada saat setelah panen hasil kebun. Disebut juga tari pengucapan syukur kepada sang pencipta dan merupakan tari pergaulan yang dilakukan berpasangan dengan menggambarkan suasana kasih sayang dan cumbuan, orang zaman dulu sering memainkan tari ini diberbagai kesempatan maupun dalam pertandingan.

17.Tari Gong Dari Kalimantan Timur


Bagi masyarakat suku Dayak Agabag, keberadaan tari gong di zaman dulu dijadikan sebagai tari permusuhan. Di mata mereka, orang lain adalah musuh, harus diperangi. Namun, bagi Roben Yangkat, zaman sudah berubah.

18.Tari Zapin Dari Kalimantan Barat


Asal-usul tarian zapin di Brunei dipercayai besar pengaruhnya dari kedatangan Pedagang Arab ke kepulauan Brunei. Tidak ada bukti yang akurat tentang hal ini, namun kedatangan pedagang Arab mampu mengubah seni budaya dari segi tarian. Bukti yang dapat dipegang yaitu banyak orang brunei keturunan Arab seperti Sultan Sharif Ali sultan Brunei ketiga.

19.Tari Radap Rahayu Dari Kalimantan Selatan


Tari ini menceritakan tentang para bidadari yang turun dari kayangan dan memberikan anugerah kebaikan bagi daerah yang di datanginya. Tujuan tari ini adalah sebagai ucapan rasa bersyukur dan doa agar kegiatan yang akan dilaksanakan dapat terselenggara dengan baik dan lancar.

20.Tari Malinting Dari Lampung

Sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat Lampung yang menceritakan tentang kunjungan Sunan Gunung Jati ke Keraton Pulung.

21.Tari Piring Dari Sumatera Barat

Tari Piring atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang adalah salah satu seni tari tradisonal di Minangkabau yang berasal dari kota Solok, provinsi Sumatera Barat. Tarian ini dimainkan dengan menggunakan piring sebagai media utama. Piring-piring tersebut kemudian diayun dengan gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas dari genggaman tangan

22.Tari Tor-Tor Dari Batak


Tari Tor-Tor adalah tarian yang gerakannya se-irama dengan musik (Margondang) yang dimainkan dengan alat-alat musik tradisional seperti gondang,suling,terompet batak,dan lainlain.Menurut sejarahnya tari tor-tor di gunakan dalam acara rtual yang berhubungan dengan roh,dimana roh tersebut di panggil danmasuk ke patung-patung batu(merupakan simbol leluhur),lalu patung tersebut bergerak seperti menari akan tetapi gerakannya kaku.Gerakan tersebut meliputi gerakan (jinjit-jinjit) dan gerakan tangan.

23.Tari Payung dari Minangkabau


Tari Payung adalah salah satu tari klasik dari Daerah Minang dan menggambarkan kasih sayang seorang kekasih yang dilambangkan dengan melindungi dengan payungnya.Tarian ini memang merupakan tari pergaulan muda-mudi sehingga dibawakan secara berpasangpasangan. Selain menggunakan payung sebagai alat bantu yang dimainkan oleh penari pria, bisa juga ditambah dengan selendang untuk penari wanita.Musiknya cukup variatif, mulai dari agak pelan, lalu agak cepat dan cepat, sangat dinamis. Tari ini biasa dibawakan untuk memeriahkan acara pesta, pameran, dan lain sebagainya.

24.Tari Rampak Bedug Dari Banten


Rampak Beduk merupakan sajian instrumen berupa perkusi, yang ditingkahi suara bedug berbagai ukuran. Ada empat bedug diikat kain merah biru, yang dipukul oleh pemain yang berdiri di tengah. Di pinggirannya, kelompok musik menimpali dengan bedug berbagai ukuran. Sesekali suara terdengar dari mulut para pemainnya, mirip suara musik tiup. Namun, tak ada sajian instrumen tiup. Yang terdengar, suara harmonis antara bedug dan para vokalis tradisi saling menyahut. Seni Rampak Bedug berawal dari kebiasaan penduduk berkeliling kampung sambil memukul bedug kala sahur di bulan puasa. Yang kemudian dijadikan ajang untuk beradu keras memukul bedug. Alhasil terjadilah pertemuan antar mereka, saling beradu kekuatan bedug. Tari Rampak Beduk Banten dimainkan oleh secara masal.

25.Tari Reog Ponorogo Dari Jawa Timur


Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosokwarok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.

Lembar Tugas Kliping SBK Macam-Macam Tarian Tradisional Di Indonesia

Nama:Ridha Rossy Pusparini Kelas:VA SD Negeri Beji 1

26.Tari Torompio Dari Sulawesi Tengah


Torompio adalah ungkapan dalam bahasa Pamona, Sulawesi Tengah. Ungkapan ini terdiri atas dua kata, yakni toro yang berarti berputar dan pio yang berarti angin. Jadi, torompio berarti angin berputar. Makna yang terkandung dalam ungkapan tersebut adalah gelora cinta kasih yang dilambangkan oleh tarian yang dinamis dengan gerakan berputar-putar bagaikan insan yang sedang dilanda cinta kasih, sehingga tarian ini disebut torompio. Pengertian gelora cinta kasih sebenarnya bukan hanya untuk sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta, melainkan juga untuk semua kehidupan, seperti: cinta tanah air, cinta sesama umat, cinta kepada tamu-tamu (menghargai tamu-tamu) dan lain sebagainya. Namun, yang lebih menonjol ialah cinta kasih antarsesama remaja atau muda-mudi, sehingga tarian ini lebih dikenal sebagai tarian muda-mudi. Torompio dalam penampilannya sangat ditentukan oleh syair lagu pengiring yang dinyanyikan oleh penari dan pengiring tari.

27.Tari Manasai Dari Kalimantan Tengah


Manasai adalah satu jenis tari pergaulan yang ada pada masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah. Tarian ini dilakukan oleh beberapa orang peserta, pria dan wanita yang berdiri berselang-seling antara pria dan wanita dalam satu lingkaran. Dimulai dengan semua menghadap kedalam lingkaran, kemudian berputar ke arah kanan, sambil melakukan gerak maju bergerak berlawanan arah jarum jam. kemudian menghadap ke arah luar lingkaran, berputar lagi ke arah kiri sambil melakukan gerak maju. Begitu seterusnya sambil berputar terus berlawanan arah jarum jam dengan mengikuti irama lagu pergaulan yang berjudul sama, lagu manasai. Setiap gerakan kaki dalam tarian ini, mirip dengan gerakan dalam irama ChaCha. Tidak ada batasan usia dalam tarian ini. siapapun dan dalam usia berapapun boleh bergabung. Bergabung kedalam lingkaran tari dapat dilakukan kapan saja, mengikuti irama lagu. Dengan bertambahnya peserta yang ikut bergabung, maka lingkaran tari pun akan semakin membesar. Dan semakin banyak peserta tari, irama musik pun bisa semakin dipercepat, dan suasana gembira serta meriah pun akan terbentuk dan tercipta.

28. Tari Kanjar Dari Kalimantan


Tari Kanjar merupakan tarian ritual pada upacara religi suku (Hindu Kaharingan) dari suku Dayak Bukit. Tari Kanjar (ba-kanjar) pada suku Bukit dilakukan oleh penari lelaki, sedangkan tarian serupa jika ditarikan penari wanita disebut tari babangsai. Wujud tarian ini berupa gerakan berputarputar mengelilingi suatu poros berupa altar tempat meletakkan sesaji (korban). Jadi mirip dengan tarian upacara ritual pada suku Dayak rumpun Ot Danum lainnya, misalnya pada suku Dayak Benuaq di Kalimantan Timur

29.Tari Hudoq Dari Kalimantan Timur


Tari Hudoq Masyarakat Dayak Bahau melukiskan wajah dewa-dewa dengan topeng yang terbuat dari kayu plai/jantung. Silau Apau Lagaan yang bergelar Buang Atut Uhut Mebaang yang berdiam di Apau Lagaan merupakan penguasa tertinggi atas macam-macam Hudoq.

30.Tari Jepin Lembut Dari Kalimantan Barat


Tarian Jepin bertumpu pada gerak kaki. Diawali dan ditutup salam pembuka, seluruh pentas menampilkan gerak kaki yang diulang-ulang. Dua kaki penari melangkah maju-mundur, ke samping kanan-kiri, kadang juga memutar.Tarian ini diiringi alat musik gambus, perkusi, dan marwas. Lagu yang didendangkan dalam musik pengiring berupa pantun yang mengangkat kehidupan sehari-hari. Lirik itu diselipi nilai-nilai ajaran Islam.Ini adalah corak Jepin asli atau tradisi. Seni ini kemudian meluas lewat Sungai Kapuas dan Sungai Kubu dan dihanyutkan hingga ke desa-desa pedalaman. Penyebaran ini membuka kemungkinan pengembangan variasi Jepin yang berbeda dari corak tradisi

Sumber: http://poss.tarumanagara.ac.id/tariandaerah/home.php?ref=welcome

Anda mungkin juga menyukai