Tari Bali adalah tarian yang berasal dari Bali. Tari Bali tidak selalu bergantung pada alur
cerita. Tujuan utama penari Bali adalah untuk menarikan tiap tahap gerakan dan rangkaian
dengan ekspresi penuh. Kecantikan tari Bali tampak pada gerakan-gerakan yang abstrak dan
indah.
Tari Barong merupakan tarian yang ditarikan oleh dua orang penari laki-laki, seorang
memainkan bagian kepala barong serta kaki depan, dan seorang lagi memainkan bagian kaki
belakang dan ekor. Barong yang berbentuk binatang mytologi ini banyak sekali macamnya,
ada yang kepalanya berbentuk kepala singa, harimau, babi hutan jantan (bangkal), gajah,
lembu atau keket. Keket oleh orang Bali dianggap sebagai raja hutan yang disebut pula
dengan nama Banaspati Raja. Untuk sejarah tari barong bisa anda baca disini ; Sejarah tari
barong.
Tari Golek Menak merupakan salah satu jenis tari klasik gaya Yogyakarta yang diciptakan
oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Penciptaan tari Golek Menak berawal dari ide sultan
setelah menyaksikan pertunjukkan Wayang Golek Menak yang dipentaskan oleh seorang
dalang dari daerah Kedu pada tahun 1941. Disebut juga Beksa Golek Menak, atau Beksan
Menak. Mengandung arti menarikan wayang Golek Menak.
Cakalele adalah tarian perang tradisional Maluku yang digunakan untuk menyambut tamu
ataupun dalam perayaan adat. Biasanya, tarian ini dibawakan oleh 30 pria dan wanita. Tarian
ini dilakukan secara berpasangan dengan iringan musik drum, flute, bia (sejenis musik tiup).
Tari Cokek merupakan tarian yang berasal dari budaya Betawi tempo dulu. Dewasa ini orkes
gambang kromong biasa digunakan untuk mengiringi tari pertunjukan kreasi baru, seperti tari
Sembah Nyai, Sirih Kuning dan sebagainya, di samping sebagai pengiring tari pergaulan
yang disebut tari cokek. Tari cokek ditarikan berpasangan antara laki-laki dan perempuan.
Tarian khasTangerang ini diwarnai budaya etnik Cina. Penarinya mengenakan kebaya yang
disebut cokek. Tarian cokek mirip sintren dari Cirebon atau sejenis ronggeng di Jawa
Tengah. Tarian ini kerap identik dengan keerotisan penarinya, yang dianggap tabu oleh
sebagian masyarakat.
Tari Saman adalah sebuah tarian suku Gayo (Gayo Lues) yang biasa ditampilkan untuk
merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian Saman
mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga
ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Dalam beberapa literatur menyebutkan tari Saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh
Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tari Saman
ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia dalam
Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda
UNESCO di Bali, 24 November 2011.
Merupakan tarian masyarakat Minangkabau yang berfungsi sebagai pembuka acara dan
upacara seremonial. Tari ini melambangkan penghormatan, penghargaan dan penyambutan
terhadap pemuka masyarakat, niniak mamak, tamu dan undangan.
#9. Tari Gambyong
Tari gambyong adalah tari yang muncul di ranah pinggiran masyarakat Jawa tetapi
istimewanya ia mampu menembus wilayah sentral kerajaan Jawa. Ia merupakan produk
kebudayaan wong cilik yang diangkat menjadi kebudayaannya para bangsawan Jawa.
Sehingga tari Ganbyong, yang awal mulanya berstatus sebagai tradisi kecil, maka pada
perkembangannya menjadi bagian tradisi besar.
Tari giring-giring adalah tarian khas Maanyan yang mendiami daerah Kabupaten Barito
Timur dan Kabupaten Barito Selatan provinsi Kalimantan Tengah.Tari giring-giring atau juga
disebut Gangereng biasanya ditampilkan untuk menyambut tamu.Giring-giring terbuat dari
bambu tipis (telang) yg diisi dengan biji piding sehingga menghasilkan suara yg ritmis
dengan alunan kangkanong (gamelan) oleh penarinya.
#11. Tari Jaipongan
Jaipongan adalah sebuah jenis tari pergaulan tradisional masyarakat Sunda, Jawa Barat, yang
cukup populer di Indonesia. Tari ini diciptakan oleh seorang seniman asal Bandung, Gugum
Gumbira, sekitar tahun 1960-an, dengan tujuan untuk menciptakan suatu jenis musik dan
tarian pergaulan yang digali dari kekayaan seni tradisi rakyat Nusantara, khususnya Jawa
Barat.
Tari Kecak adalah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan pada tahun 1930-an dan
dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau
lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan
cak dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera
membantu Rama melawan Rahwana.
Legong merupakan sekelompok tarian klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak
yang sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan
pengaruh dari gambuh. Kata Legong berasal dari kata leg yang artinya gerak tari yang
luwes atau lentur dan gong yang artinya gamelan. Legong dengan demikian mengandung
arti gerak tari yang terikat (terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya.
Gamelan yang dipakai mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan.
Tari Merak merupakan salah satu ragam tarian kreasi baru yang mengekspresikan kehidupan
binatang, yaitu burung merak. Tata cara dan geraknya diambil dari kehidupan merak yang
diangkat ke pentas oleh Seniman Sunda Raden Tjetje Somantri.
Tari Margapati ini berasal dari kata Marga. Di Bali, kata marga adalah sebutan dari kata
jalan atau margi seperti Marga Tiga yaitu jalan simpang tiga dan pati merupakan
kematian atau meninggal dunia sehingga tari ini mungkin berarti jalan menuju kematian atau
tarian yang menggambarkan kesalahan jalan seorang wanita, karena tari ini biasanya
ditarikan oleh seorang penari wanita dengan gerakan gerakan yang menyerupai seorang laki
laki.
#18. Tari Nelayan
Tari ini menggambarkan kehidupan para nelayan di laut yang hidup dari hasil menangkap
ikan.Tari ini banyak menampilkan gerak-gerak seperti mendayung, melempar jala, tertusuk
duri ikan dan lain sebagainya.Tari ini adalah ciptaan I Ketut Merdana dari Buleleng sekitar
tahun 1960.
Tari Ngremo merupakan bagian utama dalam sebuah pementasan ludruk. Tari Ngremo
dijadikan sebagai pembuka dalam pementasan seni pertunjukan tradisional ludruk,
pertunjukan seni kuda lumping dan pagelaran seni wayang kulit.
Tari Nandak Ganjen adalah tari kreasi baru dengan referensi budaya Betawi. Tari ini
diciptakan oleh Atin Kisam, salah satu putra Bapak Kisam Jiun, pimpinan kelompok topeng
Betawi Ratna Timur di Jakarta Timur. Tari ini adalah bentuk ungkapan sukacita dan
kebebasan oleh kaum muda. Tarian ini dibawakan oleh remaja putri Betawi yang beranjak
dewasa.
Oleg dapat berarti gerakan yang lemah gemulai, sedangkan tambulilingan berarti kumbang
pengisap madu bunga. Tari Oleg Tambulilingan melukiskan gerak-gerik seekor kumbang,
yang sedang bermain-main dan bermesra-mesraan dengan sekuntum bunga di sebuah taman.
Tarian ini sangat indah. Tari Oleg Tambulilingan, yang semula dinamakan Tambulilingan
Mangisep Sari, merupakan ciptaan I Ketut Mario dari Tabanan pada tahun 1952 atas
permintaan John Coast (dari Amerika).
Orek-orek adalah kesenian tradisional berupa tarian pergaulan yang merupakan perpaduan
antara gerak tari dan nyanyian yang diiringi tetabuhan yang cara memukulnya salah satunya
dengan dikorek.
Pajoge adalah sejenis tarian yang berasal dari Sulawesi Selatan, baik Bugis maupun
Makassar. Tari Pajoge biasanya ditampilkan dalam istana atau kediaman kalangan ningrat
oleh gadis yang berasal dari kalangan rakyat biasa. Pada mulanya tarian ini hanya merupakan
hiburan bagi kaum lelaki. Para penonton, biasanya dari kalangan ningrat, duduk dalam
lingkaran. Para penari menari melingkar. Setiap penari menari seorang diri sambil menyanyi
dan mencari pasangannya di antara penonton. Lalu dia akan memberi daun sirih kepada lelaki
yang sudah dipilihnya. Lelaki tersebut akan menari dengan sang gadis.
Tari Payung adalah salah satu tari klasik dari Minang, Sumatera Barat .Tarian yang
menggambarkan kasih sayang seorang kekasih. Tarian ini merupakan tari pergaulan muda-
mudi yang dilambangkan dengan payung sebagai pelindung. Makanya, tarian ini dibawakan
secara berpasangan.Selain menggunakan payung sebagai alat bantu yang dimainkan oleh
penari pria, penari wanita juga menggunakan selendang sebagai pelengkapnya.Musiknya
cukup variatif, mulai dari agak pelan, lalu agak cepat dan cepat, sangat dinamis.
#26.Tari Piring
Tari Rejang adalah sebuah tarian kesenian rakyat Bali yang ditampilkan secara khusus untuk
perempuan. Gerak-gerik tarinya sangat sederhana, dan biasanya diselenggarakan di pura pada
waktu berlangsungnya suatu upacara. Tarian ini dilakukan dengan penuh rasa hidrat, penuh
rasa pengabdian kepada Dewa-Dewi Hindu. Para penarinya mengenakan pakaian upacara,
menari dengan berbaris melingkari halaman pura atau pelinggih yang kadang kala dilakukan
dengan berpegangan tangan. Tari Rejang di beberapa tempat juga disebut dengan ngeremas
atau sutri.
Tari Remo adalah salah satu tarian untuk penyambutan tamu agung, yang ditampilkan baik
oleh satu atau banyak penari. Tarian ini berasal dari Provinsi Jawa Timur. Tarian ini
sebenarnya menceritakan tentang perjuangan seorang pangeran dalam medan laga. Akan
tetapi dalam perkembangannya tarian ini menjadi lebih sering ditarikan oleh perempuan,
sehingga memunculkan gaya tarian yang lain: Remo Putri atau Tari Remo gaya perempuan.
Tari Sajojo, populer sejak 1990-an. Mulanya di kalangan militer yang pernah tugas di Timor,
Maluku dan Irian.Sajojo, khas gerakannya loncat-bongkok-loncat-bongkok, dan dimulai dari
kaki kiri. Musik Sajojo, biasanya dengan irama Cha Cha Cha Ambon medly.
Tari ini merupakan ciptaan I Mario dari Tabanan yang menciptakan tarian ini pada tahun
1925. Tari ini disebut Kebyar Duduk oleh karena sebagian besar gerak-gerakan tarinya
dilakukan dalam posisi duduk dengan kedua kaki menyilang (bersila). Tari Kebyar Duduk
menggambarkan kemahiran seorang pemuda yang menari dengan lincahnya dengan posisi
duduk mengikuti irama gamelan. Apabila tarian ini ditarikan dengan memainkan instrumen
trompong, maka tarian Kebyar Duduk disebut tari Kebyar Trompong.
#31. Tari Serimpi
Tarian Serimpi merupakan tarian bernuansa mistik. Menurut sejarah nya Tari serimpi berasal
dari daerah Yogyakarta/jogja. Tari serimpi diiringi oleh gamelan Jawa. Tarian ini dimainkan
oleh dua orang penari wanita. Gerakan tangan yang lambat dan gemulai, merupakan ciri khas
dari tarian Serimpi. Tarian srimpi sangopati karya Pakubuwono IX ini, sebenarnya
merupakan tarian karya Pakubuwono IV yang memerintah Kraton Surakarta Hadiningrat
pada tahun 1788-1820 dengan nama Srimpi sangopati kata sangapati itu sendiri berasal dari
kata sang apati sebuah sebutan bagi calon pengganti raja. Tarian ini melambangkan bekal
untuk kematian (dari arti Sangopati) diperuntukan kepada Belanda.
Tari Andun adalah salah satu tarian rakyat yang berasal dari Bengkulu dan dilakukan pada
saat pesta perkawinan. Biasanya dilakukan oleh para bujang dan gadis secara berpasangan
pada malam hari dengan diringi musik kolintang. Pada zaman dahulu, tari ini biasanya
digunakan sebagai sarana mencari jodoh setelah selesai panen padi. Sebagai bentuk
pelestariannya saat ini dilakukan sebagai salah satu sarana hiburan bagi masyarakat,
khususnya bujang gadis.
#33. Tari Campak
Tari Campak merupakan tarian dari daerah Bangka-Belitung yang menggambarkan keceriaan
bujang dan dayang di Kepulauan Bangka Belitung. Tarian ini biasanya dibawakan setelah
panen padi atau sepulang dari ume (kebun).Tari ini digunakan juga sebagai hiburan dalam
berbagai kegiatan seperti penyambutan tamu atau pada pesta pernikahan di Bangka Belitung.
Tarian ini berkembang pada masa pendudukan bangsa Portugis di Bangka Belitung. Hal ini
bisa dilihat dari beberapa ragam pada tari Campak antara lain akordion dan pakaian pada
penari perempuan yang sangat kental dengan gaya Eropa.
Tari Seudati adalah nama tarian yang berasal dari provinsi Aceh. Seudati berasal dari kata
Syahadat, yang berarti saksi / bersaksi / pengakuan terhadap Tiada Tuhan selain Allah, dan
Nabi Muhammad utusan Allah.Tarian ini juga termasuk kategori Tribal War Dance atau Tari
Perang, yang mana syairnya selalu membangkitkan semangat pemuda Aceh untuk bangkit
dan melawan penjajahan. Oleh sebab itu tarian ini sempat dilarang pada zaman penjajahan
Belanda, tetapi sekarang tarian ini diperbolehkan kembali dan menjadi Kesenian Nasional
Indonesia.
Tari Bambangan Cakil merupakan salah satu tari klasik yang ada di Jawa khususnya Jawa
Tengah. Tari ini sebenarnya diadopsi dari salah satu adegan yang ada dalam pementasan
Wayang Kulit yaitu adegan Perang Kembang. Tari ini menceritakan perang antara ksatria
melawan raksasa. Ksatria adalah tokoh yang bersifat halus dan lemah lembut, sedangkan
Raksasa menggambarkan tokoh yang kasar dan bringas. Didalam pementasan wayang Kulit,
adegan perang kembang ini biasanya keluar tengah-tengah atau di Pathet Sanga. Perang
antara Ksatria (Bambangan) melawan raksasa ini sangat atraktif, dalam adegan ini juga bisa
digunakan sebagai tempat penilaian seorang dalang dalam menggerakkan wayang.
Tari Topeng merupakan tarian atau cerita tradisional dari kota Cirebon. Konon tarian ini
sudah populer sejak zaman Majapahit antara tahun 1300 sampai 1400 tarikh Masehi. Tarian
ini sangat unik dan memiliki khas tersendiri, dengan diiringi oleh alunan gamelan, para
penari melakukan tarian dengan memakai kedok atau topeng yang terbuat dari kayu. Kisah
atau cerita dari tari topeng, menggambarkan perwatakan kehidupan manusia.
#38. Tari Bogam
Bogam adalah rangkaian bunga mawar dan melati. Tarian ini merupakan tari selamat datang
dengan mempersembahkan kembang bogam kepada para tamu.
Merupakan jenis tari berpasangan yang diambil dari gerak tari zafin yang bernafaskan Islam
dan Melayu. Tari mengambarkan kerinduan seorang kekasih setelah lama pergi merantau
kemudian kembali ke kampung halaman.
Tari Bines merupakan tari yang ditarikan oleh para wanita dengan cara duduk berjajar sambil
menyanyikan syair yang berisikan dakwah atau informasi pembangunan. Para penari
melakukan gerakan dg perlahan kemudian berangsur-angsur menjadi cepat dan akhirnya
berhenti seketika secara serentak.
#41. Tari Tayub
Tari Tayub atau acara Tayuban. merupakan salah satu kesenian Jawa yang mengandung
unsur keindahan dan keserasian gerak. Tarian ini mirip dengan tari Jaipong dari Jawa Barat.
Unsur keindahan diiikuti dengan kemampuan penari dalam melakonkan tari yang dibawakan.
Tari tayub mirip dengan tari Gambyong yang lebih populer dari Jawa Tengah. Tarian ini
biasa digelar pada acara pernikahan, khitan serta acara kebesaran misalnya hari kemerdekaan
Republik Indonesia.
Sebuah kesenian rakyat Gayo yang dikenal dengan nama Didong, yaitu suatu kesenian yang
memadukan unsur tari, vokal, dan sastra. Didong dimulai sejak zaman Reje Linge XIII.
Kesenian ini diperkenalkan pertama kali oleh Abdul Kadir To`et. Kesenian didong lebih
digemari oleh masyarakat Takengon dan Bener Meriah
#43. Tari Ula-ula Lembing
Tari Ula-Ula Lembing merupakan tarian daerah Aceh Tamiang. Tarian ini ditarikan oleh 12
orang atau lebih berputar-butar ke sekeliling panggung bagai ular. Tarian ini harus dibawakan
dengan penjiwaan yang lincah dan ceria.
Tari pukat adalah tari tradisional Indonesia yang berasal dari provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam. Makna dari tarian ini adalah, kebersamaan dan saling tolong menolong dari
seluruh negara untuk Aceh dan Nias. Sehingga, Aceh dan Nias kembali tersenyum, Setiap
wanita dalam tarian ini memegang tali yang satu sama saling sambung menyambung, dan
kemudian terbentuk jaring seperti laba-laba.
Tari Pedang Mualang suku Dayak Mualang Kalimantan Barat adalah sebuah tarian tunggal
tradisional yang di sajikan pada masa kini untuk menghibur masyarakat dalam setiap acara
tradisional. misalnya: Gawai Dayak ( pesta panen padi ), Gawai Belaki Bini ( pesta
pernikahan ) dll.
Tari Mung Dhe adalah tari tradisional yang berasal dari Desa Garu, kecamatan Baron,
Nganjuk. Dalam tari ini bertemakan kepahlawanan dan cinta tanah air, heroik, patriotisme.
Selain itu tari ini berkaitan erat dengan kalahnya prajurit Diponegoro yang dipimpin oleh
Sentot Prawirodirdjo).
Tari Kridhajati merupakan tarian khas asal kota ukir Jepara. Tarian yang bisa dipraktikkan
satu orang, berkelompok maupun secara massal ini menggambarkan masyarakat Jepara yang
adiluhung dalam berkarya seni.
#49. Tari Laweut
Tari Laweut adalah tari yang berasal dari Aceh. Laweut berasal dari kata Selawat, sanjungan
yang ditujukan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Sebelum sebutan laweut dipakai,
pertama sekali disebut Akoon (Seudati Inong). Laweut ditetapkan namanya pada Pekan
Kebudayaan Aceh II (PKA II). Tarian ini berasal dari Pidie dan telah berkembang di seluruh
Aceh.
Tari Pakerna adalah tarian tradisional dari Sulawesi Selatan yang diiringi oleh 2 (dua) kepala
drum (gandrang) dan sepasang instrument alat semacam suling (puik-puik)[1]. Selain tari
pakarena yang selama ini dimainkan oleh maestro tari pakarena Maccoppong Daeng Rannu
(alm) dikabupaten Gowa, juga ada jenis tari pakarena lain yang berasal dari Kabupaten
Kepulauan Selayar yaitu Tari Pakarena Gantarang. Disebut sebagai Tari Pakarena
Gantarang karena tarian ini berasal dari sebuah perkampungan yang merupakan pusat
kerajaan di Pulau Selayar pada masa lalu yaitu Gantarang Lalang Bata. Tarian yang
dimainkan oleh empat orang penari perempuan ini pertama kali ditampilkan pada abad ke 17
tepatnya tahun 1903 saat Pangali Patta Raja dinobatkan sebagai Raja di Gantarang Lalang
Bata.