Share
Berikut ini daftar tarian daerah di Indonesia lengkap beserta gambar, asal
daerah, properti dan maknanya.
Salah satu contoh kekayaan budaya tersebut adalah ragam tarian daerah yang
jumlahnya sangat banyak. Bahkan, hampir setiap daerah di 34 provinsi yang
ada memiliki tarian daerahnya sendiri.
Tidak hanya indah dan bisa menghibur siapa saja yang menyaksikannya, tari-
tarian daerah Indonesia memiliki kesitimiwaan dan ciri khasnya masing-masing.
Nah, artikel kali ini akan mengulas tentang tari-tarian daerah paling populer di
Indonesia beserta provinsi asalnya. Yuk, simak daftarnya di bawah ini.
Tidak jarang, tarian yang biasanya dilakukan orang banyak penari sekaligus ini
dipertunjukkan dalam event kebudayaan di luar negeri.
Untuk bisa menarikannya, suatu kelompok penari saman bisa berlatih selama
berminggu-minggu bahkan berbulan bulan, lho Toppers.
Tarian ini biasanya ditarikan oleh orang Batak dalam berbagai ritual penting
seperti pesta pernikahan, pesta kematian, syukuran panen hingga upacara
penyembuhan orang sakit.
Saat menari Tor Tor, orang Batak biasanya diiringi permainan alat musik
Mangondangi yang terdiri dari 9 buah gondang (gendang batak), terompet khas
Batak dan suling. Gerakan tari tor tor tidak rumit dan relatif lebih mudah
dipelajari karena gerakannya monoton.
Namun, di masa sekarang tari piring sudah dipertunjukkan secara bebas dalam
berbagai perayaan.
Tari piring biasanya ditampilkan oleh 3 hingga 5 penari yang memegang dua
hingga tiga piring dalam tangannya dan gelang lonceng kecil yang diikat pada
kaki penari.
Tarian luwes dan indah ini biasanya diiringi oleh alunan alat musik tradisional
Minangkabau yakni bong dan saluang.
Turuk Langgai merupakan tarian khas etnis Mentawai yang terinspirasi dari
gerakan hewan seperti burung, ular, ayam hingga monyet.
Tarian yang memiliki tempo cepat dan gerakan enerjik ini awalnya ditampilkan
sebagai pembuka teater rakyat Betawi, Topeng Blantek.
Tarian yang ditarikan oleh penari perempuan ini biasanya dipertunjukkan
dengan iringan alat musik populer Betawi seperti terompet, trombone, baritone,
gendang, gong, simbal, dan tehyan.
Saat ditarikan, Jaipong biasanya diiringi oleh musik Jaipongan yang terdiri dari
gong, kecapi, gendang dan rebab.
Topeng panji, contohnya, menyimbolkan bayi yang masih bersih dari dosa,
sedangkan topeng pamindo merupakan kesatria, sementara topeng patih
menggambarkan kedewasaan.
Tarian ini bercerita tentang sosok spiritual yang diyakini sebagai penguasa dunia
kebatinan di pantai utara Jawa, Nyi Roro Kidul.
Tarian ini konon dipentaskan ketika ada peristiwa penting dalam keraton seperti
pergantian pejabat tinggi.
Tari serimpi sendiri banyak jenisnya, Toppers. Contohnya, serimpi genjung,
serimpi babul layar, serimpi bondan, serimpi anglir mendung dan serimpi
dhempel.
Biasanya, tarian ini dimainkan oleh empat penari yang melambangkan api, air,
angin dan tanah dan berpakaian layaknya putri keraton.
Tarian ini sebenarnya berakar dari tayub, sebuah tarian rakyat yang biasa
dimainkan ketika pesta panen.
Tari tradisional ini konon diciptakan oleh Ki Ageng Kutu, seorang abdi raja
Majapahit terakhir, Bra Kertabumi. Ki Ageng Kutu yang kemudian memberontak
pada rajanya tersebut menggunakan tarian ini sebagai sindiran bagi sang raja
yang dianggapnya korup dan berada di bawah pengaruh Cina.
Hal ini diperlihatkan lewat properti singa barong yang merepresentasikan sang
raja dan bulu-bulu merak di atas kepalanya yang melambangkan pengaruh
Cina.
Tarian yang menggunakan anyaman bambu dan kulit binatang yang berbentuk
seperti kuda ini menceritakan tentang para prajurit Majapahit yang gagah
berani.
Salah satu keunikan dari tarian ini adalah para pemainnya yang bisa
mengalami trance (kesurupan) dan melakukan tindakan berbahaya seperti
memakan potongan kaca atau mengupas kelapa menggunakan gigi.
Tari kecak sendiri diciptakan oleh penari Bali, Wayan Limbak dan pelukis asal
Jerman, Walter Spies.
Tarian yang biasanya dimainkan oleh belasan bahkan puluhan laki-laki ini
diambil dari tarian ritual penolak bala bernama tari sanghyang.
Tarian yang dimainkan tanpa alat musik ini bercerita tentang pasukan kera yang
membantu Rama melan raja jin yang jahat, Rahwana.
Tari yang bisa juga dipentaskan secara beramai-ramai ini merupakan bagian
dari ritual penyambutan turunnya dewata ke bumi.
Biasanya penari pendet mengenakan kemben dan kain berwarna keemasan
sambil memegang bokor, tempat menaruh bunga yang nantinya akan
ditaburkan.
Dalam versi aslinya, para penari perempuan yang menggunakan pakaian adat
Dayak Kenyah ini harus menari di atas gong. Itulah alasannya jika tarian ini
juga disebut sebagai tari gong.
Selain memiliki makna keseimbangan dalam hidup, tarian ini sendiri memiliki
menyimbolkan karakter wanita dayang yang cantik, pandai dan indah untuk
dipandang.