1.TARIAN JAKARTA
Tarian Daerah Jakarta. Setidaknya sejak masa kerajaan Hindu Tarumanagara pada kisaran abad
ke-5, kesenian telah berkembang dalam kebudayaan Suku Betawi di Tanah Jakarta. Ondel-ondel
tercipta sebagai seni kegembiraan di masa panen tiba, selain juga dihubungkan dengan sosok
Dewi Sri, dewi kemakmuran dalam mitologi Hindu.
Dalam sejarahnya, masyarakat Betawi dikenal sebagai keturunan campuran aneka suku yang
lebih dulu tinggal di wilayah Jakarta. Sejak ratusan tahun yang lalu, telah terjadi interaksi antar
suku di Pelabuhan Sunda Kelapa. Kehidupan di sekitar pelabuhan inilah yang kemudian menjadi
cikal-bakal lahirnya kota Jakarta pada tanggal 22 Juni 1957.
Tari Topeng Betawi adalah salah satu sajian dari rangkaian pertunjukan Topeng Betawi yang
di dalamnya menggabungkan unsur seni musik, tari, lawak dan lakon. Di masa-masa awal,
kesenian ini dipertunjukkan dengan cara berkeliling “ngamen” dengan lebih menitik-beratkan
pada unsur tari.
Topeng Betawi diciptakan tahun 1930 oleh Mak Kinang dan Kong Djioen karena terinspirasi
oleh Tari Topeng Kecil Cirebon. Oleh karena itu nama-nama topeng yang digunakan dalam
kesenian ini banyak memiliki kemiripan, baik nama dan filosofinya dengan Tari Topeng di
Cirebon.
Tarian adat Betawi ini selain difungsikan sebagai hiburan, dahulu juga dipercaya dapat
menjauhkan dari malapetaka. Jika digelar untuk mengisi sebuah acara, porsi lawakan lebih
menonjol. Untuk saat ini titik beratnya lebih kepada lakon. Instrumen pengiringnya disebut
Gamelan Topeng.
Sirih Kuning merupakan perkembangan dari tari tradisional Betawi, yakni Tari Cokek yang
berasal Banten. Meski namanya ada unsur “Kuning” namun busana penari beragam dan
cukup kental dengan budaya Tionghoa. Musik pengiringnya adalah Gambang Kromong yang
di dalamnya juga ada alat musik Tionghoa.
Dalam fungsinya, tarian ini dipertunjukkan untuk mengiringi pengantin. Khususnya, ketika
sesi penyerahan sirih dare oleh mempelai laki-laki kepada pengantin perempuan. Selain itu,
tari ini juga sering ditampilkan sebagai tari penyambut tamu atau untuk mengisi hiburan di
acara-acara tertentu.
Tari Yapong
sumber : www.indonesiakaya.com
Tarian Daerah Jakarta selanjutnya adalah Yapong. Tari kreasi baru yang diciptakan oleh
Bagong Kussudiardja untuk dipertunjukkan pada acara ulang tahun Jakarta ke-450 tahun
1977. Meski tetap mengusung warna tari rakyat Betawi, di dalamnya ada unsur-unsur tari
pop dan tarian Sumatera.
Akulturasi budaya terlihat juga pada busana tari ini. Penari mengenakan pakaian tari
Kembang Topeng Betawi yang dimodifikasi. Ada motif naga berwarna merah, mewakili
budaya Tionghoa. Adapun alat musik pengiringnya mengkombinasikan alat musik Betawi,
Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Tari Japin atau Tari Zapin Betawi merupakan salah satu jenis Tarian Zapin yang berkembang
di Indonesia. Tari Zapin sendiri merupakan khasanah tarian rumpun Melayu yang mendapat
pengaruh Arab. Tarian ini kemudian tersebar ke beberapa daerah dan beradaptasi dengan
citarasa budaya lokalnya.
Bisa dikatakan sebagian besar tarian tradisional Jakarta merupakan hasil kawin silang
budaya, tidak terkecuali Tari Renggong Manis. Tarian Betawi yang menggambarkan rasa
kebersamaan para remaja putri ini adalah hasil perpaduan antara budaya Betawi, Arab, India,
dan juga budaya Cina Klasik.
Renggong Manis biasa ditampilkan untuk membuka suatu acara, sebagai tarian penyambut
tamu. Pengiring musiknya Gambang Kromong yang didominasi suara rebab dua dawai. Baik
dalam musik maupun busananya, nuansa budaya Cina cukup menonjol. Pakaian umumnya
merah menyala dengan pernak-pernik khas Cina.
Tari Kembang Lambang Sari atau Tari Lambang Sari juga merupakan tari kreasi baru di
Jakarta. Dikreasikan oleh Wiwiek Widiastuti, terinspirasi oleh bentuk cerita “Bapak Jantuk”
pada Topeng Betawi. Cerita tentang kegembiraan mengasuh anak yang diekspresikan dengan
bernyanyi dan menari-nari.
Tatanan gerak Tari Kembang Lambang Sari merupakan transformasi dari pantun bertutur
Bapak Jantuk. Tokoh ini biasanya memakai topeng bermata sipit, keningnya menonjol ke
depan, pipi yang tembem, jalannya agak membungkik dan memakai tongkat. Biasanya
memakai ikat kepala, jas, celana pangsi dan sarung.
Tari Ronggeng Blantek merupakan tarian yang disajikan untuk membuka pertunjukkan
Topeng Blantek, teater rakyat Betawi. Tarian yang telah ada sejak masa penjajahan Belanda
ini dibawakan oleh 4-6 penari perempuan. Busana penari umumnya cerah, berhias payet,
manik-manik dan mengenakan selendang.
Para penari membawakan tarian ini dengan gerakan bertempo cepat, berenergi dan terkesan
luwes. Pengiringnya adalah perpaduan musik tanji, seperti terompet, trombone,baritone,
gendang, gong, simbal, dan tehyan. Jika dulu difungsikan untuk membuka Topeng Blantek,
kini tari ini sering mengisi banyak acara.
Lenggang Nyai merupakan tarian khas Jakarta yang terinspirasi oleh kisah Nyai Dasimah. Di
dalamnya diceritakan Nyai Dasimah bingung memilih calon pasangan hidup antara orang
Indonesia atau orang Belanda. Akhirnya ia memilih orang Belanda, tapi karena aturan yang
sangat ketat membuat ia berontak.
Seorang Wiwiek Widiastuti kemudian mengangkat kisah yang sarat makna tentang kesamaan
hak perempuan itu dalam bentuk seni tari. Seperti umumnya tarian daerah Jakarta, tarian ini
disajikan dengan iringan Gambang Kromong. Busana penarinya didominasi warna merah
menyala sebagai ciri khas budaya China.
Tarian Jakarta lainnya adalah Tari Sembah Nyai karya Dadi Djaja. Tari ini merupakan
pengembangan dari tarian tradisi Betawi Tengah. Sehingga nuansa Melayu cukup berperan.
Bentuk Penyajiannya pun hampir sama dengan Tari Sekapur Sirih dalam khasanah tarian
Melayu. Musik pengiringnya adalah Gambang Kromong.
2. Jawa Barat
Jawa Barat adalah salah satu provinsi yang kaya akan memiliki tempat wisata dan makanan yang
khas ini ternyata memiliki juga beberapa kebudayaan yang masih dijaga dengan baik. Dibantu
dengan adanya kampus ISBI Bandung dan beberapa kampus seni lainnya yang menyediakan
sarana untuk mahasiswanya untuk berkreasi dengan kesenian tradisional Jawa Barat.
Hal ini terlihat ketika sering diadakannya pagelaran alat musik tradisional atau pun tari
tradisional di bandung, walau beberapa tarian tradisional kerap kali hanya ditampilkan untuk
hiburan semata saja, namun hal ini cukup memberi kesadaran bagi masyarakat untuk menjaga
kelestarian budaya Indonesia yang kerap kali dicuri oleh negeri orang dan tidak adanya penerus
anak bangsa yang membawakan tarian tradisional.
Banyak juga nilai yang terkandung pada tarian tradisional daerah Jawa Barat ini, ada nilai sosial
budaya dan ada juga nila filosofisnya.
Tidak jarang sebuah seni tari tradisional mencerminkan potret kehidupan manusia yang terjadi
dimasyarakat setempat. Contohnya tari yang berasal dari daerah Sumatera
Selatan mencerminkan seorang wanita yang sedang menenun kain songket. Hal ini juga terjadi
pada budaya seni tarian daerah Jawa Barat ini.
Terkait dengan topik yang kami tulis kali ini, kami telah berhasil mengumpulkan beberapa tarian
daerah yang berasal dari Jawa Barat ini.
Table of Contents
1. Tari Jaipong
2. Tari Topeng
3. Tari Merak
4. Tari Wayang
5. Tari Ketuk Tilu
6. Tari Keurseus
7. Tari Buyung
8. Tari Ronggeng Bugis
9. Tari Sampiung
10 Tari Sintren
11. Tari Ronggeng Gunung
Penutup
Terkait
1. Tari Jaipong
musiktari.blogspot.com
Tari Jaipong adalah tarian yang berasal dari Bandung provinsi Jawa Barat.
Nama lain dari tari ini adalah Jaipongan yaitu sebuah genre seni tari yang lahir pada kreativitas
seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira. Perhatiannya pada kesenian rakyat ini
menjadikannya banyak mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerakan tari
tradisional yang ada pada Kliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu.
Gerakan-gerakan bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam lainnya gerak mincid dari
beberapa kesenian di atas cukup memiliki inspirasi juga untuk mengembangkan tarian tradisional
atau kesenian yang kini dikenal dengan nama lain yaitu Jaipongan.
2. Tari Topeng
myimage.id
Tari Topeng atau tari topeng Cirebon ini, dari namanya saja sudah bisa kita diperkirakan bahwa
tarian ini berasal dari Cirebon.
Tarian topeng ini diambil dari beberapa cerita rakyat tentang Sunan Gunung Jati yang saat itu
sedang menguasai kota Cirebon, hingga pada suatu saat kota cirebon diserang oleh Pangeran
Welang. Pada saat itu juga Sunan Gunung Jati tidak bisa menandingi kekuatan Pangeran Welang
yang cukup kuat dan bahkan sunan gunung jati terancam kalah pada saat itu.
Dari kisah tersebut terlahirlah tari topeng ini, yang dengan cepat menyebar ke beberapa daerah-
daerah lain seperti Indramayu, Losari, Brebes, Subang, dan Jatibarang.
Yang memainkan tarian topeng ini biasanya disebut dengan dalang. Jumlah penarinya pun tidak
disyaratkan terkadang solo atau bahkan lebih dari 2-3 orang penari.
3. Tari Merak
Holobis.Net
Tari merak ini berasal tanah Pasundan, tarian ini dibuat oleh Raden Tjetje Somantri yang
terinspirasi dari burung merak pada waktu itu, karena sejak zaman dulu Merak menandakan
sebuah mahkota.
Tidak banyak sejarah dari tari merak ini, penari hanya menari dan melenggak lenggok sembari
mengibaskan sayapnya seperti seekor burung merak. Walau begitu tarian merak ini
mengutamakan keindahan dan kecantikan pada sii penarinya. Tidak heran bila semua orang yang
melihat terkagum-kagum dengan tarian merak ini.
Untuk membedakan tarian merak ini cukuplah gampang, ciri khasnya seorang penari
menggunakan mahkota pada kepalanya, dan berpakaian seperti kamben tapi coraknya seperti
burung merak. Di zaman sekarang ini, kamu bisa gampang memesan atau langsung membeli 1
set pakaian tari merak dengan harga kisaran 2-4 juta.
Jumlah penari merak ini biasanya 3 orang, namun terkadang hanya beranggotakan 2 orang saja,
bisa ditarikan dengan berpasang-pasangan. Dan di ikuti dengan musik pengiringnya yaitu
gamelan.
4. Tari Wayang
budayajawa.id
Setelah ada kesenian wayang golek, ternyata ada juga tarian yang disebut dengan Tari Wayang
karena latar belakang tarian ini seperti cerita wayang. Biasanya karakter penarinya diambil
dengan salah satu karakter wayang golek, dengan gerakan tariannya yang mengikuti alur cerita.
Gerakan tarian ini terkadang seperti sedang berkelahi atau perang, tergantung tema yang di
bawakan. Jumlah penarinya pun dibebaskan dalam tari wayang ini, uniknya tarian ini lebih
banyak ditarikan oleh laki-laki daripada perempuan.
kamerabudaya.com
Tari Ketuk Tilu ini berasal dari Sunda, Jawa Barat. Kata tilu ini kalau diartikan ke bahasa
Indonesia yaitu artinya tiga. Menurut sejarahnya kata tilu ini ada kemungkinan nama ketuk tilu
diambil karena iringan musik untuk tarian ini mengeluarkan 3 suara.
Dahulunya, tarian tilu ini dipentaskan sebagai penyambutan datangnya masa panen sawah
dengan tujuan ungkapan rasa syukur pada Dewi Sri. Namun seiring dengan berkembangnya
zaman, tarian tilu ini bersifat hanya hiburan saja.
Biasanya untuk menarikan tarian tilu ini biasanya di mainkan dengan berpasangan namun
terkadang juga solo dancer, dalam gerakan tari Jaipong ini selalu menggunakan gerakan goyang,
muncid, geol, gitak, dan pencak.
untuk menambah wawasan kamu silahkan baca juga tempat-tempat angker di bandung yang
telah kami paparkan di artkel kami sebelumnya
6. Tari Keurseus
ngeksplore.com
Tari Keurseus ini adalah berasal dari tanah Sunda, kata ‘keurseus’ itu sendiri yang berasal dari
bahasa Belanda yang berarti kursus. Tarian ini diciptakan dari seniman asal Cirebon. Awalnya
tarian ini ditarikan hanya 2 orang yaitu Bapak Kontjer dan Bapak Wentar, diluar dugaan mereka
tarian ini ternyata disenangi oleh banyak masyarakat setempat, maka banyak orang yang ingin
belajar tarian ini. Hingga sekarang, peminat tari Keurseus adalah kebanyakan pria.
Tari Keurseus ini juga dibagi menjadi 3 jenis yaitu tari gawil, kawiran dan lenyepan. Gerakan
tarian keurseus ini hampir mirip juga dengan gerakan tari Tayuban. Tapi dalam 3 jenis itu,
masing-masing jenis tersebut memiliki karakteristiknya masing-masing.
7. Tari Buyung
Lili Andriani – WordPress.com
Tari Buyung adalah tari yang berasal dari daerah Kuningan, Jawa Barat. Kata Buyung sendiri
juga mengandung artian jenis tanah liat yang digunakan oleh wanita zaman dulu untuk
mengambil air. Tarian ini diciptakan oleh Emalia Djatikusumah, biasanya tarian ini diadakan
saat upacara seren tahunan.
Uniknya ssaat membawakan tarian ini, para penari akan menopang tanah liat yang berbentuk
mirip kendi, biasanya orang zaman dulu menyebutnya ‘buyung’, buyung tersebut dengan ditaruh
diatas kepala mereka namun tidak boleh jatuh.
Konon katanya tiap gerakan tari buyung ini ada maknanya, karena para penari akan melewati
sesi dimana mereka harus menari diatas kendi dengan membawa buyung diatas kepala dengan
tanpa harus jatuh kendi tersebut. Makna yang tersirat dari gerakan ini adalah seperti semboyan
mereka yang sering kita dengar yang berbunyi ‘dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung’
pikiran-rakyat.com
Tari Ronggeng Bugis adalah tari yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Ronggeng disini artinya
penari laki-laki yang berpakaian seperti wanita, dan ‘bugis’ adalah salah satu ras di daerah
Sulawesi Selatan. Tarian tersebut bertemakan komedi dan ditarikan kurang lebih oleh 12 hingga
20 orang pria.
Dalam tarian ini para penari akan menggunakan make up setebal mungkin, bukan untuk terlihat
cantik, namun untuk memberi kesan lucu terhadap penontonya. Bisa dilihat sendiri di gambar
kalau make up yang digunakan seperti topeng bukan.
Sejarah singkat tentang tarian ini adalah ketika kerajaan Cirebon menyuruh temannya dari ras
Bugis memata-matai musuhnya.
Musik yang digunakanya untuk melatar belakangi tarian ini antara lain yaitu gong kecil, kecrek,
dan kelenang.
9. Tari Sampiung
wisata-indonesia-elipl.blogspot.com
Tari Sampiung yaitu tarian yang berasal dari Jawa Barat, zaman dulu biasanya tarian ini
dipentaskan ketika untuk menyambut Seren taun, ngaruat, pesta panen dan rebo wekasan, bahkan
terkadang acara kepemerintahan RI pun juga memakai tarian ini.
Sampiung dan samping sangat mirip ya? Namun jangan salah tanggap, tari sampiung bukanlah
tari samping. Nama sampiung ini diambil dari sebuah judul lagu zaman dulu.
Tarian sampiung ini pun memiliki beberapa sebutan seperti Tari Ngekngek dan Tari Jentreng.
Jumlah penarinya pun tidak disyaratkan, kostum yang digunakan pun kostum yang cukup
sederhana yaitu kebaya, sinjang dan selendang, rambut dikondekan.
10 Tari Sintren
Metrotvnews.com
Tari Sintren adalah tarian tradisional masyarakat Jawa khususnya di daerah Cirebon Jawa Barat.
Tari ini juga disebut dengan lais yaitu bentuk tari-tarian dengan aroma yang mistis/magis yang
bersumber dari cerita cinta kasih Sulasih dengan Sulandono.
Tari sintren diperankan seorang gadis yang masih suci, dibantu oleh pawang dengan diiringi
gending 6 orang. Gadis tersebut lalu dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang berselebung
kain. Pawang/dalang tersebut kemudian berjalan memutari kurungan ayamtersebut sembari
mengucapkan mantra yang bertujuan untuk memanggil ruh Dewi Lanjar.
Jika pemanggilan ruh Dewi Lanjar itu berhasil, maka ketika kurungan tersebut dibuka, sang
gadis tersebut sudah terlepas dari ikatan dan berdandan dengan cantik, lalu menari diiringi
gending.
www.wacana.co
Ronggeng Gunung adalah sebuah seni tarian tradisional yang berasal dari Jawa Barat yang
tumbuh dan berkembang di wilayah Ciamis Selatan dan Pangandaran, yaitu seperti daerah
Panyutran, Ciparakan, Banjarsari, Burujul, Pangandaran dan Cijulang.
Secara umum, kesenian ini hampir sama dengan tari ronggeng pada umumnya. Yakni dicirikan
dengan penampilan satu orang atau lebih penari yang dilengkapi dengan alat musik gamelan dan
nyanyian atau kawih pengiring tariannya.
3. Tarian Banten
Tarian Banten –
Banten termasuk
provinsi yang
bisa dikatakan
masih muda
namun tetap
memiliki banyak
kekhasan dan
keunikan dari
mulai kuliner,
seni budaya,
wisata belanja,
tingkat
kereligiusan
masyarakat dan
masih banyak lagi. Seperti salah satu kesenian dari masyarakat Badui yakni debus yang masih
terus dilestarikan sampai sekarang sehingga menjadi daya tarik pariwisata bagi provinsi ini.
Tidak hanya itu, namun ada beberapa tarian Banten yang juga memiliki keunikan masing masing
seperti yang akan kami jelaskan dalam artikel berikut.
Isi Artikel
2. Tari Ngebaksakeun
Tari ngebaksakeun merupakan tarian dari Banten yang diadopsi dari pijakan silat terumbu
dengan gaya dari Kabupaten Pandeglang dan biasanya akan dipertunjukkan untuk menyambut
tamu. Durasi tarian ini hanya berdurasi selama 5 menit dan kostum yang digunakan didominasi
dengan warna biru.
Sifat terumbu sendiri merupakan ilmu bela diri yang berasal dari Banten. Hal yang membedakan
dari pencak silat ini dengan pencak silat lain adalah dari sebutan, jurus, ritual dan juga fungsi.
Pada akhir penampilan tari ngebaksakeun ini sangat identik dengan debus yang merupakan
keterampilan bela diri dari suku Banten.
Tarian daerah Banten bernama tari grebeg terbang gede merupakan tarian kreasi yang diambil
dari kesenian Terbang Gede pada Kota Serang yang digabungkan dengan pencak silat khas
Banten dan menjadi tarian selamat datang untuk menyambut tamu agung. Tarian khas Banten ini
disebut dengan terbang gede karena memakai alat musik utama berupa terbang besar atau gede
yang pada awalnya digunakan untuk penyebaran agama Islam dan berkembang menjadi upacara
ritual seperti ruwatan rumah, ngarak penganten, hajat bumi, syukuran bayi dan juga untuk
hiburan. Tarian Banten ini akan dilakukan oleh beberapa orang pria yang sudah lanjut usia terdiri
dari penabuh terbang gede, penabuh pengarak, penabuh sela, penabuh kempul dan penabuh
koneng yang akan diiringi dengan shalawatan Nabi berbahasa Jawa atau Arab. Sedangkan
grebeg sendiri diambil dari bahasa Jawa Banten yang berarti dirempung sebagai simbol
masyarakat Banten yang ramah, religius dan terbuka.
Pesan dalam tarian Banten ini adalah untuk menunjukkan jika menjadi seorang petani adalah
pekerjaan yang membanggakan dan nenek moyang kita sendiri juga merupakan petani yang juga
terkenal dengan negeri pertanian yang makmur. Gerakan dari tari ini biasanya dilakukan oleh
satu orang pria namun juga bisa lebih yang disesuaikan dengan kebutuhan atau acara. Meski
ditarikan oleh seorang pria, namun gerakan tarian Banten ini akan terlihat sangat gemulai.
Kebaya yang digunakan dalam tarian Banten umumnya terang dan berkilau ketika terkena lampu
seperti kuning, merah, hijau dan juga ungu lengkap dengan selendang. Tarian ini biasanya
dipertunjukkan sebagai penyambutan tamu kehormatan dan juga acara pernikahan.
Nantinya penari wanita bisa mengajak mempelai pria atau beberapa tamu undangan untuk
menari bersama yang ditandai dengan selendang yang dikalungkan pada leher orang tersebut.
Masyarakat juga menganggap jika ketika selendang tersebut dikalungkan, maka pantang untuk
ditolak karena bisa mencemari nama mereka sendiri.
Seni dzikir saman ini juga tidak diiringi dengan alat musik dan hanya diisi dengan nyanyian
menyebut asma Allah, alok serta gerakan tubuh yang berputar. Tarian Banten ini sudah ada sejak
dulu yang biasanya digelar dalam acara seperti Khol Syeh Abdul Khodir, Rassulan, Jailani dan
beberapa acara berbau keagamaan lain.
Fungsi dari tarian ini adalah untuk sosial, hiburan sekaligus pendidikan dimana bagian hiburan
akan ada pada babak ketiga yakni babak saman dimana penonton juga akan ikut menari
mengikuti alunan beluk atau lengkingan. Para penari akan dibagi menjadi 2 kelompok yang
berjumlah 2 sampai 4 orang sebagai vokalis untuk membacakan syair Barjanji dan untuk 20
sampai 40 orang pria akan bertugas sebagai pengiring suara lengkingan.
7. Tari Katuran
Tarian asal Banten bernama tari katuran merupakan tarian bertemakan penyambutan yang
memiliki arti penghormatan dan juga ajakan agar banyak orang yang mau berkunjung ke Banten.
Tarian ini biasanya dilakukan oleh para wanita dengan busana dasar putih dan dibalut dengan
kain yang mencolok. Seperti tarian Banten lain, tari katuran ini juga terlihat sangat indah
sekaligus memperlihatkan gerakan yang unik.
Tarian yang berasal dari Banten berikutnya adalah tari gitik cokek yang sudah berkembang sejak
abad ke-19 di Kabupaten Tangerang, Banten. Para penari nantinya akan memakai kebaya yang
disebut dengan cokek dimana tariannya sendiri terlihat serupa dengan ronggeng Jawa Tengah
dan juga Sintren Cirebon.
Tarian Banten ini awalnya diadakan tuan tanah Tionghoa yang tinggal di Tangerang dan
mempersembahkan tiga orang penari sebagai bentuk partisipasi dalam pesta hiburan rakyat. Ia
menyertakan seorang gadis cantik dalam tarian sebagai pertunjukkan tambahan yang kemudian
penari tersebut menjadi terkenal dan berdiri sendiri sebagai kelompok penari sehingga
dinamakan dengan tari gitik cokek.
Hal yang menarik dari tarian ini terletak pada gerak tubuh para penari yang sangat perlahan
sehingga mudah untuk diikuti. Tarian akan diawali dengan formasi memanjang dan
menggerakan kaki secara maju mundur serta tangan yang direntangkan setinggi bahu. Tarian ini
sering dianggap dengan erotis dan dianggap tabu pada sebagian orang karena pria dan wanita
akan menari secara berpasangan dan saling berdempetan. Busana para penari ini akan
menggunakan kebaya dari kain sutra berwarna ungu, hijau, merah dan kuning dengan rambut
yang dikepang atau disanggul untuk menambah kecantikan para penarinya.
Siapa yang tidak kenal dengan wilayah Jawa? Provinsi yang terbagi menjadi 3 bagian ini
ternyata memiliki kisahnya tersendiri. Dibalik sejarahnya, Jawa berhasil menghasilkan berbagai
karya Seni yang sekarang menjadi salah satu kebudayaan Jawa yang dijaga kelestariannya salah
satunya seperti tarian tradisionalnya.
Setelah kamu ketahui tentang 13 Tarian Tradisional Khas Kalimantan, sekarang kita pindah ke
Tarian Tradisional Khas Jawa, tepatnya Jawa Tengah. Katanya, sebagian tarian Jawa Tengah
terkenal mistisnya. Apa benar?
Tarian tradisional pertama adalah Bedhaya Ketawang yang mengandung arti di setiap masing-
masing kata. ‘bedhaya’ yang artinya penari wanita dan ‘ketawang’ artinya langit. Bila disatukan
Bedhaya Ketawang ini mengandung arti penari wanita dari istana langit.
Tarian ini dipertunjukan untuk acara resmi saja, yang bertujuan untuk menghibur. Sejarah tarian
ini menceritakan tentang hubungan Ratu Kidul yang biasa kita kenal dengan Roro Kidul.
Advertisement
Menurut kepercayaan setempat, bila ada yang menarikan Tarian ini, maka Nyi Roro Kidul atau
Kangjeng Ratu Kidul akan menghadiri tarian tersebut dan ikut menari.
Biasanya tarian ini ditarikan oleh 9 orang wanita, dimana sembilan ini melambangkan Wali
Songo, adapun yang bilang 9 sebagai arah mata angin.
Busana para penari pun biasanya menggunakan pengantin adat Jawa, dimana para penari
menggunakan gelung besar, dan aksesoris-aksesoris Jawa berupa centhung, sisir jeram saajar,
tiba dhadha, garudha mungkur, dan cundhuk mentul. Para penaripun diusahakan tidak dalam
keadaan haid.
Advertisement
Musik yang dimainkan untuk mengiringi tarian ini biasanya Gending Ketawang Gedge, bisa juga
dengan gamelan.
2. Tari Gambyong
Sejarahnya nama Gambyong pun diambil dari salah satu penari tempo dulu, dimana penari
tersebut memiliki suara merdu dan tubuh yang lentur, dengan kedua bakat tersebut Gambyong
yang memiliki nama lengkap Sri Gambyong cepat terkenal dan dapat memikat banyak orang.
Hingga akhirnya nama penari itu terdengar ke telinga Sunan Paku Buwono IV, membuat Sri
Gambyong diundang untuk menari ke dalam Istana. Ia pun berhasil memikat orang-orang di
Istana, hingga akhirnya tariannya pun dipelajari dan dikembangkan hingga dinobatkan tarian
khas Istana.
Untuk jumlah penari tidak disyaratkan, namun untuk kostum yang biasa digunakan adalah
kostum kemben yang sebahu dilengkapi dengan selendang. Pada dasarnya tarian ini sangat
identik dengan warna kuning dan hijau. Namun seiring zaman, warna pun tidak menjadi patokan.
Musik pengiring tarian ini biasanya gamelan seperti gong, kenong, gambang dan kendang.
Tarian tradisional berikutnya adalah Tari Bondan yang berasal dari Surakarta.
Tarian ini menceritakan tentang seorang ibu yang menyayangi anaknya. Sehingga tariannya pun
terbilang simpel. Ciri khas tarian ini adalah para penari yang selalu membawa payung, boneka
bayi dan kendi.
Pada zaman dulu tarian ini harus ditarikan oleh para kembang desa bertujuan untuk
menunjukkan jati dirinya. Gerakannya pun tidak bilang rumit hingga datang sesi menegangkan
ketika penari tersebut menaiki kendi, dan kendi itu tidak boleh pecah.
Kostum yang digunakan untuk tarian ini adalah pakaian adat Jawa. Seiring dengan zaman tari
bondan pun dibagi menjadi 2, yaitu tari bondan mardisiwi, bondan tani dan bondan cindogo.
4. Tari Serimpi
Tari Serimpi via https://www.google.com
Tari Serimpi berasal dari Yogyakarta, konon katanya tarian ini sedikit bernuansa Mistis.
Awalnya tarian ini ditunjukkan saat penggantian raja di beberapa Istana Jawa Tengah. Menurut
cerita masyarakat, tarian ini dapat menghipnotis para penonton menuju ke alam lain.
Walau bagaimanapun, tarian ini bertujuan menunjukan wanita yang sopan santun dan sangat
lemah gemulai.
Seiring dengan zaman tari ini mengalami perubahan dari segi durasi tarian dan kostumnya. Tari
Serimpi pun dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya Serimpi Genjung, Serimpi Babul Layar,
Serimpi Bondan, Serimpi Anglir Mendung dan Serimpi Dhempel.
Tarian ini biasanya ditarikan dengan 4 anggota penari wanita, hal ini menandakan unsur api, air,
angin dan bumi. Namun seiring dengan zaman jumlah penaripun terkadang menjadi 5 anggota.
Pakaian yang digunakan untuk penari Serimpi adalah pakaian yang biasa digunakan pengantin
putri keraton. Sedangkan musik yang digunakan adalah gamelan.
Tari Beksan Wireng adalah tari yang berasal dari Jawa Tengah dan diciptakan oleh Prabu
Amiluhur.
Tujuan diciptakannya tarian ini untuk menyemangati 4 prajurit perang yang saat itu yang sedang
berlatih. Hal ini terlihat dengan gerakan-gerakan para penari yang gagah perkasa sedang
membawa tombak dan tameng. Karena tarian ini memang mengandung tema perang.
Dengan berkembangnya zaman, tarian ini terbagi menjadi 6 jenis yaitu Panji Sepuh, Panju
Anem, Dhadap Kanoman, Jemparing Ageng, Lhawung Ageng dan Dhadhap Kreta.
Biasanya tarian ini ditarikan oleh laki-laki dan menggunakan kostum bak seorang prajurit.
Tarian tradisional selanjutnya adalah tari ebeg atau tari yang biasa menggunakan boneka kuda.
Tarian ini tidak menunjukan tarian pada umumnya seperti tarian yang lemah gemulai.
Tarian ini tidak usah belajar, hanya melenggak lenggok mengikuti alur musik. Ada beberapa
syarat yang harus disediakan selama pertunjukkan ini seperti sesaji dan menyan. Hal ini
diharuskan karena para penari kemungkinan akan kerasukan mahkluk halus dan memakan
barang-barang sekitar.
Musik yang melatar belakangi tarian ini adalah gamelan banyumasan, bendhe dan gendhing.
7. Kethek Ogleng
Tarian tradisional yang satu ini bernama Kethek Ogleng berasal dari bahasa Jawa yang bila
diartikan ‘kethek’ adalah kera. Sedangkan Ogleng diambil dari suara bunyi yang melatar
belakangi tarian ini yang seperti berbunyi Ogleeeng… Ogleeeng…
Tari Kethek Ogleng berasal dari Wonogiri, Jawa Tengah. Asal usulnya tarian ini menceritakan
Raden Gunung Sari yang menjelma menjadi kera, dan berusaha mengelabui musuhnya.
Maka dari itu, penarinya pun selalu bertopeng kera dan menirukan gerakan-gerakan kera, tidak
ada gerakan khusus untuk tarian ini, penari hanya menikmati alunan musik dan menari layaknya
seekor kera.
Biasanya penari Kethek Ogleng akan mengajak salah seorang penonton untuk berjoget bareng.
8. Sintren
Sintren berasal dari Cirebon, menyebar ke berbagai daerah hingga Jawa Barat. Tarian ini berbau
mistis, menceritakan tentang kisah cinta Sulasih dan Sulandono.
Asal muasalnya tarian ini dibuat ketika Bupati Kendal menikah dengan Dewi Rantamsari yang
biasa dijuluki Dewi Lanjar. Namun pasangan itu tidak direstui oleh Ki Bahureksi. Akhirnya
mereka berdua berpisah, Sulandono menjadi petapa sedangkan Sulasih menjadi penari.
Walaupun begitu, konon katanya mereka berdua masih bertemu di alam gaib.
Tarian ini sangat mistis sekali, bahkan sebelum pertunjukan, harus diawali terlebih dahulu
dengan Dupan atau ritual berdoa.
Namun katanya, tarian ini mulai tenggelam dan tidak lagi dipentaskan.
9. Tari Jlantur
Tari Jlantur via https://www.google.com
Tari Jlantur berasal dari Boyolali. Biasanya dimainkan oleh 40 orang penari laki-laki. Sedikit
info yang saya dapat tentang tarian ini, hal ini mungkin sudah kurangnya minat orang-orang
untuk melestarikan budaya Tari Jlantur.
Sejarahnya, ternyata tarian ini menggambarkan perjuangan kisah Pangeran Diponegoro yang
melawan para penjajah.
Menurut beberapa sumber, penari Tari Jlantur selalu menggunakan ikat kepala seperti gaya Tukri
dengan membawa kuda tiruan.Tari Prawiroguno
Tarian ini mengandung kisah ketika para penjajah yang hampir mengalami kemunduran, dan
situasi saat itu dijadikan ide untuk membuat sebuah tarian yang sekarang kita sebut Tari
Prawiroguno.
Tarian ini memiliki tema peperangan, dan gerakan para penari bak seorang prajurit membawa
pedang/samurai dengan tameng berlenggok-lenggok seakan sedang bersiap-siap menyerang
musuh.
Tari Ronggeng berasal dari Jawa, penciptanya Endang Caturwati. Sampai sekarang tari ronggeng
dibudayakan hingga turun temurun. Tema tarian ini berbeda dengan tarian lain, tari ronggeng
ditarikan oleh wanita, gerakannya pun berkesan agresif mendekati eksotis
Tari ini memiliki ciri khas dalam gerakannya yang lebih sensual dan pandai menarik libido para
lelaki.
Asal muasalnya, tari ini dibuat untuk upacara meminta kesuburan tanah. Namun, karena terkait
dengan kesuburan, mengartikannya salah…. Hingga akhirnya gerakan dalam tarian ini mirip
orang yang sedang bercinta. Namun seiring dengan zaman, tarian ini mulai dikurangi unsur
eksotisnya.
Tarian ini melambangkan keagungan seorang Dewi yang ditemani dengan sekelompok penari
angsa.
Tari angsa menjadi salah satu tarian kebanggan Jawa Tengah. sering dipertunjukan untuk acara-
acara tertentu. Dizaman sekarang, tarian ini sering ditarikan oleh siswa-siswa SD saat mereka
mencapai kelulusan atau perpindahan sekolah ke SMP.
Namun ternyata Tari Angsa tidak hanya ada di Indonesia, ada beberapa negara yang mempunyai
Tarian Tradisional seperti ini, hanya saja cerita latar belakang yang berbeda.
Tari angsa biasanya ditarikan secara berpasangan, namun ada juga yang sendiri hingga berlima.
Alat musik pengiringnya pun gendang, gitar, dan degung. Namun seiring dengan zaman, alat
musik yang digunakan pun tidak setradisional zaman dulu.
5. Yogyakarta
Jogja sangat begitu kental dengan budaya Jawanya, tidak terkecuali dengan budaya tariannya.
Ada banyak tarian yang menjadi ciri khas dari daerah Yogyakarta.
lipur.staf.isi-ska.ac.id
Tari Serimpi merupakan Tarian yang cukup populer di Yogyakarta. Pada awalnya Tari Serimpi
ini merupakan tarian yang begitu sakral dan hanya boleh ditampilkan di Lingkungan keraton saja
sebagai acara ritual kenegaraan hingga acara peringatan nainya tahta sultan.
TarianSerimpi dimainkan oleh 4 penari wanita yang cantik dan anggun. Makna Serimpi sendiri
ialah berasal dari kata impi(mimpi). Ciri khas dari tarian Serimpi ini ialah lambat dan lemah
gemulai yang memberi makna kesopanan dan kelemahlembutan.
Tarian ini ditarikan oleh empat wanita cantik yang melambangkan empat unsur-unsur yang ada
di dunia seperti Api (grama), Air (troya), Tanah (bumi, dan Udara (angin). Dan dari keempat
penari tersebut memiliki nama-nama tersendiri antara lain, Batak, Gulu, Dhada dan Buncit.
Tarian Serimpi sendiri ini juga banyak sekali macamnya, antara lain Tari Serimpi Cina, Tari
Serimpi Padhelori, Tari Serimpi Pistol, Tari Serimpi Merak Kasimpir, Tari Serimpi Renggawati,
Tari Serimpi Pramugari, Tari Serimpi Sangopati, Tari Serimpi Anglirmendhung, dan Tari
Serimpi Ludira Madu.
kisahasalusul.blogspot.com
Tarian daerah Jogja berikutnya ialah Tari Rara Ngigel. Tarian ini menceritakan tentang seorang
gadis yang tumbuh menjadi dewasa. Pada umumnya Tarian ini ditarikan oleah wanita. Tapi tidak
jarang juga tarian ini di tarikan bepasangan dengan pria.
Tarian ini menggabungkan dua kebudayaan yaitu, Lemah lembut menjadi ciri khas tarian Jogja
dan tegas yang menjadi ciri khas tarian Jawa Barat. Dan untuk busana kostum sendiri Tarian
Rara Ngigel menggunakan pakaian percampuran budaya jawa dan cina.
Seperti namanya sendiri, Tari Kumbang ini menceritakan sepasang kumbang jantan dan betina
yang Saling berkejar-kejaran serta berterbangan kesana kemari layaknya sepasang kekasih.
Kemudian terbang ke sebuah bunga untuk menghisap sari bunga bersama di sebuah taman.
Kumbang jantan dan betina memadu kasih diiringi dengan suasana yang begitu romantis. Dalam
tarian ini semua yang menyaksiakan akan diajak berimajinasi dengan suasana yang begitu
romantis dangan penampilan antara kumbang jantan dan kumbang betina.
Tarian ini diambil dari serat Mahabrata yang menceritakan tentang peperangan antara Dewi
Suradewati dan Dewi Srikandhi. Suradewati sendiri merupakan adik dari Prabhu Dasalengkara
yang ingin menjadikan Dewi Siti Sendari sebagai istrinya, maka diutuslah Dewi Suradewati
untuk melamarkan Prabu Dasalengkara.
Yang pada kenyataannya Dewi Siti Sendari sudah dijodohkan dengan Raden Abimanyu. Maka
terjadilah perseterua antara suradewati dan Srikandhi yang membela Raden Abimanyu. Yang
pada akhirnya kemenangan diraih oleh Dewi Serikandhi.
daftarwisatajogja.blogspot.com
Tarian ini merupakan salah satu tarian klasik khas Yogyakarta. Tarian ini menceritakan adegan
seorang raja yang sedang jatuh cinta kepada seorang putri yang cantik jelita yang terinpirasi dari
cerita Wayang Wong. Sehingga gerakannya pun sebagian besar diambil dari Cerita Wayang
Wong.
Nama Klono Rojo sendiri diambil dari busana atau kostum serta ragam yang digunakan dalam
tarian ini merupakan ragam dari seorang raja yang menggunakan mahkota. Dalam versi lain juga
mengatakan bahwa nama Klono Rojo diambil dari tokoh raja yang begitu sangat gagah dan
berkuasa.
youtube.com
Tarian ini biasanya ditampilkan untuk acara penyambutan tamu kehormatan serta acara-acara
besar lainnya. Tarian ini menceritakan tentang wanita yang sedang beranjak dewasa yang mana
mereka sedang senag-senangnya bersolek mempercantik diri.
Tarian ini ditarikan setidaknya oleh 2 penari wanita yang cantik dan anggun, tapi terkadang bisa
lebih dari dua orang. Gerak lemah gemulai menjadi ciri tersendiri dalam tarian ini, itu terlihat
dalam gerakan si penari yang seakan-akan sedang menyulam kain serta gerakan-gerakan lainya.
Tarian daerah Yogyakarta berikut ini adalah tarian yang dipentasakan di lingkungan Keraton
Yogyakarta. Tarian ini menceritakan Arjuna yang banyak diterpa godaan saat bertapa di
Indrakila. Diantara godaan tersebut ialah dengan dikirimnya bidadari-bidadari cantik oleh Indra
yang diperintahkan untuk menggoda Arjuna agar pertapaannya gagal.
Berkat keteguhan hati Arjuna, para bidadari pun gagal mengoda Arjuna dalam pertapaannya.
Maka akhirnya Indra sendri yang datang menyamar sebagai seorang Brahmana yang tua renta.
Mereka berdiskusi begitu lama hingga Indra pun menunjukan jati asli dirinya.
Kemudian setelah itu Arjuna mendapatkan tugas untuk membunuh Niwatakawaca (seorang
raksasa) yang menganggu kahyangan. Dalam tugasnya itu Arjuna berhasil mengalahkan
Niwatakawaca dan oleh para Dewa diberikan hadiah boleh menikahi tujuh bidadari tadi.
Tari Satrio Watang atau yang juga sering dikenal dengan tari Prawiro Watang merupakan tarian
yang ditarikan oleh laki-laki gagah. Dalam tarian ini biasa ditampilan secara berkelompok
ataupun secara sendiri(tunggal). Seperti namnya Satrio Watang, Satrio memiliki makna Prajurit
(ksatria) sedangkan Watang sendiri memiliki arti Tongkat yang terbuat dari kayu.
Tarian Satrio Watang ini menceritakan tentng kegagagahan prajurit-prajurit di zaman itu yang
sangat mahir dan liahi dalam menggunakan senjata Watang. Penggunaan tongkat (watang)
menjadi ciri khas tersendiri untuk Tarian Satrio Watang ini.
Baca Juga : Buah dan Makanan yang dapat Mengecilkan Perut Buncit dan Menurunkan Berat
Badan secara Cepat
Tari ini dikenal juga dengan nama Golek Surung Dayung, Tarian ini menceritakan perempuan
muda yang sangat memperhatikan penampilannya dan ingin selalu terlihat menarik. Ini terlihat
dalam gerak-gerakan yang ada dalam tarian seperti gerakan mengenakan perhiasan, bercermin
dan lain sebagainya.
Ciri khas dari tarian ini adalah adanya karakter kemayu dan genit. Pada awalnya tarian ini
ditarikan oleh laki-laki yang berpostur tubuh kecil dan berwajah feminim, akan tetapi seiring
perkembanannya tarian ini ditarikan oleh penari perempuan, bisa sendiri ataupun ditarikan secara
berkelompok.
Tarian Daerah Yogyakarta yang berikutnya ialah Tari Langen Asmoro. Tarian ini bertemakan
tentang percintaan yang mana diceritakan didalamnya sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta,
saling memadu kasih, bermesraan dan berbahagia bersama.
Kemudian juga yang menjadi cerita dalam tarian ini adalalah tidak adanya konflik di dalamnya.
Tarian Langen Asmoro biasanya ditampilkan pada acara-acara pernikahan. Ini dimaksudkan agar
menjadi contoh serta o untuk pengantin agar menjadi pasangan selalu berbahagia dan terhindar
dari segala macam konflik.
Tarian ini diciptakan oleh seorang seniman Yogyakarta yang begitu populer dalam seni tari yaitu
Didit Ninit Thowok. Tarian ini dimainkan dengan musik tradisional dan musik modern. Sesuai
dengan namanya Tarian ini memiliki ciri khas yaitu menggunakan topeng dalam setiap
penampilannya.
Tari Angguk merupakan salah satu jenis kesenian yang masuk dalam Tarian daerah Yogyakarta.
Tarian Angguk adalah kesenian benrbentuk tarian disertai dengan pantun-pantun rakyat yang
berisi tentang kehidupan manusia, seperti budi pekerti, tata krama serta nasihat-nasihat.
Dalam tarian ini juga diiringi dengan nyanyian berupa kata-kata yang diambil dalam kitab yang
bertuliskan huruf Arab yaitu kitab Tlodo, dan dilagukan dengan lagam jawa. Nyanyian tersebut
dinyanyikan secara bergantian antara penari dan pengiring musik.
6.Jawa Timur
Tarian Tradisional Jawa Timur – Kali ini saya akan menjelaskan tarian tradisional adat jawa
timur dan penjelasannya, video dan gambarnya akan menjadi informasi yang paling banyak
dicari oleh mereka yang suka dan cinta dengan adat kebudayaan indonesia dan lebih khususnya
dalam seni tari.
apakah yang cinta kebudayaan dan adat indonesia termasuk dari kalian orangnya?
Provinsi Jawa Timur selain mempunyai banyak kebudayaan rumah adat, juga mempunyai
banyak macam-macam tari tradisional yang masih dilestarikan sampai saat ini dan tarian ini
bukan cuma untuk wanita, tetapi juga ada bagi laki-laki.
Daerah Surabaya dan Malang adalah salah satu kota yang sampai kini masih menjaga nilai-nilai
kebudayaan Jawa Timur.
Kegiatan daerah selalu menjadi ajang untuk merayakan budaya lokal agar terus dikenal sama
generasi muda sampai kapan pun.
Ada banyak macam tarian di daerah Jawa Timur dan pola lantainya. Sekarang ini saya tidak akan
membahas itu, Namun kita akan fokus pada puluhan macam-macam tarian di daerah Jawa Timur
agar kita mengetahui satu persatu.
Dengan membuatnya artikel ini dikarenakan jaman sudah maju dan sekarang sudah jarang lagi
orang yang terlihat membaca koran, buku, dll. Oleh karena itu saya menuliskan artikel tentang
kebudayaan indonesia ini.
Banyak sekali kebudayaan-kebudayaan indonesia yang perlu kalin ketahui, kita sebagai generasi
jaman teknologi kita harus bisa melestarikan kebudayan para leluhur kita dengan merawatnya.
Baiklah, tak panjang lebar lagi. berikut ini adalah kumpulan macam-macam tarian tradisional
Jawa Timur:
1 1. Tari Remo
2 2. Tari Jaranan Kepang
3 3. Tari Gandrung
4 4. Tari Ambarang
5 5. Tari Batik Pace
6 6. Tari Bedoyo Wulandaru
7 7. Tari Boran
8 8. Tari Caping Ngancak
9 9. Tari Gandrung Marsan
10 10. Tari Giri Gora Dahuru Daha
11 11. Tari Taledhek
12 12. Tari Tayub
13 13. Tari Jejer
14 14. Tari Seblang
15 15. Tari Kethek Ogleng
16 16. Tari Lahbako
17 17. Tari Lenggang
18 18. Tari Muang Sangkal
19 19. Tari Petik Pari
20 20. Tari Singo Ulung
o 20.1 Share this:
o 20.2 Related
1. Tari Remo
Tari Remo ini adalah salah satu tarian Jawa Timur yang berasal dari Jombang. Tarian ini
diciptakan oleh seorang pengamen dan dikembangkan.
Tari Remo ini sangat banyak sekali dikagumi oleh masyarakat Jawa Timur. Sampai saat ini Tari
Remo menjadi salah satu tarian pembuka setiap acara pertunjukan kesenian Ludruk di Jawa
Timur.
Jika dilihat dari pergerakan kakinya yang energik, maka kita akan menemui keunikan dari Tari
Remo ini. Kesan yang dihadirkan sangat bagus dengan suasana yang ceria dan bahagia.
Pakaian atau kostum yang menjadi properti tari Remo yang populer ada tiga jenis yaitu:
Gaya Jombangan,
Gaya Sawunggaling,
dan Gaya Surabayan.
Tarian yang ini juga termasuk dalam tari tradisional Jawa Timur yakni Tari Jaranan (Tari Jarang
Kepang). Arti dari Tari Jaranan Yaitu tari tradisional yang dimainkan para penari dengan
menaiki kuda mainan/tiruan yang terbuat dari anyaman bambu.
Pesan yang disampaikan oleh Tari Jaranan ini menceritakan tentang sosok sang pahlawan.
Dimana perumpamaannya seorang prajurit yang gagah perkasa sedang menaiki kuda.
Yang selalu membuat heboh yaitu pada tarian jaranan sering ada kejadian pertunjukan atraksi
memanggil jin atau kesurupan.
kesimpulan dari Tari Jaran Kepang, selain kaya dengan nilai seni dan kebudayaannya, tarian ini
juga sangat kental dengan nilai spiritual dan kesan magisnya.
3. Tari Gandrung
Tarian yang berikut ini ialah Tari Gandrung yang seni tari dari Jawa Timur juga dari daerah
Banyuwangi. Berdasarkan dengan maknanya, kata dari Gandrung ini bermakna terpesona.
Yakni mengilustrasikan rasa pesona masyarakat Banyuwangi terhadap Dewi Sri atau Dewi Padi
yang telah membawa kesejahteraan kepada rakyatnya. Maka dari itulah Tari Gandrung asal
Banyuwangi ini dahulu biasa dibawahkan penen raya.
Kemudian, Tari Gandrung asal Banyuawangi ini merupakan seni pertunjukan yang disajikan
dengan iringan musik khas campuran atau perpaduan budaya Jawa dan Bali.
Pada penampilannya, Tari Gandrung ini dilakukan oleh seorang wanita yaitu penari profesional
yang menari bersama tamu (terutama laki-laki) yang disebut dengan istilah Pemaju.
4. Tari Ambarang
Tari tradisional yang berikut ini yaitu Tari Ambarang yang termasuk tari khas Jawa Timur juga
berasal dari Tulungagung. Pesan yang disampaikan oleh pernemu tarian ini, tarian ini
menceritakan tentang pengamen jaranan yang di daerah Tulungagung.
Jika kita pelajari lebih jauh lagi tentang tarian ini, Maka seni tradisional jaranan ini sendiri dibagi
menjadi beberapa macam tarian, diantaranya yaitu: Jaranan Serentewe, Jaranan Campursari,
Jaranan Jawa, dan Jaranan Pegon.
Pada tari Ambarang ini, seni Jaranan yang diambil sebagai dasarnya adalah Jaranan Serentewe.
Jaranan tersebut mempunyai ciri khas pada gerakannya yang lebih agresif.
Tari Batik Pace ini diciptakan oleh saudara Anang, yaitu orang yang mendirikan Sanggar Blarak
Pacitan.
terkaitnya dengan buah Pace atau Mengkudu, tarian ini mengakomodasi sejarah dari buah Pace
serta kebutuhan memperkenalkan karyanya yang berupa Batik Pace.
Katanya, pada zaman dulu Tari Bedoyo Wulandaru ini digunakan oleh masyarakat Blambangan
saat menyambut kedatangan rombongan dari Prabu Hayam Wuruk dan Majapahit Gajahmada
saat bertamu ke daerah mereka.
Kesimpulannya, bahwasannya Tari Bedoyo Wulandaru ini sebuah bentuk ekspresi rasa gembira
dari masyarakat Blambangan saat menyambut tamu yang dianggap agung atau mulia oleh
mereka.
7. Tari Boran
Tari Boran ialah Tarian yang merupakan tari khas Jawa Timur yang berasal dari Lamongan.
Kisah dari tari tradisional yang satu ini ialah tari yang menceritakan kehidupan dari para penjual
nasi boran yang menjajakan dagangannya dan berinteraksi dengan pembeli.
Namun, selain itu nilai dari seni dan sosial budaya Tari Boran ini juga banyak terdapat nilai
filosofi didalamnya.
Nasi Boran ialah makanan khas dari Lamongan Jawa Timur. Melalui tarian ini, produk nasi
Borang ini tersosialisasi melalui pertunjukan seni.
Tari Caping Ngancak ini termasuk dari tari tradisional Jawa Timur yang berasal dari Lamongan
juga, kisahnya yakni tentang kehidupan bertani disawah ialah pesan yang disampaikan Tari
Caping Ngancak.
Beberapa alat-alat kerja petani pun dikenakan oleh para penari, para penari menari layaknya
seperti seorang petani yang menggunakan caping dan topi.
Selama masih ada petani Indonesia yang bertani disawah, maka Tarian Caping Ngancak ini
masih relevan. Maka dari itu, beras-beras impor dari luar negeri harus segera dihapus oleh
pemerintah.
Didalam setiap pertunjukannya, dikasih pesan propaganda untuk melawan penjajah pda tarian
Gandrung Masran ini. Padahal hasil dari pertunjukan ini digunakan untuk membantu para
pejuang semisal membeli perlengkapan alat perang atau kebutuhan lain.
Ada banyak peran yang dibutuhkan pada tarian Garapan Sendratari Giri Gora Dahuru Daha
tersebut, seperti peran masyarakat Raja Airlangga, Mpu Baradah, Daha, Ratna Manggali, dan
Calon Anang sendiri.
Para penari memakai pakaian tradisional khas Jawa Timur yang ciri-ciri pakaiannya berwarna
terang. Ada 3 babak dalam tarian ini yaitu: