Anda di halaman 1dari 7

TARI DAERAH DKI JAKARTA

Jakarta memiliki cukup banyak tarian tradisional yang hidup dan berkembang dalam
kebudayaan masyarakat aslinya, yakni masyarakat Betawi. Tarian Betawi terbentuk dari proses
asimilasi berbagai kebudayaan, seperti Melayu, Arab, Cina, Portugis, India, dsb. Tarian Betawi
juga mempunyai ciri khas sendiri, yaitu penggunaan suara musik pengiring yang riang serta
gerakan-gerakan tari yang dinamis. Di bawah ini ada lima jenis tarian Jakarta yang paling
populer untuk Anda ketah ui.

1. Tari Topeng Betawi

Tari Topeng cukup lama dikenal dan berkembang dalam masyarakat Betawi. Tarian ini
merupakan paduan aspek tari, musik, dan teater. Penggunaan topeng dalam tarian ini didasarkan
atas kepercayaan dahulu masyarakat Betawi bahwa topeng mempunyai kekuatan magis yang
dapat menolak bala, bahkan menghilangkan rasa duka. Oleh karenanya, Tari Topeng biasanya
dipentaskan untuk memeriahkan pesta-pesta penting, misalnya pada acara pernikahan dan khitan.

Tari Topeng Betawi mulai tumbuh pada awal abad ke-20. Karena tumbuhnya di daerah
pinggiran Jakarta sehingga dipengaruhi oleh kesenian Sunda. Saat itu masyarakat Betawi
mengenal topeng melalui pertunjukan ngamen keliling kampung.
Para pemain Topeng Betawi sebagian memakai pakaian khusus sesuai dengan
peranannya dan sebagian lainnya memakai pakaian biasa yang dipakai sehari-hari. Bagi para
pemain laki-laki unsur pakaian yang harus ada biasanya, kemeja putih, baju hitam, kaos oblong,
celana, sarung, peci atau tutup kepala, serta kedok. Sedangkan untuk wanita unsur yang ada
biasanya kain panjang atau kain batik, kebaya, selendang, “mahkota” warna-warni yang terletak
di kepala yang biasanya disebut “kembang topeng”. Selain itu ada bagian hiasan yang disebut
ampak-ampak, andung, taka-taka, selendang (ampreng) yaitu semacam lidah pada bagian depan
pinggang yang terbuat dari kain yang dihias, bagian ini biasanya di pakai oleh Topeng Kembang
atau Ronggeng Topeng sebagai primadona tokoh yang menonjol. Sesuai dengan perannya, para
pemain menggunakan pakaian yang khas.

2. Tari Yapong

Yapong mula-mula diorbitkan dalam rangka mempersiapkan acara peringatan HUT Kota
Jakarta ke-450 pada tahun 1977. Pada saat itu, Dinas Kebudayaan DKI menyiapkan sebuah
pergelaran tari massal yang spektakuler dengan mempergelarkan cerita . perjuangan Pangeran
Jayakarta. Pergelaran berbentuk sendratari ini dipercayakan penggarapannya kepada seniman
Bagong Kussudiarjo. Untuk mempersiapkan pergelaran itu, Bagong mengadakan penelitian
selama beberapa bulan mengenai kehidupan masyarakat Betawi melalui perpustakaan, film, slide
maupun langsung pada masyarakat Betawi. Akhirnya pergelaran tari ini berhasil dipentaskan
pada tanggal 20 dan 21 Juni 1977 di Balai Sidang Senayan. Pementasannya didukung 300 orang
artis dan musikus. Tari Yapong merupakan suatu tari gembira dengan gerakan yang dinamis dan
erotis. Dalam adegan tersebut dipertunjukkan suasana gembira menyambut kemenangan
Pangeran Jayakarta. Adegan ini dinamai Yapong dan tidak mengandung arti apapun. Namun
istilah Yapong ini lahir dari bunyi lagunya ya, ya, ya, ya, yang dinyanyikan artis pengiringnya
serta suara musik yang berkesan pong, pong, pong, sehingga lahirlah “ya-pong” dan berkembang
menjadi Yapong.

3. Tari Cokek

Tarian khas Betawi ini ditarikan berpasangan dan sangat kental dengan budaya etnik
Cina. Kata cokek sendiri berasal dari bahasa Cina cukin yang berarti selendang yang dipakai
para penari wanitanya guna menarik pasangannya. Tarian Cokek ini diiringi oleh musik
Gambang Kromong dan ciri khasnya adalah goyangan pinggul yang dinamis.
4. Tari Lenggang Nyai

Tari Lenggang Nyai juga sering disebut sebagai tari Lenggang Betawi. Tarian ini telah
diciptakan oleh Wiwik Widiastuti pada tahun 1998 hingga tarian ini bisa dianggap masih baru.
Tarian ini didasarkan pada cerita rakyat setempat, yakni tentang Nyai Dasimah yang telah
berhasil keluar dari perkawinan yang merenggut kebebasannya. Seperti Tari Cekok, Tari
Lenggang Nyai juga banyak dipengaruhi oleh budaya Cina. Sekelompok gadis belia berjumlah 4
atau sampai 6 orang biasanya yang membawakan tarian ini dan sering dipentaskan pada acara-
acara resmi penyambutan tamu penting atau pernikahan.
5. Tari Japin

Tarian ini merupakan adaptasi dari Tari Zapin yang dipengaruhi oleh budaya Arab adan
Melayu. Konon, pengubahan kata zapin menjadi japin dikarenakan kebiasaan masyarakat Betawi
menyebut kata Z dengan huruf J. Tari Japin diiringi oleh musik dan lagu Betawi, yang terdiri dari
alat musik gambus dan marwas. Keunikan Tari Japin Betawi ini dilihat dari kelincahan para
penarinya yang melompat-lompat dan biasanya ditarikan secara berpasangan.

6. Tari Ondel-Ondel

Siapa yang tidak tahu dengan ondel ondel betawi. Boneka raksasa khas betawi ini
menjadi warisan budaya DKI Jakarta yang masih tetap eksis sampai sekarang. Dalam
pementasannya sering dilakukan pada waktu khitanan, acara penyambutan tamu, pernikahan dan
acara acara penting. Dalam acaranya Tarian Ondel Ondel dipimpin oleh orang yang dituakan
didaerah tersebut dan di iringi oleh Tanjidor, Kendang Pencak, Bende, atau Rebana Ketimpring.
7. Tari Ronggeng Blantek

Tari Ronggeng Blantek salah satunya, tari kreasi yang sudah ada sejak zaman penjajahan
Belanda ini merupakan salah satu tarian yang turut memperkaya khazanah seni tari nusantara.

Dahulu tari Ronggeng Blantek dipentaskan sebagai pembuka pertunjukkan Topeng


Blantek. Topeng Blantek sendiri adalah pertunjukan teater rakyat yang biasa dipentaskan untuk
menghibur para tuan tanah saat itu. Topeng Blantek biasanya menceritakan tentang kehidupan
masyarakat Betawi sendiri, yang dikemas dengan lawakan. Topeng merupakan sebutan untuk
seni peran atau lawakan, sedangkan nama blantek diambil dari suara musik pengiring yang selalu
berbunyi blan blan crek.
TUGAS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

DI
S
U
S
U
N
OLEH :

NAMA : ERIKA UTAMI


NOMOR URUT :11
KELAS : VII.3

SMP NEGERI 14 MAKASSAR


TAHUN AJARAN 2017-2018

Anda mungkin juga menyukai