A. Banten
4. Tari Topeng Banten, tarian ini dilakukan oleh satu orang pria atau
lebih sesuai dengan kebutuhan. Gerakan tari ini tampak gemulai. Tarian
topeng mengisahkan tentang seorang pria yang balas dendam karena
cintanya ditolak.
5. Tari Cokek, dimainkan oleh lima hingga tujuh orang penari wanita dan
beberapa orang pria sebagai pemain musik. Tari cokek dimainkan
sebagai pertunjukan hiburan saat warga Cina Benteng
menyelenggarakan pesta pernikahan. Tarian ini juga dimainkan sebagai
tari penyambutan bagi tamu kehormatan yang berkunnjung ke
Tangerang.
6. Tari Dzikir Saman, yang ada di Banten berbeda dengan Saman yang
ada di Aceh. Tari Dzikir Saman ini tidak diiringi dengan perangkat alat
musik, hanya nyanyian dengan menyebut Asma Allah, alok dan
gerakan tubuh yang berputar-putar. Tari ini diselenggarakan saat Khol
Syekh Abdul Khodir Jailani, Rasullan dan acara keagamaan lainnya.
7. Tari Katuran, tarian bertema penyambutan dan memiliki makna
sebagai bentuk penghormatan dan sebuah ajakan untuk datang
berkunjung ke Provinsi Banten.
8. Tari Gitik Cokek, Karya tari kreasi baru ini berpijak pada sebuah
kesenian tradisional Kab. Tangerang, yaitu tari cokek. Tarian ini
menggambarkan sosok figur para penari cokek saat ini. Jika tidak
karena bulan tidak bintang meninggi hari, jika tidak karena tuan
tidaklah saya datang kemari. Jika langit bergulung awan menoreh pena
menggulung kanji. Maksud hati menawan tuan mencuri pandang
mengikat janji.
9. Tari Bedug Warnane, merupakan karya seni kreasi tradisi Banten
yang berpijak pada seni Rudat dan Terbang Gede yang dikolaborasikan
dengan kesenian Rampak Bedug Pamayaran dari Kab. Serang, Banten
dan Rampak Bedug Pandeglang.
1. Tari Topeng Betawi, tarian ini paduan aspek tari, musik, dan teater.
Penggunaan topeng dalam tarian ini didasarkan atas kepercayaan
dahulu masyarakat Betawi bahwa topeng mempunyai kekuatan magis
yang dapat menolak bala, bahkan menghilangkan rasa duka. Tari
Topeng dipentaskan untuk memeriahkan pesta-pesta penting, misalnya
pada acara pernikahan dan khitan.
4. Tari Lenggang Nyai juga sering disebut sebagai tari Lenggang Betawi.
Seperti Tari Cekok, Tari Lenggang Nyai juga banyak dipengaruhi oleh
budaya Cina. Sekelompok gadis belia berjumlah 4 atau sampai 6 orang
biasanya yang membawakan tarian ini dan sering dipentaskan pada
acara-acara resmi penyambutan tamu penting atau pernikahan.
5. Tari Japin, Tarian ini merupakan adaptasi dari Tari Zapin yang
dipengaruhi oleh budaya Arab adan Melayu. Tari Japin diiringi oleh
musik dan lagu Betawi, yang terdiri dari alat musik gambus dan
marwas. Keunikan Tari Japin Betawi ini dilihat dari kelincahan para
penarinya yang melompat-lompat dan biasanya ditarikan secara
berpasangan.
6. Tari Ondel-ondel, Siapa yang tidak tahu dengan ondel ondel betawi.
Boneka raksasa khas betawi ini menjadi warisan budaya DKI Jakarta
yang masih tetap eksis sampai sekarang. Dalam pementasannya sering
dilakukan pada waktu khitanan, acara penyambutan tamu, pernikahan
dan acara acara penting. Dalam acaranya Tarian Ondel Ondel dipimpin
oleh orang yang dituakan didaerah tersebut dan di iringi oleh Tanjidor,
Kendang Pencak, Bende, atau Rebana Ketimpring.
7. Tari Ronggeng Blantek, dahulu tari Ronggeng Blantek dipentaskan
sebagai pembuka pertunjukkan Topeng Blantek. Topeng Blantek
sendiri adalah pertunjukan teater rakyat yang biasa dipentaskan untuk
menghibur para tuan tanah saat itu. Topeng Blantek biasanya
menceritakan tentang kehidupan masyarakat Betawi sendiri, yang
dikemas dengan lawakan. Topeng merupakan sebutan untuk seni peran
atau lawakan, sedangkan nama blantek diambil dari suara musik
pengiring yang selalu berbunyi blan blan crek.