Anda di halaman 1dari 16

KLIPING

“Ciri Khas Provinsi Banten”

Disusun oleh :

Kelompok 3

 Erna Elisnawati
 Adillah Wavi
 Hilda Ayundari
 Izah Fauziah
 Nabila

Kelas : VIII E

MTs Negeri 3 Kota Cilegon


Tahun 2019-2020

i
NAMA PROVINSI : PROVINSI BANTEN

A. TARIAN KHAS BANTEN:

1. Tari Maler Bedug

Tarian Banten bernama tari maler bedug merupakan pembaharuan dari tari rampak
bedug yang terinovasi dari berbagai musik tradisi Banten serta gerakan dari sifat terumbu dan
juga bedug pamarayan. Tarian ini biasanya dilakukan pada tarian pembuka dalam sebuah acara
penyambutan tamu. M. Agus Hilman yang merupakan pewaris ilmu silat Banten ini
mengatakan jika sifat terumbu masuk dalam perguruan dasar silat tertua di daerah Banten.
Sedangkan rampak memiliki arti serempak sehingga tarian rampak bedug yang merupakan
perpaduan dalam tari maler bedug ini diartikan sebagai tarian tradisional dengan memakai alat
musik bedug yang dilakukan secara serentak atau bersamaan.

2. Tari Ngebaksakeun

Tari ngebaksakeun merupakan tarian dari Banten yang diadopsi dari pijakan silat
terumbu dengan gaya dari Kabupaten Pandeglang dan biasanya akan dipertunjukkan untuk
menyambut tamu. Durasi tarian ini hanya berdurasi selama 5 menit dan kostum yang digunakan
didominasi dengan warna biru. Sifat terumbu sendiri merupakan ilmu bela diri yang berasal

1
dari Banten. Hal yang membedakan dari pencak silat ini dengan pencak silat lain adalah dari
sebutan, jurus, ritual dan juga fungsi. Pada akhir penampilan tari ngebaksakeun ini sangat
identik dengan debus yang merupakan keterampilan bela diri dari suku Banten.

3. Tari Grebeg Terbang Gede

Tarian daerah Banten bernama tari grebeg terbang gede merupakan tarian kreasi yang
diambil dari kesenian Terbang Gede pada Kota Serang yang digabungkan dengan pencak silat
khas Banten dan menjadi tarian selamat datang untuk menyambut tamu agung. Tarian khas
Banten ini disebut dengan terbang gede karena memakai alat musik utama berupa terbang besar
atau gede yang pada awalnya digunakan untuk penyebaran agama Islam dan berkembang
menjadi upacara ritual seperti ruwatan rumah, ngarak penganten, hajat bumi, syukuran bayi
dan juga untuk hiburan. Tarian Banten ini akan dilakukan oleh beberapa orang pria yang sudah
lanjut usia terdiri dari penabuh terbang gede, penabuh pengarak, penabuh sela, penabuh kempul
dan penabuh koneng yang akan diiringi dengan shalawatan Nabi berbahasa Jawa atau Arab.
Sedangkan grebeg sendiri diambil dari bahasa Jawa Banten yang berarti dirempung sebagai
simbol masyarakat Banten yang ramah, religius dan terbuka.

4. Tari Topeng Tani Banten

Tari topeng tani Banten merupakan tarian khas Banten yang dilatar belakangi dengan
kondisi masyarakat Indonesia khususnya kaum muda yang sudah malu dan tidak mau menjadi
petani. Dalam tarian ini, para penari akan menggunakan topeng yang terbuat dari anyaman
bambu dan menggambarkan generasi anak sekarang yang malu menjadi petani. Pesan dalam

2
tarian Banten ini adalah untuk menunjukkan jika menjadi seorang petani adalah pekerjaan yang
membanggakan dan nenek moyang kita sendiri juga merupakan petani yang juga terkenal
dengan negeri pertanian yang makmur. Gerakan dari tari ini biasanya dilakukan oleh satu orang
pria namun juga bisa lebih yang disesuaikan dengan kebutuhan atau acara. Meski ditarikan
oleh seorang pria, namun gerakan tarian Banten ini akan terlihat sangat gemulai.

5. Tari Cokek Banten

Pada awalnya, tarian tradisional Banten ini dilakukan oleh 3 orang penari wanita.
Namun untuk sekarang, tarian ini bisa dilakukan oleh 5 sampai 7 penari wanita dan juga
beberapa pria yang akan bermain alat musik. Ketika ditampilkan, busana para penari akan
disesuaikan dengan ciri khas wanita Banten yakni menggunakan kebaya serta kain panjang
untuk bawahan. Kebaya yang digunakan dalam tarian Banten umumnya terang dan berkilau
ketika terkena lampu seperti kuning, merah, hijau dan juga ungu lengkap dengan selendang.
Tarian ini biasanya dipertunjukkan sebagai penyambutan tamu kehormatan dan juga acara
pernikahan. Nantinya penari wanita bisa mengajak mempelai pria atau beberapa tamu
undangan untuk menari bersama yang ditandai dengan selendang yang dikalungkan pada leher
orang tersebut. Masyarakat juga menganggap jika ketika selendang tersebut dikalungkan, maka
pantang untuk ditolak karena bisa mencemari nama mereka sendiri.

6. Tari Dzikir Saman

3
Tarian asal Banten ini berbeda dengan tari saman Aceh meski memiliki nama yang sama.
Penari tari saman Banten ini dilakukan oleh pria yang membentuk lingkaran sambil berputar
dan menyebutkan shalawat Nabi Muhammad SAW. Seni dzikir saman ini juga tidak diiringi
dengan alat musik dan hanya diisi dengan nyanyian menyebut asma Allah, alok serta gerakan
tubuh yang berputar. Tarian Banten ini sudah ada sejak dulu yang biasanya digelar dalam acara
seperti Khol Syeh Abdul Khodir, Rassulan, Jailani dan beberapa acara berbau keagamaan lain.
Fungsi dari tarian ini adalah untuk sosial, hiburan sekaligus pendidikan dimana bagian hiburan
akan ada pada babak ketiga yakni babak saman dimana penonton juga akan ikut menari
mengikuti alunan beluk atau lengkingan. Para penari akan dibagi menjadi 2 kelompok yang
berjumlah 2 sampai 4 orang sebagai vokalis untuk membacakan syair Barjanji dan untuk 20
sampai 40 orang pria akan bertugas sebagai pengiring suara lengkingan.

7. Tari Katuran

Tarian asal Banten bernama tari katuran merupakan tarian bertemakan penyambutan
yang memiliki arti penghormatan dan juga ajakan agar banyak orang yang mau berkunjung ke
Banten. Tarian ini biasanya dilakukan oleh para wanita dengan busana dasar putih dan dibalut
dengan kain yang mencolok. Seperti tarian Banten lain, tari katuran ini juga terlihat sangat
indah sekaligus memperlihatkan gerakan yang unik.

8. Tari Gitik Cokek

4
Tarian yang berasal dari Banten berikutnya adalah tari gitik cokek yang sudah berkembang
sejak abad ke-19 di Kabupaten Tangerang, Banten. Para penari nantinya akan memakai kebaya
yang disebut dengan cokek dimana tariannya sendiri terlihat serupa dengan ronggeng Jawa
Tengah dan juga Sintren Cirebon. Tarian Banten ini awalnya diadakan tuan tanah Tionghoa
yang tinggal di Tangerang dan mempersembahkan tiga orang penari sebagai bentuk partisipasi
dalam pesta hiburan rakyat. Ia menyertakan seorang gadis cantik dalam tarian sebagai
pertunjukkan tambahan yang kemudian penari tersebut menjadi terkenal dan berdiri sendiri
sebagai kelompok penari sehingga dinamakan dengan tari gitik cokek. Hal yang menarik dari
tarian ini terletak pada gerak tubuh para penari yang sangat perlahan sehingga mudah untuk
diikuti. Tarian akan diawali dengan formasi memanjang dan menggerakan kaki secara maju
mundur serta tangan yang direntangkan setinggi bahu. Tarian ini sering dianggap dengan erotis
dan dianggap tabu pada sebagian orang karena pria dan wanita akan menari secara berpasangan
dan saling berdempetan. Busana para penari ini akan menggunakan kebaya dari kain sutra
berwarna ungu, hijau, merah dan kuning dengan rambut yang dikepang atau disanggul untuk
menambah kecantikan para penarinya.

B. LAGU DAERAH

1. Jareh bu guru merupan lagu yang menerangkan tentang nasihat se orang guru terhadap
muridnya ciptaan (A.Syahri Aliman)
2. Tong sarakah merupakan lagu berisi nasehat jangan serakah ciptaan (A.Syahri
Aliman)
3. Dayung sampan : lagu menggambarkan nasihat kepada nelayan yang sedang mencari
ikan. lagu ini telah di terjemahkan kedalam bahasa cina Teresa Deng atau Deng Lijun

C. ALAT MUSIK
1. Pantung Bambu adalah alat musik tradisional khas masyarakat cilegon yang terbuat
dari bambu berdiameter rata-rata 10cm, panjang 80cm, beruas dua dengan lubang di
tengah dan berlidah disayat dengan tiga buah senar bernada empat tangga nada.
2. Angklung buhun adalah angklung tua yang menjadi kesenian pusaka masyarakat
Baduy. Kesenian ini dianggap memiliki nilai magis (kekuaan gaib) dan sakral.
3. Dogdog merupakan alat musik yang terbuat dari batang kayu bulat, tengahnya diberi
rongga, namun kedua ujung ruasnya mempunyai bulatan diameter yang berbeda (±
12 – 15 cm) dengan panjang ± 90 cm. Pada ujung bulatan yang paling besar ditutup
dengan kulit kambing yang telah dikeringkan dan diikat dengan bambu melingkar yang
dipaseuk/baji untuk menyetel suara atau bunyi. Suara yang dihasilkan akan berbunyi
dog dog dog (dalam telinga orang Sunda).

D. Senjata Tradisional Banten Populer

Beberapa senjata tradisional Banten yang yang populer antara lain : Golok Banten, Bedog,
Golok Ciomas, Golok Sulangkar, Congkrang (Arit) dan Parang. Penjelasan secara rinci
silakan menyimak uraian berikut ini.

5
1. Golok Banten

Golok Banten adalah benda bersejarah sebagai simbol peradaban zaman Kerajaan
Banten. Pada masa silam. golok dipakai sebagai alat pertahanan untuk melawan musuh atau
orang yang berniat mengancam keselamatan. Golok Banten digunakan oleh para jawara untuk
mempertahankan diri dari serangan musuh dan sebagai lambang kehormatan dan derajatnya
sebagai pendekar/jawara. Golok, dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, diartikan sebagai
benda sebangsa parang, atau sebangsa pedang, yang berukuran pendek. Untuk benda semacam
itu, di daerah Banten dikenal dua nama, yaitu golok dan bedog. Secara fisik kedua benda itu
sama namun keduanya memiliki fungsi yang berbeda.

2. Bedog Banten

Bedog adalah perkakas harian yang sering digunakan di ladang atau sawah. Kegunaannya
menebang pohon, menebang bambu, membelah kelapa, keperluan dapur dan masih banyak
kegunaan-kegunaan lainnya. Senjata tradisional dengan nama Bedog ini merupakan salah
satu peralatan senjata yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Namun pada pada
jaman dahulu, senjata tradisional Bedog ini juga sering dipakai para jawara Banten sebagai
sarana untuk melindungi diri.

6
3. Congkrang (Arit) Banten

Congkrang atau Arit adalah senjata tradisional Banten yang bentuknya sedikit berbeda
dengan bentuk Bedog, dimana pada bagian ujung senjata ini agak melengkung ke bawah.
Fungsi senjata Conkrang ini lebih sering dipakai untuk menyabit rumput atau keperluan lain di
kebun.

4. Parang Banten

Parang adalah salah satu senjata tradisional dari daerah Banten, yang fungsinys selain
sebagai senjata untuk melindungi diri, juga bisa dipakai sebagai alat untuk membantu
kebutuhan hidup sehari-hari. Pada umumnya, parang ini dipakai untuk membuat rumah warga
yang berbentuk rumah panggung yang bahan-bahan dasarnya dari bambu, parang ini sering
dipakai sebagai alat untuk memotong, dan membelah bambu sebagai bahan dasar rumah
panggung tersebut.

7
E. Masjid Khas Banten

1. Masjid Cikoneng

Arsitektur Masjid Cikoneng. (Foto: (Foto: Balai Arkeologi Bandung)

Masjid Cikoneng terletak di Jalan Raya Anyer, Kampung Cikoneng, Desa Cikoneng,
Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang. Masjid ini memiliki arsitektur perpaduan antara Islam,
Eropa dan Lampung. Beberaa di antaranya corak Islam kuat terlihat berupa kaligrafi, Eropa
tampak dari bentuk tiang, sedangkan budaya lampung terlihat dari hiasan sleger. Bentuk atap
Masjid Cikoneng bersusun mengerucut dengan jumlah empat atap. Hiasan di bagian puncak
sangat unik yang disebut mamolo atau mustaka. Mastaka ini terdapat hiasan berbentuk
beberapa naga. Masjid Cikoneng tidak memiliki serambi. Di bagian dalam, terdapat dua mihrab
yaitu mihrab untuk imam dan mihrab untuk khatib. Masjid Cikoneng memiliki nama lain yaitu
Masjid Darul Fallah. Masjid ini dibangun oleh masyarakat Lampung yang ada di Anyer.
Masyarakat sekitar masjid meyakini bahwa pendirian masjid berhubungan dengan utusan dari
Kerajaan Tulang Bawang, Lampung yang menyebarkan Islam di Banten.

2. Masjid Agung Carita

Masjid Agung Carita. (Foto: disbudpar.bantenprov.go.id)

8
Mesjid Carita terletak di Kampung Pagedongan, Desa Sukajadi, Kecamatan Carita.
Mesjid Carita terletak kurang lebih 51 kilometer ke arah barat dari Kota Pandeglang. Juga dapat
ditempuh dari pesisir utara melewati Pantai Anyer, Serang. Jika dari Ibu Kota Serang berjarak
kurang lebih 76 kilometer. Kedahsyatan letusan Gunung Krakatau memang meluluhlantakan
daerah pesisir. Masjid Carita dibangun pasca meletusnya Gunung Krakatau. Berdasarkan
penuturan masyarakat setempat secara turun temurun, Masjid Carita berdiri pada tanggal 27
Haji 1309 H atau 1889 M, atau enam tahun setelah Gunung Krakatau meletus pada 1883.
Pembangunan masjid ini selesai pada tanggal 30 Jumadil Awal 1315 H atau 1895 M.

3. Masjid Caringin

Masjid Agung Carita. (Foto: dibudpar.bantenprov.go.id)

Masjid Caringin menjadi peninggalan muslim Banten pada masa pemerintahan kolonial
Belanda di bawah Gubernur Jenderal Herman Hillem Daendels. Sebagian pekerja paksa dalam
pembangunan Jalan Anyer-Panarukan memberontak dan melarikan diri mengarah ke selatan,
hingga ke Caringin dan menetap di sana. Hingga saat ini, Masjid Caringin masih dipakai untuk
beribadah dan menjadi desnitasi wisata sejarah sekaligus wisata religius di Banten. Masjid
Caringin terletak tidak jauh dari desnitasi wisata Pantai Carita. Masjid Caringin terletak di
pinggiran Jalan Raya Labuan-Carita, Kampung Caringin, Desa Caringin, Kecamatan Labuan,
Kabupaten Pandeglang. Masjid Caringin juga menjadi saksi bisu dahsyatnya letusan Gunung
Krakatau. Setelah 10 tahun ditinggalkan, pembangunan kembali masjid juga melibatkan
seorang ulama bernama Syekh Asnawi dan penduduk. Secara gotong royong, Masjid Caringin
kembali didirikan. Masjid ini kemudian menjadi pusat syiar Islam dan basis perjuangan rakyat
Banten melawan penjajahan.

9
4. Masjid Agung Banten

Masjid Agung Banten. (Foto: disbudpar.bantenprov.go.id)

Masjid Agung Banten yang berdiri sejak tahun 1569 merupakan salah satu peninggalan
sejarah Kesultanan Banten, yakni Sultan Maulana Hasanudin yang merupakan putra pertama
dari Sunan Gunung Jati. Arsitektur bangunan Masjid Agung Banten terdiri dari perpaduan
beberapa sentuhan budaya, antara lain yaitu Tiongkok, Jawa, Hindu, serta Eropa. Lalu yang
menjadi salah satu ciri khas Masjid Agung Banten sendiri yaitu sebuah menara setinggi 24
meter. Menara ini dapat diakses hingga ke puncak dengan melewati 83 anak tangga serta
melewati lorong sempit.

5. Masjid Pacinan Tinggi

Masjid Pacinan Tinggi. (Foto: penghubung.bantenprov.go.id)

10
Tidak jauh dari Benteng Surosoan, keraton Kesultanan Banten, terdapat peninggalan
mesjid tua yaitu Masjid Pacinan Tinggi. Masjid ini tepatnya terletak di Kampung Pacinan, Desa
Banten, Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang. Nama "Masjid Pacinan" karena dahulu
masjid ini dibangun untuk orang-orang China atau etnis Tionghoa muslim. Pada masa
kesultanan Banten, banyak orang China berdagang dan bermukim di Banten.Masjid Pacinan
Tinggi menurut sejarah merupakan masjid pertama yang dibangun oleh Syarif Hidayatullah
atau Sunan Gunung Jati. Pembangunan masjid ini kemudian dilanjutkan oleh putranya Sultan
Hasanuddin. Berbeda dengan Masjid Banten Lama yang hingga kini masih dapat digunakan,
Masjid Pacinan Tinggi saat ini hanya meninggalkan sisa-sisa bangunan.

F. Makanan Khas Banten

1. Angeun Lada

kitaina.id

Makanan khas Banten yang pertama adalah angeun lada yang memiliki arti sebagai
sayuran kuah pedas. Memang makanan ini dibuat dengan rempah alami dengan rasa yang kuat
ditambah dengan cabai rawit yang dihaluskan. Sekali mencicipinya maka anda akan ketagihan
dengan rasa pedas dan gurihnya santan. Umumnya masyarakat Banten menggunakan babat
sapi atau tulang iga sapi untuk isi dari angeun lada. Bahan tersebut lantas diukep dan dibiarkan
matang bersama kuahnya untuk mendapatkan citarasa yang meresap sampai ke dalam. Oleh
karena itulah kenikmatan dari sayur ini berada pada saat isap-isap balungan iga dan juga babat
sapi. Sayur ini juga selalu hadir dalam perayaan tasyakuran adat Banten. Oleh karena itulah
masakan ini sering dimasak bersama-sama ketika ada perayaan.

11
2. Rabeg

catatanbundakaka.wordpress.com

Rabeg bisa dibilang sebagai menu Arabnya orang Banten. Rabeg memang
mengadaptasid ari makanan dari Arab karena memiliki rasa yang pedas namun penuh akan rasa
rempah khas Indonesia di dalamnya.Rabeg menggunakan bahan olahan kambing mulai dari
dagingnya hingga jeroannya dimasak dengan berbagai bumbu khususnya cabai dan jahe untuk
mendapatkan sensasi pedasnya. Bahan olahan kambing tersebut dimasak dalam waktuyang
lama hingga bisa menghilangkan bau kambing namun tetap memiliki tekstur yang empuk dan
juga bumbu yang meresap sampai kedalamnya. Rabeg mulai banyak ditemukan di pinggir jalan
kota Banten sehingga tak sulit untuk menemukannya. Adapun tingkat kepedasannya bisa
dipilih sesuai dengan seleranya. Pastinya rabeg akan membuat lidah anda bergoyang dan
sensasi pedasnya membuat ketagihan. Makanan ini cocok untuk dikonsumsi bersama dengan
nasi khas Arab juga yakni nasi kebuli yang juga menggunakan olahan kambing untuk
membuatnya.
3. Sate Bandeng

sajiansedap.grid.id

Sate bandeng mempunyai rasa yang jauh berbeda dengan sate ayam maupun sate
kambing karena mulai dari proses pembakarannya sudah melewati proses yang panjang
sehingga ketika disantap yang adalah rasa nagih dan nagih untuk bisa mencicipinya
kembali.Bandeng memang banyak ditemukan di wilayah Banten khususnya serang. Oleh
karena itulah asyarakat memanfaatkannya untuk bisa disate.Meskipun banyak yang heran
mengapa tidak digoreng atau dibakar saja akan tetapi nyatanya sate bandeng lebih bisa menarik

12
pengunjung untuk mencicipinya.Cara pembuatannya pertama dengan memilih bandeng sesuai
dengan usia yang layak untuk dimakan. Kemudian daging ikan disisik dan dipukul hingga
remuk tulang-tulangnya.Setelah hancur kemudian daging ikan diberi bumbu rempah khas
Banten yang terkenal pedas dan manis. Barulah kemudian dibentuk kemudian ditusukkan ke
bambu. Langkah selanjutnya tentu saja membakarnya layaknya sate lainnya.

4. Rengginang

bantenwisata.com

Rengginang memang menjadi makanan paling banyak ditemukan diberbagai daerah


karenamemang proses pembuatannya yang mudah dan rasanya yang banyak disukai oleh lidah
Indonesia. Rengginang juga menjadi makanan khas Banten karena banyak disediakan di pusat
oleh-oleh. Akan tetapi jangan menganggap rasanya sama dengan wilayah lainnya karena
rengginang dari Banten memiliki rasa yang berbeda bahkan lebih enak dan renyah.
Sebagaimana diketahui bahwa letak geografis Banten terletak pada kondisi laut yang luas
sehingga banyak ditemukan berbagai olahan khas laut. Adonan rengginang dari Banten
cenderung lebih nikmat karena mempunyai aroma dan rasa ikan yang kuat. Bukan hanya ikan
akan tetapi udang, kerang, dan kupang.
5. Gipang

cookpad.com

13
Bagi pecinta kuliner nusantara pastinya tidak akan asing dengan namanya kue gipang.
Sekilas dari cara membacanya mirip dengan Jepang oleh karena itulah banyak yang
menganggap bahwa makanan ini diadaptasi dari Jepang. Padahal makanan ini merupakan
makanan khas nusantara yang banyak tersebar di wilayahnya khususnya wilayah Jawa. Banten
juga memiliki sentral pembuatan gipang dengan rasanya yang berbeda dengan gipang di
wilayah lain. Adapun untuk cara membuatnya masih sama dengan wilayah lainnya yakni
mencampurkan antara beras ketan putih dengan gula cair. Bedanya di Banten menggunakan
kacang tanah sebagai pelengkapnya sehingga ada tekstur kasar dan berbeda. Meskipun sudah
tidak setenar dahulu akan tetapi makanan ini masih tetap eksis khsuusnya di tanah Jawa ketika
ada hari raya dan perayaan adat.

G. Benda Khas Banten

1. Gerabah Bumi Jaya

Kerajinan khas Banten yang pertama adalah Gerabah Bumi Jaya. Kerajinan tangan
yang menjadi salah satu ikon Banten ini sudah ada sejak zaman lampau, dan masih terus eksis
dari zaman ke zaman. Para pengrajin gerabah ini berasal dari Desa Bumi Jaya yang memang
terkenal sebagai kampong pengrajin gerabah di Banten. Karena berasal dari Desa Bumi Jaya,
maka tak mengherankan jika gerabah ini dinamai dengan Gerabah Bumi Jaya. Ciri khas utama
kerajinan tangan ini adalah bentuknya yang menyerupai gerabah zaman klasik dan dikenal
sebagai gerabah yang kuat.Adapun sebab yang membuat gerabah ini kuat adalah bahan
dasarnya yang berupa tanah lempung berkualitas baik. Gerabah Bumi Jaya sendiri biasanya
berbentuk produk berupa gentong, tungku, pot bunga, kendi, dan lain sebagainya. Ke semua
produk gerabah tersebut tak hanya di jual di Banten dan daerah-daerah lain di luar Banten,
melainkan juga dijual hingga ke luar negeri

14
2. Gerabah Bandalu

Tak hanya di Gerabah Bumi Jaya, Banten juga punya satu jenis gerabah lain yang patut
diketahui.Gerabah tersebut tak lain adalah Gerabah Bandalu buatan warga Desa Bandalu.
Gerabah satu ini cukup terkenal di kalangan wisatawan, terutama wisatawan yang sering
berkunjung ke Pantai Anyer. Hal itu dikarenakan gerabah satu ini memang sering dijual di
sekitar area tempat wisata tersebut. Selain berbentuk dan digunakan sebagai alat dapur,
Gerabah Bandulu juga mempunyai nilai seni yang tinggi. Maka tak heran bila gerabah ini juga
sering dijadikan cinderamata sekaligus pajangan bagi para wisatawan. Jika kita menyambangi
kampong penghasil gerabah ini, maka kita bisa melihat proses pembuatan gerabah ini, dari
pembentukan tanah liat yang merupakan bahan dasarnya, hingga gerabah ini siap untuk dijual
ke psaran.

3. Golok Ciomas

Golok Ciomas merupakan senjata tradisional khas Banten yang dipakai oleh para
Jawara di kota Banten. Golok ini dibuat oleh para warga yang tinggal di Kampung Sibopong,
Desa Citaman, Kecamatan Ciomas, Banten.

15

Anda mungkin juga menyukai