Anda di halaman 1dari 5

NILAI ESTETIS DALAM GERAK TARI

A. Pengertian

 Estetis

Berdasarkan pendapat umum, estetika diartikan sebagai suatu cabang


filsafat yang memperhatikan atau berhubungan dengan gejala yang indah pada alam
dan seni.
Pengertian estetis berdasarkan bahasa Yunani Kuno berasal dari kata
“Aisthtetika” yang berarti hal-hal yang dapat di serap oleh panca indra.
Pengertian estetika menurut AA. Djelantik dari buku Estetika Suatu
Pengantar pada tahun 1999, estetika adalah ilmu yang mempelajari segala
sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua aspek yang disebut
keindahan.

 Nilai Estetis

Nilai Estetis adalah suatu nilai keindahan yang melekat pada karya-karya
seni atau pun objek seni
Nilai estetis pada tari adalah nilai yang menggambarkan adanya unsur
keindahan dalam sebuah karya seni tari yang meiputi ekspresi pengaturan rasa,
pengalaman jiwa, dan sikap seseorang dalam berinteraksi dengan lingkunganya
yang memiliki keindahan.

B. Standar Penilaian Estetis


Hal yang perlu dipahami dalam mengamati karya tari adalah adanya faktor subjektif
dan objektif. Benda itu sangat estetis karena adanya sifat yang melekat pada benda dan tidak
terkait dengan orang yang mengamati. Selain itu juga dikatakan bahwa munculnya estetis itu
karena adanya tanggapan perasaan dari pengamat. Jadi, estetis itu ada karena proses
hubungan antara benda (karya tari) dan alam pikiran orang yang mengamati. Berikut adalah
teori-teori menyangkut estetika dalam seni tari.
Berikut adalah teori-teori menyangkut estetika dalam seni tari, yaitu :

1. Teori subyektif, dimana ciri yang menciptakan keindahan pada suatu karya seni
yang sesungguhnya tidak ada, yang ada hanyalah tanggapan perasaan dalam diri
seseorang yang mengamati.

2. Teori obyektif, yang berpendapat bahwa ciri atau sesuatu yang menciptakan
keindahan merupakan sifat yang telah ada pada karya seni yang bersangkutan.
3. Teori campuran, yaitu campuran antara subjektivisme dan objektivisme.

1
4. Teori perimbangan keindahan, yaitu suatu karya seni tercipta dari ukuran, jumlah,
dan susunan yang mempunyai perimbangan tertentu.
5. Teori proporsi, yaitu dengan melihat keindahan tercipta dari tidak adanya
keteraturan yang tersusun dari daya hidup, penggambaran, kelimpahan, dan
pengungkapan perasaan.

Umumnya untuk menilai karya tari, dilakukan dengan memperhatikan konsep estetis
yang meliputi :

1. Wiraga

Wiraga digunakan untuk menilai kompetensi menari, meliputi keterampilan


menari, penghafalan terhadap gerakan, ketuntasan, kebersihan, dan keindahan
gerak.

Gerakan anggota tubuh itu antara lain:

 Jari-jari tangan
 Pergelangan tangan
 Siku-siku tangan
 Bahu
 Leher
 Muka dan kepala
 Mulut
 Dada
 Pinggul
 Mata
 Alis

2. Wirama

Wirama digunakan untuk menilai kesesuaian dan keserasian gerak dengan


irama (iringan), kesesuaian dan keserasian gerak dengan tempo.

Ada dua macam Wirama pada tari, yaitu:

a) Wirama tandak adalah wirama yang ajeg (tetap) dan murni dengan
ketukan dan aksen yang berulang-ulang dan teratur. Dalam wirama
tandak, gerak tari dan musik lebih mudah disusun. seorang dapat
bergerak langsung mengikuti ketukan sekali, ketukan mengganda,
2
ketukan menigakali, atau dapat pula membuat gerakan sinkop
(berlawanan dengan gerakan musiknya)

b) Wirama bebas adalah wirama yang tidak selalu memiliki ketukan dengan
akses yang berulang-ulang dan teratur.

3.Wirasa

Wirasa adalah ekspresi raut muka /mimik yang menggambarkan karakter


tarian, penghayatan gerak sesuai dengan tuntutan tarian, seperti tegas, lembut,
gembira dan sedih, yang diekspresikan melalui gerakan dan mimik wajah sehingga
melahirkan keindahan.

4.Wirupa

Adalah penampilan penari dari ujung atas sampai ujung bawah yang
memberikan kejelasan karakter gerak tari yang ditunjukan melalui warna, busana
dan tatarias.

Untuk melengkapi keempat unsur di atas, sebuah tari hendaknya dibangun


dengan kesesuaian dari tata rias, kostum, tata lampu, dan tata pangung. Tarian yang
mengekspresikan kisah sedih misalnya, tidak cocok ditampilkan dengan tata rias yang
menor serta kostum yang berwarna cerah. Sebaliknya, tarian yang mengekspresikan
kegembiraan, sangat cocok ditampilkan dengan kostum yang gemerlap.

C. Nilai Estetis Sebuah Tarian


Tari Saman
Tari Saman adalah sebuah tarian Suku Gayo yang biasa ditampilkan
untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam
tarian saman mempergunakan Bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian
ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad
SAW. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari saman di Aceh
didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang
berasal dari Gayo di Aceh Tenggara.

3
Nilai estetis pada tari saman adalah pada harmonisasi gerakannya. Gerakan pada
tari Saman sangat unik karena hanya menampilkan gerakan tepuk tangan, tepuk dada, dan
gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak badan, kepala dan posisi badan. Semua penari harus
menari dengan harmonis karena tempo tari Saman semakin lama semakin cepat. Tari
Saman diiringi alat musik, berupa gendang dan menggunakan suara dari para penari serta
tepuk tangan penari yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan paha penari
sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah.

4
Kesimpulan
Nilai estetis pada tari adalah nillai yang menggambarkan adanya unsur keindahan dalam
sebuah karya seni tari yang meiputi ekspresi pengaturan rasa, pengalaman jiwa, dan sikap
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkunganya yang memiliki keindahan.
Dalam mengamati karya tari adanya teori-teori menyangkut estetika dalam seni tari, yaitu
teori subyektif, teori obyektif, teori campuran, teori perimbangan keindahan dan teori proporsi.
Untuk menilai karya tari, dilakukan dengan memperhatikan konsep estetis, yaitu wiraga, wirama,
wirasa dan wirupa.

Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Saman

https://www.researchgate.net/publication/332652425_ESTETIKA_SENI

https://estetika-indonesia.blogspot.com/2015/12/4-unsur-nilai-estetika-seni-tari.html?m=1
https://www.mikirbae.com/2014/11/nilai-estetis-dalam-gerak-tari.html?m=1

https://iisindriyatiblog.wordpress.com/2016/11/11/pengertian-fungsi-simbol-dan-nilai-estetis-seni-tari/

Anda mungkin juga menyukai