Anda di halaman 1dari 31

.

Saman (Aceh)

Salah satu tarian daerah paling populer di Daerah Istimewa Aceh adalah tari saman. Tidak
hanya populer di dalam negeri, tari saman juga dikenal di mancanegara. Tidak jarang, tarian
yang biasanya dilakukan orang banyak penari sekaligus ini dipertunjukkan dalam event
kebudayaan di luar negeri.
Bahkan, UNESCO, organisasi kelimuan, pendidikan dan kebudayaan yang bernaung di
bawah PBB, memasukkan tari saman dalam daftar warisan budaya yang memerlukan
perlindungan mendesak dari Badan PBB Urusan Pendidikan, Sains dan Kebudayaan.
Gerakan tari saman cukup sulit dilakukan karena membutuhkan kecepatan, akurasi dan
kekompakan.
Untuk bisa menarikannya, suatu kelompok penari saman bisa berlatih selama berminggu-
minggu bahkan berbulan bulan, lho Toppers.
Tor Tor
(Tapanuli Utara)

Di utara Pulau Sumatra, tepatnya di sekitar Danau Toba, terdapat suku Batak yang memiliki
tarian daerah bernama tor tor.
Tarian ini biasanya ditarikan oleh orang Batak dalam berbagai ritual penting seperti pesta
pernikahan, pesta kematian, syukuran panen hingga upacara penyembuhan orang sakit.
Saat menari Tor Tor, orang Batak biasanya diiringi permainan alat musik Mangondangi yang
terdiri dari 9 buah gondang (gendang batak), terompet khas Batak dan suling. Gerakan tari
tor tor tidak rumit dan relatif lebih mudah dipelajari karena gerakannya monoton.
Di era sekarang, penari tor tor biasanya memasukkan unsur-unsur tambahan dalam
koreografi-nya.
Beli voucher game permainan favoritmu dan naikkan levelmu ke tingkat yang lebih tinggi.
Tari Piring (Minangkabau)

Dari Barat Pulau Sumatra, tepatnya di Minangkabau,


terdapat tari piring yang punya gerakan indah dan kaya makna.
Tari piring merupakan simbolisasi dari pemberian persembahan kepada sang pencipta atas
keberhasilan panen. Namun, di masa sekarang tari piring sudah dipertunjukkan secara bebas
dalam berbagai perayaan. Tari piring biasanya ditampilkan oleh 3 hingga 5 penari yang
memegang dua hingga tiga piring dalam tangannya dan gelang lonceng kecil yang diikat
pada kaki penari. Tarian luwes dan indah ini biasanya diiringi oleh alunan alat musik
tradisional Minangkabau yakni bong dan saluang.
Turuk Langgai
(Mentawai)

Nama tarian ini memang kurang terkenal dibandingkan nama tarian daerah lainnya yang ada
di artikel ini. Namun, seiring semakin terkenalnya Kepulauan mentawai sebagai salah satu
surga wisata dan tujuan wisata air kelas internasional, Turuk Langgai lambat laun mulai
dikenal secara luas. Turuk Langgai merupakan tarian khas etnis Mentawai yang terinspirasi
dari gerakan hewan seperti burung, ular, ayam hingga monyet.
Turuk Langgai biasanya ditampilkan dengan iringan alat musik tradisional Mentawai yakni
gendang kajeuma dan uliat.
Tari Ronggeng Blantek (Betawi)

Etnis Betawi juga memiliki beragam tarian daerah yang populer sejak zaman kolonial
Belanda. Salah satu tarian daerah yang terkenal adalah Ronggeng Blantek.
Tarian yang memiliki tempo cepat dan gerakan enerjik ini awalnya ditampilkan sebagai
pembuka teater rakyat Betawi, Topeng Blantek.
Tarian yang ditarikan oleh penari perempuan ini biasanya dipertunjukkan dengan iringan alat
musik populer Betawi seperti terompet, trombone, baritone, gendang, gong, simbal, dan
tehyan.
Tari Jaipong
(Karawang)

Di antara tarian daerah yang ada di daftar ini, Jaipong merupakan tarian yang muncul di era
yang relatif lebih modern.
Tepatnya, Jaipong muncul pada tahun 1976. Tarian yang gerakannya menggabungkan unsur
silat, wayang golek dan ketuk tilu ini diciptakan oleh seniman Jawa Barat, H. Suanda dan
Gugum Gumbira.
Saat ditarikan, Jaipong biasanya diiringi oleh musik Jaipongan yang terdiri dari gong, kecapi,
gendang dan rebab.
Tari Topeng (Cirebon)

Tari topeng merupakan tarian daerah Cirebon yang sangat populer di semua kalangan, baik
kalangan kraton maupun masyarakat jelata.
Saking populernya, Sunan Gunung Jati menggunakan tarian ini sebagai media dakwah saat
menyebarkan agama Islam di Jawa Barat.
Para penari topeng biasanya mengenakan 5 jenis topeng yang berbeda-beda. Tiap topeng
memiliki nama dan wataknya masing masing.
Topeng panji, contohnya, menyimbolkan bayi yang masih bersih dari dosa, sedangkan
topeng pamindo merupakan kesatria, sementara topeng patih menggambarkan kedewasaan.
Tari Bedhaya
(Yogyakarta)

Yogyakarta merupakan salah satu daerah di Indonesia yang kaya akan tarian daerah. Salah
satu tarian daerah yang populer adalah tari bedhaya.
Tarian yang biasanya ditampilkan oleh penari perempuan ini dulunya dipertunjukkan untuk
kalangan keraton saja.
Tarian ini bercerita tentang sosok spiritual yang diyakini sebagai penguasa dunia kebatinan
di pantai utara Jawa, Nyi Roro Kidul.
Tari Bedhaya banyak menampilkan gerakan gerakan-gerakan gemulai bertempo lambat.
Bedhaya Ketawang dimainkan dengan diiringi perangkat gamelan lengkap.
Tari Gambyong
(Solo)

Dari Jawa tengah, tepatnya di Kota Solo, terdapat tarian daerah yang sudah dikenal sejak
zaman raja-raja Jawa kuno yakni tari gambyong. Pada perkembangannya, tarian ini terus
berkembang dengan koreografi yang bermacam-macam.
Tarian ini sebenarnya berakar dari tayub, sebuah tarian rakyat yang biasa dimainkan ketika
pesta panen.
Namun, pihak kraton membawa tarian ini dan mengembangkannya menjadi tarian yang
luwes dan penuh dengan gerakan indah yang sanggup membius mata.
Tari Reog
(Ponorogo)

Tari reog adalah salah satu tarian daerah asli Ponorogo, Jawa Timur, yang telah mendunia.
Tarian tradisional ini dimainkan oleh sejumlah pria yang menggunakan topeng kepala singa
bermahkotakan bulu-bulu merak. Berat topeng besar ini bisa mencapai 50 kilogram, lho
Toppers.
Tari tradisional ini konon diciptakan oleh Ki Ageng Kutu, seorang abdi raja Majapahit
terakhir, Bra Kertabumi. Ki Ageng Kutu yang kemudian memberontak pada rajanya tersebut
menggunakan tarian ini sebagai sindiran bagi sang raja yang dianggapnya korup dan berada
di bawah pengaruh Cina.
Hal ini diperlihatkan lewat properti singa barong yang merepresentasikan sang raja dan bulu-
bulu merak di atas kepalanya yang melambangkan pengaruh Cina.
Tari Jaran Kepang
(Ponorogo)

Tarian daerah ini merupakan bagian dari tari reog yang sudah kita bahas di atas. Tari jaran
kepang merupakan jenis tarian yang tersebar di sejumlah wilayah di pulau Jawa. Ada yang
menyebutnya tari kuda lumping atau tari jatilan.
Tarian yang menggunakan anyaman bambu dan kulit binatang yang berbentuk seperti kuda
ini menceritakan tentang para prajurit Majapahit yang gagah berani.
Salah satu keunikan dari tarian ini adalah para pemainnya yang bisa
mengalami trance (kesurupan) dan melakukan tindakan berbahaya seperti memakan
potongan kaca atau mengupas kelapa menggunakan gigi.
Tari Kecak
(Bali)

Selain reog, tari kecak merupakan salah satu tarian daerah di Indonesia yang banyak dikenal
oleh orang asing. Maklum, tarian ini sangat sering dipertunjukkan baik di Bali maupun di
luar negeri.
Tari kecak sendiri diciptakan oleh penari Bali, Wayan Limbak dan pelukis asal Jerman,
Walter Spies.
Tarian yang biasanya dimainkan oleh belasan bahkan puluhan laki-laki ini diambil dari tarian
ritual penolak bala bernama tari sanghyang.
Tarian yang dimainkan tanpa alat musik ini bercerita tentang pasukan kera yang membantu
Rama melan raja jin yang jahat, Rahwana.
Tari Pendet
(Bali)

Salah satu tarian tertua di Bali ini dikenal sebagai tarian penyambutan bagi tamu atau turis
yang datang ke sebuah tempat wisata. Namun, tari ini sebenarnya merupakan tarian ritual
yang awalnya hanya dipentaskan di pura.
Tari yang bisa juga dipentaskan secara beramai-ramai ini merupakan bagian dari ritual
penyambutan turunnya dewata ke bumi.
Biasanya penari pendet mengenakan kemben dan kain berwarna keemasan sambil memegang
bokor, tempat menaruh bunga yang nantinya akan ditaburkan.
Tari Tempurung
(Sulawesi Utara)

Tari tradisional dari Sulawesi Utara ini menggunakan atribut tempurung atau batok kelapa
yang biasa digunakan warga sebagai wadah tertentu atau mangkuk. Suara dari tempurung
yang saling dipukul akan membunyikan suara khas yang nyaring.
Tarian ini mempunyai makna sebagai ungkapan rasa syukur serta apresiasi terhadap keluarga
petani atas hasil panen kopra atau buah kelapa.
Tari Kipas Pakarena
(Sulawesi Selatan)

Tari Kipas Pakarena berasal dari Gowa, Sulawesi Selatan. Setiap gerakan dari tarian
mencerminkan karakter perempuan Gowa yang patuh, sopan, dan hormat terhadap laki-laki,
khususnya terhadap suami.
Terdapat aturan unik pada tarian ini. Para penari tidak diperbolehkan membuka matanya
terlalu lebar, sementara gerakan kakinya tidak boleh diangkat terlalu tinggi. Tarian ini
biasanya berlangsung selama sekitar dua jam.
Tari Paduppa Bosara (Sulawesi Selatan)

Tari Padduppa Bosara adalah tarian penyambutan orang bugis-makassar. Tarian ini
menggunakan properti berupa Bosara yang biasa digunakan unutk menghidangkan makanan
jika kedatangan tamu.
Pada zaman dahulu kesenian tradisional ini sering ditarikan untuk menjamu raja, menyambut
tamu agung, pesta adat, dan pesta perkawinan.
Bosara sendiri merupakan tempat sajian kue tradisional atau lauk yang biasanya diletakkan di
meja dalam rangkaian acara tertentu, khususnya acara yang bersifat tradisional dan
kebudayaan.
Tari Gandrung Lombok
(Nusa Tenggara Barat)

Tari Gandrung merupakan kesenian tari tradisional asal Lombok yang ditarikan oleh penari
wanita yang diiringi dengan seperangkat gamelan. Tarian ini biasanya juga ditampilkan
dengan puisi dan nyanyian.
Meski namanya serupa, tari gandrung asal Lombok berbeda dengan yang ada Jawa maupun
Bali.
Perbedaan yang sangat menonjol dapat ditemukan baik pada gerakan, kostum maupun
penyajian pertunjukannya.
Awalnya, tarian ini digunakan untuk menghibur para prajurit setelah pulang dari medan
perang. Dengan iringan dari beberapa perangkat Gamelan yang ada, para penari wanita
menari sambil mengajak satu persatu para prajurit untuk menari secara berpasangan.
Tari Caci
(Nusa Tenggara Timur)

Tari Caci atau adalah tari perang antara sepasang penari laki-laki yang bertarung dengan
cambuk dan perisai.
Penari yang bersenjatakan cambuk (pecut) bertindak sebagai penyerang dan seorang lainnya
bertahan dengan menggunakan perisai (tameng).
Tari ini dimainkan saat syukuran musim panen, ritual tahun baru, upacara pembukaan lahan,
serta dipentaskan untuk menyambut tamu penting.
Dapatkan TokoPoints dengan bertransaksi menggunakan Kupon Cashback. Nikmati
potongan dan diskon langsung untuk berbelanja lebih hemat!
Tari Lego Lego
(Nusa Tenggara Timur)

Sumber gambar: Negeriku Indonesia


Tari Lego-Lego berasal dari Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. Tarian ini ditujukan
untuk mengajak masyarakatnya bersatu membangun kampung dan negeri dan biasa
ditampilkan pada saat upacara adat.
Tarian ini biasanya dilakukan oleh anak-anak muda. Para perempuan dan lelaki setempat
yang terlibat dalam tarian ini mengenakan kain tradisional. Sementara, bagian bernyanyi dan
berpantun biasanya dilakukan oleh orang-orang tua.
Tari Tide Tide (Maluku Utara)

Tari Tide Tide adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Halmahera Utara,
Maluku Utara. Tarian ini biasanya ditarikan secara berpasangan oleh pria dan wanita pada
acara-acara tertentu seperti pesta adat, penyambutan, pernikahan, dan lainnya.
Tide Tide merupakan tarian yang memberikan gambaran tentang kehidupan pergaulan antara
pria dan wanita di Halmahera pada masa itu.
Dalam pertunjukannya, para penari akan diiringi dengan alunan musik dari tifa, biola, dan
gong.
Tari Saureka Reka
(Maluku)

Tarian Saureka Reka dimainkan oleh muda mudi yang terdiri dari 4 laki-laki dan 4
perempuan.
Pada mulanya, tarian ini dimainkan hanya pada saat musim panen sagu yang merupakan
ungkapan rasa syukur rakyat namun pada saat ini tarian Saureka Reka sudah banyak
dimainkan pada pertunjukkan-pertunjukkan.
Properti yang digunakan untuk tarian ini adalah gaba-gaba, tifa, dan totobuang. Gaba-gaba
hanya dimainkan oleh laki-laki sementara perempuan menari menghindari gaba-gaba.
Sedangkan tifa dan totobuang digunakan sebagai musik pengiring tarian.
Tari Selamat Datang
(Papua Timur)

Tari Selamat Datang dari Papua Timur ini merupakan bentuk ungkapan rasa hormat dan juga
ungkapan rasa syukur serta kebahagiaan masyarakat Papua dalam menyambut para tamu.
Tarian Selamat Datang dilakukan secara beramai-ramai.
Umumnya dilakukan oleh wanita. Para penari membentuk sebuah lingkaran dan menari serta
bernyanyi secara bersahutan.
Penari wanita menjemput para tamu dan memakaikan sebuah penutup kepala dan kalung
untuk bentuk penghormatan.
Para pria biasanya baru akan bergabung menari ketika tarian sudah setengah perjalanan.
Mereka ikut berputar dengan sesekali mengangkat tombak, panah, dan senjata-senjata lain
kebanggaan mereka.
Tari Sajojo
(Papua)

Tari Sajojo merupakan tarian tradisional yang berasal dari Papua. Tarian ini sering
dipentaskan di berbagai acara, baik acara adat, budaya, maupun sekedar untuk hiburan.
Kesenian tari ini tidak diketahui secara pasti asal usulnya. Menurut beberapa sumber, tarian
ini sudah mulai ada sejak tahun 1990-an.
Nama tari Sajojo diambil dari judul lagu yang mengiringinya yaitu Sajojo. Lagu “Sajojo”
merupakan lagu daerah dari Papua yang menceritakan tentang sebuah kisah perempuan
cantik dari desa.
Kostum tarian ini hampir sama dengan kostum tarian tradisional Papua lainnya. Kostumnya
biasanya merupakan busana tradisional yang terbuat dari akar atau daun.
Tari Tanggai
(Palembang)
Tari tanggai merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari banyaknya kesenian
tari di Indonesia, yaitu dari kota Palembang, Sumatera Selatan. Tarian ini umumnya
dipentaskan untuk menyambut para tamu yang sudah hadir memenuhi para undangan.
Tarian ini sendiri sudah menggambarkan keramahan dan juga rasa hormat para penduduk
Palembang atas kedatangan sang tamu tersebut.
Gerakan tarian ini telah mengandung sebuah makna tersembunyi yaitu ucapan selamat
datang dari orang yang sudah mengadakan upacara kepada para tamu. Tarian ini merupakan
hasil kombinasi antara seni musik tradisional dan juga gerakan yang lemah lembut dengan
busana khas daerah. Sehingga dapat membuat para penarinya terlihat lebih cantik pada saat
pementasan.
Tari Burung Enggang
(Kalimantan Timur)

Tarian adat Kalimantan Timur ialah tari Burung Enggang yang menceritakan mengenai
kehidupan dari burung Enggang.
Burung ini merupakan burung yang sangat terkenal di provinsi Kalimantan Timur,
khususnya untuk kalangan Suku Dayak Kenyah. Dalam bahasa Dayak Kenyah tarian ini
disebut dengan tari Kancet Lasan yang biasa dibawakan oleh para wanita.
Menurut kepercayaan setempat, nenek moyang suku dayak berasal dari langit kemudian
turun ke daratan atau bumi dengan bentuk seperti burung enggang. Tarian ini sendiri sebagai
bentuk penghormatan masyarakat kepada para leluhur.Burung enggang juga merupakan
burung yang dimuliakan oleh suku Dayak Kenyah. Selain itu, bulu dari burung ini juga
sering digunakan untuk keperluan upacara adat dan tarian seperti tari Burung Enggang yang
kita bahas ini.

Anda mungkin juga menyukai