Ketepatan suatu rekomendasi pengelolaan lahan sangat ditentukan
oleh beberapa tahapan penelitian, mulai dari penentuan sebaran titik pengamatan, pengambilan contoh tanah, pengangkutan dan penyimpanan contoh untuk analisis di laboratorium, sampai pada proses analisisnya. Interpretasi dan pengolahan data yang dihasilkan dari suatu analisis mempengaruhi rekomendasi yang dikeluarkan dari suatu penelitian. Buku ini menerangkan berbagai tahap dalam penetapan berbagai sifat fisik tanah. Semenjak diterbitkannya buku Penuntun Analisa Fisika Tanah oleh Lembaga Penelitian Tanah pada tahun 1979, belum ada buku penuntun yang baru yang mengadopsi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang analisis fisika tanah. Pada buku penuntun terbitan tahun 1979 tersebut, analisis terutama terkonsentrasi pada metode laboratorium. Pada buku ini, yang berjudul “Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya” diuraikan beberapa metode baru, salah satunya adalah penggunaan Time Domain Reflectometry (TDR) untuk penentuan kadar air tanah. Setiap bab di dalam buku ini dimulai dengan prinsip analisis, yang memberikan pengertian tentang definisi suatu sifat fisik tanah serta teori tentang analisis sifat fisik tanah tersebut. Peralatan, bahan dan metode analisis serta metode perhitungan merupakan bagian terpenting dari setiap bab. Bab 2 menerangkan tentang cara pengambilan contoh tanah untuk analisis di laboratorium. Di dalam bab ini juga dibahas tentang metode statistik untuk interpretasi data. Bab 3 sampai Bab 5 membahas tentang sifat padatan tanah (soil solids). Di dalam Bab ini termasuk penetapan berat volume tanah dan berat jenis partikel. Penetapan berat volume merupakan suatu penetapan sifat fisik yang paling umum dilakukan karena mudah melakukannya, namun datanya memberikan informasi yang mempunyai implikasi luas dalam pengelolaan tanah. Penetapan berat jenis partikel relatif jarang dilakukan dalam penelitian tanah, namun adakalanya sangat penting dalam interpretasi penelitian tentang erosi angin dan proses sedimentasi. Penetapan tekstur tanah merupakan penetapan yang cukup sering dilakukan, karena tekstur mempunyai hubungan yang erat dengan berbagai sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. 2
Bab 6 sampai Bab 8 membahas tentang struktur tanah, termasuk
didalamnya, kemantapan agregat tanah, penetrasi tanah, dan kekuatan geser tanah. Sifat-sifat ini sangat berhubungan dengan penetrasi akar, aerasi dan drainase tanah, kandungan air tanah, dan kepekaan tanah terhadap erosi. Sifat-sifat yang berhubungan dengan kandungan air tanah dibahas dalam Bab 9 sampai Bab15, sedangkan sifat yang berhubungan dengan fluks air tanah diuraikan pada Bab 16 sampai Bab 20. Reologi tanah (batas plastis) dibahas di dalam Bab 21. Bab 22 membahas tentang pengukuran suhu tanah. Metode ini belum dimuat di dalam buku Penuntun Analisa Fisika Tanah terbitan tahun 1979. Penetapan sifat fisik tanah di lapangan dan di laboratorium dibahas secara lebih berimbang, sehingga buku ini dapat digunakan dalam survei maupun berbagai penelitian tanah yang menggunakan metode analisis sifat fisik tanah di lapangan, di laboratorium, atau kombinasi keduanya. Diharapkan buku ini dapat memenuhi tujuannya berupa penuntun untuk teknisi, mahasiswa, dan peminat ilmu tanah.