Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat
pulau Jawa, Indonesia, dengan istilah Tatar Pasundan yang mencakup wilayah
administrasi provinsi Jawa Barat, Banten, Jakarta, Lampung dan wilayah barat Jawa
Tengah (Banyumasan). Orang Sunda tersebar diberbagai wilayah Indonesia, dengan
provinsi Banten dan Jawa Barat sebagai wilayah utamanya.
Secara etimolgi Menurut Rouffaer (1905: 16) menyatakan bahwa kata Sunda
berasal dari akar kata sund atau kata suddha dalam bahasa Sansekerta yang
mempunyai pengertian bersinar, terang, berkilau, putih (Williams, 1872: 1128, Eringa,
1949: 289). Dalam bahasa Jawa Kuno (Kawi) dan bahasa Bali pun terdapat kata Sunda,
dengan pengertian: bersih, suci, murni, tak tercela/bernoda, air, tumpukan, pangkat,
waspada (Anandakusuma, 1986: 185-186; Mardiwarsito, 1990: 569-570; Winter, 1928:
219).
Orang Sunda meyakini bahwa memiliki etos atau karakter Kasundaan, sebagai
jalan menuju keutamaan hidup, Karakter orang Sunda yang dimaksud adalah cageur
(sehat), bageur (baik), bener (benar), singer (mawasdiri), wanter (berani)
dan pinter (cerdas). Karakter ini telah dijalankan oleh masyarakat Sunda sejak
zaman Kerajaan Salakanagara, Kerajaan Tarumanagara, Kerajaan Sunda-
Galuh, Kerajaan Pajajaran hingga sekarang.
1
A. Sejarah suku sunda
Sunda sebagai nama kerajaan kiranya baru muncul pada abad ke- 8 sebagai
lanjutan atau penerus kerajaan Tarumanegara. Pusat kerajaannya berada disekitar
Bogor, sekarang. Sejarah Sunda mengalami babak baru karena arah pesisir utara di
Jayakarta (Batavia) masuk kekuasaan kompeni Belanda sejak (1610*) dan dari arah
pedalaman sebelah timur masuk kekuasaan Mataram (sejak 1625).
Menurut RW. Van Bemelan pada tahun 1949, Sunda merupakan sebuah istilah
yang dipakai untuk menamai dataran bagian barat laut wilayah India timur, sedangkan
dataran bagian tenggara dinamai Sahul. Suku Sunda adalah kelompok etnis yang
berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indeonesia. Yaitu berasal dan bertempat tinggal di
Jawa Barat. Daerah yang juga sering disebut dengan Tanah Pasundan atau Tatar
Sunda.
Pada tahun 1998, suku Sunda berjumlah kurang lebih 33 juta jiwa, kebanyakan
dari mereka hidup di Jawa Barat dan sekitar 1 juta jiwa hidup di provinsi lain. Dari antara
mereka, penduduk kota mencapai 34,51%, suatu jumlah yang cukup berarti yang bisa
dijangkau dengan berbagai media. Kendatipun demikian, suku Sunda ialah salah satu
kelompok orang yang paling kurang dikenal di dunia. Nama mereka sering dianggap
sebagai orang Sudan di Afrika dan salah dieja dalam ensiklopedia. Beberapa koreksi
ejaan dalam komputer juga mengubahnya menjadi Sudanese (dalam bahasa Inggris).
Pada abad ke-20, sejarah mereka sudah terjalin melalui bangkitnya nasionalisme
Indonesia yang akhirnya menjadi Indonesia modern.
2
Kata Sunda artinya Bagus/ Baik/ Putih/ Bersih/ Cemerlang, segala sesuatu yang
mengandung unsur kebaikan, orang Sunda diyakini mempunyai etos/ watak/ karakter
Kasundaan sebagai jalan menuju keutamaan hidup. Watak / karakter Sunda yang
dimaksud ialah cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), singer (terampil), dan pinter
(pandai/ cerdas) yang sudah ada sejak zaman Salaka Nagara tahun 150 sampai ke
Sumedang Larang Abad ke- 17, sudah membawa kemakmuran dan kesejahteraan lebih
dari 1000 tahun.
B. Pandangan Hidup
Pandangan hidup orang Sunda yang diwariskan dari nenek moyangnya dapat
diamati pada ungkapan tradisional sebagai berikut:
"Hana nguni hana mangke, tan hana nguni tan hana mangke, aya ma beuheula aya tu
ayeuna, hanteu ma beuheula hanteu tu ayeuna. Hana tunggak hana watang, tan hana
tunggak tan hana watang. Hana ma tunggulna aya tu catangna."
Artinya: Ada dahulu ada sekarang, bila tak ada dahulu tak akan ada sekarang, karena
ada masa silam maka ada masa kini, bila tak ada masa silam takan ada masa kini. Ada
tunggak tentu ada batang, bila tak ada tunggak tak akan ada batang, bila ada tunggulnya
tentu ada batangnya
3
C. Kebudayaan Suku Sunda
1. Sistem Kepercayaan/Religi Suku Sunda
Pada saat ini sebagian besar masyarakat Sunda menganut agama Islam. Selain
Islam juga terdapat penganut Katolik, Kristen, Hindu, dan Buddha. Dalam masyarakat
Sunda mengenal tahap kehidupan seseorang yang ditandai dengan berbagai upacara
dan selamatan, seperti: acara perkawinan, turun tanah, kelahiran, dan sunatan.
Selamatan dipimpin oleh modin desa (guru ngaji) yang diawali dengan al-Fatihah
dan diakhiri juga dengan pembacaan surah al-Fatihah. Hidangan selamatan tidak jauh
berbeda dengan adat Jawa, yaitu berupa tumpeng.
Dibagian selatan daerah sunda, praktek-praktek sinkretisme dan mistik itu masih
dilakukan. Pada dasarnya, seluruh kehidupan orang sunda ini ditujukan untuk
memelestarikan keseimbangan alam semesta.
Hal yang paling menarik dalam kepercayaan sunda adalah lakon pantun Lutung
Kasarung, salah satu tokoh-tokoh budaya mereka, yang mempercayai adanya Allah
yang maha tunggal, yang menitiskan sebagian kecil dirinya kedalam kehidupan dunia
untuk melestarikan kehidupan manusia. Yang dimaksud dengan titisan allah ini adalah
dewata. Hal tersebut mungkin bisa dijadikan jembatan untuk mengkomunikasikan kabar-
kabar baik kepada mereka
4
2. Sistem Kekerabatan Suku Sunda
1. Tujuh generasi ke atas: kolot, embah, buyut, bao, jangga wareng, udeg-udeg,
dan gantung siwur.
2. Tujuh generasi ke bawah: anak, incu, buyut, bao, jangga wareng, udeg-udeg,
dan gantung siwur.
Mata pencaharian saat ini beraneka ragam, antara lain dari sektor perkebunan,
perdagangan, dan pertanian. Dalam sektor perdagangan mengalami kemajuan yang
pesat. Perkebunan banyak terdapat di daerah ini, seperti perkebunan teh, kelapa sawit,
kina, dan tebu. Pertanian dikembangkan di Jawa Barat antara lain padi, jagung, ketela,
kacang tanah, dan kedelai.
5
5. Sistem Kesenian Suku Sunda
1) Seni Bangunan
Rumah adat di Sunda bermodel Keraton Kasepuhan Cirebon yang memiliki
empat ruang, yaitu sebagai berikut.
a) Pendopo: tempat untuk penjaga keselamatan sultan.
b) Pringgondani: tempat sultan memberi perintah kepada adipati.
c) Prabayasa: tempat sultan menerima tamu.
d) Panembahan: ruang kerja dan tempat istirahat sultan.
Nama-nama tempat di Sunda banyak menggunakan kata Ci yang artinya air.
Misal: Ciamis, Cipanas, Cibatu, dan Cicalengka.
6
3) Seni Musik
Alat musik tradisional Sunda adalah angklung, calung, kecapi, dan degung. Alat
musik digunakan untuk mengiringi tembang dan kawih. Tembang adalah puisi yang
diiringi kecapi dan suling. Kawih adalah lagu bebas yang diiringi dengan angklung dan
calung.
6. System Bahasa
7
Gambar 8. Aksara sunda baku (sumber : wilipedia)
Ada beberapa dialek dalam bahasa Sunda, para pakar bahasa biasanya
membedakan enam dialek berbeda. Dialek-dialek ini adalah:
Dialek Barat dipertuturkan di daerah Banten dan Lampung. Dialek Utara mencakup
daerah Sunda utara termasuk kota Bogor dan beberapa daerah Pantura. Lalu dialek
Selatan adalah dialek Priangan yang mencakup kota Bandung dan sekitarnya.
Sementara itu dialek Tengah Timur adalah dialek di Kabupaten Majalengka dan
Indramayu. Dialek Timur Laut adalah dialek di sekitar Cirebon dan Kuningan, juga di
beberapa kecamatan di Kabupaten Brebes dan Tegal, Jawa Tengah. Dan akhirnya
dialek Tenggara adalah dialek sekitar Ciamis, juga di beberapa kecamatan di Kabupaten
Cilacap dan Banyumas, Jawa Tengah.
8
7. Adat Istiadat Suku Sunda
Adat Sunda adalah salah satu pilihan calon mempelai yang ingin merayakan pesta
pernikahannya. Khususnya mempelai yang berasal dari Sunda. Adapun rangkaian
acaranya bisa dilihat berikut ini.
9
Lamaran. Dilaksanakan orang tua calon pengantin beserta keluarga dekat.
Disertai seseorang berusia lanjut sebagai pemimpin upacara. Bawa lamareun
atau sirih pinang komplit, uang, seperangkat pakaian wanita sebagai
pameungkeut (pengikat). Cincin tidak mutlak harus dibawa. Jika dibawa, bisanya
berupa cincing meneng, melambangkan kemantapan dan keabadian.
Nendeun Omong, yakni pembicaraan orang tua atau utusan pihak pria yang
berminat mempersunting seorang gadis.
Diikuti kedua orang tua dan para tamu yang hadir. Maknanya, agar kelak
rejeki yang diperoleh bila berlebihan dapat dibagikan kepada saudara dan handai
taulan.
10
Nincak endog, pengantin pria menginjak telur dan elekan sampai pecah.
Lantas kakinya dicuci dengan air bunga dan dilap pengantin wanita.
Buka pintu. Diawali mengetuk pintu tiga kali. Diadakan tanya jawab dengan
pantun bersahutan dari dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat syahadat
dibacakan, pintu dibuka. Pengantin masuk menuju pelaminan
Ketika sedang bergaya dengan pakaian, penduduk sunda mengenali beberapa jenis
pakaian adat yang didasarkan pada fungsinya masing masing, umur, tingkatan sosial
kependudukan pemaikainnya.
Gambar 10. Pakaian adat sunda kaum menengah ke atas (sumber: xposnews.com)
11
c) Pakaian Adat Sunda Untuk Para Kaum Bangsawan
12
Daftar Pustaka
13