Anda di halaman 1dari 2

Nama: Annisa Halimah Awaliyah

Nim: 1401417016

Aku dan Teman Beda Suku.


Namaku Annisa Halimah Awaliyah aku hidup di daerah dengan banyak sekali tetangga
yang beda budaya bahkan bahasa, ada yang dari Sunda, Madura, dan asli orang Betawi. Di
lingkunganku termasuk lingkungan yang saling tolong-menolong walaupun beda suku dan
kebudayaan. Aku jadi banyak belajar bahasa daerah lain ya walaupun sedikit sih, tetapi aku jadi
banyak pengetahuan tentang kebiasaan di daerah mereka. Kebetulan anak dari orang Madura itu
seumuran denganku, jadi kami berteman baik. Ibuku hampir setiap pagi selalu membantu Bu
madura menusukkan sate dan aku juga kadang membantu setiap libur kuliah. Anak Bu madura
bernama Khazimah atau sering di sebut Imah. Sayangnya, imah tidak melanjutkan sekolah
sampai ke jenjang SMA, karena katanya di daerahnya masih sangat minim pendidikan dan hanya
mementingkan pekerjaan, sehingga dia hanya fokus ke pekerjaan ketimbang sekolah. Bahasa
yang Imah pakai lebih terdengar kasar nadanya karena emang itu khas dia, bahkan aku juga
sering diajarkan bahasa Madura ya walaupun agak susah di ucapkan. Dan bahkan aku juga
pernah diajak ke Madura waktu kakaknya Imah menikah. Ibu bapakku dan beberapa tetangga
pun di ajak ke sana. Dan benar sekali bahwa disana sangat pedesaan, akses untuk membeli
makanan sangat jauh dari perkotaan. Masih banyak sungai jernih untuk mandi, mencuci pakaian
dan bermain untuk anak-anak. Rumahnya pun masih jarang karena disana masih banyak
pekarangan dan lahan yang kosong. Bentuk rumahnya pun masih banyak yang bergolong khas
Madura. Disana rupanya memang tradisi jika ada yang hajatan pasti ada dangdutan yang megah
dan khasnya orang Madura adalah menyawer. Dan disana masih banyak barang-barang
tradisional seperti: layah memakai bata, teko memakai kendi, dan kain sarung untuk mengganti
rok. Disana pemandangannya dan udaranya sangat asri dan sejuk, aku beruntung bisa main ke
sana dan menambah pengalaman. Ibu Imah sangat baik kepadaku dan orangtua ku, walaupun
kita beda kebudayaan, suku dan bahasa tetapi dia masih mau peduli dan membantu warga disini
terutama keluargaku. Keluargaku juga menghormati keluarga Imah, dan sampai sekarang kita
hidup rukun saling tolong-menolong. Apabila di rumahku ada acara tahlil atau acara lainnya
mereka ikut membantu dan kadang memberi bantuan berupa makanan atau uang. Ibu dan aku
juga sering membantu mereka jika mereka sedang ada acara. Bahkan ibuku juga pernah ikut
membantu berjualan sate. Dan itulah cara agar kita selalu hidup rukun dan harmonis dengan
teman yang beda kebudayaan, sungguh indah apabila kita memiliki teman atau tetangga yang
memiliki latarbelakang kebudayaan yang berbeda dengan kita. Kita akan menambah wawasan
dan pengetahuan yang lebih luas. Terimakasih sudah membaca tulisanku.

Anda mungkin juga menyukai