Anda di halaman 1dari 5

Masalah-Masalah Anak Kost

Kehidupan anak kost seringkali diidentikkan dengan kebebasan. Bahkan


beberapa orang memilih kost sebagai tempat tinggal dengan alasan tersebut. Padahal
kebebasan anak kost sebenarnya berbanding lurus dengan tanggung jawab.

Bila kita membicarakan kehidupan anak kost seringkali hal yang terlontar adalah
mengenai masalah keuangan. Anak kost seringkali digambarkan hidup pas-pasan
dengan dengan ekonomi yang secukupnya. Bahkan seringkali tidak makan demi
menghemat uang. Namun saat ini kebanyakan anak kost sudah memiliki kehidupan
yang jauh lebih baik. Tempat kost yang mewah kini sudah bukan hal yang luar biasa.
Bila standar hidup anak kost terlihat naik, bukan berarti masalah keuangan tidak lagi
menjadi masalah. Bagaimanapun mengatur pengeluaran uang tetap menjadi persoalan
klasik di kehidupan anak kost.

Kebebasan yang dimiliki anak kost seringkali berkaitan dengan masalah gaya
hidup. Gaya hidup yang semakin tinggi menuntut untuk menghabiskan uang lebih
banyak. Alasan tidak mau terlihat ketinggalan zaman atau kuno hingga akhirnya
kesulitan bergaul menjadi alasan untuk menggunakan uang demi gaya hidup. Padahal
masih banyak keperluan lainnya yang haris dipenuhi. Meski pemasukan dari orang tua
sudah mencukupi bahkan berlebih, anak kost sering kehabisan uang sebelum
waktunya. Kebutuhan primer dan sekunder bahkan tersier menjadi rancu karena
sulitnya membedakan antara keinginan dan kebutuhan.

Kebutuhan anak kost yang utama pada dasarnya adalah makan, transportasi
dan biaya kuliah. Beberapa kebutuhan yang dahulu termasuk tersier saat ini mulai
meningkat menjadi kebutuhan sekunder bahkan primer 1. Kebutuhan untuk komunikasi
melalui internet dan handphone saat ini mulai termasuk sekunder atau primer bagi
sebagian orang. Internet diperlukan dalam mengerjakan tugas. Padahal biaya internet
dan pulsa cukup besar. Hal ini membuat bertambahnya kebutuhan anak kost.

Kebijakan dalam pengaturan keuangan sangat diperlukan. Kemampuan untuk


menahan keinginan dan membedakan antara berbagai jenis kebutuhan merupakan
1
Ishaq Isjoni.Masalah Sosial Masyarakat.2002.Riau.Unri Press.hal 55.
modal dalam mencapai manajemen keuangan yang baik. Pada awal menerima uang
bulanan sebaiknya anak kost dapat menyisihkan dahulu uang untuk kebutuhan utama.
Semakin banyak jenis kebutuhan yang dapat diperhitungkan sebagai pengeluaran rutin
semakin mudah mengatur keuangan. Contohnya; jatah uang makan perharinya.
Sehingga uang makan dapat diperhitungkan dengan baik. Begitu pula dengan uang
untuk pulsa, transport dan sebagainya. Pengeluaran yang dikategorikan rutin dan
utama ini dipastikan dapat dipenuhi terlebih dahulu. Pembayaran bulanan pun
dipastikan tidak terlambat sehingga tidak mendapat tagihan akibat penunggakan.
Sisanya dapat digunakan untuk kebutuhan tambahan atau pengeluaran tak terduga.

Teknologi saat ini juga mendukung pengeluaran lebih banyak. Adanya kartu ATM
di tangan dapat berdampak negatif. Anak kost dapat mengandalkan kartu tersebut
untuk pembayaran tanpa terkendali. Akibatnya uang bulanan bahkan tabungan dapat
secara tak terduga habis atau berkurang. Alangkah baiknya bila anak kost dapat
menyimpan kartu ATM -nya di tempat yang sedikit tersembunyi atau bila yakin dapat
meninggalkannya. Dompet pun dapat diisi dengan uang secukupnya. Sehingga tidak
tergiur untuk mengeluarkan uang lebih dari seharusnya. Untuk keamanan, anak kost
dapat menyimpan uang di tempat tak terduga yang digunakan dalam keadaan
mendesak. Misalnya pada bagian tersembunyi dalam tas, diselipkan pada buku atau
disimpan di dalam kotak pensil.

Bagi beberapa orang rasanya mudah untuk menadahkan tangan ke orang tua
namun tidak bagi orang lain 2. Belajar untuk hidup mandiri merupakan tantangan bagi
anak kost. Apabila kebutuhan memang tidak dapat terpenuhi, anak kost dapat mencari
tambahan uang.

Kehidupan anak kos yang berasal dari daerah lain atau yang biasa disebut anak
pendatang3, biasanya harus bisa dengan cepat menyesuaikan dengan daerah yang kini
ia tinggali. Contohnya dapat kita lihat dari segi sosial budaya mereka yang biasanya
agak berbeda dengan daerah asalnya. Sehingga mau tak mau kita harus
menyesuaikan dengan daerah yang baru kita tinggali ini. Tentu saja dengan tidak
2
Ishaq Isjoni.Masalah Sosial Masyarakat.2002.Riau.Unri Press.hal 125.
3
http://mengerjakantugas.blogspot.com
melupakan sistim sosial budaya dari daerah asal kita masing-masing. Karena jika saya
ataupun mereka melupakan budaya mereka sendiri, berarti mereka tidak menyenangi
budaya daerah mereka sendiri. Masalahnya yang saya tahu sampai sekarang ini, makin
lama seseorang yang tinggal didaerah lain atau kota lain yang mereka tinggali saat ini,
mereka justru sedikit demi sedikit akan melupakan budaya dan sistim sosial mereka
sendiri. Contohnya dari segi bahasa. Misalnya saja, saya yang berasal dari Purbalingga
yang sehari-harinya menggunakan bahasa jawa logat banyumasan atau yang biasa
disebut dengan bahasa ngapak dengan bahasa jawa logat yogyakarta yang
mempunyai sedikit perbedaan dipengucapan a dan o.

Bahasa banyumasan cenderung lucu kalau didengarkan dan terdengar seperti


orang yang sedang bertengkar karena logatnya yang agak kasar. Sedangkan Bahasa
jawa yogyakarta cenderung lebih pelan dan halus. Sehingga apabila ada orang jogja
mendengar dua orang ngapak berbicara mereka cenderung tertawa. Tertawa entah
karena memang terdengar lucu atau mereka tertawa karena mengejek. Hal seperti
itulah yang kiranya dapat mempengaruhi anak kost termasuk saya, saya sering berfikir
apabila saya tidak menyesuaikan diri dalam hal bahasa, maka saya akan terus
ditertawakan apabila saya berbicara dengan bahasa dari daerah asal saya. Karena
apabila kita tidak menyesuaikan diri kita menjadi kurang percaya diri. Hal yang dapat
menyebabkan kurangnya rasa percaya diri yaitu kebanyakan orang akan menganggap,
orang dari mana itu kok logat bahasanya lucu begitu.

Dengan adanya anggapan seperti itu akan memicu keinginan kita untuk
menguasai bahasa jawa logat Yogyakarta. Dengan lamanya seseorang yang tinggal
didaerah lain yang berbeda dari daerahnya sendiri kita akan cenderung lupa dengan
budaya mereka sendiri. Karena jika kita tinggal didaerah lain kita akan terbiasa dengan
sistim sosial dan budaya (dalam hal ini bahasa) di daerah yang sekarang kita tinggali.

Disamping masalah diatas ada juga masalah lain yaitu dengan teman-teman
satu kost. Contohnya misal teman kita pura-pura lupa ketika waktunya dia untuk
membersihkan kamar mandi, cuek saja ketika menghabiskan cairan pengepel lantai
milik kita, meminjam barang kita tapi tidak dikembalikan. Kelihatannya memang sepele
tapi ketika barang milik kita dipinjam dan tidak dikembalikan, ketika kita yang terus-
menerus membeli sementara yang lain cuma bisanya "make" dan ketika habis pura-
pura tidak tahu rasanya memang sangat menyebalkan.

Solusi

Beberapa Solusi dari masalah diatas salah satunya ialah kita harus berani terus
terang. Kita harus berani menegur secara langsung kepada yang bersangkutan.
Contohnya Ketika teman kita pura-pura lupa waktunya membersihkan kamar mandi
bisa kita "akali" dengan membuat jadwal piket kamar mandi, catat setiap kita selesai
membersihkan. Kalau dia tetap tidak mau membersihkan ketika gilirannya tiba kita bisa
menegurnya lebih keras "jangan maunya make doang". Contoh yang lain apabila
barang kita sering dipinjam tetapi tidak dikembalikan atau malah dihabiskan. Jika kita
tidak berani ngmong langsung kita bisa dengan cara menyimpan semua barang pribadi
milik kita ditempat yang aman, contohnya didalam lemari. Simpan sandal, sepatu,
cairan pembersih lantai didalam dll, acuh saja jika kita dibilang pelit. Pelit siapa mau
"make" tapi tidak mau beli?. Tetapi alangkah baiknya kalau kita berani ngomong
langsung masalahnya ada yang tidak bakal "ngerti" kalau kita tidak ngomong secara
langsung. Masalah lain anak kos yaitu ketika Bapak/Ibu kos terus-terusan menagih
uang kontrakan maupun uang listrik tetapi kita belum punya uang, entah itu habis
karena kita boros ataupun kiriman dari orang tua telat. Kalau sudah begini jalan satu-
satunya ialah kita berhutang pada teman.

Perencanaan untuk mendukung Solusi di masa yang akan datang

Untuk mendukung solusi diatas kita memerlukan perencanaan yang baik


sehingga solusi-solusi diatas bisa kita gunakan dengan sebaik-baiknya. Dalam hal
perbedaan bahasa mau tak mau kita harus bisa menyesuaikan dengan daerah yang
baru kita tinggali ini. Apabila tidak mau yang akan rugi justru kita sendiri. Misalnya saja
kita akan sulit bergaul dengan masyarakat sekitar ataupun dengan teman satu kelas.
Dalam hal keuangan kita harus pintar-pintar mengatur pengeluaran, jangan sampai
uang habis sebelum waktunya. Kita harus memilah antara kebutuhan yang pokok
dengan kebutuhan yang kurang penting atau malah tidak penting sama sekali. Dalam
hal masalah dengan teman satu kost kuncinya yaitu kita harus berani berterus terang
kepada teman yang dirasa mengganggu atau merugikan kita. Kita harus berani
menegur kepada teman yang bisanya hanya memakai tanpa mau membeli, seharusnya
kita sadar bahwa kita sama-sama hidup dari uang kiriman orang tua.

Anda mungkin juga menyukai