PROPOSAL SKRIPSI
NIM : 2501412044
1. JUDUL
MAKNA EDUKASI PERTUNJUKAN BAONGAN RISANG
barat kabupaten grobogan. Blora dikenal sebagai daerah yang tandus. Kehidupan
prcaya bahwa alam yang memberi kehidupan padanya memiliki kekutan, maka
1
agar tidak menggangu kegiatanya, mereka mengadakan upacara upacara ritual.
bercocok tanam dan berdagang, selain itu juga mencari kayu dan daun jati
jiwa terbuka. Hal ini mempengaruhi pola tingkah laku dalam kehidupan sehari
hari, yang menuntut serba keras dan tangkas dalam melakukan sesuatu termasuk
berolah seni.
Blora memiliki berbagai potensi kesenian dari seni pertunjukan, seni tari, dan
seni musik. Kesenian tersebut diantaranya, Tayub, wayang krucil dan barongan.
Kesenian barongan merupakan kesenian khas Jawa Tengah. Akan tetapi dari
beberapa daerah yang ada di Jawa Tengah Kabupaten Blora lah yang secara
lainnya. Menurut Kayam ( 1981 : 15 ) Kesenian adalah salah satu unsur yang
pedoman bertindak yang berbeda menjadi suatu desain yang utuh, menyeluruh,
dan operasional, serta dapat diterima sebagai sesuatu yang bernilai. ( Bahari,
2008 : 45 ).
Kesenian merupakan kelengkapan manusia, dan dianggap sebagai suatu
disebabkan oleh kegiatan apresiasi dan ekspresi seseorang terhadap suatu karya
seni.
2
Apresiasi dan ekspresi mendorong seseorang untuk menciptakan kreativitas
dalam mewujudkan suatu karya seni yang baru namun tidak meninggalkan unsur
dalam menciptakan karya baru. Perwujudan dari karya seni itu terlihat dari
Mencipta adalah batasan sederhana dari kreativitas, perbuatan yang kreatif ini, di
Rusliana, 1979 : 58 ).
Kreativitas tari adalah menyangkut tentang peragaan, yaitu kemampuan dalam
mengungkapkan bentuk maupun isi tari dan menyajikan secara baik sesuai
dengan kriteria dari tari yang bersangkutan. ( Jazuli, 1994 : 108 109 ).
Kreativitas terjadi karena adanya kemauan, kemampuan serta ide kretif
sebuah karya seni dapat terlihat dari bentuk koreografi atau penataan gerak.
Koreografi digunakan untuk menyebut sebuah susunan yang sudah
mempunyai wujud dan memiliki bentuk yang jelas. Susunan tari itu berisi
3
2 ). Kepala barongan terbuat dari kayu dhadap yangdi bentuk menyerupai kepala
harimau dan berambut gimbal. Tubuhnya menggunakan kain blaco yang di motif
kulit Harimau. Barongan dimainkan oleh dua orang penari yang disebut
Pembarong, yang masing masing bertugas dibagian depan sebagai kepala dan
dibagian belakang sebagai ekor. Dahulu Barongan di sajikan dalam bentuk arak-
arakan (Pawai) Seperti halnya dalam acara Sedekah Bumi, Ruwatan, maupun
Lamporan, namun kini Barongan sudah di tata kembali oleh para seniman Blora
menjadi sajian pertunjukan yang menarik, dan kini Barongan disajikan dalam
Barongan Blora pada umumnya bertema cerita Panji dan banyak orang Blora
Blora merupakan wujud kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Blora, selain
Barongan Blora masyarakat Blora juga memiliki wujud kebudayaan yang lain
seperti Wayang Krucil, Tayub, Orek orek, Kentrung dan lain sebagainya.
Barongan Blora telah mendarah daging bagi masyarakat Blora, Kenyataan ini
bahwa jumlah kesenian Barongan pada tahun 1999 ada 477 grup Barongan, 1454
daerah Blora banyak bermain dengan menggunakan Barongan kecil sebagai alat
4
permainannya sehari hari, dengan menirukan gerakan Barongan yang dilihat
keadaan masyarakat sekitarnya. Grup Barongan Risang Guntur Seto atau yang
biasa dikenal dengan sebutan RGS merupakan salah satu kelompok kesenian
Barongan Blora yang selalu mencoba untuk berkreativitas dalam menata bentuk
Blora Kabupaten Blora, grup Barongan ini dipimpin oleh Bapak Adi Wibowo
( beliau biasa dipanggil dengan nama Om Didik ). Grup Barongan ini didirikan
pada tanggal 20 Mei 1999 malam jumat legi bulan suro. Dengan perkembangan
jaman grup kesenian ini tidak kalah eksis dengan kebudayaan baru yang ada.
Buktinya grup Barongan ini sangat dicintai oleh masyarakat Blora hal ini
arak arakan, ruwatan maupun Sunatan. Seringkali grup Barongan ini juga
mendapatkan tawaran untuk pentas di acara Sedekah Bumi, hari jadi Republik
Indonesia dan hari jadi Kota Blora. Grup Barongan RGS terlihat berbeda dengan
Grup Barongan lain yang ada di Kabupaten Blora karena selalu adanya
5
kreativitas baru baik dalam penyusunan manajemen, penataan koreografi
Barongan hingga bentuk pertunjukan yang terkadang hal ini sulit untuk
tentang kesenian Barongan Grup Risang Guntur Seto, karena pada dasarnya
kesenian Barongan Grup Risang Guntur Seto memiliki keunikan dan perbedaan
dibandingkan dengan kesenian Barongan Grup lain yang ada di Kabupaten Blora.
berikut :
3.1 Bagaimana proses dan bentuk kreativitas koreografi Barongan Grup
Kabupaten Blora ?
4. TUJUAN PENELITIAN
6
4.1 Untuk mengetahui, memahami dan mendiskripsikan proses dan bentuk
Blora.
4.2 Untuk mengetahui dan mendeskripsikan nilai estetis bentuk kreativitas
berikut:
5.1 Manfaat teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran kepada
Risang Guntur Seto agar kesenian Barongan Blora semakin berkembang dan
selalu berinovasi sehingga tercipta karya Barongan Blora yang lebih baik.
5.2.2 Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuwan dan pengetahuan,
7
mengapresiasi dan melestarikan kesenian Barongan Blora yang merupakan salah
Barongan yang ada di Kabupaten Blora, agar kehidupan berkesenian dapat terus
berikut :
6.1 Bagian awal terdiri dari lembar judul, lembar pengesahan, motto, dan
persembahan, lembar abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar table dan
daftar lampiran.
6.2 Bagian isi terdiri dari lima bab, yaitu :
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
yaitu dikenal sekitar tahun 1950-an. Istilah koreografi diambil dari bahasa Inggris
choreography. Kata tersebut berasal dari dua kata Yunani, yaitu choros berarti tarian
8
bersama atau koor dan grapho artinya tulisan atau catatan. Secara harfiah, koreografi
telah ada metode penulisan tari sebagaimana dikemukakan oleh An Hutchinson dalam
69 ).
Menurut Murgianto ( 1983 : 4 ) koreografi lebih diartikan sebagai pengetahuan
penyusunan tari atau hasil susunan tari, sedangkan seniman atau penyusunannya
dikenal dengan nama koreografer, yang dalam bahasa kita sekarang dikenal sebagai
penata tari.
Alma Hawkin, seorang ahli tari dari Amerika menyebutkan bahwa konsep
suatu bentuk dan gaya suatu tata susunan tari. Seperti diketahui bahwa bentuk
merupakan salah satu prinsip dasar dari koregrafi yang hadir sebagai suatu organisasi
Wahyudiarto, 2014 : 3 ).
7.1.1 Proses Koreografi
Koreografi adalah proses pemilihan dan pengaturan gerakan gerakan menjadi
sebuah tarian, dan di dalamnya terdapat laku kreatif. Kreatif adalah peka terhadap
teliti, sadar, dan penuh rasa ingin tahu. Orang orang yang kreatif bersikap tegas
terhadap hal hal yang disukai atau tidak disukai, mampu melihat lebih cermat dari
orang lain, bersifat terbuka dan sangat peka terhadap hal hal yang menarik
9
Rangkaian gerak dapat merupakan sambungan sambungan atau tempelan
tempelan mosaik gerak yang dapat dilihat. Rangkaian gerak menjadi sebuah wujud
atau bentuk yang merupakan kesatuan dari sebuah organisasi elemen elemen, yang
proses berfikir, berimajinasi, merasakan, dan menanggapi / merespon dari suatu objek
untuk dijadikan bahan dalam karya tari. Wujudnya bisa berupa gerak, irama, tema,
dan sebagainya. Syarat utama dalam bereksplorasi adalah kita harus mempunyai daya
tarik terhadap objek. Dengan daya tarik tersebut kita dapat mengamati atau
Eksplorasi merupakan proses untuk mencari bentuk gerak dengan menjelajahi semua
organ tubuh serta keruangan ( space ). Kesadaran terhadap sumber gerak adalah
penting, mengingat bahwa penari adalah kesan dari lingkungan, sehingga apa yang
dihasilkannya adalah kesan dari lingkungannya sebagai akibat dari pengalaman, baik
memunculkan ide ide atau gagasan yang berasal dari lingkungan yang ada disekitar
mereka.Pada tahap ini baru terjadi penstrukturan yang belum bersifat tetap karena
bisa saja terjadi perubahan. Penstrukturan bagi seorang koreografer berarti telah
10
7.1.1.2 Improvisasi
Menurut Widyastutieningrum dan Wahyudiarto ( 2014 : 55 ) Dalam tingkatan ini
sebuah proses masih secara spontan mencari bentuk gerak dengan menjelajahi semua
diketahui . Dengan improvisasi akan hadir suatu kesadaran baru dari sifat ekspresi
dengan berimajinasi akan sesuatu yang diharapkan juga dapat melengkapi proses
dari lingkungan yang ada disekitar pencipta gerak sehingga menghasilkan suatu karya
yang diinginkan.
7.1.1.3 Komposisi
Komposisi ( composition ) berasal dari kata to compose artinya meletakkan,
mengatur, dan menata bagian bagian sedemikian rupa sehingga satu dengan lainnya
saling jalin menjalin membentuk satu kesatuan yang utuh. Dalam kesenian
khususnya tari, komposisi menuntut pengetahuan, intuisi dan kepekaan yang tingga
tetapi bukan berarti tidak memerlukan peran akal. Pada dasarnya komposisi
merupakan usaha sadar suatu seniman untuk memberikan wujud estetik terhadap
secara kasat mata sudah dapat dilihat bentuk yang terorganisasi. Kejelihan penyusun
11
Komposisi atau forming : sebagai tujuan akhir pengembangan kreativitas adalah
pembentukan komposisi atau penciptaan tari. Kepentingan komposisi lahir dari hasrat
dan keinginan untuk apa yang telah ditemukan. Unsur spontan di sini masih
diperlukan, tetapi harus ada suatu pemilihan dan pemilahan serta penyatuan secara
sadar. Hal inilah yang disebut tari sebagai organisasi dari simbol yang disajikan
kreatif. Jika sebuah tarian diartikan sebagai perwujudan dari pengalaman emosional
dalam bentuk gerak yang ekspresif sebagai hasil panduan antara penerapan prinsip
prinsip komposisi dengan kepribadian seniman, maka komposisi adalah usaha dari
pengalamn batin yang hendak diungkapkan. Prinsip prinsip yang digunakan dalam
koreografi, bahwa sebuah karya seni harus mempunyai kesatuan. Walaupun terdiri
dari berbagai macam elemen penyusun, didalam sebuah karya seni hubungan antara
elemen satu dengan elemen lainnya harus saling berhubungan. Sehingga tidak dapat
mengurangi atau menambahkan elemen baru tanpa merusak kesatuan yang telah
dicapai.
b. Keragaman ( Variasi )
Seorang koreografer harus selalu mengingat prinsip kesatuan, walaupun sering
12
kerangka kerja. Kepentingan variasi harus tertuju pada keutuhan karena hal tersebut
yang hendak ditonjolkan. Seorang penata tari harus berusaha membantu penonton
untuk melekatkan citra dan motif motif gerak dalam komposisinya lewat
dengan pola sebelumnya. Sebuah tarian terdiri lebih dari satu adegan, biasanya
disusun dengan memikirkan kontras antara adegan satu dengan yang lain. Kontras
semacam ini dapat diperoleh dengan pengubahan tempo, penggunaan tenaga, suasana
atau dalam beberapa hal dengan menggunakan gaya gerak tari yang berbeda.
e. Transisi
Transisi adalah cara bagaimana suatu gerakan tumbuh dari gerakan yang
yang lebih besar secara harmonis. Dengan demikian, transisi di samping merupakan
13
mendahuluinya. Dengan demikian, akan terasa adanya kesinambungan yang
kesan akan adanya konklusi atau penyelesaian. Sebuah komposisi tari harus
mempunyai awal, perkembangan ke arah titik puncak, dan diakhiri oleh sesuatu yang
macam bagian dari sebuah komposisi. Didalam kesenian pemilihan materi serta
koreografer setelah melewati seluruh tahap tahap dalam koreografi yaitu eksplorasi,
oleh karena itu, tari tidak hanya sekedar rangkaian gerak, tetapi mempunyai bentuk,
14
wujud, kesatuan, dan ciri khas. Koreografer mempunyai dua tugas pokok, yang secara
karya tari
2. Menyusun gerak ke dalam kerangka konstruksional yang akan memberikan
bentuk keseluruhan.
Seorang pencipta tari harus mengetahui metode menata atau mengatur unsur
unsur gerak untuk membentuk sebuah tarian yang utuh. Masalah paling penting di
dalam bentuk adalah kontiunitas. Segala usaha yang dilakukan untuk membuat
kostum, ide ide lighting, dan serta tak peduli bagaimanapun bagusnya tetapi
kreatif yang dipengaruhi oleh hukum hukum hidup. Setiap karya seni agar
pengalaman batin penciptanya dan berkembang sejalan dengan mekarnya benih ide.
Ada dua macam bentuk dalam kesenian. Pertama, bentuk yang tidak terlihat, bentuk
batin, gagasan atau bentuk yang merupakan hasil pengaturan unsur unsur pemikiran
atau hal hal yang sifatnya batiniah yang kemudian tampil sebagai isi tarian. Kedua,
bentuk luar yang merupakan hasil pengaturan dan pelaksanaan elemen elemen
motorik yang teramati. Dengan perkataan lain, brntuk luar berkepentingan dengan
bagaimana kita mengolah bahan bahan kasar dan menentukan hubungan saling
15
Terbentuknya konsep garap tari pasti adanya keterkaitan dengan elemen
elemen koregrafi antara lain : Tema, Alur cerita atau alur dramatik, gerak, penari, pola
lantai, ekspresi wajah, rias, musik, panggung, properti, pemcahayaan, dan seting
( Maryono, 2012 : 52 ).
Berdasarkan teori teori yang telah dikemukakan, elemen elemen koreografi
yang dapat menunjang dalam penelitian koreografi Kesenian Barongan Grup Risang
Guntur Seto di Kabupaten Blora ( Kajian kretivitas garap ) dapat dijelaskan sebagai
berikut :
7.1.2.1 Tema
Tema dalam tari merupakan makna inti yang diekspresikan lewat problematika
figur atau tokoh yang didukung peran peran yang berkompeten dalam sebuah
pertunjukan. Prinsip dasarnya tema dalam tari berorientasi pada nilai nilai
( Maryono, 2012 : 52 53 ).
Tema lahir dari pengalaman hidup seorang seniman tari yang telah diteliti dan
tari. Tema dapat disampaikan secara literer maupun non literer. Tema literer
lakon yang ingin diungkapkan. Tema literer biasanya diungkapkan melalui gerak
gerak naratif. Tema non literer suatu yang lebih menekankan pada penggambaran
16
Tema terbentuk bisa bersumber dari pengalaman seorang koregrafer ataupun dari
problematika masalah yang ada disekitar lingkungan hidup koreografer. Tema dapat
mengangkat seorang tokoh yang sudah ada dalam sebuah cerita dan ingin lebih
ditonjolkan lagi perwatakannya, ataupun tema dapat berupa improvisasi sebuah tokoh
imajinasi seorang koreografer. Pada dasarnya tema yang akan dipentaskan oleh
seorang koregrafer harus memiliki sifat dan watak yang kuat sesuai dengan tokoh
7.1.2.2 Penari
Penari adalah seorang seniman yang kedudukanya dalam seni pertunjukan tari
sebagai penyaji. Kehadiran penari dalam pertunjukan tari merupakan bagian pokok
yaitu sebagai sumber dipahami bahwa penari memiliki fungsi sebagai sumber isi dan
merupakan bentuk sebagai penyampai isi. Kondisi fisik atau tubuh penari sebagai
sistem ekspresi harus dalam kondisi yang sehat dan segar sehingga sistem kelenturan,
penghayat. Lewat bahasa gerak tubuh, pertunjukan tari membawa pesan yang akan
17
dengan penghayat. Adapun pesan pesan tersebut dapat berupa pesan moral,
yang melibatkan ruang dan waktu. Timbulnya gerak tari berasal dari hasil proses
yang kemudian melahirkan dua jenis gerak, yaitu gerak murni dan gerak maknawi.
Gerak murni ( pure movement ) atau disebut gerak wantahadalah gerak yang
disusun dengan tujuan untuk mendapatkan bentuk artistik ( keindahan ) dan tidak
mempunyai maksud maksud tertentu. Gerak maknawi (gesture ) atau disebut gerak
tidak wantah gerak yang mengandung arti atau maksud tertentu dan telah distilasi
2014 : 52 ). Tenaga yang tersalur di dalam tubuh penari dapat merangsang ketegangan
atau kekendoran di dalam otot otot penontonya. Pada waktu menyaksikan seorang
dalam otot ototnya, dan setelah selesai gerakan sulit itu dilakukan, lepaslah
ketegangan dalam otot otot mereka ( Murgiyanto, 1983 : 27 ). Beberapa faktor yang
Dalam bergerak, seorang penari dapat menggunakan tenaga yang jumlahnya sedikit
18
atau banyak. Penampilan tenaga yang besar mengasilkan gerakan yang bersemangat
dan kuat. Sebaliknya, penggunaan tenaga yang sedikit mengurangi rasa kegairahan
ada yang sedikit dan ada pula yang banyak. Penggunaan tenaga yang lebih besar
sering dilakukan untuk mencapai kontras dengan gerakan sebelumnya dan tekanan
gerak semacam ini berguna untuk membedakan pola gerak yang satu dengan gerak
lainya. Penggunaan tenaga yang teratur menimbulkan rasa keseimbangan dan rasa
28 ).
c. Kualitas
Cara menyalurkan gerak sesuai dengan desain yang dikehendaki ( Jazuli, 2008 :
100 ). Berdasarkan cara bagaimana tenaga disalurkan atau dikeluarkan, kita mengenal
berbagai macam kualitas gerak. Tenaga dapat dikeluarkan dengan cara bergetar,
menusuk dengan cepat, melawan gaya tarik bumi agar tidak jatuh, atau terus
menerus bergerak dengan tenaga yang tetap. Cara penggunaan tenagalah yang
timbal balik antara gerak dan ruang akan membangkitkan corak dan makna tertentu.
kekuatan yang ditumbuhkan oleh gerak yang dilakukanya. Hal itu disebabkan oleh
19
gerak penari berinteraksi dengan ruang ( Murgiyanto, 1983 : 23 ). Faktor faktor
suatu kesan berbagai macam garis. Desain garis pada dasarnya dapat dibedakan
menjadi dua yaitu garis lurus yang memberikan kesan istirahat, sedangkan garis
garis yang tegak lurus memberikan kesan ketenangan dan keseimbangan. Garis
melingkar atau lengkung memberikan kesan manis, sedangkan garis menyilang atau
melangkah ke depan misalnya, bisa dilakukan dengan langkah yang pendek, langkah
biasa, atau langka lebar. Sebuah posisi atau gerakan yang kecil bisa dikembangkan,
atau rangkaian gerak dengan mengambil arah yang berbeda. Kecuali arah ke atas dan
ke bawah, sebuah gerakan dapat dilakukan ke arah depan, belakang, kiri, kanan,
serong kiri depan, serong kanan depan, serong kiri belakang, dan serong kanan
belakang. Hal lain yang masih berhubungan dengan arah adalah arah hadap penari.
Arah hadap tubuh seorang penari dapat banyak berbicara untuk mengenali tingkah
menghasilkan apa yang dikenal sebagai volume isi keruangan yang berhubungan
dengan besar kecilnya jangkuan gerak. Besar kecilnya gerak tari ini ada
20
hubunganya dengan perasaan, dalam keadaan gembira orang cenderung melakukan
gerakan gerakan yang besar, luas, dan ringan. Sementara itu, dalam tertekan atau
takut orang akan melakukan gerakan gerakan yang kecil kecil dan tersendat
mendatar yang dibuat oleh seorang penari dengan kedua belah lengannya dapat
memiliki ketinggian yang berbeda beda. Posisi ini dapat dilakukan sambil duduk,
berjongkok, berdiri biasa, mengangkat kedua tumit, dan bahkan sambil meloncat ke
udara. Ketinggian maksimal yang dapat dicapai oleh seseorang penari adalah ketika
( Muriyanto, 1983 : 24 ).
e. Fokus Pandang
Menurut Murgianto ( 1983 : 25 ) bila diatas pentas terdapat delapan orang penari
dan semuanya memusatkan perhatian ke salah satu sudut pentas, maka perhatian kita
pun akan terarah ke sana, sehingga penari yang sesaat kemudian ke luar dari sudut ini
akan menjadi fokus pandang kita. Akan tetapi, jika arah pandang tiap tiap penari
kalau ada waktu ( Widyastutieningrum dan Wahyudiarto, 2014 : 52 ). Kita akan lebih
memahami permasalahan waktu jika kita hayati dengan sungguh sungguh dalam
menari. Secara sadar kita harus merasakan adanya aspek cepat lambat, kontras,
21
Elemen elemen waktu meliputi :
a. Tempo
Tempo adalah kecepatan dari gerakan tubuh kita. Jika kecepatan suatu gerak
diubah kesannya pun akan berubah ( Murgiyanto, 1983 : 25 ). Tempo atau kecepatan
sebuah tarian ditentukan oleh jangka waktu dalam mana dapat diselesaikan serentetan
gerakan gerakan tertentu, jangka waktu sebuah tubuh seorang penari menyelesaikan
sebuah rangkaian gerak. Gerakan yang cepat biasanya lebih aktif dan menggairahkan,
ritme ketukan ketukan yang berbeda panjang atau pecahan pecahannya disusun
sedemikian rupa sehingga membentuk pola pola ritmis tertentu. Dengan demikian,
ritme lebih lanjut dapat didefinikan sebagai perulangan yang teratur dari kumpulan
kumpulan bagian gerak atau suara yang berbeda kecepatannya ( Murgiyanto, 1983 :
26 ).
c. Meter
Hitungan atau ketukan adalah unit waktu terkecil bagi seorang penari untuk
disebut meter. Meter dapat berarti bentuk pengaturan waktu paling sederhana dalam
22
Musik merupakan salah satu cabang seni yang memiliki unsur unsur baku yang
mendasar yaitu nada, ritme, dan melodi. Dalam pertunjukannya tari hampir tidak
ditentukan unsur medium bantunya yakni musik yang berfungsi sebagai iringan.
Musik dalam tari mampu memberikan kontribusi kekuatan rasa yang secara
notasi, tetapi ide atau dasar pemikiran yang dapat mebuat koreografi memiliki daya
gerak, ibaratnya musik sebagai rel untuk tempat bertumpunya rangkaian gerakan.
Musik sebagai iringan tari ( bunyi instrumen ) juga dapat terpisah dari gerakan penari,
sebab gerakan tubuh penari bisa jadi dapat mengeluarkan sumber bunyi tertentu,
seperti tepukan tangan, tepukan badan, depakan kaki, teriakan atau instrumen tertentu
yang dipegang atau diikatan pada anggota badan penari. Instrumen sebagai pengiring
yang demikian itu disebut sebagai instrumen internal, sedangkan instrumen eksternal
sebagai iringan tetapi lebih bersifat teknis terhadap gerakan, artinya musik tertentu
berfungsi sebagai penumpu gerak, dan musik yang lain sebagai memberi tekanan
23
terhadap gerakan. Sehingga gerakan tangan, kaki atau bagaian tubuh yang lain
persepsi penonton. Musik sebagai ilustrasi untuk membangun suasana pada umumnya
sangat beragam bergantung peran yang dikehendaki. Prinsip dasar merias dalam
pertunjukan tari adalah untuk mengubah wajah pribadi dengan alat alat kosmetik
yang disesuaikan dengankarekter figur atau peran supaya tampil ekspresif ( Maryono,
2012 :61 ).
Fungsi rias antara lain adalah untuk mengubah karakter pribadi menjadi karakter
tokoh yang sedang dibawakan, untuk memperkuat ekspresi, dan untuk menambah
daya tarik penampilan. Perlu diketahui bahwa tata rias panggung atau untuk
pertunjukan adalah berbeda dengan rias untuk sehari hari. Pemakaian rias sehari
hari kita harus selalu menyesuaikan dengan situasi lingkungan, misalnya cukup
dengan polesan dan garis garis tipis. Lain halnya dengan rias panggung, yakni
selain harus lebih tebal karena adanya jarak antara pemain dan penonton sering agak
berjauhan, juga harus menyesuaikan karakter tokoh atau peran yang dibawakan.
24
Jazuli ( 2008, 23 ) menyebutkan dalam tata rias panggung dibedakan menjadi
dua, yaitu tata rias panggung atau pentas biasa ( tertutup ) dan tata rias panggung
arena ( terbukaa ). Untuk penataan rias panggung tertutup dianjurkan agar lebih tegas,
jelas garis garisnya, dan lebih tebal, karena biasanya penonton melihat pertunjukan
dalam jarak yang cukup jauh. Untuk tata rias panggung arena atau terbuka seringkali
penonton berada lebih dekat dengan pertunjukannya sehingga pemakaian rias tidak
perlu terlalu tebal, dan yang lebih utama harus nampak halus atau rapi.
7.1.2.6 Tata Busana
Fungsi busana tari adalah untuk mendukung tema atau isi tari, dan untuk
memperjelas peran peran dalam suatu sajian tari. Busana tari yang baik bukan
hanya sekedar untuk menutup tubuh semata, melainkan juga harus dapat mendukung
tidak berbeda dengan penataan busana pada umunya, namun tata busana untuk tari
sangat bermakna sebagai simbol simbol dalam pertunjukan. Jenis jenis simbol
bentuk dan warna busana para penari dimaksudkan mempunyai peranan sebagai : a)
jenis tari dan tampilan tokoh atau peran dalam entitas tari perlu adanya bentuk atau
mode busana yang tepat untuk identitas peran.Warna warna dasar busana dalam
25
pemahaman karakteristik peran atau figur tokoh. Jenis warnsa warna dasar tersebut
pertunjukan. Pengertian tersebut mempunyai dua tafsiran yaitu properti sebagai sets
dan properti sebagai alat bantu berekspresi. Humphrey dalam Hidajat ( 2005 : 59 )
mengakui bahwa secara teknis, perbedaan antara properti dan sets sering kali sangat
samar, artinya hampir tidak tampak perbedaanya. Disamping itu, properti juga
seringkali hadir sebagai kostum. Sebenarnya hal tersebut tidak perlu dirisaukan
karena nama atau istilah akan hadir sesuai dengan fungsinya sehingga nantinya maka
istilah yang berasal dari luar negara kita, tetapi istilah tersebut nampaknya telah
menyebutkan suatu pertunjukan yang dipergelarkan atau diangkat ke atas pentas guna
ada bermacam macam. Misalnya bentuk proscenium yakni penonton hanya dapat
melihat dari sisi depan saja, bentuk tapal kuda yaitu pentas yang bentuknya
menyerupai tapal kuda, para penonton bisa melihat dari tiga sisi yaitu sisi depan, sisi
samping kiri, dan sisi samping kanan, bentuk pendapa, para penontonnya seperti
halnya bentuk tapal kuda, perbedaanya bangunan pendapa lebih tinggi daripada
26
7.2 Nilai Estetis Bentuk Koreografi Tari
7.2.1 Estetika
Menurut kamus besar bahasa Indonesia ( 2011 : 136 ) Estetika adalah cabang
filsafat yang menelaah dan membahas tentang seni dan keindahan serta tanggapan
manusia terhadapnya.
Pada umumnya apa yang kita sebut indah didalam jiwa kita dapat menimbulkan
rasa senang, rasa puas, rasa aman, nyaman dan bahagia, bila perasaan itu sangat kuat,
mengalami kembali perasaan itu, walaupun sudah dinimati berkali kali ( Djelantik,
1999 : 4 5 ).
Ide, keadaan, karakter benda, dan objek seni akan tampak indah bila mempunyai
nilai dan makna bagi kita sebagai penikmatnya. Seni itu indah karena keindahan
selalu lekat dengan aktivitas kesenian jika elemen dasar tari adalah gerak, maka gerak
yang dimaksud adalah gerak yang indah . Sungguhpun demikian, keindahan pada
dasarnya bersumber dari dua faktor, yaitu faktor berasal dari kualitas objek ( benda,
peristiwa kesenian yang indah ), dan faktor berasal dari cara kita dalam menangkap,
munculnya keindahan melalui gerakan yang bersamaan dengan rasa kepuasaan dalam
diri kita atau biasa disebut pengalaman estetik. Situasi estetik yaitu suatu keadaan
nikmat yang terjadi karena faktor kesatuan perwujudan bentuk seni yang ditangkap
oleh indra kita. Indera itulah yang bekerja untuk merespons bentuk seni sehingga
dimana tari itu berasal, tumbuh dan berkembang, untuk menilai keindahan suatu tari
27
tidak pernah terlepas dari unsur unsur wiraga, wirama dan wirasa. Wiraga
merupakan elemen yang sangat penting karena berupa wujud gerak badan. Wirama
meliputi irama musik dan instrumen musik yang digunakan, Wirasa merupakan
mimik wajah ataupun ekpresi seorang penari yang disesuaikan dengan tujuan suatu
tarian.
7.2.2 Teori Keindahan
7.2.2.1 Teori Keindahan Subjektif
Keindahan subjektif timbul merupakan hasil dari pandangan sang pengamat
mengenai suatu karya tari. Kesan yang diukur itu adalah hasil dari kegiatan budi sang
pengamat, kegiatan faculty of tastenya karena itu dalam penilaian seni terjadilah pada
saja kemahiran merasakan sifat sifat estetik yang terkandung dalam karya tersebut
tetapi juga kemahiran mengukur dirinya sendiri, mengukur reaksi yang timbul dalam
pribadinya. Disamping kemahiran hasil kegiatan itu masih dipengaruhi oleh apa yang
dalam kata lain, selalu ada hal hal yang bersifat subyektif ikut serta dalam penilaian
entah alam, entah karya seni, yang memiliki daya tarik atau pesona ( Maran, 2007 :
140 ).
7.3 Kerangka Berfikir
Kajian kreativitas garap kesenian barongan grup Risang Guntur Seto di
Kabupaten Blora, yang pertama dapat dilihat dari proses koreografi adapun proses
28
yang dilakukan yaitu : eksplorasi, improvisasi dan komposisi. Kedua dilihat dari
bentuk koreografi yang meliputi : tema, penari, gerak, musik iringan, tata rias, tata
busana, properti, dan tempat pentas. Ketiga dapat dilihat dari nilai estetis bentuk
koreografi. Unsur unsur pertunjukan kesenian barongan grup risang Guntur Seto
digunakan untuk mengetahui bentuk koreografi barongan grup Risang Guntur Seto di
Kabupaten Blora.
KERANGKA BERFIKIR
KAJIAN KREATIVITAS
GARAP ( KOREOGRAFI )
PROSES BENTUK
1. TEMA
KOREOGRAFI KOREOGRAFI
2. PENARI
3. GERAK
1. EKPLO
4. MUSIK
RASI 29 5. TATA RIAS
2. IMPRO 6. TATA
VISASI BUSANA
7. PROPERTI
8. TEMPAT
NILAI KEINDAHAN BENTUK
KOREOGRAFI BARONGAN GRUP
RISANG GUNTUR SETO
penyelidikan dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk
mendapatkan fakta fakta atau prinsip prinsip baru yang bertujuan untuk
mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu serta teknologi ( Margono,
2003 : 1 ).
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode penelitian merupakan cara
kerja yang sisitematis. Tujuan dari metode penelitian adalah untuk mengetahui
keadaan sebenarnya yang ada dilapangan, serta dapat digunakan sebagai informasi
penelitian yang maksimal harus menggunakan metode yang benar sesuai dengan
30
kajian yang dilakukan, dalam penelitian ini penulis telah mempersiapkan cara agar
data yang dihasilkan berupa data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif bertujuan untuk
mendiskripsikan Kajian kreativias garap yaitu yang dimaksud dalam hal ini adalah
koreografi Barongan Grup Risang Guntur Seto di Kabupaten Blora. Penelitian yang
bersifat kualitatif, yang diuji bukan teori yang telah dirumuskan, tetapi pengamatan
dan penelitian langsung di lapangan untuk mendapatkan data diskriptif. Data data
peneliti butuhkan berupa konsep konsep, monografi, dan buku panduan sebagai
dasar referensi otentik. Dengan ungkapan lain permasalahan yang dibahas dalam
penelitian ini merupakan data data yang terkumpul melalui kajian pustaka dan
menguraikan tentang hal hal yang berkaitan dengan keadaan atau status fenomena
dengan pertimbangan bahwa lokasi itu adalah tempat penggarapan Barongan Grup
31
8.2.2 Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian ini adalah kreativitas garap yang berupa bentuk koreografi
metode yang tepat, juga perlu memiliki tehnik dan alat pengumpulan data yang
relevan. Penggunaan tehnik dan alat pengumpul data yang tepat memungkinkan
diperolehnya data yang objektif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi tehnik observasi, tehnik wawancara dan tehnik dokumentasi.
8.3.1 Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian ( Margono, 2003 : 158 ).
jelas mengenai kondisi objek penelitian tersebut dan kemudian bertujuan untuk
mendapatkan data.
Pelaksanaan pertama dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung
terhadap objek penelitian yaitu Barongan grup Risang Guntur Seto di Kabupaten
Blora dengan mengkaji kreativias garap yaitu koreografi serta unsur pendukungnya.
8.3.2 Wawancara
Menurut Moleong ( 2004 : 186 ) wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer )
hubungan pribadi antara pengumpul data dengan sumber data ( Margono, 2003 :
32
165 ). Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa wawancara merupakan tehnik
koreografi Barongan grup Risang Guntur Seto. Peneliti memilih narasumber yang
bentuk koreografi meliputi, tema, penari, gerak, iringan, tata busana, tata rias,
gerak, pola lantai, musik pengiring, tata busana, tata rias, dan urutan
seperti arsip arsip dan termasuk juga buku buku tentang pendapat, teori, dalil atau
hukum hukum, dan lain lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam
penelitian kualitatif tehnik ini merupakan alat pengumpul data yang utama karena
pembuktian hipotesisnya yang diajukan secara logis dan rasional melalui pendapat,
teori atau hukum hukum yang diterima, baik mendukung maupun yang menolong
33
Dokumen yang yang digunakan peneliti dalam penelitian ini berupa gambar foto
Barongan grup Risang Guntur Seto di Kabupaten Blora. Adapun yang djadikan
sumber dokumentasi adalah video latihan dan pertunjukan Barongan grup Risang
Guntur Seto, foto foto tata rias dan tata busana, gerakan Barongan serta alat musik
yang digunakan.
8.4 Teknik Analisis Data
Menurut Rohidi ( 2011 : 241 ). Analisis data merupakan proses mengurutkan,
Nasution dalam Sugiyono ( 2013 : 336 ) menyatakan Analisis telah mulai sejak
terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi
Analysis: Theory and Practice, membagi proses analisa tari ke dalam empat tahap
sebgai berikut:
1. Mengenali dan mendiskripsikan komponen komponen pertunjukan
tari seperti gerak, penari, aspek visual, dan elemen elemen auditif. Peneliti
akan mengetahui dan memahami proses dan bentuk koreografi serta nilai
34
2. Memahami hubungan atara komponen pertunjukan dalam perjalanan
ruang dan waktu :bentuk dan struktur koreografi serta nilai estetis yang
koreografi dan nilai estetis pada Barongan grup Guntur Seto di Kabupaten
Blora.
4. Melakukan evaluasi berdasarkan:
4.1 Nilai nilai yang berlaku di dalam kebudayaan dan masyarakat
Seto.
8.3 Teknik Keabsahan Data
Teknik pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan dengan beberapa teknik
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu ( Moleong, 2004 :
330 ).
Triangsulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data
dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian
35
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas dan dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh
tidak dapat langsung digunakan tetapi harus dibanding dulu dengan data yang berasal
mengecek data kepada sumber yang sama dengan tehnik yang berbeda. Misalnya data
kuesioner. Bila dengan tiga tehnik pengujian kredibiltas data tersebut, menghasilkan
data yang berbeda beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada
sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang
dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda
beda.
8.5.3 Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan
dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum
banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.
Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengecekan dengan wawancara, obervasi atau tehnik lain dalam waktu
atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka
36
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman Rosjid dan Rusliana Iyus. 1979. Seni Tari III. Jakarta: C. V. Angkasa.
Hidajat, Robby. 2005. Wawasan Seni Tari Pengetahuan Praktis Bagi Guru Seni Tari.
Malang.
Jazuli, M. 1994. TELAAH TEORITIS SENI TARI. Semarang: IKIP Semarang Press.
37
-----------. 2011. Sosiologi Seni ( Pengantar dan Model Studi Seni ). Surakarta:
Sebelas Maret.
Maram, Raga , Rafael. 2007. Manusia Dan Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu
Murgiyanto, Sal. 1983. Koreografi. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
Depdikbud.
Karya.
Rohidi, Rohendi. Tjetjep. 2011. Metode Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima
Nusantara.
R&D.Bandung: Alfabeta.
38
Suharso dan Retnoningsih, Ana. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang:
INSTRUMEN PENELITIAN
A. Pedoman Observasi
a.Profil Kabupaten Blora
B. Pedoman Wawancara
Hal-hal pokok yang akan ditanyakan kepada nara sumber dan para
39
3. Bagaimana koreografi Barongan grup Risang Guntur Seto
Seto tampil?
b. Instrumen wawancara dengan pembuat iringan musik kesenian
Guntur Seto
3. Bagaimana cara menyelaraskan antara musik dengan gerakan
memainkan Barongan ?
3. Apa kesulitan yang anda hadapi dalam memainkan Barongan ?
40
4. Adakah strategi khusus yang anda lakukan agar anda dapat
penampilan Barongan?
6. Kesan dan pengalaman apa saja yang telah anda dapatkan setelah
latihan.
c. Foto pada saat pementasan kesenian Barongan grup Risang
Guntur Seto.
d. Foto tata rias dan tata busana yang digunakan pemain
41