Anda di halaman 1dari 5

Analisis Cerita Pendek dan Naskah Drama

Pispot Karya Hamsad Rangkuti


Oleh:
1. Syauqi Muhammad Hibatullah J1B019013
2. Dimas Nur Fauzi J1B019021
3. Puan Alya Rachmah J1B019026
Sinopsis
Kisah dimulai di pasar, seorang ibu berteriak panik ketika kalung emas seberat lima
belas gram miliknya dijambret. Di dalam naskah drama, sang ibu bernama Yu Kesi, ia
merasa geram, sedih, dan marah sekaligus karena selain kalung emasnya dicuri,
percakapannya dengan seorang tukang becak langganannya begitu lugu menambah
kerunyaman perasaan Yu Kesi.
Penjambret tertangkap oleh warga, ia yang semula diadili masa hingga babak belur
akhirnya dibawa ke Kantor kepala Pemeriksa dengan tokoh Lek Kardi sebagai saksi. Lek
kardi menyaksikan bagaimana kalung emas seberat lima belas gram milik Yu Kesi, ditelan
oleh si penjambret.
Di kantor pemeriksaan, sang jambret diam saja, ia tidak memberikan keterangan
kepada tokoh yang ada di kantor, melainkan menyangkal dari tuduhan yang disebutkan Lek
kardi. Sedangkan Lek Kardi, ia bersikukuh memberi kesaksian jika ia melihat penjambret
menelan kalung emas milik Yu Kesi.
Terjadi ketegangan di kantor pemeriksaan, untuk itu Kepala Pemeriksa
memerintahkan anak buahnya untuk memberi si penjambret dengan obat pencahar, pepaya,
dan juga pisang agar kalung emas seberat lima belas gram tersebut dapat keluar beserta
kotoran yang ditampung oleh petugas pemeriksa dari pispot.
Berulang kali membuang kotoran, petugas pemeriksa tidak juga mendapatkan kalung
emas tersebut, melainkan biji-bijian kedelai sisa tempe yang pernah dimakan si penjambret
sebelumnya. Hal ini menunjukkan kenelangsaan makanan yang selama ini ia konsumsi.
Menyerah dengan hasil tersebut, Yu Kesi akhirnya menarik laporan penjambretan
yang ia adukan kepada pihak pemeriksa. Lek Kardi pula meminta maaf, memberi sedikit
uang sebab prihatin atas kondisi si penjambret. Di lain sisi, si penjambret mengakui jika ia
mencuri kalung emas milik Yu Kesi, ia menelan kembali kalung tersebut setiap kali benda itu
keluar bersama kotoran saat diinterogasi. Hal ini ia akui lantaran anaknya membutuhkan
biaya pengobatan.
Unsur Intrinsik Cerita Pendek Pispot
1. Judul:
Pispot

2. Tema:
- Kritik Sosial
- Penghakiman
- Kejujuran

3.Alur / plot
- Campuran, maju mundur

4.Tokoh / Penokohan :

- protagonis : tanpa nama (saya)

"Pasti!"

"Dia masukkan kalung itu ke mulutnya? Begitu?

Orang di seberang itu memindahkan kesaksianku ke atas kertas yang diketiknya.

"Ya! Dia masukkan!"

"Lalu dia telan?"


"Berapa gram?” tanyanya ke wanita korban penjambretan itu.

"Lima belas gram!" jawab wanita itu.

"Cukup! Itu sudah cukup!" bentak kepala pemeriksa.


"Semua keterangan itu sudah cukup meyakinkan! Ambil obat pencahar! Pisang dan
papaya. Suruh dia mencret seperti burung. Lalu tampung kotorannya!"

Antagonis : pencuri (laki-laki) Pembohong

"Tidak," kata laki-laki itu menyembunyikan mukanya.

"Kamu buang?"

"Tidak."

"Kamu sembunyikan?"

"Tidak."

"Dia tidak bisa berkata lain selain : Tidak!" Mereka mulai tidak sabar. "Siksa!"

Tritagonis : - Polisi ( tegas )


Benar kamu telan kalung itu?" bentak mereka pak polisi .

- Petugas Pasar ( sigap )

Hidungnya masih meneteskan darah. Di kiri kanannya duduk petugas pasar yang
menangkapnya dan seorang polisi

Figuran : Massa ( ambisius )

(Massa pun melampiaskan amarah mereka.)

5.Latar / Setting :

a. Atar tempat:
- Pasar (Ramai, massa geram)
- Di kantor polisi ( mencekam dan penuh emosi/ ambisius)
- Di gang ( penyesalan , merasa bersalah )

b. Latar waktu: pagi hari

6.Sudut Pandang: orang pertama tokoh sampingan

7. Gaya bahasa : Mudah dipahami, tidak terdapat istilah asing

8.Amanat cerita :
- Lebih baik meminjam daripada mencuri, apabila di kemudian hari menyesali
perbuatannya.
- Berikanlah kesaksian yang benar.

Perbedaan yang ada di dalam cerita pendek dan naskah drama

Sebagai berikut, akan dijelaskan perbedaan antara naskah drama dan cerpen di dalam
tabel:
No Cerita Pendek Naskah Drama
1. Tokoh hanya dideskripsikan dengan Tokoh memiliki nama masing-masing.
kata ganti.
2. Jalan cerita lebih ringkas. Jalan cerita dinarasikan bertele-tele dan
dipenuhi dengan dialog.
3. Karakter tidak diceritakan mendetail, Karakter tiap tokoh memiliki kesan
sebab cerita diceritakan dari sudut mendalam melalui dialog-dialognya masing-
pandang Lek Kurdi atau tokoh aku masing.
sebagai pelaku sampingan.
4. Suasana digambarkan secara wajar, Penggambaran suasana begitu cerewet,
ringkas, mudah dipahami. namun tetap mudah dipahami.

Amanat

Cerita yang bertemakan kritik sosial tentang keadaan yang begitu sulit bagi masyarakat kelas
ekonomi bawah, sehingga memaksa tokoh penjambret untuk mencuri kaung milik Yu Kesi
ini memiliki beberapa amanat, antara lain:
1. Berterus teranglah dengan keadaan untuk meminta bantuan, masih banyak orang baik
yang akan memberi uluran tangan.
2. Hendaklah penguasa lebih memperhatikan lagi keadaan rakyatnya dari segala aspek,
bantuan berupa tunai hanya akan membuat rakyat menjadi malas dan bergantung.
3. Berikanlah kesaksian yang benar lagi baik.

Anda mungkin juga menyukai