Disusun oleh:
SASTRA INDONESIA
2021
PEMBAHASAN
Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan diatas di atas pentas.
Drama memiliki beberapa jenis diantaranya ada drama tragedi, komedi, serta melodrama.
Dalam sebuah pertunjukan drama, naskah adalah bagian yang paling penting. Naskah drama
berisi dialog-dialog para tokoh serta petunjuk teknis dari drama yang akan dipentaskan.
Sebagai bagian dari karya sastra, naskah drama memiliki beberapa unsur intrinsik
diantaranya plot, tokoh dan perwatakan, dialog, setting atau latar, tema, amanat, dan petunjuk
teknis. Unsur intrinsik digunakan sebagai pembentuk atau pembangun naskah drama. Unsur
intrinsik merupakan komponen utama dalam naskah.
Alur merupakan jalan cerita dari awal hingga akhir yang merupakan jalinan konfik
antar tokoh yang saling berlawanan. Alur terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
Dari kutipan diatas dapat diketahui bahwa permasalahan awal dimulai ketika seorang
murid mempemasalahkan Siti yang tidak bertindik. Mereka menganggap perempuan
yang tidak bertindik bukan seorang perempuan. Menurut murid-murid di kelas Siti,
anting adalah sebuah penanda bagi seorang perempuan dan tidak etis jika seorang
perempuan tidak bertindik.
4) Resolusi (penyelesaian)
Akhir dari cerita, yang menjelaskan bagaimana nasib tokoh dalam cerita tersebut,
apakah bahagia, buruk, atau menggantung. Bagian ini ditandai dengan kutipan
sebagai berikut:
GURU: Telinga itu adalah kehidupan wanita. Kamu memotongnya hanya untuk
membuat kamu hidup. Selama ini kamu merasa mati di antara orang-orang yang
beranting. Sekarang kamu merasa hidup di antara kami yang tak bertelinga ini.
Selama ini kamu merasa seperti tak punya telinga, karena tak ada anting bertengger
di situ. Baik kamu harus hidup...dan kamu harus merasakan punya telinga yang
menyatu dengan tubuhmu. Kamu pikir gampang masalah telinga ini untuk wanita?
Sekarang biarkan telinga-telinga yang
menjadi kehidupan wanita masuk kedalam tubuhmu. Agar kamu tahu bagaimana
menjadi wanita. Ayo kita masukan telinga itu ke dalam perutnya...
Konflik yang ada dalam naskah drama “Anting” diakhiri dengan meninggalnya Siti
beserta teman kelas dan gurunya karena telinga mereka yang dipotong menggunakan
gergaji.
Alur yang terdapat dalam naskah drama “Anting” adalah alur campuran. Alur tersebut
dapat dilihat dari perubahan latar waktu. Perubahan latar waktu ditandai dengan perubahan
panggung dalam naskah drama.
Kedua mata remaja itu berbinar-binar dengan senyum simpul yang paling manis. Keduanya
melayangkan imajinasi pada keredupan cahaya yang makin redup, makin redup lagi, hingga
masuk dalam kepekatan gelap. Cahaya muncul berbentuk lingkaran di sudut bumi lain.
Berdiri sosok dengan dandanan seorang guru. Sosok itu seperti sedang mengajarkan
sesuatu.
Dari kutipan diatas dapat dilihat bahwa latar tempat awal dalam drama tersebut adalah
di sebuah kamar losmen. Kemudian adegan mengalami alur maju dan latar tempat telah
berganti menjadi di sebuah ruang komputer. Dalam adegan di ruang komputer, remaja
berambut mowhak itu melihat video dirinya yang sedang bersetubuh dengan Siti. Kemudian
cerita berlanjut dengan alur mundur dan kembali ke masa lalu. Kutipan diatas menjelaskan
asal mula permasalahan atau konlik yang terjadi. Dalam adegan di ruang kelas dijelaskan
bahwa guru menganggap anting sebagai penanda bagi seorang perempuan, namun pendapat
itu berlawanan dengan pendapat Siti yang menganggap bahwa tanpa anting perempuan
tetaplah perempuan.
Adegan-adegan dalam naskah drama “Anting” diceritakan dalam alur campuran yang
teratur. Berawal dari alur mundur, kemudian melaju menuju alur maju, dan kemudian
kembali menuju alu mundur. Kilas balik dalam adegan tersebut digunakan unuk menjelaskan
apa yang terjadi di masa lalu, sehingga pembaca dapat mengetahui konflik awal yang menjadi
permasalahan dalam naskah drama tersebut.
Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam karya tulis seperti prosa atau drama.
Menurut Abrams, dalam Nurgiyantoro; 2010 (yang dikutip oleh Yusup, M. pada 2014), tokoh
adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang ditafsirkan oleh
pembaca baik dari segi moral, maupun kecenderungannya atas apa-apa yang dilakukannya.
Penamaan tokoh juga dapat mewakili konflik yang hendak dikemukakan sebab akan
menimbulkan persepsi dan resepsi tertentu kepada penikmat karya.
Di dalam naskah drama yang berjudul Anting, karya Imran Laha, terdapat beberapa
tokoh yang ditampilkan. Antara lain:
Tokoh-tokoh tersebut menjadi pengisi kisah perjalanan seorang gadis muda, Siti, yang
berusaha menghilangkan stigma keanggunan perempuan dapat diwakilkan dengan sebuah
aksesoris, yaitu anting. Segala hal dilakukannya untuk membuktikan bahwa perempuan dapat
berkuasa atas dirinya sendiri. Namun hal tersebut berakhir tragis, sebab Siti terbunuh sebagai
perempuan yang tidak menggunakan anting, bahkan tak bertelinga.
2. Penokohan
Istilah ini meluaskan pengertian dari tokoh yang memiliki watak atau kepribadian
atau karakter yang diperoleh dari hal-hal berkaitan dengan tiga dimensi yaitu dimensi fisik
yang menggambarkan kondisi raga tokoh, dimensi psikis yang menggambarkan kondisi
kejiwaan tokoh, dan dimensi sosial yang menggambarkan keadaan sosial tokoh.
9) Perempuan Muda
a. Kondisi Fisik:
Nama: tidak diketahui nama asli.
Jenis kelamin: perempuan.
-Ibu Siti yang membuang Siti saat masih bayi karena Siti lahir dari
hubungan terlarang.
b. Kondisi Psikis
Tidak stabil karena ia membuang bayinya yang lahir dari hubungan
terlarang.
c. Kondisi Sosial:
Tidak diketahui pasti.