Anda di halaman 1dari 1

Plagiarisme merupakan tindak pelanggaran hak cipta, sebagai pegiat literasi tentunyua

kita harus memahami hal ini dalam rangka mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta baik
bagi karya tulis kita, maupun karya orang lain. Tetapi, apa sih yang termasuk dalam
pelanggaran hak cipta atau plagiarisme ini?
Menurut Undang-undang No. 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta, pada pasal 1 dapat
kita pahami terlebih dahulu istilah-istilah di dalamnya, yaitu:
a. Hak cipta, hak eksklusif yang secara otomatis dimiliki pencipta karya berdasarkan
prinsip deklaratif setelah karya diwujudkan (ayat 1);
b. Pencipta karya, seseorang atau sekelompok orang yang menghasilkan ciptaan khas
dan pribadi (ayat 2);
c. Ciptaan adalah hasil karya cipta di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang
dihasilkan atas inspirasi, kemampuan, dsb yang diekspresikan dalam bentuk nyata
(ayat 3);
d. Royalti adalah imbalan yang diperoleh atas pemanfaatan Hak Ekonomi suatu
ciptaan yang diterima oleh pencipta atau pemilik hak terkait (pasal 21).
Hak Cipta yang dimiliki oleh Pencipta adalah Hak Moral dan Hak Ekonomi. Apabila kita
belum menerbitkan karya dalam naungan penerbit atau hanya mempublikasikan karya pada
platform daring, kita hanya memiliki Hak Moral yang terdiri dari:
1. Dapat mencantumkan atau tidak mencantumkan nama;
2. Menggunakan nama alias atau samaran (dalam hal ini nama pena);
3. Mengubah ciptaannya sesuai kepatutan dalam masyarakat;
4. Mengubah judul atau atau sub judul; dan
5. Mempertahankan haknya dalam hal terjadinya distorsi, mutilasi, dan modifikasi
karya, atau hal yang bersifat merugikan diri dan reputasinya.
ATM atau Amati, Tiru, dan Modifikasi adalah teknik yang biasanya digunakan saat akan
membuat suatu ciptaan atau karya. Namun, seringkali teknik ini dijadikan tameng apabila
seseorang (atau sekelompok) melakukan plagiarisme. Jadi dimanakah batas antara teknik
ATM dengan plagiarisme?
Modifikasi atau mengubah suatu ciptaan agar ciptaan asal memiliki karakter atau ciri dari
pencipta baru, tetaplah harus mencantumkan nama pencipta asal sebagaimana mengutip atau
fenomena draw this in your style challenge (DTIYS) yang mana pencipta baru tetap
menyertakan nama pencipta dalam karya gubahan.

Anda mungkin juga menyukai