DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui hakikat drama sebagai sebuah karya sastra.
1.3.1. Untuk mengetahui unsur intrinsik naskah drama “Matahari di Sebuah
Jalan Kecil” karya Arifin Chairin Noer.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Tahap awal merupakan tahap perkenalan pada sebuah cerita.
Perkenalan dari segi setting, waktu, perkenalan tokoh-tokoh, dan lain-
lain.
Di sebuah jalan kecil terdapat sebuah pabrik es yang sudah sangat
tua. Di depan bangunan pabrik es itu ada seorang wanita tua yang
berjualan makanan berupa pecel. Pelanggannya kebanyakan dari pekerja
pabrik juga. Saat itu yang berada di halaman pabrik tersebut ada Si Tua,
Si Peci, Si Kurus, Si Kacamata, dan Si Pendek. Mereka sedang makan
sekaligus mengeluh tentang harga makanan dan kebutuhan pokok yang
terus beranjak naik sedangkan gaji mereka tak kunjung naik. Dibuktikan
dengan adanya kutipan naskah sebagai berikut.
4
“Semua tertawa. Lonceng bekerja berdentang. Mereka masing-masing
menghitung dan menyerahkan uang pada Simbok kemudian pergi
bekerja, lewat jalan samping. Yang terakhir adalah si
pendek.....Pemuda menghabiskan makannya dengan lahap sekali,
setelah membuang cekodongnya ia minta air yang biasa disediakan oleh
penjual pecel itu. Ia berdiri, merogoh saku celana. Ia cemas, saku baju
dirogohnya. Ia makin cemas, Simbok memperhatikan dengan biasa”.
5
mengembalikan baju pemuda itu kembali. Dan membiarkan pemuda
tersebut pergi. Akan tetapi, selang beberapa lama baru diketahui jika
sebenarnya pemuda tersebut telah sering menipu dimana-mana. Adapun
dibuktikan dengan adanya kutipan sebagai berikut.
2.2.2 Penokohan
Dalam pembicaraan sebuah fiksi ada istilah tokoh, penokohan atau
perwatakan. Kehadiran tokoh dalam cerita fiksi merupakan unsur yang
sangat penting bahkan menentukan. Hal ini karena tidak mungkin ada
cerita tanpa kehadiran tokoh yang diceritakan dan tanpa adanya gerak
tokoh yang akhirnya menbentuk alur cerita.
Penokohan atau perwatakan, yaitu orang yang berperan dalam
drama. Perwatakan penokohan dapat dibedakan menjadi berikut ini.
Protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita.
Tokoh dalam naskah tersebut yang menjadi tokoh pendukung dalam
cerita drama tersebut merupakan tokoh yang berperan sebagai
SIMBOK.
a. Antagonis, yaitu tokoh yang menentang cerita.
Pemuda. Seseorang yang menjadi seseorang yang berbohong dalam
sebuah masalah ketika dia makan tidak bayar dengan alasan uangnya
tertinggal dirumahnya. Dibuktikan dengan adanya kutipan dialog
sebagai berikut.
6
Sikurus ”bohong. Kau tadi sudah bohong sebab itupun kau pasti
pembohong.” Dan “sejak sekarang saya akan memanggilmu
pembohong”.
Penjaga malam ”Bajigur! Bajigur! Kurang ajar dia. Tapi dia tak jadi
menipu di sini bukan? Kemana ia? Jangkrik anak itu! Belut!
Simbok “Ada apa? Ada apa?
Penjaga malam “Pasti dia. Kemarin malam dia juga menipu di
sebuah warung di pasar Kauman”.
Simbok “Haa….? (menelan ludah) Ya, Allah”.
7
tipu dan membantu PEMUDA (tokoh antagonis) dari penghakiman
orang-orang tersebut.
2.2.3 Dialog
Dialog, yaitu percakapan dalam drama. Dalam drama, dialog harus
memenuhi dua tuntutan berikut ini.
a. Dialog harus menunjang gerak dan laku tokohnya
Gerakan dalam sebuah naskah drama biasanya dituangkan dalam
bentuk tanda kurung. Tanda tersebut merupakan bentuk gerakan
yang harus dilakukan ketika sebuah naskah dipentaskan. Dengan
adanya dialog akan lebih memperjelas maksud dan tujuan antar
tokoh.
8
Latar atau setting adalah sesuatu yang menggambarkan situasi atau
keadaan dalam penceriteraan.
Setting/landasan/tempat kejadian cerita biasanya disebut juga latar cerita.
Setting biasanya mencakup hal-hal berikut.
a) Setting tempat berhubungan dengan tempat peristiwa tersebut terjadi.
Tempat dalam naskah terjadi hanya berlangsung di tempat tunggal. Hal
tersebut dapat dibuktikan dengan kutipan naskah berkiut.
b) Setting waktu berarti apakah lakon terjadi di waktu siang, sore, atau
malam hari. Setting waktu dalam cerita naskah tersebut terjadi dalam
waktu satu kurun waktu saja.
9
Semua tertawa. Lonceng bekerja berdentang. Mereka masing-
masing menghitung dan menyerahkan uang pada SIMBOK
kemudian pergi bekerja, lewat jalan samping. Yang terakhir adalah
si pendek.
2.2.5 Tema
Secara etimologis kata tema berasal dari istilah meaning, yang
berhubungan arti, yaitu sesuatu yang lugas, khusus, dan objektif. Tema
atau nada dasar cerita merupakan gagasan pokok yang terkandung dalam
drama. Tema dalam sebuah drama dikembangkan melalui alur dramatik
dalam tokoh-tokoh protagonis dan antagonis dengan perwatakan yang
memungkinkan konflik dan diformulasi dalam bentuk dialog. Dialog
tersebut mengejawatkan tema dari lakon/naskah.
Landasan cerita (ide struktural dalam cerita). Tema juga disebut
sebagai gagasan ide atau pokok pikiran dalam suatu cerita, tema dalam
sebuah cerita dapat menyampaikan amanat (pesan moral kepada
pembaca). Dalam penyampaian tema pengarang tidak langsung
menyebutkannya tetapi menjadi tugas pembaca untuk smencari suatu
tema dalam sebuah cerita.
Dalam naskah drama berjudul “Matahari di Sebuah Jalan Kecil”
memiliki tema yang berlingkup pada kehidupan sosial masyarakat. Hal
ini didasari dari dialog-dialog yang mencoba membahas tentang
masalah-masalah atau realita yang ada di masyarakat, bangsa dan
negara, seperti menjamurnya korupsi, masalah ekonomi, kesejahteraan
hidup, dan ketimpangan sosial. Selain itu, ditampilkan mengenai
seseorang yang pandai bersilat lidah sehingga ia dapat lari dari sebuah
kesalahan. Realita-realita tersebut digambarkan secara utuh dan
10
kompleks, sehingga membuat pembaca dapat menafsirkan sendiri
kesatuan tema tersebut.
2.2.6 Amanat
Amanat atau pesan pengarang yang hendak disampaikan pengarang
melalui dramanya harus dicari oleh pembaca atau penonton. Amanat
adalah maksud yang terkandung dalam suatu drama. Dari sebuah karya
sastra adakalanya dapat diangkat suatu ajaran moral atau pesan yang
ingin disampaikan pengarang, itulah yang disebut amanat. Jika
permasalahan yang diajukan juga diberi jalan keluarnya oleh pengarang,
makan jalan keluarnya itulah yang disebut amanat.
Amanat berkaitan dengan pesan yang hendak disampaikan oleh
seorang penulis kepada pembaca untuk bisa memaknai dari keseluruhan
isi naskah drama. Amanat berisi pesan moran dan nilai kehidupan yang
dapat dijadikan renungan berpikir dan implementasi bertindan pembaca
nantinya sesuai dengan kaidah atau norma yang berlaku. Amanat yang
coba ditampilkan dalam naskah drama di atas, yaitu
a) Bagi Pemerintah, kehidupan rakyat saat ini sudahlah sangat berat
dan menderita hendaknya jangan ditambah susah lagi dengan
naiknya harga kebutuhan pokok dalam masyarakat. Meski sekarang
sangatlah berbeda dengan zaman Belanda dulu, tetapi beban hidup
jauh lebih berat saat ini. Orang miskin tambah miskin (buruh dan
kaum pinggiran) dan yang kaya tambah kaya (ketimpangan sosial).
Dibuktikan dengan adanya kutipan sebagai berikut.
11
b) Bagi semua kalangan, bahwasanya tindakan berbohong atau
menipu orang lain sangatlah tidak baik. Sepandai-pandainya seorang
penipu pasti suatu saat akan terjebak juga dalam aksinya tersebut.
Selain itu, kita harus selektif dalam menilai seseorang, ucapan kata
di bibir sekarang bukanlah menjadi jaminan utama seseorang
tersebut baik, bisa saja orang tersebut adalah penjahat yang busuk
yang nantinya akan melukai atau menjatuhkan diri kita sendiri.
12
BAB III
PENUTUP
2.3 Simpulan
Naskah drama berjudul “Matahari di sebuah Jalan Kecil” karya
Arifin C. Noor setelah dikaji secara struktural memberikan sejumlah
pembelajaran dan hasil analisis struktur naskah tersebut. Diantaranya dari
segi : 1) tema, 2) latar, 3) penokohan, 4) plot dan 5) amanat. Tema dalam
naskah tersebut mengenai segelumit keadaan sosial yang ada dalam
masyarakat yang di dalamnya tersaji berbagai nilai dan unsur kehidupan
seperti kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab. Latar yang ada pada
naskah drama tersebut meliputi: 1) latar tempat yaitu Kendal, halaman
depan pabrik es dan 2) latar waktu : Pagi menjelang siang hari.
Penulis menggambarkan nama para tokoh dengan menggunakan
simbol dan berikut nama para tokoh dalam naskah drama tersebut: si Tua,
si Pendek, si Kurus, si Peci, si Kacamata, Simbok, Pemuda, Penjaga
malam, Perempuan, dan si Sopir. Plot yang ada dalam naskah tersebut
meliputi: 1) pemaparan, 2) Pertikaian Awal, dan 3) Klimaks. Penulis
memposisikan dirinya sebagai orang ketiga dalam naskah tersebut.
Amanat naskah: bahwasanya tindakan berbohong atau menipu orang lain
sangatlah tidak baik. Sepandai-pandainya seorang penipu pasti suatu saat
akan terjebak juga dalam aksinya tersebut.
2.4 Saran
Dalam menyusun makalah ini, penulis tentu masih banyak
kekurangan. Dan penulis berharap pembaca dapat mengambil sesuatu yang
positif dan bermanfaat dari pembahasan naskah drama berjudul “Matahari
di Sebuah Jalanm Kecil” ini. Untuk itu dibutuhkan saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca. Untuk kedepannya, diharapkan
menganalisis naskah ini dengan gaya dan pendekatan yang lebih
mendalam dan mutakhir lagi.
13