Anda di halaman 1dari 5

--

Di tengah senja, seorang pejabat korup memancing di sungai. Saking asyiknya memancing, si pejabat tidak sadar air sungainya
meluap. Banjir!

Si pejabat hanyut dan tidak sadarkan diri. Begitu bangun, dia sudah berada di rumah warga. Betapa beruntungnya dia karena
ada orang yang menyelamatkannya. Merasa utang budi, si pejabat ingin berterima kasih kepada warga yang telah
menolongnya.

“Kamu tahu tidak saya siapa?” tanya pejabat ke laki-laki di sana.

“Tidak. Tetapi, wajah Bapak sepertinya tidak asing.” Si laki-laki berusaha mengingat. “Memangnya Bapak siapa?”

“Aku ini pejabat negara.”

Si laki-laki akhirnya ingat. Orang ini pernah ia tonton di salah satu acara televisi.

“Karena sudah menolongku, kamu boleh minta apa saja. Katakan saja keinginanmu.”

“Benar, pak pejabat?”

Si pejabat mengangguk. “Ya, ya, ya. Pasti akan kupenuhi.”

“Kalau begitu, tolong Bapak jangan bilang ke siapapun bahwa saya yang menolong Bapak!”

--

Dalam menganalisis sebuah teks anekdot, kita punya beberapa pisau analisis. Pertama, struktur teks. Kedua, unsur kesastraan
teks. Dan ketiga, isi teks anekdot. Nah, sekarang kita mulai dari yang pertama ya.

Pada struktur teks anekdot, setidaknya ada 5 hal yang bisa kita analisis:

1) Abstrak: Pendahuluan/bagian pembuka.

2) Orientasi: Awal suatu kejadian (saat cerita mulai bergulir).

3) Krisis: Puncak cerita. Biasanya berisi konflik/masalah yang terjadi kepada karakter.

4) Reaksi: Hal yang dilakukan karakter setelah mengalami krisis.

5) Koda: Bagian penutup yang berisi amanat/kritik.

Sekarang, coba, deh, kamu analisis. Kira-kira, ada di bagian mana cerita lima hal tersebut?
Nah, itu dia bagian struktur cerita anekdotnya. Paragraf pertama termasuk ke dalam abstrak karena dia merupakan pembuka.
Paragraf kedua termasuk ke dalam orientasi karena dia akan mengalirkan cerita ke bagian konflik/krisis.

Lalu, di mana bagian krisis?

Yak, krisis terjadi antara perdebatan warga dengan pejabat. Si pejabat dengan “sombong”-nya memamerkan status dirinya. Di
sisi lain, warga tidak tahu soal itu. Niat si warga memang tulus hanya menolong orang yang hanyut, tanpa memandang siapa
yang butuh bantuan.

Bagian reaksi adalah saat si pejabat memberikan respons terhadap krisis. Yaitu ketika ia akhirnya bilang, “Karena sudah
menolongku, kamu boleh minta apa saja”. Si pejabat memberikan penawaran atas rasa utang budi karena telah diselamatkan
oleh warga.

Sementara koda ada pada bagian akhir, saat warga justru memintanya agar tidak menyebarkan bahwa ia adalah orang yang
menyelematkan pejabat tersebut. Di bagian ini, tersirat sebuah amanat/kritik: bahwa kita harus menolong orang lain tanpa
pamrih. Tidak memandang status sosial dan ekonominya. Di bagian ini juga, kita “dikagetkan” oleh pernyataan warga yang
berkebalikan dari logika biasa. Biasanya, kan, kalau kita diberikan kesempatan untuk minta apapun, pasti kita akan mengajukan
permintaan yang maksimal. Entah itu berupa uang, atau mobil, atau hal-hal lain yang menguntungkan diri kita. Tapi,
berkebalikan dengan yang dilakukan warga ini. Ia malah minta supaya namanya tidak disebarkan. Alhasil, “tabrakan” ini
membuat kita tertawa sambil menjerit, “Anjrit, nih warga!”

Gimana, sekarang udah mulai paham bagaimana cara menganalisis struktur teks anekdot?

Lanjut ya. Kalau kita menganalisis berdasarkan unsur kesastraan yang ada, kita dapat melihat teks anekdot ke dalam 7 poin:

1) Tema

2) Tokoh dan penokohan

3) Latar

4) Alur.

5) Sudut pandang

6) Amanat.

7) Nilai-nilai dalam kehidupan.

Well, sebetulnya pisau sastra ini bisa kamu lakukan untuk menganalisis berbagai jenis cerita/teks. Nggak cuma terpatok untuk
teks anekdot aja. Kayaknya, untuk bagian ini lumayan terpancar jelas dari teks yang ada di atas ya. Mulai dari ceritanya yang
bertema “ketulusan” tokoh si pejabat dan warga, latar pinggir sungai dan rumah warga, hingga nilai-nilai yang bisa diambil.

Sekarang masuk ke bagian akhir. Bagaimana kita mengidentifikasi teks anekdot dari isinya. Kurang lebih hada 5 hal yang bisa
kita analisis:
Latihan Soal

1. Jelaskan pengertian teks anekdot!


2. Sebutkan ciri-ciri teks anekdot!
3. Sebut dan jelaskan struktur teks anekdot!
4. Bacalah teks anekdot berikut!
Suatu pagi di sekitar kompleks perumahan, terdapat seorang anak kecil bernama Bima yang sedang menunggu penjual roti
keliling. Tak lama kemudian, terdengar suara khas dari penjual roti keliling yang ditunggunya. Benar saja, bunyi itu membuatnya
girang berteriak dan melambaikan tangan kepada abang roti.
Bima : (Melambaikan tangan) Baaang! Sini.....siniii... saya mau beli roti.
Abang Roti : Wah, Bima semangat sekali pagi ini. Pagi-pagi sudah di depan rumah.
Bima : iya, aku mau beli roti. Ada roti rasa apa aja, Bang?
Abang Roti : Ada roti rasa cokelat pisang, ini di dalamnya ada potongan pisangnya.
Bima : Kalau ini rasa apa Bang? (Tanyanya sambil menunjuk roti lain di dalam gerobak)
Abang Roti : Oooo, Kalau ini di dalamnya ada krim rasa stroberi.
Bima : Hmmm, sebenarnya Abang ini jualan roti atau buah sih? Kok dari tadi bahas buah-buahan, mana ada rotinya, Bang? Aku
kan mau beli roti bukan buah. Abang kalau galau jangan ajak-ajak dong. (Sambil menahan tawa)
Abang Roti : (Bengong, lalu kesal dan pura-pura mendorong gerobaknya) Kabuuuuurrr sajaaalah.
Bima : Hahaah, jangan ngambek, Bang!
a. Sebutkan tokoh yang terlibat dalam teks anekdot tersebut!
b. Latar tempat dan waktu dalam teks anekdot tersebut adalah.......
c. Kelucuan teks anekdot di atas adalah...
5. Bacalah kutipan teks anekdot berikut!
1) Seorang dosen Fakultas hukum sedang memberi kuliah Hukum Pidana. 2) Saat tiba sesi tanya jawab, Si Ali bertanya kepada
dosen, “Apa kepanjangan dari KUHP, Pak?” 3) Lalu dosen tidak menjawab sendiri, tetapi dilemparkannya kepada si Ahmad. 4)
“Saudara Ahmad, coba bantu saya menjawab pertanyaan Saudara Ali!” pinta beliau. 5) Dengan tegas Si Ahmad menjawab,”Kasih
Uang Habis Perkara, Pak!” tegasnya. 6) Mahasiswa lain tentu tertawa, sedangkan dosen geleng-geleng kepala, seraya
menambahkan pertanyaan kepada Si Ahmad, dari mana Saudara tahu jawaban itu?” 7) Dasar Si Ahmad, pertanyaan tersebut
dijawab pula dengan tegas,”Peribahasa Inggris mengatakan, pengalaman adalah guru terbaik” begitu, Pak!” Seisi kelas tertawa.
8) Lalu, tawa mereda dan kelas kembali tenang.
a. Kelucuan teks anekdot tersebut terdapat pada bagian....
b. Kritik pada teks anekdot tersebut ditujukan kepada.....
c. Bagian yang menunjukkan reaksi terdapat pada nomor....

Anda mungkin juga menyukai