Anda di halaman 1dari 15

Apa Pengertian Teks Anekdot

Teks Anekdot adalah rangkaian kata pada karya tulis yang memiliki isi cerita yang lucu,
sindirian dan kritik unik.

Cara menyindir pada tulisan ini juga unik, walaupun dengan tujuan mengkritik namun
dibawah dengan bahasa yang halus. Contoh obyek kritik dari tulisan anekdot adalah kebijakan
pemerintan, layanan masyarakt, lingkungan hidup dan segala yang berakaitan sosial
kemasyrakatan.

Walaupun begitu nuansa humor pada tulisan ini juga kental terasa. Setiap pembaca akan
merasa terhidup sekaligus menambah wawasan yang lebih mendalam. Apalagi bila sedang
membahas masa lalu atau pengalaman yang dilakukan penulis atau orang lain.

7 Ciri-Ciri Teks Anekdot


Selanjutnya yang kita ulas ciri ciri teks anekdot adalah begian yang menjadi suatu tulisan
dinamakan anekdot. Kalian yang ingin membuat kalimat ankedot harus memahami bagian
penulisan yang benar. Dibawah ini beberapa ciri-ciri tulisan anekdot yang wajib ada di
dalamnya:

1. Secara umum didalam membahas manusia atau makhluk hidup lainnya.


2. Memiliki penekana pada isi yang berupa cerita.
3. Mengadung sindiran dan kritik.
4. Kisah yang lucu dan menarik.
5. Obyeknya orang yang berpengaruh.
6. Berupa fakta lapangan yang memang benar-benar terjadi.
Bagaimana Struktur Teks Anekdot
Ada beberapa struktu dari teks anekdot yang perlu perhatikan sebelum belajar menulis. Seperti
pada karya tulis lainnya semisal contoh makalah, tentu terdapat struktur dalam membuatnya.
Berikut ini penulis ulas tujuh susunanan teks anekdot yang benar.

1. Bagian Abstrak adalah struktur teks anekdot yang teletak pada bagian depan paragraf.
Sedangkan untuk fungsi abstrak adalah untuk menjelaskan secara singkat tulisan tersebut.
2. Bagian Orientasi adalah struktur yang menjelaskan tentang kondisi awal sebuah kisah
yang akan diulas.
3. Bagian Event adalah struktur yang membahas mengenai kejadian yang terjadi didalam
cerita.
4. Bagian Krisis adalah kalimat yang menjelaskaan berbagai permasalahn yang jadi.
5. Bagian Reaksi adalah kalimat yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahn yang
terjadi sebelumnya.
6. Bagian Koda adalah menceritakan salah satu tokoh yang memiliki sikap dan kepribadian
yang baru.
7. Bagian Re-Orientasi adalah kalimat penutup yang terletak pada bagian akhir.
Setelah mengetahui struktur teks anekdot kita bisa menulis dengan lebih tersusun dan rapi.
Perhatikan juga bahwa susunan diatas ditulis secara berurutan dengan baik. Awali pada bagian
pertama baru diselesaikan baru masuk pada langkah selanjutnya.

6 Kaidah Teks Anekdot

Dalam penulisan tulisan ini terdapat beberapa hal yang juga harus diperhatikan yakni kaidah
penulisan teks anekdot. Untuk menghasilkan karya tulis yang bagus tentu membutuhkan usaha
yang cukup besar. Berikut ini beberapa kaidah teks anekdot yang perlu sobat pelajari.

1. Menggunakan waktu yang telah lampau


2. Memakai kalimat atau kata penghubung (konjungsi)
3. Menggunakan kalimat perintah
4. Memakai penjelasan atau pernyataan yang bersifat roturis
5. Menggunakan kata kerja pada beberapa kalimat
6. Memakai perkataan atau kalimat seru untuk menunjukan keseriusan.

Jenis-jenis Teks Anekdot


Menurut Luxemburg dkk. (1984:160), teks anekdot terdiri atas tiga jenis, yaitu dalam bentuk
cerpen, artikel dan dialog.

1. Cerpen
Anekdot cerpen menceritakan suatu hal yang tidak berbelit-belit supaya pendengar atau pembaca
lebih cepat mengerti isi lelucon dalam cerita tersebut. Cerpen anekdot ini biasanya lebih singkat
dari pada cerpen umumnya.

2. Artikel
Jenis anekdot selanjutnya adalah artikel. Anekdot ini dapat berbentuk format naratif. Teks
anekdot yang menceritakan suatu hal, sehingga dalam ceritanya memiliki kejelasan alur, tokoh,
latar dan peristiwa.

3. Dialog
Jenis teks anekdot yang terakhir adalah anekdot dialog. Teks anekdot dalam bentuk dialog
menggunakan format drama yang mempunyai petunjuk lain. Teks anekdot ini ditampilkan dalam
bentuk dialog dominan menggunakan kalimat langsung.
Contoh Teks Anekdot

Contoh Teks Anekdot Lucu

Kisah Pedagang Kue Manis

Saat itu menunjukkan jam 10 pagi kalau tidak salah hari minggu ada seorang pedagang kue yang
lewat depan rumah. Aku panggilah sang pedagang tersebut dengan teriak,”abang roti..!”. Tak
kunjung lama pedagang roti tersebut menghampiriku. Kemudian kami pun ngobrol santai dan
beginilah cerita yang terjadi.

Aku : “Bang jualan kue ya?”

Pedagang : “Iya nih mas. Kue manis enak mas. Bermacam-macam rasa, ada coklat, susu, dan
masih banyak lagi ini dek.”

Aku : “Waah mantap bang. Variatif bangeet ya rasanya. Yang paling enek yang mana ya bang?”
Penjual : “Semua rasa-rasa dijamin enak mas. Tapi yang paling laku keras rasa coklat dek.
Kadang baru jam 2 siang sudah habis duluan.”
Aku : “Waah rasa kesukaan itu bang. Kalau yang warna kuning ini rasa apa bang?
Pedagang: “Oh itu rasa jeruk mas. Manisnya itu meresap setiap bagian kue mas”
Aku : “Unik nih kuenya bang. Tapi itu yang sebelah sana kok warnanya hijau ya bang. Rasa apa
ya kalau boleh tahu.”

Pedagang : “Oh yang itu rasa kedelai mas. Rasanya itu manis juga mas. Didalamnya juga ada
kedelai yang sudah ditumbuh halus.”

Aku : “Pasti enak juga nih bang.” (Hmmmm… sambil menatap warna-warna yang lain)

Pedagang : “Mas beli kue yang warna apa aja nih? Siap dibungkus nih.”

Aku : “Maaf bang ane tanya-tanya gak niat beli. Cuma sedang cari info seputar kue manis. :-D”
(Sambil lari masuk ke dalam rumah)
Pedagang : “Hoi mas harus beli mas.” (sambil teriak teriak)

Dan akhirnya pedagang pergi dengan hati bersedih.

Penjelasan Struktur Teks Anekdot : Kisah Pedagang Kue Manis

STRUKTUR DALAM TEKS :


ABSTRAKSI: Saat itu menunjukkan jam 10 pagi kalau tidak salah hari minggu ada seorang
pedagang kue yang lewat depan rumah.

ORIENTASI: Aku panggilah sang pedagang tersebut dengan teriak,”abang roti..!”.

KRISIS: “Maaf bang ane tanya-tanya gak niat beli. Cuma sedang cari info seputar kue manis.
(Sambil lari masuk ke dalam rumah)

REAKSI: “Hoi mas harus beli mas.” (sambil teriak teriak)

KODA: Dan akhirnya pedagang pergi dengan hati bersedih.

Seperti itulah penjelasan struktur contoh teks anekdot lucu yang penulis tulis diatas.
TUGAS PERTEMUAN KE – 3 :

ANALISLAH TEKS DI BAWAH INI BERDASARKAN STRUKTURNYA !

(SEPERTI CONTOH DI ATAS)

TEKS 1

Hukuman Mencuri Hati

Hari Rabu tanggal 12 menjadi momen yang cukup menegangkan. Di aula sebuah
desa telah berkumpul banyak sekali orang, merasa saling berbicara satu sama lain.
Tampaknya telah terjadi kejadian yang cukup besar di desa ini. Di dalam kerumanan
tersebut, ternyata ada Niko yang sedang duduk lesu di tengah aula. Kedua tangannya telah
terikat dengan salah satu tiang besar. Wajahnya kusam terdapat beberapa benjolan
berdarah pula. Selain itu, bajunya juga sobek dan compang-camping. Ada apa gerangan?

Aku pun memberani diri untuk bertanya kepada salah satu warga. “Pak kok ramai
sekali ya, ada kejadian apa ya?” tanya ku kepada bapak kumis. “Ada orang yang
mencuri..!” Mendengar jawaban tersebut aku pun kaget. Apa mungkin Niko yang anak
baik berani mencuri? Pertanyaan tersebut teriang terus di kepala. Mau bertanya namun
takut ada yang salah paham. Namun, Niko sedang berada di kursi panas. Dia sedang
menjadi objek kemarahan para warga. Bahkan tidak ada kesempetan baginya untuk
menjelaskan karena setiap mulai bicara selalu ada pukulan yang melayang kepadanya.

Melihat kejadian tersebut membuatku memberanikan diri untuk membela.“Tenang


semua bapak-bapak…!” Teriak ku dan semua pun diam. “Ada apa dengan semua ini?
Apakah tidak ada kesempatan bagi Niko untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi?”
Mereka pun diam sehingga suara jangkrik dengan nyaring menjawab pertanyaanku.
Mulailah aku memberikan arahan agar ada penjelasan dari pihak Niko dan yang
menuduh.
Akhirnya Niko menjelaskan apa yang sedang terjadi. Dia bercerita,”Jadi begini,
saya tidak mencuri barang milik Meli. Bahkan saya tidak tahu barang apa yang hilang.
Aneh jika saya dituduh mencuri sedangkan saya sendiri baru saya pulang dari rantauan.”
Keluarga Meli langsung menjawab,”Bohong kamu sudah mencuri barang miliki anakku.
Lihat dia sampai menangis. Kenapa kamu tadi tidak mau berbicara dengan dia? Kamu
pasti yang telah mencuri sesuatu barang miliki Meli..!” Suasana pun semakin memanas.

Niko tetap teguh membela diri bahwa dirinya tidak apapun barang milik Meli.
Bahkan Dia sampai bersumpah-sumpah. Aku pun berinsiatif untuk bertanya kepada si
Meli, gadis desa yang sedari tadi duduk sambil menangis.“Meli apa benar niko telah
mencuri sesuatu yang kamu miliki?” tanya ku kepada Meli yang hanya dibalas dengan
anggukan kepala. Aku semakin penasaran,”Barang apa yang dia curi mel?” Dia hanya
diam sambil menangis. Aku ulangi lagi pertanyaanku tadi sampai 3 kali baru dijawab. “Si
Niko jahat mas. Dia sudah mencuri sesuatu yang istimewa dari ku.” Mendengar jawaban
tersebut aku semakin tercengang. Apa mungkin orang yang rajin beribadah seperti niko
tega melakukan tindakan yang dilarang agama.

Aku pun mencoba bertanya lagi,”Apa yang di curi niko darimu, mel?” Dengan
suara yang cukup keras Meli menjawab,”Dia telah mencuri isi hati mas. Hatiku sudah
untuknya, namun dia tega-teganya bergandengan dengan wanita lagi. Aku merasakan
diriku dibohongi olehnya, hatiku telah dicuri mas. Sakiit…” Mendengar jawaban tersebut
semua warga yang hadir diam seketika. Kembali suara jangrik mendominasi dengan
alunan yang khas. Akhirnya mereka pun pergi dengan muka yang malu karena dikira si
Niko mencuri barang berharga miliki keluarga Meli. Sedangkan ternyata yang dicuri
adalah perasaan isi hati si meli.
STRUKTUR TEKS 1 :

1. ABTRAKSI : Hari Rabu tanggal 12 menjadi momen yang cukup menegangkan. Di aula
sebuah desa telah berkumpul banyak sekali orang, merasa saling berbicara satu sama lain.
Tampaknya telah terjadi kejadian yang cukup besar di desa ini.

2. ORIENTASI : Di dalam kerumanan tersebut, ternyata ada Niko yang sedang duduk lesu
di tengah aula. Kedua tangannya telah terikat dengan salah satu tiang besar. Wajahnya
kusam terdapat beberapa benjolan berdarah pula. Selain itu, bajunya juga sobek dan
compang-camping. Ada apa gerangan?

3. KRISIS : Aku pun memberani diri untuk bertanya kepada salah satu warga.
“Pak kok ramai sekali ya, ada kejadian apa ya?” tanya ku kepada bapak kumis. “Ada
orang yang mencuri..!” Mendengar jawaban tersebut aku pun kaget. Apa mungkin Niko
yang anak baik berani mencuri? Pertanyaan tersebut teriang terus di kepala. Mau
bertanya namun takut ada yang salah paham. Namun, Niko sedang berada di kursi panas.
Dia sedang menjadi objek kemarahan para warga. Bahkan tidak ada kesempetan baginya
untuk menjelaskan karena setiap mulai bicara selalu ada pukulan yang melayang
kepadanya.

Melihat kejadian tersebut membuatku memberanikan diri untuk membela.“Tenang


semua bapak-bapak…!” Teriak ku dan semua pun diam. “Ada apa dengan semua ini?
Apakah tidak ada kesempatan bagi Niko untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi?”
Mereka pun diam sehingga suara jangkrik dengan nyaring menjawab pertanyaanku.
Mulailah aku memberikan a

4. KRISIS : Akhirnya Niko menjelaskan apa yang sedang terjadi. Dia


bercerita,”Jadi begini, saya tidak mencuri barang milik Meli. Bahkan saya tidak tahu
barang apa yang hilang. Aneh jika saya dituduh mencuri sedangkan saya sendiri baru saya
pulang dari rantauan.” Keluarga Meli langsung menjawab,”Bohong kamu sudah mencuri
barang miliki anakku. Lihat dia sampai menangis. Kenapa kamu tadi tidak mau berbicara
dengan dia? Kamu pasti yang telah mencuri sesuatu barang miliki Meli..!” Suasana pun
semakin memanas.
5. KODA : Dengan suara yang cukup keras Meli menjawab,”Dia telah mencuri isi hati
mas. Hatiku sudah untuknya, namun dia tega-teganya bergandengan dengan wanita lagi.
Aku merasakan diriku dibohongi olehnya, hatiku telah dicuri mas. Sakiit…” Mendengar
jawaban tersebut semua warga yang hadir diam seketika. Kembali suara jangrik
mendominasi dengan alunan yang khas. Akhirnya mereka pun pergi dengan muka yang
malu karena dikira si Niko mencuri barang berharga miliki keluarga Meli. Sedangkan
ternyata yang dicuri adalah perasaan isi hati si meli. Dia sampai bersumpah-sumpah. Aku
pun berinsiatif untuk bertanya kepada si Meli, gadis desa yang sedari tadi duduk sambil
menangis.“Meli apa benar niko telah mencuri sesuatu yang kamu miliki?” tanya ku
kepada Meli yang hanya dibalas dengan anggukan kepala. Aku semakin
penasaran,”Barang apa yang dia curi mel?” Dia hanya diam sambil menangis. Aku ulangi
lagi pertanyaanku tadi sampai 3 kali baru dijawab. “Si Niko jahat mas. Dia sudah mencuri
sesuatu yang istimewa dari ku.” Mendengar jawaban tersebut aku semakin tercengang.
Apa mungkin orang yang rajin beribadah seperti niko tega melakukan tindakan yang
dilarang agama.

Aku pun mencoba bertanya lagi,”Apa yang di curi niko darimu, mel?”

KESIMPULAN : Jangan langsung menyimpulkan sesuatu dengan cepat, kita harus


melihat dari dua sisi terlebih dahulu.
TEKS 2

OBAT SAKIT KEPALA

Hari itu pukul 3 sore, seorang lelaki bernama Eko sedang duduk sambil makan
cemilan di depan rumah. Tidak berselang lama datanglah temannya bernama Egi dengan
wajah yang seperti sedang bermasalah. Kedatangannya si Egi disambut dengan baik oleh
Eko. Dengan senyum yang lebar, Eko mempersilahkan kawannya tersebut untuk masuk
kedalam rumah. Tuan rumah juga menawarkan minuman kepada sang tamu. Setelah itu,
mereka saling bercerita mengenai keadaan masing-masing.

Sambil duduk, si Egi mulai bercerita bahwa dirinya akhir-akhir ini sering sakit
kepala. Sehingga membuatnya kurang dapat berpikir dengan cermat. Pekerjaannya juga
kurang dilakukan dengan kurang semangat membuatnya sering dimarahi bosnya. Tentu
hal tersebut membuatnya semakin tidak semangat lagi untuk bekerja. Alhasil dirinya
sekarang kabur dari tempat kerjanya.

Kejadian tersebut semakin membuat dirinya sakit kepala, hingga dia beberapa kali
periksa ke dokter. Namun tetap saja sakit tersebut tidak kunjung sembuh. Eko yang
mendengar kisah tersebut menjadi kasian dengan keadaan temannya tersebut. Dia pun
mengatakan bahwa dirinya mengetahui obat untuk kawannya tersebut. Egi pun penasaran
dengan apa yang dia dengar sehingga dia meminta Eko untuk memberitahu apa resep
mengobati sakit tersebut.
Dengan baik hati Eko mengatakan akan memberi tahu obat sakit kepala yang
paling mujarab. Dia meminta izin untuk menambil obatnya didalam kamar. Berselang
sekitar 10 menit, Dia pun kembali ke ruang tamu dengan membawa satu buah amplop
putih. Dengan senyum yang lebar, Eko memberikannya kepada si Egi dengan hati yang
senang. Tidak berselang lama Egi pamit pulang untuk membuka amplop tersebut.

Sesampainya dirumah, Egi sudah tidak sabar untuk membukanya. Dengan hati
yang berbunga-bunga di membuka kertas tersebut. Dalam hatinya dia berharap mendapat
uang dari kawannya tadi. Dan Ternyata di dalam amplop tersebut hanya terdapat sebuah
kertas yang bertuliskan,”Perbanyak Istigfar Mas Egi”. Dari situ akhirnya Egi tobat dari
kesalahannya di masa lalu.
STRUKTUR TEKS 2 :

1. ABTRAKSI : Hari itu pukul 3 sore, seorang lelaki bernama Eko sedang duduk sambil
makan cemilan di depan rumah. Tidak berselang lama datanglah temannya bernama Egi
dengan wajah yang seperti sedang bermasalah.

2. ORIENTASI : Kedatangannya si Egi disambut dengan baik oleh Eko. Dengan senyum
yang lebar, Eko mempersilahkan kawannya tersebut untuk masuk kedalam rumah. Tuan
rumah juga menawarkan minuman kepada sang tamu. Setelah itu, mereka saling bercerita
mengenai keadaan masing-masing.

3. KRISIS : Sambil duduk, si Egi mulai bercerita bahwa dirinya akhir-akhir ini sering
sakit kepala. Sehingga membuatnya kurang dapat berpikir dengan cermat. Pekerjaannya
juga kurang dilakukan dengan kurang semangat membuatnya sering dimarahi bosnya.
Tentu hal tersebut membuatnya semakin tidak semangat lagi untuk bekerja. Alhasil
dirinya sekarang kabur dari tempat kerjanya.

Kejadian tersebut semakin membuat dirinya sakit kepala, hingga dia beberapa kali
periksa ke dokter. Namun tetap saja sakit tersebut tidak kunjung sembuh.

4. REAKSI : rapa kali periksa ke dokter. Namun tetap saja sakit tersebut tidak kunjung
sembuh. Eko yang mendengar kisah tersebut menjadi kasian dengan keadaan temannya
tersebut. Dia pun mengatakan bahwa dirinya mengetahui obat untuk kawannya tersebut.
Egi pun penasaran dengan apa yang dia dengar sehingga dia meminta Eko untuk
memberitahu apa resep mengobati sakit tersebut.
Dengan baik hati Eko mengatakan akan memberi tahu obat sakit kepala yang paling
mujarab. Dia meminta izin untuk menambil obatnya didalam kamar. Berselang sekitar 10
menit, Dia pun kembali ke ruang tamu dengan membawa satu buah amplop putih. Dengan
senyum yang lebar, Eko memberikannya kepada si Egi dengan hati yang senang. Tidak
berselang lama Egi pamit pulang untuk membuka amplop tersebut.

5. KODA : Sesampainya dirumah, Egi sudah tidak sabar untuk membukanya. Dengan hati
yang berbunga-bunga di membuka kertas tersebut. Dalam hatinya dia berharap mendapat
uang dari kawannya tadi. Dan Ternyata di dalam amplop tersebut hanya terdapat sebuah
kertas yang bertuliskan,”Perbanyak Istigfar Mas Egi”. Dari situ akhirnya Egi tobat dari
kesalahannya di masa lalu.

KESIMPULAN : Sakit kepala karena memikirkan masalah di masa lalu bukan uang obatnya,
tetapi beristighfar dan bertaubat kepada Tuhan.
TEKS 3

Teks Anekdot Lingkungan

Hari sudah menunjukan waktu makan siang. Aldi sedang berjalan-jalan di pinggir
kota dengan Joni. Sambil berjalan mereka mencari tempat makan. Akhirnya menemukan
tempat untuk makan siang, yaitu warung ayam goreng krispy. Mereka pun memesan
ayam krispy, tahu, tempe, timun, dan es teh. Kemudian dibagian dinding warung mereka
menemukan tulisan buanglah sampah pada tempatnya, dan jangan buang sampah
sembarangan.

Selang beberapa saat pesanan telah tiba dan mereka memakan makanannya.
Sambil makan, mereka pun berbincang mengenai tulisan yang terdapat di dinding
tersebut. Mengapa pesannya tentang sampah, bukan kata mutiara. "Karena ini bukan
toko mutiara."

"Kenapa bukan tentang motivasi, karena dengan motivasi pengunjung bisa


semangat menghabiskan ayam dan menghabiskan uang juga." "Kenapa bukan
kesehatan?" "Ya kalau kesehatan tentu saja kamu enggak akan membeli makanan di sini
karena mayoritas makanan di sini memicu naiknya kolesterol."

Akhirnya pertanyaan beruntun tersebut membuat mereka berdua lelah. Sembari


makan, Joni terheran-heran mengapa Aldi menghabiskan ayam sampai tulangnya. Dan ia
pun bertanya kepada Aldi mengapa dia memakan tulang ayamnya. Aldi pun menjawab,
"itu kan buanglah sampah pada tempatnya. Jadi aku sudah membuangnya ke tubuh aku
dan nantinya akan jadi sampah juga di toilet."
STRUKTUR TEKS 3 :

1. ABTRAKSI : Hari sudah menunjukan waktu makan siang. Aldi sedang berjalan-jalan
di pinggir kota dengan Joni. Sambil berjalan mereka mencari tempat makan. Akhirnya
menemukan tempat untuk makan siang, yaitu warung ayam goreng krispy.

2. ORIENTASI : Mereka pun memesan ayam krispy, tahu, tempe, timun, dan es teh.
Kemudian dibagian dinding warung mereka menemukan tulisan buanglah sampah pada
tempatnya, dan jangan buang sampah sembarangan.

3. KRISIS : Selang beberapa saat pesanan telah tiba dan mereka memakan makanannya.
Sambil makan, mereka pun berbincang mengenai tulisan yang terdapat di dinding
tersebut. Mengapa pesannya tentang sampah, bukan kata mutiara. "Karena ini bukan
toko mutiara."

4. REAKSI : Kenapa bukan tentang motivasi, karena dengan motivasi pengunjung bisa
semangat menghabiskan ayam dan menghabiskan uang juga." "Kenapa bukan
kesehatan?" "Ya kalau kesehatan tentu saja kamu enggak akan membeli makanan di sini
karena mayoritas makanan di sini memicu naiknya kolesterol."

5. KODA : Akhirnya pertanyaan beruntun tersebut membuat mereka berdua lelah.


Sembari makan, Joni terheran-heran mengapa Aldi menghabiskan ayam sampai
tulangnya. Dan ia pun bertanya kepada Aldi mengapa dia memakan tulang ayamnya. Aldi
pun menjawab, "itu kan buanglah sampah pada tempatnya. Jadi aku sudah
membuangnya ke tubuh aku dan nantinya akan jadi sampah juga di toilet."

KESIMPULAN : Buanglah sampah pada tempatnya.

Anda mungkin juga menyukai