Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN

Cerita pendek (cerpen) merupakan sebuah bentuk karya sastra berupa prosa naratif yang
bersifat fiktif. Isinya tidak lebih dari 10.000 kata. Cerita pendek atau sering disingkat sebagai
cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada
tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian
modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-
teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan
fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.
Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan
cepat tiba pada tujuannya, dengan parallel pada tradisi penceritaan lisan

1.      Tema
Tema  yaitu pokok gagasan menjadi dasar pengembangan cerita pendek. Tema suatu cerita
mensegala persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang,
kecemburuan dan sebagainya. Adapun tema dalam cerpen yang berjudul Bersiap kecewa
bersedih tanpa kata-kata karya putu wijaya yaitu Kasmaran

2.      Plot atau alur


Plot  yaitu rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan seksama sehingga
menggerakkan jalan cerita melalui perkenalan klimaks dan penyelesaian. Adapun plot atau alur
pada cerpen tersebut yaitu Alur maju

3.      Penokohan dan perwatakan


Penokohan yaitu cerita pengarang menggambarkan dan mengembangkan watak para pelaku
yang terdapat di dalam karyanya. Adapun penokohan pada cerpen tersebut yaitu :
a) Aku :
Baik, ramah dan sopan :
"Aku tersenyum untuk meyakinkan dia bahwa aku tak marah. Percakapan kami tadi terlalu
indah. Bunga itu hanya bonusnya. Aku sudah mendapat hadiah ulang tahun yang lain dari
yang lain." ""Tidak perlu dibeli. Ini hadiah dariku untuk Bapak. Dan aku mau ngantar Bapak
pulang. Tunjukkan saja jalannya. Itu mobilku."Dia menunjuk ke sebuah Ferrari merah yang
seperti nyengir di depan toko."Aku pemilik toko ini."
Egois :
"Ya, ini yang aku cari.''"Mau diantar atau dibawa sendiri?""Bawa sendiri saja. Tapi berapa
duit?""Berapa duit.""Maaf sebenarnya ini tak dijual. Tapi kalau Bapak mau nanti saya
bikinkan lagi.""Tidak, aku mau ini.""Bagaimana kalau itu?""Tidak. Ini!""Tapi itu tak
dijual.""Karena dibuat bukan untuk dijual""Sudah, katakan saja berapa duit? Satu
juta?""Dua.""Dua apa?""Dua juta.
b) Si pemilik tokoh bunga
baik :"Ini uang Bapak," katanya memasukkan uang ke kantung bajuku sambil meraih bunga
dari tanganku, "Bapak simpan saja.""Kenapa? Kan sudah aku beli?"Aku raih bunga itu lagi,
tapi dia mengelak."Tidak perlu dibeli. Ini hadiah dariku untuk Bapak. Dan aku mau ngantar
Bapak pulang. Tunjukkan saja jalannya. Itu mobilku."Dia menunjuk ke sebuah Ferrari merah
yang seperti nyengir di depan toko.

4.      Seting atau latar


Latar yaitu tempat dan waktu terjadinya cerita. Latar ini berguna untuk memperkuat tema,
menuntun watak tokoh, dan membangun suasana cerita. Latar terdiri atas latar tempat, waktu dan
sosial. Adapun latar pada cerpen tersebut yaitu :

a. Tempat :
Toko bunga : Aku menunggu setengah jam sampai toko bunga itu buka. Tapi satu jam
kemudian aku belum berhasil memilih.

b. Suasana
 Bahagia : Aku tersenyum untuk meyakinkan dia bahwa aku tak marah. Percakapan
kami tadi terlalu indah. Bunga itu hanya bonusnya. Aku sudah mendapat hadiah
ulang tahun yang lain dari yang lain.
 Kesal : "Bapak yang ulang tahun?""Ya.""Kenapa?""Mestinya mereka yang yang
mengirimkan bunga untuk Bapak."Mereka siapa?"Ya, keluarga Bapak, Teman-teman
Bapak, Anak Bapak, istri Bapak, atau pacar Bapak" "Mereka terlalu
sibuk."Mengucapkan selamat tidak pernah mengganggu kesibukan."
 Penasaran : "Ya, ini yang aku cari.''"Mau diantar atau dibawa sendiri?""Bawa sendiri
saja. Tapi berapa duit?""Berapa duit.""Maaf sebenarnya ini tak dijual. Tapi kalau
Bapak mau nanti saya bikinkan lagi.""Tidak, aku mau ini.""Bagaimana kalau
itu?""Tidak. Ini!""Tapi itu tak dijual.""Karena dibuat bukan untuk dijual""Sudah,
katakan saja berapa duit? Satu juta?""Dua.""Dua apa?""Dua juta." Aku melongo.
Mana mungkin ada bunga berharga dua juta. Dan bunga itu jadi semakin indah. Aku
mulai penasaran.

c. Waktu : pagi hari

5.      Sudut pandang
Sudut pandang yaitu posisi pengarang dalam membawakan cerita.
Ada beberapa macam sudut pandang ata bercerita.
1) Sudut pandang orang pertama
Pengarang memakai istilah “aku” untuk menghidupkan tokoh, seolah-olah dia menceritakan
pengalamannya sendiri. Adapun dalam cerpen tersebut yaitu :
"Aku menunggu setengah jam sampai toko bunga itu buka ". "Mana mungkin ada bunga berharga
dua juta. Dan bunga itu jadi semakin indah. Aku mulai penasaran". "Aku sama sekali tak menoleh.
Aku keluarkan dompetku"

2) Sudut pandang orang ketiga


Pengarang memilih salah seorang tokohnya untuk menceritakan orang lain. Tokoh yang diceritakan
itu disebut “dia”. Adapun dalam cerpen tersebut yaitu :
"Dia menunjuk ke sebuah rangkain bunga tulip dan mawar berwarna pastel".

6.      Amanat
Amanat  yaitu pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui karyanya kepada pembaca
atau pendengar. Pesan bisa berupa harapan, nasehat, kritik dan sebagainya. Adapun amanat yang
dapat diambil pada cerpen ini yaitu :
Meskipun berada di lingkungan yang serba indah dan nyaman, hanya ada satu yang
membuatnya merasa bahagia, nyaman dan semangat menjalani hidup.

Adapun analisis cerpen bersiap kecewa bersedih tanpa kata-kata karya Putu Wijaya dengan pendekatan
psikologi
Cerpen “Bersiap Kecewa Bersedih Tanpa Kata-kata” Karya Putu WIjaya saya kaji dengan
pendekatan psikologis. Pendekatan psikologis yang saya pakai adalah determinisme psikologi Sigmund
Freud (1856—1939). Menurutnya, semua gejala yang bersifat mental bersifat tak sadar yang tertutup
oleh alam kesadaran (Schellenberg, 1997: 18). Dengan adanya ketidakseimbangan, maka ketaksadaran
menimbulkan dorongan-dorongan yang pada gilirannya memerlukan kenikmatan.
Teori kepribadian menurut Freud pada umumnya dibagi menjadi tiga, yaitu: a) Id atau Es, b) Ego
atau Ich, dan c) Super Ego atau Uber Ich. Id adalah dorongan-dorongan primitif yang harus dipuaskan. Id
dengan demikian merupakan kenyataan subjektif primer, dunia batin sebelum individu memiliki
pengalaman tentang dunia luar. Ego bertugas untuk mengontrol Id, sedangkan Super Ego berisi kata
hati. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka pendekatan psikologis dalam cerpen “Bersiap Kecewa
Bersedih Tanpa Kata-kata”, dapat dijelaskan sebagai berikut.
Id dalam cerpen “Bersiap Kecewa Bersedih Tanpa Kata-kata” adalah keinginan tokoh bapak
untuk memiliki rangkaian bunga tulip dan mawar berwarna pastel yang dirangkai oleh tokoh
perempuan. Keinginan tersebut lahir dari diri tokoh bapak melalui dorongan-dorongan yang harus
dipuaskan, dengan memiliki bunga tersebut. Hal tersebut terdapat pada kutipan berikut: “Mendadak
bunga yang semula tak aku lihat sebelah mata itu berubah. Tolol kalau aku tidak menyambarnya.
Langsung aku mengangguk” (Wijaya, 2011: 1). Kutipan lain yang memperjelas adalah sebagai berikut:

“Maaf sebenarnya ini tak dijual. Tapi kalau Bapak mau nanti saya bikinkan lagi.”
“Tidak, aku mau ini.”
“Bagaimana kalau itu?”
Ia menunjuk ke bunga lain.
“Tidak. Ini”
Pada kutipan tersebut terlihat jelas bahwa tokoh bapak sangat menginginkan bunga itu meski
tokoh perempuan sudah mengatakan bahwa bunga tersebut tidak dijual.
Ego dalam cerpen “Bersiap Kecewa Bersedih Tanpa Kata-kata” adalah ketika tokoh bapak mau
membayar berapa pun untuk bisa memiliki bunga tersebut. Perilaku tokoh bapak merupakan wujud dari
Ego yang mengontrol Id. Hal tersebut terdapat pada kutipan berikut: “Sudah, katakan saja berapa duit?
Satu juta?” kataku bercanda
Pada kutipan tersebut terlihat bahwa keinginan tokoh bapak begitu besar, bahkan dia rela
membayar mahal untuk bunga itu.
Super Ego dalam cerpen “Bersiap Kecewa Bersedih Tanpa Kata-kata” adalah ketika tokoh bapak
memberikan semua uang yang ada di dompetnya untuk membayar bunga tersebut meskipun dia harus
rela jalan kaki untuk pulang. Hal yang dilakukan tokoh bapak tersebut merupakan kata hatinya yang
menginginkan bunga itu karena merasakan kelembutan tapi juga ketegasan dan kegairahan dalam karya
tokoh perempuan itu. Kutipan yang menggambarkan hal tersebut adalah sebagai berikut:
Aku sama sekali tak menoleh. Aku keluarkan dompetku, lalu memeriksa isinya. Kukeluarkan
semua. Hanya 900 ribu. Jauh dari harga. Tapi aku taruh di atas meja berikut uang receh logam.
Dia tercengang.
“Bapak mau beli?”
“Ya. Tapi aku hanya punya 900 ribu. Itu juga berarti aku harus jalan kaki pulang. Aku tidak mengerti
bunga. Tapi aku menghargai perasaanmu yang merangkainya. Aku merasakan kelembutannya, tapi juga
ketegasan dan kegairahan dalam karyamu itu. Aku mau beli bunga kamu yang tak dijual ini”
Pada kutipan tersebut terlihat ketetapan hati tokoh bapak untuk memiliki bunga tersebut. Dia
rela jalan kaki asal dapat membeli bunga tersebut. Dia juga mengatakan isi hatinya, mangapa dia
menginginkan bunga tersebut.

Anda mungkin juga menyukai