Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PENGANTAR OCEANOGRAFI

SISTEM BIOLOGI OCEANOGRAFI, SISTEM PELAGIK DAN SISTEM


BENTIK

Dosen Pengampu :

Soelistyowati, S.Pi., M.Si.

OLEH :

EGGA YOLANDA
E1E018004
PSP A

PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
Pertanyaan :

Apa yang kamu ketahui tentang system biologi oseanografi, system pelagis dan
system bentik ?

Jawaban :

SISTEM BIOLOGI OSEANOGRAFI

Oseanografi (gabungan kata Yunani ὠκεανός yang berarti "samudra" dan


γράφω yang berarti "menulis"), juga disebut oseanologi atau ilmu kelautan,
adalah cabang ilmu Bumi yang mempelajari samudra atau lautan. Ilmu ini
mencakup berbagai topik seperti organisme laut dan dinamika ekosistem; arus
samudra, gelombang, dan dinamika cairan geofisika; tektonik lempeng dan geologi
dasar laut, kondisi batimetri, dan arus berbagai zat kimia dan fisika di dalam lautan
dan perbatasannya.

Topik-topik yang beragam ini menggambarkan berbagai macam disiplin


ilmu yang digabungkan para oseanograf untuk memperdalam pengetahuan akan
lautan dunia dan memahami proses di dalamnya, yaitu astronomi, biologi, kimia,
klimatologi, geografi, geologi, hidrologi, meteorology dan fisika. Paleoseanografi
mempelajari sejarah lautan dalam artian sejarah geologinya.

Ilmu yang mempelajari lautan terhubung dengan pemahaman terhadap


perubahan iklim global, potensi pemanasan global dan masalah biosfer terkait.
Atmosfer dan lautan terhubung karena adanya penguapan dan curah
hujan serta fluks termal (dan insolasi matahari). Tekanan angin adalah penggerak
utama arus samudra, sementara samudra adalah penyerap karbon dioksida di
atmosfer. Semua faktor ini khusus berhubungan dengan
pengaturan biogeokimia laut.
Beberapa sumber lain berpendapat bahwa ada perbedaan mendasar yang
membedakan antara oseanografi dan oseanologi. Oseanologi terdiri dari dua kata
(dalam bahasa Yunani) yaitu oceanos (laut) dan logos (ilmu) yang secara
sederhana dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang laut. Dalam arti
yang lebih lengkap, oseanologi adalah studi ilmiah mengenai laut dengan cara
menerapkan ilmu-ilmu pengetahuan tradisional seperti fisika, kimia, matematika,
dan lain-lain ke dalam segala aspek mengenai laut.

Oseanografi adalah bagian dari ilmu kebumian atau earth sciences yang
mempelajari laut,samudra beserta isi dan apa yang berada di dalamnya hingga
ke kerak samuderanya. Secara umum, oseanografi dapat dikelompokkan ke dalam
4 (empat) bidang ilmu utama yaitu: geologi oseanografi yang mempelajari lantai
samudera atau litosfer di bawah laut; fisika oseanografi yang mempelajari masalah-
masalah fisis laut seperti arus, gelombang, pasang surut dan temperatur air
laut; kimia oseanografi yang mempelajari masalah-masalah kimiawi di laut, dan
yang terakhir biologi oseanografi yang mempelajari masalah-masalah yang
berkaitan dengan flora dan fauna atau biota di laut.

Studi menyeluruh (komprehensif) mengenai laut dimulai pertama kali


dengan dilakukannya ekspedisi Challenger (1872-1876) yang dipimpin oleh
naturalis bernama C.W. Thomson (yang berkebangsaan Skotlandia) dan John
Murray (yang berkebangsaan Kanada). Istilah Oseanografi sendiri digunakan oleh
mereka di dalam laporan yang diedit oleh Murray.

Selanjutnya Murray menjadi pemimpin dalam studi berikutnya mengenai


sedimen laut. Keberhasilan dari ekpedisi Challenger dan pentingnya ilmu
pengetahuan tentang laut dalam perkapalan/ perhubungan laut, perikanan, kabel
laut dan studi mengenai iklim akhirnya membawa banyak negara untuk melakukan
ekspedisi-ekspedisi berikutnya. Organisasi oseanografi internasional yang pertama
kali didirikan asalah The International Council For The Exploration Of The Sea (
1901 ).

Oceanografi biologi adalah studi tentang bagaimana organisme


mempengaruhi dan dipengaruhi oleh fisika , kimia , dan geologi sistem oseanografi
. Oseanografi biologis juga dapat disebut sebagai ekologi laut, di mana akar kata
ekologi adalah oikos (oικoσ), yang berarti 'rumah' atau 'habitat' dalam bahasa
Yunani. Dengan pemikiran tersebut, maka tidak mengherankan jika fokus utama
dari oseanografi biologis adalah pada mikroorganisme di dalam laut; melihat
bagaimana mereka dipengaruhi oleh lingkungannya dan bagaimana hal itu
memengaruhi makhluk laut yang lebih besar dan ekosistemnya.

Oseanografi biologi mirip dengan biologi kelautan , tetapi berbeda karena


perspektif yang digunakan untuk mempelajari laut. Oseanografi biologi
menggunakan pendekatan bottom-up (dalam hal jaring makanan ), sedangkan
biologi kelautan mempelajari laut dari perspektif top down.

Oseanografi biologi terutama berfokus pada ekosistem laut dengan


penekanan pada plankton: keanekaragamannya (morfologi, sumber nutrisi,
motilitas, dan metabolisme); produktivitas mereka dan bagaimana hal itu berperan
dalam siklus karbon global; dan distribusinya (predasi dan siklus hidup). Beberapa
pertanyaan utama yang ingin dijawab oleh ahli kelautan biologi mungkin termasuk:
jenis organisme apa yang mendiami berbagai sektor dan kedalaman laut dan
mengapa? Banyak penelitian oseanografi biologi mempelajari produksi bahan
organik oleh kehidupan laut dan meneliti faktor-faktor apa yang mempengaruhi
pertumbuhannya, dan sebagai hasilnya, tingkat produksi bahan organik .

Beberapa ahli kelautan biologi melihat hubungan antara organisme itu


sendiri, mulai dari mikroba hingga paus, dan beberapa melihat hubungan antara
organisme tertentu dan karakteristik kimia atau fisik laut. Ahli kelautan biologi juga
berusaha menjawab pertanyaan dengan dampak yang lebih langsung dan langsung
pada manusia - seperti menanyakan apa yang dapat kita harapkan untuk dipanen
dari laut, dan menjawab bagaimana cuaca, musim, atau bencana alam baru-baru ini
dapat mempengaruhi panen perikanan. Beberapa pertanyaan utama saat ini dan
untuk masa depan adalah melihat bagaimana perubahan iklim akan mempengaruhi
biota laut. Biologi oceanografi dibagi menjadi sistem pelagik dan Sistem benthic.
SISTEM PELAGIS/ PELAGIK

Air apapun di laut yang tidak terlalu dekat dengan dasar laut dinamai zona
pelagik. Kata pelagik berasal dari bahasa Yunani pélagos, yang berarti laut lepas.
Dapat digambarkan sebagai silinder imajiner atau kolom air dari permukaan laut
hampir ke dasar laut, seperti diagram di sebelah kiri. Kondisi berubah setelah kita
menyelam ke bawah kolom air; tekanan meningkat dan sedikit cahaya. Tergantung
kedalaman, ilmuwan terus membagi kolom air, seperti atmosfir bumi yang dibagi
menjadi berlapis-lapis.

Sistem pelagik terdiri dari hewan dan tumbuh-tumbuhan yang hidupnya


berenang dan melayang-layang dilautan terbuka. Sistem pelagik dibagi menjadi dua
grup utama yaitu :

 Plankton, yang terdiri dari organisme-organisme yang berukuran kecil


(mikroskopik) yang jumlahnya sangat banyak dan mereka ini tidak cukup
kuat untuk menahan gerakan air yang begitu besar. Gerakan plankton
mengikuti gerakan air laut sehingga mereka terombang-ambing. Planton ini
terdiri dari golongan binatang (zooplankton) dan golongan tumbuh-
tumbuhan (fitoplankton).
 Nekton, terdiri dari hewan-hewan yang berukuran lebih besar yang
mempunyai kemampuan untuk bergerak sendiri yang membuat gerakan
mereka tidak tergantung kepada kekuatan arus laut. Ikan adalah golongan
yang paling banyak dijumpai digrup ini, termasuk cumi-cumi, ular laut,
dugong, dan ikan paus. Di dalam grup ini tidak terdapat tumbuhan.

Sistem Pelagis berada pada neritic zone dan ocean zone.

a) Neritic zone
Ruang kehidupan pada air laut lapisan atas, sehingga sinar matahari
yang sangat dibutuhkan untuk proses fotosintesis bagi tumbuh-tumbuhan
masih berpengaruh. Begitu juga pada lapiran air bagian atas terutama
disekitar pantai bisa terjadi upwelling yang membawa nutrient seperti nitrat
dan phospor maka dapat menyuburkan tumbuhan diatomea yang merupakan
makanan utama organisma laut lainnya. Oleh karena itu pada zone neritic
lebih subur dari pada zone ocean.

b) Ocean zone
Ruang kehidupan pada air laut yang beada dilapisan bawah dari zone
neritic, pengaruh sinar matahari sudah semakin kecil, bahkan makin ke
lapisan dalam tidak lagi berpengaruh. Pada zone ini kehidupan organisma
laut semakin sedikit, bahkan tumbuh-tumbuhan sudah tidak lagi dijumpai.
Organisma yang ada adalah binatang walaupun jenis maupun jumlahnya
juga terbatas. Hal ini disebabkan karena bahan makanan yang berupa
partikel-partikel dan sisa-sisa hancuran daratan lebih sedikit, bahan
makanan terbatas pada sisa-sisa organisma yang mati atau kotoran binatang
yang hidup pada lapisan atasnya. Organisma terbatas pada organisma
carnivora.

SISTEM BENTIK

Sistem benthic adalah ruang kehidupan yang ada pada dasar laut, baik yang
melekat, merayap maupun yang terdapat di dalamnya, terdiri dari :

1) Sistem Lithoral terdiri dari dua bagian yaitu Eulithoral (daerah pasang naik
– pasang surut) dan Sublithoral (neritik) disebut juga continental shelf
dengan kedalaman sampai dengan 200 meter.
2) Sistem laut dalam yang terdiri dari Archibenthic (continental Slope)
kedalaman antara 200 – 1.000 meter dan Abysal benthic Zone laut dalam
dengan kedalaman > 1.000 meter.

Organisme laut baik binatang maupun tumbuh-tumbuhan yang hidup pada


ruang kehidupan dasar laut mulai dari daerah-daerah yang masih dipengaruhi oleh
air pasang (daerah lithoral), continental shelf (sub lithoral) sampai dengan yang
tinggal di laut yang sangat dalam (daerah bathyal dan abyssal). Penyebaran
tumbuhtumbuhan hijau dibatasi pada daerah lithoral dan sublithoral yang masih
terdapat pengaruh sinar matahari yang cukup untuk dapat berlangsungnya proses
fotosintesis.

Tiga macam grup tumbuh-tumbuhan yang terdapat di daerah ini (Benthic


plants) :

1. Tumbuhan air yang bersel tunggal yang umumnya hidup di atas permukaan
pasir dan Lumpur.
2. Tumbuhan air yang menempel pada pantai yang berbatu seperti sea weed.
Semua tumbuh-tumbuhan yang mengandung klorofil sehingga dapat
berlangsung proses fotosintesis.
3. Beberapa macam tumbuhan yang berbunga (anglosperm) seperti rumput
laut zostera dan beberapa jenis tumbuhan yang hidup di rawa-rawa hutan
mangrove.

Sedangkan jenis binatang pada system benthic adalah bermacam jenis


invertebrate dengan ukuran sebesar protozoa sampai crustacea dan moluska dengan
ukurannya diklasifikasikan sebagai berikut (Benthic animals) :

1. Microfauna, binatang dengan ukuran < 0,1 mm misalnya protozoa.


2. Meiofauna, binatang dengan ukuran 0,1–1,0 mm misalnya protozoa yang
berukuran besar, cnidaria, cacing-cacing yang berukuran kecil dan crustacea
yang sangat kecil.
3. Macrofauna, binatang yang berukuran > 1,0 mm termasuk echinodermata,
crustacea, annelida, moluska, dan anggota beberapa phylum lainnya.

Hewan bentos yang relatif mudah diidentifikasi dan peka terhadap


perubahan lingkungan perairan adalah jenis yang tergolong ke dalam kelompok
makroinvertebrata air.Makroinvertebrata air dikenal juga dengan istilah
makrozoobentos.Hewan ini memegang peranan penting dalam perairan seperti
dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material organik yang memasuki
perairan. Hewan bentos, terutama yang bersifat herbivor dan detrivor dapat
menghancurkan makrofit akuatik yang hidup maupun yang mati dan serasah yang
masuk ke dalam perairan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, sehingga
mempermudah mikroba untuk menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen
perairan (Lakitan, 1987).

Pengklasifikasian lain berdasarkan tempat hidupnya :

 Epifauna, semua hewan yang hidup melekat atau bergerak bebas di


permukaan dasar lautan dan sekitar 85% zoobentik terbagi dalam kelompok
ini, contoh coral, teritip (barnacle), beberapa remis, bintang laut dan sponge.
 Infauna, hewan-hewan yang hidupnya dengan cara menggali lubang atau
membentuk lingkaran pada dasar lautan. Spesies infauna biasanya dominan
pada substrat lunak dan paling melimpah pada zona subtidal (Odum, 1994).
Conto kerang, remis, cacing (Polychaeta), tiram (cookle) dan kepiting
(crab). Hewan-hewan tersebut menghabiskan sebagian waktunya dengan
menggali di pantai pesisir.(Nyabakken, 1992)

Makroinvertebrata air (makrozoobenthos) memegang peranan penting dalam


ekosistem perairan dan menduduki beberapa tingkatan trofik pada rantai makanan.
Kedudukan makroinvertebrata air di dalam tingkatan trofik digolongkan ke dalam
kelompok :

1. Grazers dan Serapers, adalah herbivor pemakan tumbuhan air dan


periphyton. Taksa yang termasuk ke dalam golongan ini adalah
Ecdyonurussp. (Ephemeroptera), Gastropoda, Elmis sp. dan Latelmis sp.
(Coleoptera).
2. Shredders adalah detritivor pemakan partikel organik kasar. Takson yang
tergolong ke dalam golongan ini adalah Tipula sp. (Diptera), Neumora sp.
(Plecoptera)
3. Collector adalah detritivor pemakan organik halus. Berdasarkan cara
pengambilan makanannya collector dapat dibagi dua yaitu filter feederdan
deposit feeder. Golongan filter feeder adalah collector yang mengambil
makanan dengan cara menyaring materi yang terlarut di dalam air.
Karakteristik collector dari golongan ini adalah mempunyai fila di daerah
mulut atau kaki sebagai alat pengumpul makanan. Taksa yang termasuk
golongan filter feeder adalah Simulidae (Diptera), Rheotanytarsus sp.,
Hydropsyche sp. Golongan deposit feeder adalahcollector yang mengambil
makanan yang ada di permukaan dasar perairan. Taksa yang termasuk
golongan ini adalah Chiromonidae, Orthoeladine, Diamesiae.
4. Predator adalah carnivor pemakan hewan lain. Taksa yang termasuk
golongan ini adalah Tanypodidae (Diptera), Perla sp.,(Plecoptera) dan
Hirudinae.(Nyabakken, 1992).

Sebagai organisme dasar perairan, bentos memiliki habitat yang relatif


tetap.Dengan sifat yang demikian, perubahan-perubahan kualitas air dan substrat
tempat hidupnya sangat mempengaruhi komposisi maupun
kemelimpahannya.Komposisi maupun kemelimpahan makroinvertebrata
tergantung kepada kepekaan/ toleransinya terhadap perubahan lingkungan. Setiap
komunitas memberikan respon terhadap perubahan kualitas habitat dengan cara
penyesuaian diri pada struktur komunitas. Dalam lingkungan yang relatif stabil,
komposisi dan kemelimpahan makroinvertebrata air relatif tetap ( Odum, 1993 ).

Spesies makrozobentos berdasarkan kepekaannya terhadap pencemaran karena


bahan organik ke dalam kelompok :

1. Intoleran, yaitu organisme yang dapat tumbuh dan berkembang dalam


kisaran kondisi lingkungan yang sempit dan jarang dijumpai di perairan
yang kaya organik. Organisme ini tidak dapat beradaptasi bila kondisi
perairan mengalami penurunan kualitas.
2. Fakultatif, yaitu organisme yang dapat bertahan hidup pada kisaran kondisi
lingkungan yang lebih besar bila dibandingkan dengan organisme intoleran.
Walaupun organisme ini dapat bertahan hidup diperairan yang banyak
bahan organik namun tidak dapat mentolerir tekanan lingkungan.
3. Toleran, yaitu organisme yang dapat tumbuh dan berkembang dalam
kisaran kondisi lingkungan yang luas, yaitu organisme yang sering dijumpai
diperairan yang berkualitas jelek. Pada umumnya organisme tersebut tidak
peka terhadap berbagai tekanan lingkungan dan kelimpahannya dapat
bertambah diperairan yang tercemar oleh bahan organik. (Odum, 1994).

Kestabilan ekosistem perairan merupakan kemampuan ekosistem yang


mempertahankan keseimbangannya dalam menghadapi perubahan atau guncangan
yang disebabkan oleh pengaruh dari luar. Suatu ekosistem perairan dengan tingkat
keseimbangan yang bersifat fluktuatif akan memberikan dampak yang cukup nyata
bagi kehidupan yang berada di dalamnya, sehingga dengan sendirinya akan menjadi
suatu tempat yang tidak kondusif bagi organisme yang hidup di dalam ekosistem
perairan tersebut. Bentos merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus
hidupnya berada di dasar perairan, baik yang sesil, merayap maupun menggali
lubang. Hewan ini memegang beberapa peran penting dalam perairan seperti dalam
proses dekomposisi dan mineralisasi material organik yang memasuki perairan
serta menduduki beberapa tingkatan trofik. Hewan bentos terutama yang bersifat
herbivor dan detritivor, dapat menghancurkan makrofit akuatik yang hidup maupun
yang mati dan masuk ke dalam perairan menjadi potongan-potongan yang lebih
kecil, sehingga mempermudah mikroba untuk menguraikannya menjadi nutrien
bagi produsen perairan (Setiadi, 1989).

Zoobentos merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya


berada di dasar perairan, baik yang sesil, merayap maupun amupun menggali
lubang. Hewan ini memegang beberapa peranan penting dalam perairan seperti
dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material organik yang memasuki
perairan, serta menduduki beberapa tingkatan trofik dalam rantai makanan.
Zoobentos membantu mempercepat proses dekomposisi materi organik (Odum,
1993). Zona litoral memperlihatkan keanekaragaman yang besar dalam kondisi
dasar air.Secara beragam, wilayah dibagi lagi berdasarkan berdasarkan hubungan
air atau zone pertumbuhan.Biasanya daerah pinggiran atau tepi air sampai batas
akar tumbuhan dianggap sebagai zona litoral.Daerah yang memanjang dari batas
terendah akar tumbuhan sampai batas penyusupan sinar matahari dikenal sebagai
zone sublitoral.Dengan demikian terdapat perbedaan yang besar mengenai
pendapat dalam pengkelasan zona besar. Setiap zona dalam wilayah litoral
memerlukan cara penelitian yang khas dengan menggunakan peralatan yang cocok.
Berbagai pengambilan sampel telah dirancang atau dibuat tergantung pada sumber
(Lakitan, 1987).

Keberadaan bentos pada suatu perairan, sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor
lingkungan, baik biotok maupun abiotik.Faktor biotik yang berpengaruh
diantaranya adalah produsen, yang merupakan salah satu sumber makanan bagi
hewan bentos. Adapun faktor abiotik adalah fisika-kimia air yang diantaranya
(Setiadi, 1989):

1. Suhu
2. Arus
3. Oksigen terlarut (DO)
4. Kebutuhan oksigen biologi (BOD)
5. Kimia (COD)
6. Kandungan nitrogen (N)
7. Kedalaman air
8. Substrat dasar

Anda mungkin juga menyukai