Anda di halaman 1dari 14

TEATER

TUGAS ANALISIS CERPEN SERIBU KUNANG-KUNANG DI MANHATTAN

OLEH : DIKI KURNIAWAN NIM : 1133214

SEKOLAH TINGGI SENI INDONESIA (STSI) BANDUNG 2011

KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang mana telah memberikan kesempata kepada penulis untuk menuntaskan salah satu tuga mata kuliah Dramaturgi. Shalawat beserta salam kita curah limpahkan pula kepada junjungan kita nabi besar nabi Muhammad saw. Kepada para keluarganya, sahabat-sahabatnya dan tidak lupa pula kepada kita selaku umatnya yang senantiasa berada dalam lindungannya. Dengan adanya makalah ini mudah mudahan dapat bermanfaat bagi setiap orang yang mau membaca dan mempelajari ilmu pengetahuan. Selain itu pula makalah ini bias menjadi bahan pembelajaran bagi setiap palangan pelajar, mahasiswa dan untuk umum.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR Bab I. Pendahuluan A. Synopsis B. Tentang pengarang.. Bab II. Analisa A. Penokohan B. Pemeristiwaan. C. Konflik D. Pengaturan / setting E. Pentemaan DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

A. Sinopsis

Seribu kunang-kunang di manhattan, mtupakan sebuah cerpen yang bagus. Cerpen ini mengisahkan tentang dua orang tokoh jane dan marno yang memiliki latar belakang yang berbeda dan di hadapkan pada sebuah percakapan yang sangat menarik. Jane merupakan orang yang berkebudayan barat dan marno yang memiliki budaya asli timur. Mereka berdua memiliki kesibukan masing-masing dalam kehidupannya yang kemudian hari mereka berdua di pertemuakan antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam cerita ini jane senang sekali dengan yang namanya minuman keras sehingga dia nengetahui tentang cara pencampuran atau meracik minuman tersebut. Dan di ceritakan dalam cerita ini sosok marno tak pandai meracik minuman dan tokoh marno ini pula sangan pendiam. Dan dalam cerita ini ada sosok tokoh yang selalu di ceriyan oleh jane kepada marno, akan tetapi sosok ini tidak di munculkan dalam dialog. Dan banyak di buat penasaran siapakan orang yang bernama tommy tersebut. Jane selalu bercerita tentang tommy kepada marno sehingga dia mulai bosan dengan ceritanya itu. Sebenarnya apakah yang ada dalam benak jane yang sering kali berkata yang tidak karuan terhadap lawan bicaranya.

B. Tentang pengarang Umar Kayam (dalam konteks percakapan antar teman biasa disapa UK), lulus sarjana muda di Fakultas Pedagogik Universitas Gadjah Mada (1955), meraih M.A. dari Universitas New York, Amerika Serikat (1963), dan meraih Ph.D. dari Universitas Cornell, Amerika Serikat (1965). Ia pernah menjabat Direktur Jenderal Radio, Televisi, dan Film Departemen Penerangan RI (1966-1969), Ketua Dewan Kesenian Jakarta (1969-1972), Diektur Pusat Latihan Ilmu-ilmu Sosial Universitas Hasanudin, Ujungpandang (1975-1976), anggota MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara), dosen Universitas Indonesia, dosen Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta, senior fellow pada East-West Centre, Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat (1973), Ketua Dewan Film Nasional (1978-1979), Guru Besar Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada, anggota penyantun/penasihat majalah ''Horison'' (mengundurkan diri sejak 1 September 1993), bersama-sama dengan Ali Audah, Arif Budiman, Goenawan

Mohamad, Aristides Katopo, Direktur Pusat Penelitian Kebudayaan Universitas Gadjah Mada (1977-), Ketua Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (1981-) anggota Akademi Jakarta (1988-seumur hidup). Umar Kayam termasuk yang banyak melakukan terobosan dalam banyak bidang kehidupan yang melibatkan dirinya. Ketika menjadi mahasiswa di Universitas Gadjah Mada, ia dikenal sebagai salah seorang pelopor dalam terbentuknya kehidupan teater kampus. Ketika menjadi Dirjen Radio dan Televisi, ia dikenal sebagai tokoh yang membuat kehidupan perfilman menjadi semarak. Sewaktu menjadi Ketua Dewan Kesenian Jakarta (1969-1972), dia

mempelopori pertemuan antara kesenian modern dengan kesenian tradisional. Pada saat menjadi dosen di almamaternya, ia

mengembangkan studi sosiologis mengenai sastra, memperkenalkan metode grounded dengan pendekatan kultural untuk penelitian sosial, memberikan inspirasi bagi munculnya karya-karya seni kreatif yang baru, baik di bidang sastra, seni rupa, maupun seni pertunjukan, mendirikan pasar seni di kampus, dan sebagainya. [ Ia juga pernah memerankan Presiden Soekarno, pada film Pengkhianatan G 30 S/PKI. Umar Kayam wafat pada 16 Maret 2002 setelah menderita patah tulang paha pangkal kiri. Umar Kayam meninggalkan seorang istri dan dua anak.

BAB II ANALISA

A. Penokohan 1. Tipe penokohan dalam cerpen seribu kunang kunang di manhattan yaitu Presentatif : dalam cerpen seribu kunang kunang di manhattan memiliki gaya yang aneh seperti halnya dalam dialog bulan itu ungu dalam dialog itu jane berkata terhadap marno. Re Presentatif : cerita seribu kunang kunang ini mengandung unsur realis atau naturalisme karena percakapan atau dialog yang tokoh tersebut berada di sebuah tempat yang mungkin biasa di gambarkan sebuah hal yang nyata. 2. Dimensi dimensi penokohan yang terdapat pada cerpen seribu kunang kunang di manhattan Social : dimensi soasial yang ada dalam cerpen seribu kunang kunang di manhattan sangat terlihat jelas pada prilaku jane yang sedikit tertutup dengan kesibukannya.dan memiliki

temperamental yang tinggi seperti halnya yang di kemukankan oleh Ritcher JR (1987 : 139) berpendapat bahwa sosialisasi adalah proses seseorang dan memperoleh sikap yang

pengetahuan,keterampilan

diperlakukannya agar dapatberfungsi sebagai orang dewasa dan sekaligus sebagaipemeran aktif dalam suatu kedudukan atau peranantertentu di masyarakat.S t e w a r t ( 1 9 8 5 : 9 3 )

Antropologikal : tentang antropologikal kedua tokoh dalam cerpen seribu kunang kunang di manhattan, marno dan jane memang memiliki kebudayaan yang bebeda seperti kebiasaan jane yang suka dengan minuman itu merupakan salah satu kebudayaan barat sedangkan kebudayaan marno memang berasal dari timur seperti halnya yang di ungkapakan jane terhadap marno dalam dialog . menurut Koentjaraningrat

Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.

Moral : di dalam cerpen seribu kunang kunang di manhattan. Para tokoh yang berperan dalam cerita ini memiliki moral (kelakuan) yang berbeda. Seperti halnya jane kelakuan dia selalu kasar dan seringkali ia merasa benar. Berbeda dengan marno yang relative sering mengalah dan pendiam. Di dalam dialog ini pula moral jane sudah tergambarkan dari gaya bahasa atau caranya berbicara seperti dalam dialog setan! Aku bawa kau ke dokter mata selain dalam dialog dia juga gemar dengan minuman keras. (Gunarsa, 1986) Moral pada

dasarnyamerupakan rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku yang harusdipatuhi. (Shaffer, 1979) Moral merupakan kaidah norma dan pranatayang mengatur prilaku individu dalam hubunganya denganmasyarakat.

3. Pendudukan tokoh dalam cerpen seribu kunang kunang di manhattan. a. Protagonist : dalam cerita cerpen seribu kunang kunang di manhattan tokoh protagonist yang ada dalam cerpen ini adalah jane, karena dia yang selalu menjadi sorotan utama dalam cerpen seribu kunang kunang di manhattan. b. Antagonis : peran antagonis dalam cerita ini adalah marno. Dimana peran marno seringkali menentang apa yang selalu di perbuat oleh peran protagonisnya yaitu jane. c. Utility : peran yang sering di kait kaitkan dalam cerita seribu kunang kunang di manhattan. Yang tokohnya itu tidak Nampak adalah peran tommy dimana dia seringkali di sebut sebut oleh jane ketika berdialog dengan marno. Dalam cerpen tersebut sudah jelas pada dialog tommy, sumiku, bekas suamiku, suamiku, kautahu 4. Penokohan secara individual/pertokohan Jane dalam cerita ini merupakan tokoh utama di samping marno. Pada awalnyaumar kayam mencoba mengutarakan siapa dan apa yang ada di pikiran jane pada saat itu. namun pada akhir cerita umar kaya memfokuskan tokoh kepada marno yang mulai menguasai cerita. Dengan metode analisa dramatic, jane adalah tipikal orang yang cerewet, keras kepala, dan banyak bicara. Dan juga gaya bicaranya yang sedikit menunjukan bahwa ia kaum bangsawan di negaranya. jet keprat jane mengutuk sambil berjalan terhuyung ke dapur. Dari kamar itu marno mendengar jane keras keras membuka kran air. Kemudian dilihatnya jane kembali, mukanya basah, di tangan nya segelas air es. Dapat di lihat bahwa struktur atau budaya kebaratan jane yang ditunjukan oleh umar kayam melalui tokoh jane tersebut.

B. Pemeristiwaan 1. Tipe pemeristiwaan pada cerpen seribu kunang kunang di manhattan mengandung dua unsure yang di antaranya : Presentatif : mengandung gaya aneh pada dialog kedua tokoh tersebut seperti dalam hal dialog jane yang mengatakan bahwa bulan itu ungu dan sebagainya. Re presentatif : dalam cerpen seribu kunang kunang di manhattan mengandung tipe pemeristiwaan yang realis. Seperti halnya banyak dialog yang mencirikan realis dalam sebuah

pemeristiwaan nya, seperti dalam dialog pembuatan minuman dan kemudian saat berada di sofa dan jen dela. 2. Struktur pemeristiwaan yang terdapat pada cerpen seribu kunang kunang di manhattan yaitu memiliki beberapa struktur

pemeristiwaan yang di antaranya : a. Emosi atau eksposisi: perkenalana terhadap masalah yang timbul dalam cerpen itu berawal pada saat jane mulai mengajak berbicara kepada marno tentang menyatakan bulan itu ungu marno jane yang mencoba meyakinkan terhadap marno bahwa bulan itu ungu. Akan tetapi marno menolak akan pernyataan yang di lontarkan oleh lawan bicaranya itu jane. Sehingga pada dialog pertama atau pembicaraan pertamapun emosi jane memang sudah tidak terkontrol saat marno membanyah penyataannya itu. b. Inciting action: peristiwa yang semakin merebaknya terjadi persoalan atau yang menimbulkan konflik yaitu ketika marno seringkali membantah setiap perkataan yang di ungkapkan atau di lontarkan oleh jane terhadap marno. Sehingga emosi jane naik turun dan terjadi konflik yang berkepanjangan. c. Komplikasi : bagian dimana konflik tersebut berlangsung yaitu ketika marno dan jane beradu kata atau pendapat di tempat dan

waktu yang sama, yaitu di dalam rumah uamg mungkin berada di lantai dua. Dan dalam perdebatan dialog tersebut sudah terlihat bagaimana latar belakang kehidupan social mereka. d. Klimaks : puncak ketegangan yang ada dalam cerita seribu kunang kunang di manhattan tersebut yaitu ketika jane ingin memberikan sebuah piyama kepada marno , dan marnopun mengambil pitama itu dan kemudian memujinya. Akan yeyapi marno sama sekali tidak memakainya sehingga jane merasa sedih dan merasa tidak di anggap. e. Resolusi : penyesalan jane terlihat ketika marno menolak memakai piyama yang di berikan oleh jane dan dia juga menolak untuk menginap di rumah jane. Karena marno sudah memiliki seorang anak di rumahnya sendiri. Sehingga marno tak mau meninggalkanya hanya untuk tidur bersama jane.

3. Struktur pemeristiwaan yang di tinjau dari susunan : a. Froshedowing : baying baying pada awal uraian cerita tentang yang akan terjadi kemudian yaitu, pada pertama jane dan marno dianggap sebagao sepasang kekasih yang sah. Akan tetapi praduga tersebut salah karena ada pihak ketiga yang tidak ada dalam dialog yang ada. Dan ada kemungkinan dia adalah suami sah jane yaitu tommy. Yang sering di ceritakan oleh jane kepada marno. Di akhir cerita ketika ia bangun tidur bantalnya basah dan tidak menutup kemungkinan semua dialog mereka hanyalah mimpi yang timbul dari jane itu sendiri. b. Suspense : ketegangan yang terjadi akibat plot tentang yang akan terjadi mulai terwujud. Yaitu terdapat pada awal

percakapan atau dialog antar tokoh yang menyatakan bulan itu ungu. c. Surprise : yang muncul di luar perkiraan yaitu ketika marno menolak piyama pemberian jane. Bahwa marno sudah memiliki seorang anak.

C. Konflik konflik yang timbul dalam cerpen seribu kunang kunang di manhattan ini adalah disebabkan oleh konflik antara mausia dengan manusia atau antara jane dengan marno . dimana di cerita ini marno seringkali membantah pernyataan yang selalu di lontarkan oleh jane.

D. Pengaturan atau Setting 1. Terkait tempat kejadian Dalam cerpen seribu kunang kunang di manhattan latar tempat di ceritakan adapula sebuah rumah, yang mungkin tepatnya di atas atau lantai dua. Dan rumah itu berada di kawasan kota manhattan, amerika kemudian pelan-pelan dicumnya dahi jane, seperti dahi itu terbuat dari porselin. Lalu mehilanglah marno di balik pintu, langkahnya terdengar sebentar dari dalam kamar turun tangga. Dari kutipan itu marno mulai meninggalkan jane di kamarnya melewati pintu dan kemudian turun tangga. Dapat di deskripsikan bahwa letak kamar jane ada di atas dan percakapan itu berlangsung di kamar jane. 2. Terkait masyarakat dan tempat kejadian (budatya prilaku) Dalam cerpen seribu kunang kunang di manhattan tempat kejadiannya yaitu di kota manhattan amerika serikat. Dimana sudah di gambarkan dalam cerita bahwa jane suka dengan minuman beralkohoh yang tentunya itu merupan budaya atau prilaku kebiasaan orang barat atau eropa.

3. Terkaiatwaktu/jaman kejadian Kejadian nya pada malam hari, percakapan ini ada saat bulan terlihat dari jendela bulan itu ungu, marno. Bulan mendeskripsikan kejadian waktu dalam cerita ini. Percakapan antara jane dan marno terjadi saat malam, dimana bulan dapat dilihat dari jendela kamar jane. Jane dan marno kemudian melihat keluar jendela dan pengaruh alcohol membuat janee menyatakan bahwa bulan itu ungu. E. Pentemaan Tema adalah pandangan hidup yang tentu atau perasaan tertentu yang membentuk atau membangun dasar gagasan-gagasan utama dari suatu karya sastra (tarugan, 1985:125). Dengan di dasari tidak adanya penceritaan yang jelas. Namun kali ini penulis dapat menangkap bahwa tema yang hendak di sampaikan oleh umar kayam yang paling banyak adalah tema sosiologis. Artinya umar kaya ingin menceritakan adanya persamaan dan perbedaan kebiasaan antara budaya barat dan budaya timur. Dalam artian tema multicultural.

DAFTAR ISI Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2198153-

pengertian-moral/#ixzz1kbdghSSc Aaminudin, 2004. Pengantar apresiasi sastra. Bandung : sinar baru algensindo Kayam, umar. 1972 seribu kunang kunang di manhattan, hlm 7 dan 8, Jakarta : pustaka jaya Lutfi, anas. 2006. ILMU DAN SENI, SEBENTUK ELEKTISME, (online). Tersedia : http://anasluthfi.bogspot.com/2006/03/umar-kayam-ilmu-

dan-seni-sebentuk.html, Nurgiyantoro, burhan. 2000. Teori pengkaji fiksi. Yoyakarta : gajah mada press.2011 Rojaki.2006. mengakrabkan siswa dengan karya sastra (cerpen), (online) tersedia :

http://rozakismada.wordpress.com/2010/02/19/aartikel-sastra/, Supriyadi, heru. 2006. Analisis tokoh dan penokohan dalam cerpen ave maria, (online) tersedia :

http://goesprih.blogspot.com/2009/08/analisis-tokoh-dan-penokohancerpen-ave.html, Wellek, rene & Austin weren. 1995. Teori kesusastraan. Jakarta : PT. Gramedia Pusaka Utama

Anda mungkin juga menyukai