Anda di halaman 1dari 6

MATERI TEKS DRAMA

Pengertian Drama
Drama adalah suatu teks yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia melalui tingkah laku
(akting) yang dipentaskan melalui dialog. Didalam sebuah drama terdapat unsur intrinsik, yakni unsur
yang membangun sebuah karya sastra terdapat di dalamnya.
Ciri utama drama sebagai berikut :
A. Berupa cerita.
B. Berbentuk dialog.
C. Bertujuan untuk dipentaskan.

Istilah-istilah yang merujuk pada pengertian drama tradisional masyarakat :


a. Sandiwara
Istilah sandiwara diciptakan oleh Mangkunegara VII, berasal dari kata bahasa Jawa sandhi yang
berarti ’rahasia’, dan warah yang berarti ’pengajaran’. Oleh Ki Hajar Dewantara, istilah sandiwara
sebagai pengajaran yang dilakukan dengan perlambang, secara tidak langsung.

b. Lakon
Istilah ini memiliki beberapa kemungkinan arti, yaitu (1) cerita yang dimainkan dalam drama,
wayang, atau film (2) karangan yang berupa cerita sandiwara, dan (3) perbuatan, kejadian,
peristiwa.

c. Tonil
Istilah tonil berasal dari bahasa Belanda toneel, yang artinya ’pertunjukan’. Istilah ini populer pada
masa penjajahan Belanda.

d. Sendratari
Sendratari kepanjangan dari seni drama dan tari. Sendratari berarti pertunjukan serangkaian tari-
tarian yang dilakukan oleh sekelompok orang penari dan mengisahkan suatu cerita dengan tanpa
menggunakan percakapan.

e. Tablo
Tablo merupakan drama yang menampilkan kisah dengan sikap dan posisi pemain, dibantu oleh
pencerita. Pemain-pemain tablo tidak berdialog.

Unsur-unsur Drama
Seperti karya sastra yang lain, drama memiliki dua jenis unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik.
a. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang membentuk sebuah karya sastra dari dalam karya itu sendiri.
Unsur intrinsik drama meliputi.
1. Tema
Tema merupakan dasar cerita atau pokok masalah cerita. Untuk dapat menemukan tema
drama, Anda harus membaca atau menonton drama secara keseluruhan. Contoh:
- Kisah persahabatan lima anak SMP
- Perjuangan Sarip Tambak Oso melawan penjajah.
2. Tokoh dan penokohan
Tokoh adalah lakon atau pelaku yang menjadi bagian dalam cerita. Penokohan adalah watak
yang dimiliki oleh tokoh. Contoh:
- Sarip: pemberani, baik, pintar
- Emak: bijaksana dan penuh perhatian

Berdasarkan perannya, tokoh dibagi menjadi dua, yaitu tokoh utamadan tokoh pembantu.
a. Tokoh utama adalah tokoh yang menjadi sentral cerita dalam pementasan.
b. Tokoh pembantu adalah tokoh yang dilibatkan atau dimunculkan untuk mendukung jalan
cerita dan memiliki kaitan dengan tokoh utama

Berdasarkan sifatnya, tokoh ada dua jenis, yaitu tokoh antagonis dan protagonis. Tokoh
antagonis adalah toko yang bersifat jahat. Tokoh protagonis adalah tokoh yang bersifat baik.

Ciri-ciri tokoh utama, yaitu (1) paling sering muncul dalam setiap adegan, (2) menjadi pusat
perhatian tokoh-tokoh yang lain, (3) kejadian-kejadian yang melibatkan tokoh lain selalu dapat
dihubungkan dengan peran tokoh utama, dan (4) dialog-dialog yang dilibatkan tokoh-tokoh lain
selalu berkaitan dengan peran tokoh utama.

3. Latar atau setting


Latar adalah sebuah keadaan yang dibuat untuk mendukung cerita drama. Dalam teks drama,
latar dapat diketahui dari perpindahan babak, penyebutan nama tempat, lokasi, maupun
suasana. Sedangkan dalam drama pementasan, latar dapat diketahui dari perubahan tata
panggung, kostum, tata lampu atau pencahayaan.
4. Alur atau plot
Alur adalah rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan cerita. Alur drama
mencakup bagian-bagian 1) pengenalan cerita; 2) konflik awal; 3) pengembangan konflik; dan
4) penyelesaian.
5. Dialog
Terdapat tiga elemen yang harus ada dalam dialog:
1) Tokoh adalah pelaku yang mempunyai peran dalam cerita.
2) Wawancara adalah dialog atau percakapan yang harus diucapkan oleh tokoh.
3) Kramagung adalah petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan yang harus dilakukan oleh
tokoh. Biasanya Kramagung dituliskan dalam tanda kurung (biasanya dicetak miring).
6. Amanat
Amanat dalam teks drama adalah pesan yang disampaikan kepada pembaca atau penonton.
Amanat dapat diketahui setelah Anda membaca atau menonton drama.
7. Bahasa
Bahasa merupakan media komunikasi antartokoh. Bahasa juga bisa menggambarkan watak
tokoh, latar, atau peristiwa yang sedang terjadi.

Unsur ekstrinsik
Unsur ekstrinsik drama adalah unsur-unsur pembentuk drama dari luar.
a. Latar belakang pengarang
Latar belakang pengarang tentu berbeda-beda, sehingga menghasilkan karya drama yang berbeda-
beda pula antar satu pengarang dengan pengarang lainnya.

b. Nilai agama dan kepercayaan


Nilai-nilai lain seperti politik,sosial dan budaya juga turut mempengaruhi drama.

c. Psikologis pengarang
Satu wilayah psikologi sastra yang membahas kejiwaan pengarang sebagai suatu tipe maupun
seorang pribadi.

d. Situasi sosial budaya


situasi segala hal yang diciptakan manusia dengan pikiran budinya dalam kehidupan
bermasyarakatan

Berdasarkan sarana
Berdasarkan sarana/alat yang digunakan untuk menyampaikan kepada penikmat drama dibedakan
menjadi 6 jenis, yaitu drama panggung, drama radio, drama televisi, drama film, drama wayang, dan
drama boneka.
a. Drama panggung
Drama panggung dimainkn oleh para aktor dipanggung pertunjukan. Penonton berada disekitar
panggung dan dapat menikmati secara langsung . dengan cara melihat perbuatan para actor,
mendengarkan dialog, bahkan dapat meraba kalau mau dan boleh.
b. Drama radio
Drama radio tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa didengarkan oleh penikmat, berbeda
dengan drama panggung yang bisa ditonton saat dimainkan.
c. Drama televisi
Drama televisi dapat didengar dan dilihat . hampir sama dengan drama panggung ,hanya bedanya
drama televisi tidak dapat diraba. Dalam televisi dapat ditayangkan langsung, dapat pula direkam
dulu lalu ditayangkan kapan saja sesuai dengan progam mata acara televisi.
d. Drama film
Drama film hampir sama dengan drama televisi. Bedanya drama film menggunakan layar lebardan
biasanya dipertunjukkan di bioskop dan penontonnyaberduyun-duyun pergi ke bioskop. Namun,
drama film dapat pula ditayangkan dari studio televisi sehingga penonton daopat menikmati di
rumah masing-masing.
e. Drama wayang
Ciri khas tontonan drama adalah ada cerita dan dialog. Karena itu, semua bentuk tontonan yang
mengandung cerita disebut drama, termasuk wayang kulit dan wayang golek. Para tokoh
digambarkan dengan wayang atau golek yang dimainkan oleh dalang.
f. Drama boneka
Drama boneka hampir sama dengan wayang. Bedanya ,dalam dama boneka para tokoh
digambarkan dengan boneka yang dimainkan oleh beberapa orang. Bahkan, kalau bonekanya besar
(didalamnya ada orang) boneka itu dapat bermain sendiri tanpa dimainkan dalang.

Berdasarkan ada atau tidaknya naskah


Berdasarkan ada atau tidaknya naskah yang digunakan drama dapat dibedakan menjadi dua yaitu drama
tradisional dan dramamodern.
a. Drama tradisional
Drama tradisional adalah tontonan drama yang tidak menggunakan naskah. Kalau ada naskah,
naskah itu hanya berupa kerangka cerita dan beberapa catatan yang berkaitan dengan permainan
drama.Watak , tokoh, dialog, dan gerak geriknya diserahkan sepenuhnya kepada pemain. Dengan
cara seperti itu risiko gagal tentu saja sangat besar. Risiko gagal itu menjadi kecil kalau para
pemainnya sudah banyak pengalaman.

b. Drama modern
Drama modern menggunakan naskah. Naskah yang berisi dialog dan perbuatan para pemain itu
benar-benar diterapkan. Artinya, pemain menghafalkan dialog dan berbuat atau melakukan gerak-
gerik seperti yang tertulis dalam naskah. Dialog yang sudah dihafalkkan itu lalu dicobakan dalam
praktik, disertai grrak-gerik seperti yang dikehendaki naskah. Para pemain berlatih berulang-ulang
sampai benar-benar bisa memerankan dengan penuh penjiwaan tokoh yang diperaninya.

Contoh naskah teks drama modern.


Perhatikan contoh naskah teks drama berikut ini.

Di sebuah kelas SMA, ada 4orang siswa yang sedang bahagia. Namun kondisi berubah ketika mereka
mendapatkan kabar bahwa besok akan ujian.
Renas : “Eh kalian udah belajar buat ulangan besok?”
Robi : “Belum”
Zainal : ” Astaga, Innalillahi.”
Renas : ”Apa? Kalau nilai ulangannnya jelek bisa dihukum.”
Zainal :“Paling-paling hukumannya juga cuma lari keliling lapangan bola 5 kali doang.”
Renas : “Bukan! Kali ini hukumannya serem, harus ikut pelajaran tambahan setiap pulang
sekolah.Kamu sudah belajar Rin? (Melirik ke arah Ririn).”
Ririn :” Sudah dong, Ririn (sambil menunjuk-nunjuk bangga ke dirinya sendiri).”
Singkat cerita, kemudian mereka bertaruh. Siapa yang nilai ujiannya paling besar, maka akan
dianggap menang dan bisa memerintah orang yang kalah. Ririn berusaha keras untuk belajar, sedangkan
Robi berjuang keras untuk membuat contekan di kertas kecil.
(Saat Ujian)
Pak Asep :” Baik anak-anak, silahkan buka lembar soalnya sekarang!”
Ririn : “Bismillah.”
Robi : “Soal ini kan gampang sekali. Kalau gini kan gak akan ketahuan. (Sambil menempelkan
kertas contekan di pungguh Pak Asep).”
Pak Asep : “Bapak keluar dulu, ingat jangan nyontek atau bertanya pada temannya ya. Dan satu lagi,
jangan ribut. (keluar kelas).”
Robi : ”Rencana B dimulai (menyilangkan kaki dan melihat kertas contekan di atas sepatunya).”
Robi : ” Ah, bukan yang ini (bingung)”
Robi : “Ah yang ini nih! (sambil mengeluarkan kertas contekan dari dasi).”
Robi : ” Selesai (sambil merebahkan diri di kursi, tersenyum puas sambil melirik teman-
temannya yang lain belum selesai mengerjakan).”
(Akhirnya ulangan selesai, dan Pak Asep membagikan kertas hasil ujian kepada semua siswanya).
Pak Asep :“Ini hasil ujian kalian (sambil membagikan kertas).”
Ririn : “Hore! Nilaiku 85 (tersenyum puas.”
Zainal : ”Hahahaha, aku dapat 65. Lumayan ujian kemarin cuma 60.”
Robi : “Lhah Pak, kok nilai ujian saya cuma 50?”
Pak Asep :” Sebab soal nomor 11-20 di balik kertas gak kamu isi.”
Robi : “Apa? Masih ada soal lagi?”
Ririn : “Hahahaha, kamu kalah Roy! Dengan ini saya perintahkan kamu gak nyontek lagi waktu
ujian! (sambil menunjuk-nunjuk Roy dengan tertawa lepas).”
Pak Asep : “Apa? Jadi kamu kemarin nyontek? Oke, kalau begitu nilai kamu saya kurangi 5
poin”.
Robi : “Aduuuh, apes benar aku ini (mengucek-ngucek rambut)”
Akhirnya, Robi menyadari kesalahannya dan berjuang kerasuntuk belajar. Dia tidak pernah
menyontek saat ujian lagi

ISTILAH-ISTILAH DALAM DRAMA


1. Babak merupakan bagian dari lakon drama. Satu lakon drama mungkin saja terdiri dari satu, dua,
atau tiga babak. Dalam pementasan, batas antara babak satu dan babak lain ditandai dengan
turunnya layar, atau lampu penerang panggung dimatikan sejenak. Bila lampu itu dinyalakan
kembali atau layar ditutup kembali, biasanya ada perubahan penataan panggung yang
menggambarkan setting yang berbeda. Baik setting tempat, waktu, maupun suasana terjadinya suatu
peristiwa.

2. Adegan adalah bagian dari babak yang menggambarkan satu suasana yang merupakan bagian dari
rangkaian suasana-suasana dalam babak. Sebuah adegan hanya menggambarkan satu suasana yang
merupakan bagian dari rangkaian suasana-suasana dalam babak. Setiap kali terjadi penggantian
adegan tidak selalu diikuti dengan penggantian setting.

3. Prolog adalah kata pendahuluan dalam lakon drama yang memainkan peran yang besar dalam
menyiapkan pikiran penonton agar dapat mengikuti lakon/cerita yang disajikan. Prolog sering berisi
sinopsis cerita, perkenalan tokoh-tokoh dan pemerannya, serta konflik-konflik yang akan terjadi di
panggung.

4. Epilog adalah kata penutup yang mengakhiri pementasan yang berisi kesimpulan atau pesan moral
yang bisa diambil dari cerita drama.

5. Dialog adalah percakapan para pemain. Dialog harus diucapkan dengan penjiwaan emosional,
pelafalan yang jelas, dan volume suara yang keras.

6. Monolog adalah percakapan seorang pemain dengan dirinya sendiri. Isinya bisa berupa ungkapan
rasa senang, rencana yang akan dilaksanakan, ataupun sikap terhadap suatu kejadian.
7. Mimik adalah ekspresi gerak-gerik wajah untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain.
8. Pantomim adalah ekspresi gerak-gerik tubuh untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain.
9. Pantomimik adalah perpaduan ekspresi gerak-gerik wajah dan tubuh untuk menunjukkan emosi
pemain.
10. Gestur adalah gerak-gerik besar yaitu gerakan tangan, kaki, kepala, dan tubuh yang dilakukan para
pemain.
11. Bloking adalah aturan berpindah tempat dari tempat yang satu ke tempat yang lain agar penampilan
pemain tidak menjemukan.
12. Akting adalah gerakan-gerakan yang dilakukan pemain sebagai wujud penghayatan peran yang
dimainkannya.
13. Improvisasi adalah gerakan-gerakan atau ucapan-ucapan penyeimbang untuk lebih menghidupkan
pemeranan.
14. Ilustrasi adalah iringan bunyi-bunyian untuk memperkuat suasana yang sedang digambarkan.
15. Kostum adalah pakaian para pemain yang dikenakannya pada saat memerankan tokoh cerita di
panggung.
16. Skenario adalah susunan garis-garis besar lakon drama yang akan diperagakan pemain.
17. Panggung adalah tempat para aktor memainkan drama.
18. Layar adalah kain penutup panggung bagian depan yang dapat dibuka dan ditutup sesuai kebutuhan.
19. Penonton adalah semua orang yang hadir untuk menyaksikan pertunjukan drama.
20. Sutradara adalah orang yang memimpin dan paling bertanggung jawab dalam pementasan drama
atau orang yang mengatur dan memimpin dalam sebuah permainan
21. Kramagung adalah petunjuk dalam naskah drama yang bisa berupa petunjuk laku, ekspresi,
intonasi, dan gerak yang ditulis dalam tanda kurung.
22. Akting adalah gerakan-gerakan yang dilakukan pemain sebagai wujud penghayatan peran yang
dimainkannya. Bila gerakan-gerakan itu terlalu banyak, dinamakan over akting (laku lajak).
23. Aktor adalah orang yang melakukan akting, yaitu pemain drama. Pengertian aktor bisa menjangkau
pemain pria dan wanita, khusus pemain wanita disebut aktris.

Anda mungkin juga menyukai