Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 2

TEORI SASTRA /PBIN4104


Tutor Mata Kuliah : Drs. Moh. Taufik, M.Pd.

Nama : Natali Buna Meni


Nim : 051178805
Pogram Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra
SOAL:
Jelaskan unsur-unsur yang membangun sebuah
drama!

Pengertian Drama
Sebelumnya, kamu sudah tahu belum apa itu drama? Drama adalah komposisi syair
atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak, melalui
tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Drama biasa disebut juga dengan
istilah lain, seperti sandiwara, lakon, tonil, sendratari, atau tablo.

Pengertian Drama Menurut para Ahli


Nah, istilah drama, sebetulnya datang dari khazanah kebudayaan Barat, khususnya
tradisi bersastra Yunani. Drama sendiri berasal dari istilah Yunani, draomai, yang
artinya suatu tindakan, aksi, perbuatan, dan sebagainya. Berikut pengertian drama
menurut para ahli:

 Kraus (1999: 249) dalam bukunya Verstehen und Gestalten

Drama adalah bentuk gambaran seni yang datang dari nyanyian dan tarian ibadat
Yunani kuno, yang di dalamnya terdapat dialog dramatis, konflik, dan
penyelesaiannya yang dipertunjukkan di atas panggung.
 Moulton (dalam Soediro Satoto 1991: 3)

Drama adalah hidup yang ditampilkan dalam gerak. Artinya, drama dapat
menggerakkan fantasi penonton/pembaca. Mereka dapat melihat kehidupan
manusia yang diekspresikan secara langsung melalui drama.

 Bathazar Verhagen

Drama adalah kesenian melukis sifat dan sifat manusia melalui gerak.

 Atar Semi (1993: 156)

Drama adalah sebuah cerita atau tiruan mengenai perilaku manusia yang
dipentaskan.

Pementasan drama (Sumber: jepara.go.id)

Dalam sebuah drama, terdapat naskah drama atau teks drama. Naskah drama
adalah sebuah teks yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia melalui
tingkah laku (akting) yang dipentaskan. Bisa dibilang, naskah drama
merupakan blueprint dari sebuah drama. Karena drama akan dieksekusi sesuai
dengan naskah drama yang sudah dibuat.
Baca Juga: Cerita Fabel: Pengertian, Ciri-Ciri, Struktur, dan Contohnya

Agar drama dapat berjalan dengan baik, terdapat banyak hal yang perlu
diperhatikan, nih! Mulai dari unsur-unsur drama, struktur, ciri-ciri, hingga kaidah
kebahasaan yang digunakan dalam teks drama. Biar nggak makin penasaran, kita
bahas satu per satu, yuk!

Ciri-Ciri Drama
Drama memiliki beberapa ciri khas yang perlu kamu ketahui, di antaranya yaitu:

 Disampaikan dalam bentuk dialog.


 Memiliki tokoh atau karakter yang diperankan.
 Terdapat konflik atau ketegangan yang menjadi inti dari cerita drama.
 Dilakukan di atas panggung yang telah dilengkapi dengan peralatan dan
properti untuk menghidupkan suasana.
 Dilakukan di hadapan penonton karena drama merupakan sarana hiburan.

Unsur-Unsur Drama
Unsur-unsur drama terdiri dari empat hal, yaitu alur, penokohan, dialog, dan latar.
Berikut penjelasan lengkapnya!
1. Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan cerita. Alur
drama mencakup bagian-bagian pengenalan cerita, konflik awal, perkembangan
konflik, hingga penyelesaian. Dalam drama, terdapat tiga jenis alur, yakni:

a. Alur Maju

Alur maju adalah alur yang menggambarkan cerita berjalan berurutan ke depan atau
kronologis.

b. Alur Mundur

Alur mundur adalah alur yang menggambarkan cerita berupa peristiwa mundur ke
belakang atau sorot balik (flashback).

c. Alur Campuran

Alur campuran adalah perpaduan dari alur maju dan mundur atau disebut
juga compound.

2. Penokohan

Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan karakter tokoh. Dalam sebuah


pementasan drama, tokohlah yang menggambarkan atau memerankan secara
langsung cerita yang ada dalam naskah drama. Tokoh terbagi dua berdasarkan
perannya, yaitu:

a. Tokoh Utama

Tokoh utama adalah tokoh yang menjadi sentral cerita dalam pementasan drama.

b. Tokoh Pembantu

Tokoh pembantu adalah tokoh yang dilibatkan atau dimunculkan untuk mendukung
jalan cerita.

3. Dialog

Dialog adalah karya tulis yang disajikan dalam bentuk percakapan antara dua tokoh
atau lebih. Dalam dialog terdapat dua unsur, yakni:

a. Wawancang
Wawancang adalah kata-kata atau kalimat yang harus diucapkan oleh tokoh dalam
drama.

b. Kramagung

Kramagung adalah petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan yang harus


dilakukan oleh tokoh.

4. Latar

Latar adalah keterangan ruang dan waktu yang ada dalam drama. Latar dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Latar Tempat

Latar tempat menggambarkan lokasi terjadinya setiap scene dalam drama. Latar
tempat dapat digambarkan dengan bantuan properti yang mendukung.

Misalnya, drama yang dipentaskan adalah drama fabel yang berlatar tempat di hutan
belantara. Maka, bisa ditambahkan properti seperti pohon-pohon buatan,
rerumputan buatan, bunga-bunga buatan, serta kostum hewan yang dikenakan oleh
para tokoh.

b. Latar Waktu

Latar waktu menggambarkan waktu terjadinya setiap scene dalam drama, bisa berupa
hari, jam, tanggal, bulan, maupun tahun. Sama halnya dengan latar tempat, latar
waktu juga dapat digambarkan dengan bantuan properti yang mendukung.

Misalnya, suatu scene dalam drama berlatar waktu siang hari yang terik, maka bisa
ditambahkan properti seperti lampu sorot berwarna terang yang menandakan
bahwa scene tersebut terjadi di siang hari.

c. Latar Suasana

Latar suasana menggambarkan suasana terjadinya setiap scene dalam drama. Latar
suasana dapat digambarkan dengan bantuan properti, musik, maupun akting yang
dilakukan tokoh.

Misalnya, suatu scene dalam drama berlatar suasana yang mencekam, maka bisa
ditambahkan properti seperti lampu yang remang-remang, musik yang
menegangkan, dan akting tokoh yang seolah merinding dan ketakutan.

Baca Juga: Teks Ulasan: Pengertian, Jenis, Struktur, Kebahasaan, dan


Contohnya
Struktur Teks Drama
Next, kita masuk ke bagian struktur teks drama. Struktur teks drama terdiri dari tiga
bagian, yaitu prolog, dialog, dan epilog.

1. Prolog

Prolog adalah bagian berupa kata-kata pembuka, pengantar, ataupun latar


belakang yang umumnya disampaikan oleh dalang, narator, atau tokoh tertentu.

2. Dialog

Dialog adalah percakapan antartokoh dalam drama. Dialog terdiri atas tiga bagian,
yaitu:

 Orientasi → bagian awal cerita


 Komplikasi → bagian pengembangan cerita
 Resolusi → bagian akhir cerita

3. Epilog
Epilog adalah kata-kata penutup yang berisi simpulan maupun amanat tentang
keseluruhan isi drama.

Kaidah Kebahasaan Teks Drama


Gimana, sampai sini, kamu tertarik untuk membuat teks drama? Setelah mengetahui
unsur-unsur dan struktur teks drama, kita masuk ke kaidah kebahasaannya dulu,
nih. Supaya kamu semakin paham dan dapat membuat naskah drama yang bagus
dan menarik! Kaidah kebahasaan yang digunakan dalam drama, antara lain sebagai
berikut:

 Berupa dialog.
 Menggunakan tanda petik pada dialog.
 Menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau epilog (dia,
beliau, ia, -nya).
 Menggunakan kata ganti orang pertama dan kedua pada bagian dialog
(aku, saya, kami, kita, kamu).
 Banyak menggunakan konjungsi temporal (sebelum, sekarang, setelah itu,
mula-mula, kemudian).
 Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa
(menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat).
 Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang
dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh (merasakan, menginginkan,
mengharapkan, mendambakan, mengalami).
 Menggunakan kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau
suasana (ramai, bersih, baik, gagah, kuat).

Contoh Drama Singkat


Diariku

Tokoh: Mina dan Yeri

Sinopsis: Suatu hari sepulang jam sekolah, Yeri sedang menulis sesuatu di buku
diarinya. Tak disangka, Mina yang habis rapat OSIS, melihat Yeri duduk sendirian di
ruang kelas. Yeri pun dikagetkan oleh kedatangan Mina.

Dialog:

Mina: “Hai, Yeri!”

Yeri: (Terdiam dan merunduk sedih)

Mina: “Kamu kenapa, Ri? Apa ada masalah?”


Yeri: “Oh Mina, nggak kok. Aku nggak apa-apa.”

Mina: “Jangan bohong, aku melihat kamu termangut sedih dari tadi. Cerita saja
padaku. Ada apa?”

Yeri: “Sudahlah, tak ada yang perlu aku jelaskan padamu.”

Mina: “Lalu ini apa? (mengambil buku diari Yeri) Kamu menyimpan rahasia di sini?”

Yeri: (marah) “Enggak! Kembalikan bukuku! Kamu nggak akan mengerti dengan
perasaanku!”

Mina: “Kamu kenapa sih, Ri? Jika ada masalah, cerita saja!”

Yeri: (Menangis) “Aku hanyalah anak yang tidak diharapkan siapa-siapa. Orang
tuaku selalu membandingkanku dengan saudaraku. Aku seperti pembantu saja
tinggal di sini!”

Mina: “Pasti sulit rasanya ya, Ri.” (mengusap punggung Yeri)

Yeri: “Setiap hari, aku selalu disuruh ini, disuruh itu. Semua pekerjaan rumah aku
yang mengerjakan. Mereka nggak peduli denganku!”

Mina: “Kalau kamu sedang merasa kesusahan dan muak dengan keluargamu.
Sekali-kali datang ke rumahku saja. Kita bermain sampai perasaan sedihmu hilang,
ya.”

Yeri: “Tetap saja, aku harus pulang dan menghadapi orang tuaku nantinya, Mina.”

Mina: “Jangan khawatir, kita cari solusi agar orang tuamu tahu bahwa hal yang
mereka lakukan salah.”

Yeri: “Terima kasih ya, Mina. Aku akan coba tegar sampai mendapatkan jawaban
dari masalah ini.”

Mina: “Begitulah pentingnya sahabat. Aku senang bisa membantu mengatasi


masalahmu.”

Jenis-jenis Drama
Berikut jenis-jenis drama yang perlu kamu ketahui:
1. Opera
Opera merupakan jenis drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik.
Biasanya para tokoh yang memainkan opera bernyanyi berbagai judul lagu yang
berbeda. Para penonton yang menyaksikan opera bisa dimanjakan dengan nyanyian
bersuara merdu.

2. Tragedi
Tragedi merupakan jenis drama yang menggambarkan kesedihan. Dari awal hingga
akhir ceritanya, kamu akan diperlihatkan kesedihan dan berbagai kegagalan sang tokoh
utama. Di akhir cerita, tragedi biasanya akan ditutup dengan duka atau kematian dari
tokoh utama. Para penonton akan dibawa emosinya untuk ikut merasakan kesedihan
yang terjadi dalam tragedi.

3. Komedi
Komedi adalah jenis drama yang bermaksud untuk menimbulkan kelucuan dan menarik
gelak tawa para penonton. Komedi dibuat bertujuan sebagai hiburan. Meski begitu,
komedi dan acara lawak tidak sama. Komedi masih memperhatikan unsur yang terdapat
dalam drama.

4. Tragikomedi
Tragikomedi adalah jenis drama yang memadukan antara drama tragedi dan komedi.
Selain menampilkan kisah sedih sang tokoh utama, alur cerita tragedi akan diselingi
dengan candaan untuk mewarnai sebuah drama yang dipentaskan.

5. Farce
Farce adalah jenis drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan.
Farce mulai dikenal luas sejak abad ke-14. Farce biasanya bersifat satir (menyindir),
namun ringan. Dengan komposisi dramatis, pertunjukan farce akan
memperlihatkan situasi yang diniliai cukup mustahil

6. Tablo
Tablo adalah jenis drama yang mengutamakan gerak-gerik para pemainnya. Karena itu,
jenis drama ini tidak mengucapkan dialog seperti drama lainnya. Penonton harus
menebak sendiri alur cerita yang disajikan melalui gerakan yang dibuat.

7. Melodrama
Melodrama adalah salah satu jenis drama yang dialognya diucapkan dengan diiringi
musik tertentu. Musik yang digunakan dalam melodrama dimaksudkan untuk membuat
para penonton terbawa emosi dan menunjukkan karakter dari para pemainnya.
Biasanya, melodrama selalu berakhir bahagia.
8. Sendratari
Sendratari adalah jenis drama yang menggabungkan antara seni drama dan seni tari.
Sendratari mengutamakan gerak-gerak penguat ekspresi sebagai pengganti dialog. Di
Indonesia, sendratari banyak digunakan untuk menceritakan kisah ramayana yang
menyelamatkan Dewi Sinta.

Tambahan:

Drama merupakan suatu pertunjukan karya seni yang


bercerita tentang kehidupan manusia. Adapun unsur unsur
drama terbagi 2 yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
1. Unsur Intrinsik, merupakan unsur yang membangun atau
membentuk suatu drama dari dalam. Adapun komponennya
yaitu tema, alur, tokoh , latar/setting, dan amanat.

 Tema, merupakan ide atau gagasan utama dalam


sebuah drama.
 Alur, merupakan rangkaian atau jalan cerita dari
sebuah drama.
 Tokoh, merupakan orang yang berperan dalam sebuah
drama.
 Latar, merupakan tempat, waktu, dan suasana dalam
sebuah drama.
 Amanat, merupakan pesan yang ingin disampaikan
oleh pengarang kepada pembaca.

2. Unsur Ekstrinsik, merupakan unsur yang membangun atau


membentuk sebuah drama dari luar. Unsur ekstrinsik sangat
berengaruh pada suatu karya sastra tetapi tidak menjadi
bagian dari karya sastra tersebut. Seperti,

 latar belakang Penulis dari suatu karya sastra tersebut,


misalnya asal usul penulis, pendidikannya, agamanya,
dll.
 Latar belakang masyarakat pada suatu karya sastra
baik novel, drama maupun cerpen, misalnya bagaimana
kondisi ekonomi, kondisi sosial masyarakat, politik, dll.
 Nilai nilai yang terkandung pada karya sastra baik itu
novel, drama maupun cerpen, misalnya nilai nilai
agama, sosial,dll
 Latar belakang dalam pembuatan karya sastra,
misalnya motivasi penulis pada saat akan membuat dan
ingin menyelesaikan karya sastra tersebut.

Demikian penjelasan yang dapat saya paparkan

Kurang dan lebihnya saya mohon maaf

Sekian dan TerimaKasih

Anda mungkin juga menyukai